Anda di halaman 1dari 8

HUKUM PELURUHAN BERURUTAN

H:

MIRIAM SIRAIT (4153321025)

EKSTENSI FISIKA 2015

MATA KULIAH : PENDAHULUAN FISIKA INTI

Dosen Pengampu : Irfandi, S.Pd., M.Si.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Sebab rahmatnya kita dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendahuluan Fisika
Inti yang didalamnya berisi tentang materi dan pembahasan dari Hukum Peluruhan
Berurutan.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap umumnya kepada pembaca semuanya
supaya bisa memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun terhadap
kesempurnaan tugas makalah ini terutama untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat, umumnya untuk para pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar isi...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Aturan Umum Proses Peluruhan................................................................ 2


B. Peluruhan Berurutan.................................................................................. 3
C. Peluruhan Alpha......................................................................................... 4
D. Peluruhan Beta........................................................................................... 4
E. Peluruhan Gamma...................................................................................... 5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom yang lebih stabil.
Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan radioaktif (radioactive decay). Dalam setiap
proses peluruhan akan dipancarkan radiasi. Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena
komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah
dengan memancarkan radiasi alfa (α) atau radiasi beta (β). Sedangkan bila ketidakstabilannya
disebabkan karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasar, maka akan berubah
dengan memancarkan radiasi gamma (γ).
Unsur yang inti atomnya mampu melakukan aktivitas radiasi spontan berupa pemancaran
sinar-sinar radioaktif dinamakan unsur (zat) radioaktif. Pemancaran sinar-sinar radioaktif
(berupa partikel atau gelombang elektromagnetik) secara spontan oleh inti-inti berat yang tidak
stabil menjadi inti-inti yang stabil disebut Radioaktivitas. Inti yang memancarkan sinar
radioaktif disebut inti induk dan inti baru yang terjadi disebut inti anak.
Proses pemancaran partikel α oleh inti atom disertai perubahannya inti menjadi inti atom lain,
disebut peluruhan α. Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti helium merupakan
inti stabil dengan nomor massa dan nomor atom yang kekal. Peluruhan alfa dapat dianggap
sebagai sebuah reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi dua inti “anak” (daughter).
Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek terowongan dalam mekanika kuantum. Tidak
seperti peluruhan beta, peluruhan partikel alfa diatur oleh gaya nuklir kuat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah aturan umum proses peluruhan?
2. Bagaima proses peluruhan alpha?
3. Bagaimana proses peluruhan beta dan gamma?
C. Tujuan
1. Mengetahui aturan umum proses peluruhan
2. Mengetahui proses peluruhan alpha
3. Mengetahui proses peluruhan beta dan gamma

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aturan Umum Proses Peluruhan


B. Peluruhan Berurutan
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri
Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan
berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia berfikir
pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan
fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan
menempatkan beragam material fosforen diatasnya. Semuanya tidak menunjukkan hasil sampai
ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia
menggunakan garam uranium tesebut. Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik hitam pada
pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan, material dijaga pada
tempat yang gelap. Juga, garam uranium nonfosforen dan bahkan uranium metal dapat juga
menimbulkan efek bintik hitam pada pelat. Walaupun uranium dibungkus dengan kertas timah
dan disimpan ebebrapa bulan, ternayat masih menunjukkan keaktifan dengan memancarkan
radiasi. Berarti, unsur ini dapat memancarkan radiasi secara spontan, peristiwa ini disebut
radioaktivitas.
Setiap inti tak stabil akan meluruh menjadi bagian-bagian lain (inti baru dan partikel) dengan
memenuhi hukum-hukum kekekalan massa-energi, momentum, muatan listrik dan momentum
sudut total. Andaikan inti induk (inti 1) meluruh menjadi inti turunan (inti 2) yang radioaktif
pula dan meluruh menjadi inti 3 yang stabil. λ 1 adalah tetapan peluruhan inti 2. Pada saat
awal peninjauan, t = 0, N1 = N0 sedangkan N2 = N3 = 0. Pada inti 1 terjadi pengurangan: dN 1 =
-�1 N1 dt. Pada inti 2 terjadi penambahan: dN2 = -�2 N2 dt. Perubahan cacah inti 2 adalah:
dN2 = �1 N1 dt – �2 N2 dt

Jika ada suatu radionuklida yang meluruh menjadi anak luruhnya, dan anak luruh tersebut
bersifat radioaktif sehingga akan meluruh menjadi radionuklida berikutnya, maka peluruhan
tersebut disebut dengan peluruhan radioaktif berturutan Jika dibuat dalam suatu reaksi, maka
A λ→₁ B λ→2 C
Radionuklida A adalah radionuklida induk yang meluruh dengan konstanta peluruhan �1
menjadi radionuklida B (radionuklida anak). Radionuklida B akan menjadi C dengan konstanta
peluruhan �2. Banyaknya nuklida A yang meluruh dihitung dengan menggunakan :
N1 = N 01 e−λ₁ t
Dengan N 01 adalah banyaknya nuklida pada waktu t = 0. Nuklida anak akan terbentuk
dengan laju sebesar laju peluruhan nuklida induk dan nuklida anak akan dengan laju �2 N2 atau
dN 2
= �1 N1 - �2 N2
dt
dN 2
+ �2 N2 = �1 N 01 e−λ₁ t
dt
Persamaan diferensial linier orde satu tersebut dapat diselesaikan dengan metode standar
yang hasilnya adalah sebagai berikut :
λ₁ −λ t
N2 =
λ2−λ ₁ N 01 ( e−λ₁ t ) + N 02 e
2

Jika pada awalnya hanya ada nuklida A saja atau N 02 = 0 pada t = 0, maka:
λ₁ 1
0 −λ t −λ t
0
N2 = N 1 (e −e ) 2

λ2−λ ₁
1.1. Peluruhan Berurutan dalam Jumlah Banyak
Pembahasan sebelumnya adalah untuk menentukan banyaknya nuklida anak dari
peluruhan berturut (N2), sedangkah untuk menentukan N3, N4, dan seterusnya digunakan
0 0 0
solusi Bateman dengan asumsi bahwa pada t = 0 maka N2 = N3 = ... = Nn = 0.
Penyelesaian dari permasalahannya adalah :
−λ t −λ t −λ t
N n=C 1 e +C 2 e + …+C n e
1 2 n

λ1 λ2 … λn−1
C1 = N 01
( λ2−λ 1) ( λ3−λ 2 ) …( λ n−λ1 )

λ1 λ2 … λn −1
C2 = N 01 , dst
( λ1−λ 2 )( λ3−λ 2 ) …( λ n−λ2 )

C. Peluruhan Alpha
Karena gaya tarik antara nukleon berjangkauan pendek, energi ikat total dalam inti hampir
berbanding lurus pada nomor massa A, banyaknya nukelon yang dikandungnya. Inti yang
mengandung 210 nukleon atau lebih demikian besarnya sehingga gaya nuklir berjangkauan
pendek yang mengikatnya hampir tak dapat mengimbangi gaya tolak-menolak protonnya.
Peluruhan alfa dapat terjadi pada inti seperti itu sebagai suatu cara untuk memperbesar
kemantapannya dengan mereduksi ukuran intinya. Sedangkan inti berat, secara prinsip secara
spontan tereduksi melalui peluruhan alfa, persoalan yang tertinggal ialah bagaimana partikel
alfa dapat meloloskandiri dari dalam inti. Walaupun peluruhan alfa tidak dapat diterangkan
berdasarkan penalaran memakai fisika klasik, mekanika kuantum menyediakan keterangan
yang langsung. Kenyataannya teori peluruhan alfa dikembangkan secraa bebas oleh Gamow
dan Gurney bersama Condon dalam 1928, dan disambut orang sebagai suatu bukti keampuhan
dari mekanika kuantum. Partikel alfa bisa ada sebagai suatu partikel di dalam inti. Partikel
semacam ini terus menerus dalam keadaan gerak dan dibatasi geraknya hanya dalam inti oleh
rintangan potensial yang melingkupinya.
Pada peluruhan α dipancarkan sinar α yang terdiri dari partikel α, yaitu partikel yang
bermuatan listrik positif yang terbentuk di dalam inti atom dan terdiri dari dua proton dan dua
neutron. Oleh karena partikel α memiliki sifat-sifat yang sama dengan inti helium maka secara
4
simbolik dinyatakan dengan 2 He . Nuklida radioaktif yang melakukan peluruhan α akan
kehilangan dua proton dan dua neutron dan membentuk nuklida baru. Apabila nuklida
A
radioaktif sebelum melakukan peluruhan α secara simbolik dinyatakan dengan Z X , maka
setelah melakukan peluruhan α nuklida tersebut menjadi nuklida baru yang secara simbolik
A−4
dinyatakan dengan Z−2 X . Peristiwa peluruhan α ini dapat dituliskan secara simbolik melalui
reaksi inti sebagai berikut :

A A−4 4
Z X  Z−2 Y + 2 α

Beberapa sifat sinar alfa adalah sebagai berikut:


4
 Sinar α merupakan pancaran partikel α berupa inti atom helium ( 2 He )
yang bermuatan +2e dan bermassa 4 sma.
 Sinar α dapat menghitamkan pelat film dengan jejak berupa garis lurus.
 Radiasi sinar α mempunyai daya tembus paling lemah diantara radiasi sinar
radioaktif yang lain.
 Daya ionisasinya paling kuat dibandingkan sinar β dan sinar γ .
 Dibelokkan dalam medan magnet maupun medan listrik.
 Kecepatan yang dimiliki partikel sinar α berkisar antara 0,054c sampai 0,07c
D. Peluruhan Beta

Anda mungkin juga menyukai