Anda di halaman 1dari 2

Sifat flok yang dihasilkan dengan penggunaan koagulan yang beragam pada air yang

mengandung asam humat selama proses koagulasi di perhatikan sepenuhnya. Pertumbuhan flok
ditunjukkan pada (Gambar 7). Berdasarkan hasil yang disajikan pada Bagian 3.1, dosis optimal
AHF adalah 20,5 mg Al/L untuk kedua koagulan rangkap. Berdasarkan hasil kinerja masing-
masing koagulan, dosis PACl ditetapkan pada 6 mg Al/L, dan dosis Al2(SO4)3 ditetapkan pada 8
mg Al/L. Pada gambar terlihat bahwa koagulan yang berbeda-beda menghasilkan ukuran flok
yang berbeda pula. At the aggregated stage, the PACl and Al 2 (SO 4 ) 3 coagulants showed flocs
forming at low growth rates, achieving the largest floc sizes of 194 and 170 l m, respectively,
after 10 min, followed by a steady-state growth period over the next 5 min. Pada tahap agregat,
koagulan PACl dan Al2(SO4)3 menunjukkan ukuran flok yang terbentuk di tingkat pertumbuhan
yang rendah, mencapai ukuran flok terbesar dari 194 dan 170 µm, masing-masing setelah 10
menit, diikuti dengan periode pertumbuhan yang stabil selama 5 menit berikutnya. However, for
the PACl –AHF, Al 2 (SO 4 ) 3 –AHF dual coagulants, flocs grew more rapidly and reached peak
floc sizes after 12 min. Namun, untuk koagulan ganda PACl-AHF dan Al 2(SO4)3-AHF,
pembentukan flok tumbuh lebih cepat dan mencapai ukuran puncaknya setelah 12 menit. The
dual coagulants displayed markedly faster floc formation rates and yielded larger sized flocs at
steady-state. Koagulan ganda menunjukkan laju pembentukan flok yang lebih cepat dan
menghasilkan flok berukuran lebih besar. These results could be attributed a dominant coag-
ulation mechanism.Penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa netralisasi muatan adalah
mekanisme utama yang mengatur koagulan alumunium dan ionik . Furthermore, the additional
pres-ence of AHF also played significant roles when the dual coagulants were used. Selain itu,
kehadiran tambahan AHF juga memainkan peran penting ketika koagulan ganda digunakan. The
AHFs consist of large-sized clusters, which could entrap small particles and promote the growth
of flocs by sweep flocculation.AHFs terdiri dari partikel yang berukuran besar, yang dapat
menjebak partikel kecil dan meningkatkan pertumbuhan flok dengan mekanisme penjebakan
parikel. Previous studies have reported that flocs produced by sweep flocculation can be much
larger than those individually formed by charge neutralization .Penelitian Wenzheng (2010)
melaporkan bahwa flok yang dihasilkan oleh mekanisme penjebakan partikel mampu memiliki
ukuran jauh lebih besar daripada yang dibentuk oleh netralisasi muatan. Additionally, flocs
formed with PACl –AHF had larger sizes than those produced with Al 2 (SO 4 ) 3 –AHF. Selain
itu, flok yang terbentuk dengan PACl-AHF memiliki ukuran yang lebih besar daripada koagulan
Al2(SO4)3–AHF. This is likely because PACl is a high molecular weight polymer with an
adsorption bridge ability, which is beneficial to form large-sized flocs than ionic coagulants. Hal
ini terjadi karena PACl adalah polimer dengan berat molekul tinggi dengan kemampuan
jembatan adsorpsi, yang bermanfaat untuk membentuk floc berukuran besar daripada koagulan
ionik.

Anda mungkin juga menyukai