Di susun oleh :
2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah pada Allah swt atas bimbingan dan pertolongan-
Nya sehingga makalah Sistem Keperawatan Jiwa yang berjudul Defisit
keperawatan diri ini dapat disusun dengan baik. Semoga sholawat dan salam
tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang akan pengetahuan
seperti saat ini.
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang
yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan
personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan
kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan
sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien.
Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan
klien maka perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan
hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan emosional klien. Oleh karena
itu penulis membahas makalah ini untuk mempelajari tentang defisit perawatan
diri dan mengkaji pasien dengan gangguan perawatan diri.
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Klinik
Dengan disusunnya makalah yang berjudul Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan defisit keperawatan diri, diharapkan bisa
memeberikan manfaat dan menjadi salah satu sumber refrensi bagi para
pembaca.
1.4.2. Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan disusunnya makalah yang berjudul Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan defisit keperawatan diri, bisa
menjadi sumber refrensi dalam pengembangan penerapan asuhan
keperawatan di klinik.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.2. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak bisa melakukan perawatan diri (depkes 2000).
Deficit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan toileting) ( nurjannnah, 2004).
Kurang perawatan diri adalah kondisi di mana seorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (tarwo dan wartonah, 2000).
2.3. Etiologi
Menurut tarwo dan wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Peneruna kesadaran
1. Factor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan insiatif terganggu
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
c. Kemampuan realitas menurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Factor presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisis, perceptual, cemas, lelah/lemah,
yang di alami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
2.4. Klasifikasi
1. Kurang perawatan diri : mandi/kebersihan
2. Kurang perawatan diri ; mengenakaran pakaian / berhias
3. Kurang perawatan diri : makan
4. Kurang perawatan diri : toileting
Isolasi sosial
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi : Nama, jenis kelamin, umur, pendidikan,
pekerjaan, status, tempat tinggal
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang : lelah,badan bau,rambut kotor dan
pemalas
b. Riwayat kesehatan dahulu : apakah pernah sebelumnya mengalami
deficit perawatan diri,dan apa saja cara yang digunakan untuk
mengatasi masalah ini.
c. Riwayat kesehatan keluarga : adakah keluarga mengalami deficit
perawatan diri sebelumnya.
3. Keluhan utama
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri,Defisit
perawatan diri dan Isolasi Sosial
3.4. intervensi
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi :
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali
pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan
sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika
panjang.
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang
benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti,
handuk dan sandal.
TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi :
a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,
ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Intervensi :
a. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan
diri.
TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien
menjaga kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah
dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan
kemajuan yang telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi
terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap
dalam menjaga kebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam
menjaga kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan
misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak
menjawab.
c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-
buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
KERJA
“ Berapa kali T mandi dalam sehari ? apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T
apa kegunannya mandi ? apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri ? kira-kira
tanda orang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya…? Badan gatal, mulut
bau apa lagi…? Kalau tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut
T yang bisa muncul?” betul ada kudis, kutu…dsb.
“ apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka ? kapan saja T menyisir
rambut ? bagaimana dengan bedakan ? apa tujuan sisiran dan berdandan?”
TERMINASI
Bagaimana perasaan T setelah mandi dan menganti pakaian ? coba T sebut lagi
apa saja cara- cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi?”
“ bagaimana perasaan tina setelah kita mendiskusiakan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi? Sekarang coba tina ulangi lagi tanda- tanda bersih dan rapi “
“ bagaiman sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi…? Dua kali pagi dan
sore, mari… kita masukkan dalam jadwal aktifitas harian. Nahh lakukan ya T…
dan beri tanda kalau sudah di lakukan seperti M (mandiri) kalau di lakukan tanpa
di suruh , B ( bantuan ) kalau di ingatkan baru di lakukan dan T ( tidak ) tidak
melakukan. Baik besok lagi kita berdandan . oke ? “ pagi-pagi setelah makan.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak bisa melakukan perawatan diri (depkes 2000). Menurut depkes
(2000) tanda dan gejala lain klien dengan deficit keperawatan diri dibagi menjadi
3 segi, yaitu fisik, psiko, dan social.
4.2. Saran
Dengan di susunnya makalah ini ,di harapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah ada dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di samping itu kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar kami bisa berorientasi
lebih baik lagi dalam penyusunan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA