Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi ini, manusia tak luput dari ilmu pengetahuan dan rasa
penasaran akan perkembangan zaman. Sehingga, setiap detiknya lahirlah buah
tonggak pemiikiran berupa inovasi dan seni kreasi yang dapat merubah peradaban
dunia.
Musik merupakan seni. Banyak mendengarkan musik yang sudah tak asing
lagi di telinga. Mulai dari yang ber-genre (beraliran) rock (heavy metal) sampai
mendengarkan musik klasik itu sendiri. Disamping itu, dari sekian banyak genre
musik hanyalah musik klasik yang memiliki peranan penting dalam mengaktifkan
sistim limbic di otak. Sehingga, terdapat keseimbangan antara system peredaran darah
dan emosi. Karenanya, dapat merangsang otak sehingga sistim limbic otak teraktivasi
dan akhirnya perasan tenang akan diperoleh, sehingga tekanan darah akan ikut
menjadi teratur saat diperdengarkannya ritme musik ini. Disinilah musik klasik
berfungsi sebagai obat penawar stress (tekanan).
Berdasarkan uraian diatas maka, untuk itu penulis tertarik mengkaji masalah ini
didalam sebuah tulisan yang berjudul “Pengaruh Mendengarkan musik (Klasik)
Sebagai Anti Hipertensi”.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang
terapi alternative menggunakan musik untuk menangani hipertensi.

C. Batasan Masalah
Pada makalah ini penulis hanya membahas mengenai musik sebagai terapi alternative
anti hipertensi, yang meliputi beberapa pokok bahasan diantaranya, yaitu:
1. Apa pengertian music dan pengertian hipertensi?
2. Apa manfaat mendengarkan musik untuk kesehatan?
3. Apa pengaruh mendengarkan musik bagi tubuh?
4. Apakah alasan pemilihan mendengarkan musik sebagai anti hipertensi?
5. Bagaimana mekanisme musik sebagai obat anti hipertensi?
6. Apa sajakah dan cara melakukan terapi secara mandiri?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Musik
Musik adalah ungkapan perasaan dan pengalaman hidup manusia yang dituangkan
melalui rangkaian nada-nada . pengertian musik menurut pendapat ahli yaitu antara lain:
 David Ewen
Musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-
nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai
ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional.
 Suhastjarja
Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep
pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang
mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang
waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan.

Adapun musik sebagai anti hipertensi adalah pemakaian musik sebagai sarana terapi
guna memperbaiki, menjaga, maupun meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosi
seseorang. Mendengarkan musik merupakan salah satu cara yang mudah dan bermanfaat
bagi kesehatan dan juga kecerdasan.

B. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan
yang abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah
akan didapat dua angka. Angka yang lebih tingggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,
misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh (Ruhyanudin, Faqih,
2007).

2
Dikatakan tekanan darah tingggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Hipertensi yang sangat parah yang bila tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam
waktu 3-6 bulan disebut hipertensi maligna. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya
berdasarkan satu pengukuran. Jika pada pengukuran pertama menberikan hasil yang
tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak dua kali pada
waktu dua hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan
hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk
menggolongkan beratnya hipertensi (Ruhyanudin, Faqih, 2007). Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam
satu hari juga berbeda, paling tinggi diwaktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur
malam (Ruhyanudin, Faqih, 2007).
Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Dewasa Kategori
Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
(hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(hipertensi sedang)
Stadium 3
(hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(hipertensi maligna)

3
Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri
merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh
stimulus tertentu. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan dan mencari upaya
untuk menghilangkan nyeri. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual.
Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik atau mental, sedangkan
kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu.
Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri (International Association for the Study of
Pain, IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan
(Perry & Potter, 2006).
Sedangkan kenyamanan adalah konsep sentrai tentang kiat keperawatan. Berbagai
teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang
merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki
subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis,
sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka
menginterpretasikan dan merasakan nyeri (Perry & Potter, 2006).
Dikalangan komunitas peneliti medis, stres merupakan subjek kontroversial,
meskipun dokter rumah sakit sering melihat bahwa stres sangat mempengaruhi kondisi
pasien mereka. Stres mempercepat produksi senyawa berbahaya, meningkatkan kecepatan
denyut jantung dan kebutuhan akan suplai darah, dan tidak lama kemudian meningkatkan
tekanan darah. Stres dan emosi negatif mempengaruhi tubuh dengan berbagai cara yang
sangat nyata dan psikologis. Terutama pada orang dengan irama jantung yang tidak
teratur, tekanan mental dapat memicu kekacauan detak jantung yang berbahaya.
Kekacauan ini cukup untuk menyebabkan serangan jantung. Tekanan mental juga
menyebabkan bagian dalam pembuluh darah mengalami pengerutan, sehingga
meningkatkan resiko kematian tiba-tiba akibat gangguan jantung. Stres mendadak akan
memicu disfungsi endotelial yaitu suatu istilah kedokteran untuk menggambarkan tidak
berfungsinya pembuluh arteri, serta kegagalan arteri untuk mengembang (Kowalski,
Robert, 2010).
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu, dan bila stres sudah
hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa mendadak yang mengakibatkan stres
dapat meningkatkan tekanan darah, namun akibatnya menjadi stres berkelanjutan yang

4
dapat menimbulkan hipertensi belum dapat dipastikan. Terkadang pada orang-orang
tertentu, kenaikan tekanan darah yang sesaat diduga dapat mengakibatkan kerusakan
sehinggga menjadi hipertensi yang permanen (Karyadi, Elvina, 2006).
Adapun hal penting lain yang menggambarkan penyakit hipertensi antara lain:

1. Penyebab Hipertensi
a. Asupan garam yang tinggi
b. Strees psikologis
c. Faktor genetik (keturunan)
d. Kurang olahraga
e. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol
f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
g. Peningkatan usia
h. Kegemukan

2. Tanda dan Gejala Hipertensi


Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain.
a. Kepala pusing
b. Gemetar
c. Sering marah – marah
d. Jantung berdebar-debar
e. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
f. Keringat berlebihan
g. Gangguan penglihatan
h. Rasa berat ditekuk
i. Sukar tidur

3. Diet Hipertensi
a. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie, tapioca, nasi
b) Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-kacangan
c) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon, tomat,
dll.

5
b. Makanan yang dibatasi
a) Garam dapur
b) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol

4. Pencegahan Hipertensi
a. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
b. Diet hipertensi
c. Menjaga keseimbangan berat badan
d. Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
e. Istirahat yang cukup
f. Hindari strees
g. Olahraga yang teratur

5. Konsumsi garam perhari adalah:


a. Hipertensi ringan : ½ sendok teh per hari
b. Hipertensi sedang : ¼ sendok teh per hari
c. Hipertensi berat : tanpa garam

C. Manfaat Mendengarkan Musik Untuk Kesehatan


Musik adalah suara yang tertata dan teratur. Mendengarkan musik memiliki pengaruh
mendalam pada fisik dan mental seseorang. Mendengarkan musik secara teratur sangat
bermanfaat bagi kesehatan karena menghilangkan stress, depresi, pikiran dan tubuh
menjadi rileks sehingga tubuh kembali bertenaga.
Manfaat mendengarkan musik adalah mendapatkan stimulus positif, seperti lebih rileks
dan memperbaiki mood. Mendengarkan musik akan memberikan tenaga baru, mental
yang segar, dan hubungan sosial yang hangat.

Mendengarkan musik adalah kegiatan menyenangkan yang mempengaruhi seluruh


otak. Hal ini memberikan manfaat tidak hanya untuk merasa santai, tetapi juga untuk
koordinasi tubuh dan motivasi. Berikut adalah manfaat Musik:
1. Penyembuhan: Mendengarkan musik dapat memiliki hasil positif pada manajemen
nyeri. Mendengarkan musik dapat mengurangi rasa sakit kronis, mengurangi sensasi
nyeri, mengurangi rasa nyeri berkepanjangan dan nyeri pasca operasi. Saat

6
melahirkan juga bagus mendengarkan musik ini. Sangat bagus diigunakan untuk
mengurangi konsumsi obat-obatan medis. Musik relaksasi memberikan kontrol dan
menyebabkan tubuh melepaskan endorfin untuk melawan rasa sakit.
2. Mengurangi tekanan darah: Mendengarkan musikatau lagu-lagu klasik sekitar
30 menit setiap hari dapat menurunkan tekanan darah/hipertensi.
3. Obat untuk Jantung: Musik sangat efektif di gunakan untuk mengobati penyakit
kronis seperti jantung, kanker dan lainnya. Ini merupakan cara dan tips yang mudah
dan murah. Efek rileks musik ini dapat berpengaruh besar pada penyembuhan diri.
4. Mempercepat pemulihan: musik bagus di gunakan untuk mempercepat pemulihan
kesehatan seperti stroke dan penyakit lainnya.
5. Meningkatkan imunitas: Musik meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
6. Mengembangkan pikiran yang kreatif: Menurut penelitian, musik mampu
menginspirasi seseorang ketika menciptakan sebuah ide. Musik dapat membuat
kreatifitas lebih baik karena memiliki kekuatan untuk mengembangkan fungsi otak
yang lebih tinggi.
7. Meningkatkan kinerja daya ingat/memori: Musik menjadikan kita memasuki kondisi
rileks yang dalam dan memasuki kondisi bawah sadar, dimana memori tersimpan.
8. Membantu meningkatkan konsentrasi dan fokus: Studi menunjukkan bahwa
mendengarkan nada yang santai meningkatkan intensitas konsentrasi.
9. Membantu gerakan tubuh dan koordinasi: Melalui musik, ketegangan otot kita
berkurang. Musik juga meningkatkan gerakan dan koordinasi tubuh.
10. Menghilangkan kelelahan: Hal yang tidak perlu diragukan lagi, mendengarkan musik
bisa menjadi cara yang efektif dalam menemukan energi ekstra bagi tubuh. Hal ini
dapat menghilangkan kelelahan yang disebabkan terlalu banyak latihan dan kelelahan
yang disebabkan oleh pekerjaan repetitif dan membosankan.
11. Meningkatkan produktivitas: Mendengarkan musik sambil bekerja dapat
menginspirasi kita. Kebanyakan orang bekerja dengan baik dan tampil lebih baik
dalam pekerjaan ketika mereka sambil mendengarkan musik.
12. Merilekskan pikiran dan membantu mengatsi sulit tidur: Salah satu cara mengatasi
insomnia adalah dengan mendengarkan musik klasik. Studi menunjukkan bahwa
mendengarkan musik dapat membuat Anda santai, gelombang otak menurun,
sehingga tidur Anda jadi lebih mudah.

7
13. Membantu mengurangi stres dan meningkatkan rilaksasi: Mendengarkan musik bukan
hanya menenangkan pikiran tapi juga fisik. Musik membantu dalam relaksasi otot-
otot yang tegang karena terlalu lama bekerja. Hal ini juga membantu melepaskan
ketegangan yang disebabkan oleh suasana yang menantang. Ketika mendengarkan
musik, Anda akan merasakan secara perlahan stres Anda menghilang. Anda akan
menjadi lebih optimis dan positif.
D. Pengaruh Mendengarkan Musik Bagi Tubuh
Mekanisme Musik Dalam Mempengaruhi Manusia.
Musik memiliki tiga bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat
mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.
Terapi musik dominan frekuensi sedang (750 – 3000 Hz) bisa mengendalikan respons
emosional (tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh) pasien hipertensi primer dalam
1 sampai 5 hari intervensi. Dengan multi modal stimulus yang dimiliki, ketika musik
diterima oleh indera pendengaran manusia, musik akan merambah masuk melalui saraf
pendengaran, diterima, diartikan oleh otak, dan apabila musik itu bagus maka musik turut
mempengaruhi suatu organ di otak yang bernama sistem limbik, saat sistem limbik
teraktivasi maka seseorang menjadi rileks.
Kondisi inilah yang memicu tekanan darah menurun. Setelah perangsangan terjadi
maka akan terlibatlah unsur emosi yang dimiliki manusia. Sehingga akan mempengaruhi
semua metabolisme yang ada di otak (Sumantri, Fritz, 2009).

Anda harus memahami bahwa pola gelombang otak manusia untuk menentukan
aktivitas tubuh seseorang dan pikiran. Oleh karena itu, yang sebelumnya diketahui bahwa
musik berpengaruh lebih besar pada otak kanan, ternyata juga memengaruhi otak kiri
akibat pancaran yang dilakukan oleh Corpus Callosum dengan menyebarkan informasi

8
dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa musik
memengaruhi kedua belah otak.
Akustik, suara, vibrasi, dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi
oleh sperma untuk membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang
melingkupi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis, mempunyai
vibrasi, dan memiliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang dihasilkan oleh dinding
rahim, denyut jantung, aliran darah, bisikan suara ibu, suara dan desah napas, mekanisme
gerakan dan gesekan tubuh bagian dalam, gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta
banyak lainnya. Semua ini dapat dikelompokkan sebagai sebuah kesempurnaan suara.
Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita
kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang
telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di
dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah
jarak Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai saat ini. Pertama:
jarak retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian
otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh
bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia. Kedua: melalui
Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik,
Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut
jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain, dan
ketiga: melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Seorang peneliti Ira
Altschuler mengatakan “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis
pusat otak telah diinvasi.”
Gilman dan Newman (1996) mengemukakan bahwa Planum Temporale adalah bagian
otak yang banyak berperan dalam proses verbal dan pendengaran, sedangkan Corpus
Callosum berfungsi sebagai pengirim pesan berita dari otak kiri kesebelah kanan dan
sebaliknya. Seperti kita ketahui otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri
dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal
seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya
proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar
melalui Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut
berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang. Dr. Lawrence Parsons dari
Universitas Texas San Antonio menemukan data bahwa harmoni, melodi dan ritme

9
memiliki perbedaan pola aktivitas pada otak. Melodi menghasilkan gelombang otak yang
sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni dan ritme lebih terfokus pada
belahan otak kiri saja. Namun secara keseluruhan, musik melibatkan hampir seluruh
bagian otak.
Sebuah survey pada suatu seminar menunjukkan bahwa pendengarnya mengatakan
bahwa mereka tidak mendengarkan syair dari sebuah lagu. Namun pada waktu lagu
tersebut diperdengarkan, separuh dari mereka dapat melagukannya tanpa mereka sadari.
Hal ini menunjukkan adanya memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang
masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat.
Otak selalu terisi dengan masalah dan urusan pekerjaan. Akibatnya otak secara
langsung dominan pada fase gelombang Beta sepanjang hari. Apa akibatnya jika otak
selalu dominan pada fase gelombang Beta ini? Otak akan terasa selalu tertekan, mudah
lelah, merasa bosan dan tidak bisa rileks, bahkan bisa mengalami stres.
Sebenarnya kita bisa tetap rileks dalam beraktivitas dan bekerja sepanjang hari. Dengan
selalu mengkondisikan gelombang otak Anda pada frekwensi Alpha, maka ibarat mobil
yang berjalan pada gigi dua, mesin tidak cepat panas. Saat Anda sudah mampu dalam
kondisi frekwensi gelombang alpha, hidup Anda akan terasa nyaman, rileks dan lebih
santai.
Jadi, untuk meningkatkan kwalitas hidup Anda dalam bekerja, beraktivitas serta
menjalankan tugas apapun, manfaatkanlah kondisi alpha ini. Bayangkan saja, jika dalam
menjalani aktivitas Anda merasa nyaman, rileks, terhindar dari perasaan cemas, depresi
dan stres.
Jika Anda merasa kesulitan untuk mencapai kondisi rileks ini, Ada cara yang mudah
dan efektif untuk memproduksi gelombang Alpha, yaitu dengan mendengarkan musik.
Musik menstimulasi otak Anda untuk masuk pada frekwensi Alpha. Dengarkan pada saat
istirahat kerja, menjelang tidur dan saat-saat apapun dimana Anda memerlukan perasaan
rileks. Lebih dari itu, Anda dapat menggunakan Musik untuk menghasilkan pola
Gelombang Otak Alpha dalam menghadapi segala macam situasi stres sepanjang hari.
Cara terbaik untuk mengurangi stres secara efektif adalah sebelum Anda memulai untuk
bekerja dan setelah menjalani kerja sepanjang hari. Anda juga dapat menggunakan musik
relaksasi ini untuk membantu Anda dalam berkonsentrasi selama bekerja dan
menyelesaikan tugas-tugas penting, dengarkan musik sebagai background ruangan
ditempat kerja Anda.

10
Aktivitas rumah yang berat juga bisa mengakibatkan stres, sehingga mendengarkan
musik saat melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring atau bersih-bersih sangat
membantu Anda untuk selalu rileks dan terhindar dari perasaan stres. Aktivitas rumah
akan Anda jalani dengan perasaan tenang dan bahagia. Anda juga sangat memerlukan
Musik ini ketika Anda belum mendapatkan cukup tidur pada malam hari, dengarkan
Musik sehingga Anda dapat bekerja lebih efektif sepanjang hari serta menurunkan
kejenuhan ataupun stress sebagai salah satu pemicu hipertensi.
E. Alasan Pemilihan Mendengarkan Musik Sebagai Anti Hipertensi
Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian.
Rangkaian nada alunan musik mampu meningkatkan mood dan memengaruhi kondisi
psikologis seseorang. Musik juga bisa menjadi sarana relaksasi maupun terapi. Untuk
relaksasi, seseorang yang hanya sebatas mendengarkan alunan nada, ini disebut musik
pasif. Sedangkan untuk terapi, pasien bisa ikut menyusun komposisi atau menyumbang
lirik. Untuk musik sebagai terapi, ini merupakan jenis musik aktif.
Musik untuk terapi membantu penyembuhan dari dalam, misalnya mengatasi depresi.
Dengan membantu memperbaiki kondisi depresi, pasien diharapkan mau berobat.
Kemauan melawan penyakit akan memperbaiki kualitas hidup pasien, yang menentukan
kesembuhannya.
"Sebetulnya tidak hanya dari sisi psikologi, musik juga membantu penyembuhan dari sisi
fisik, mental, estetika dan spiritual. Musik juga mampu meningkatkan keterampilan
motorik dan fungsi kognitif," kata pendiri Institut Musik Daya Indonesia (IMDI), Prof
Tjut Nyak Deviana Daudsyah, DA.Mus.Ed pada kampanye edukasi Artritis Rematoid di
Jakarta.
Beberapa jenis penyakit yang menggunakan musik sebagai terapi pendukung adalah
stroke, penyakit jantung seperti hipertensi, gangguan neurologis dan epilepsi, serta
gangguan psikologi. Lebih jauh Tjut mengatakan, musik yang digunakan untuk terapi
berbeda dan bersifat spesifik antar pasien. Hal ini dikarenakan selera musik tiap orang
yang berbeda. Apalagi pada terapi musik, pasien bisa ikut berpartisipasi. Namun memang
ada jenis musik tertentu yang walau menjadi favorit pasien, disarankan untuk tidak
didengarkan selama terapi. Jenis ini antara lain heavy metal, punk, atau musik hardcore
lainnya.
"Musik untuk terapi sebaiknya memiliki frekuensi dan volume yang tidak terlalu
tinggi atau rendah. Seorang terapis musik memang punya repertoir sendiri. Namun

11
repertoir ini sangat fleksibel bergantung pada selera dan jenis musik yang biasa didengar
pasien," terang Tjut.
Sebagai terapi pendukung non obat, musik berperan penting dalam peningkatan
kemampuan perlawanan terhadap penyakit. Hal ini bisa dicapai karena musik membantu
keseimbangan emosi dan menghilangkan depresi pasiendan juga menurunkan kecemasan
ataupun rasa tekanan yang diperoleh, yang mejadi salah satu penyebab meningginya
tekanan darah seseorang atau hipertensi.
F. Mekanisme Musik Sebagai Obat Anti Hipertensi
Terapi musik dengan mendengarkan musik telah banyak dibahas pada berbagai
literatur medis. Penggunaan terapi musik sendiri sudah dimulai setelah Perang Dunia I,
ketika itu para pelaku terapi hanya sekelompok pemusik dan digunakan untuk
mengobati para veteran yang memiliki trauma perang baik mental maupun fisik dari
perang tersebut. Setelah Perang Dunia II, terapi musik dikembangkan secara intensif pada
rumah sakit di Amerika kemudian di daratan Eropa .
Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri dari
melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Musik memiliki kekuatan untuk
mengobati penyakit dan ketidakmampuan yang dialami oleh tiap orang. Ketika musik
diaplikasikan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan
memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual dari setiap individu.
Hal ini dikarenakan, musik memiliki beberapa kelebihan, seperti musik bersifat universal,
Nyaman dan menyenangkan, berstruktur. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam
hidup kita berakar dari irama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi
semuanya berulang dan berirama.
Intervensi dengan terapi musik dapat mengubah secara efektif ambang otak kita
yang dalam keadaan stress menjadi secara fisiologis lebih adaptif. Musik tidak
membutuhkan otak untuk berpikir maupun menginterpretasi, tidak pula dibatasi oleh
fungsi intelektual maupun pikiran mental. Musik tidak pula memiliki batasan-batasan
sehingga begitu mudah diterima organ pendengaran kita dan melalui saraf pendengaran
diterima dan diartikan di otak dan musik dapat masuk langsung ke otak emosi kita atau
sistem limbik . Musik dapat pula beresonansi dan bersifat naluriah , sehingga musik
masuk otak kita tanpa jalur kognitif. Lebih jauh lagi yang terpenting adalah terapi musik
tidak membutuhkan panduan fungsi intelektual tinggi untuk berjalan efektif.

12
Semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan sebagai terapi musik. Seperti lagu-
lagu relaksasi , lagu popular maupun lagu / musik klasik. Namun anjurannya adalah
memilih lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan / menit yang bersifat rileks , karena
apabila terlalu cepat maka secara tidak sadar stimulus yang masuk akan membuat kita
mengikuti irama tersebut , sehingga keadaan istirahat yang optimal tidak tercapai. Musik
klasik seringkali menjadi acuan untuk terapi musik ini. Di antara musik klasik yang sering
menjadi acuan adalah : karya Mozart, karena hampir semua karya Mozart memiliki nada-
nada dengan frekuensi tinggi, rentang nada begitu luas dan tempo yang dinamis.
Terapi musik dan Hipertensi
Belakangan ini pembelajaran dari neuroimaging menemukan korelasi saraf dari proses
dan persepsi akan musik. Rangsangan musik tampak mengaktivasi jalur-jalur spesifik di
dalam beberapa area otak, seperti sistem Limbik yang berhubungan dengan perilaku
emosional. Dengan mendengarkan musik , sistem Limbik ini teraktivasi dan individu
tersebut pun menjadi rileks. Saat keadaan rileks inilah tekanan darah menurun. Jadinya
tidak hanya obat Prozac (antidepresi) saja, yang dapat bekerja di sistem Limbik, namun
juga terapi musik. Selain itu pula alunan musik dapat menstimulasi tubuh untuk
memproduksi molekul yang disebut nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada tonus
pembuluh darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Berbagai penelitian yang
dilakukan di India maupun Italia menunjukkan efektivitas terapi musik untuk mengurangi
nyeri, kecemasan maupun hipertensi. Pada penelitian di Italia menunjukkan kelompok
penderita hipertensi yang sedang minum obat antihipertensi bila diikuti dengan
mendengarkan musik klasik 30 menit / hari disertai dengan latihan nafas perut selama
satu bulan menunjukkan penurunan tekanan darah yang bermakna dibandingkan dengan
kelompok pasien yang hanya mengandalkan obat antihipertensi.
Selain itu pula Penelitian lain pada pasien yang akan menjalani tindakan endoskopi
atau peneropongan organ pencernaan , terbukti dengan terapi musik dapat mengurangi
kecemasan dan terapi musik dapat membuat pasien lebih rileks dengan hasil akhir
memberikan efek positif terhadap detak jantung maupun laju nafas. Jelaslah pada
penderita hipertensi tidak hanya cukup mengandalkan obat dokter maupun diet saja, tidak
ada salahnya pula memberi kesempatan tubuh anda untuk rileks dengan mendengarkan
lagu-lagu klasik maupun lagu-lagu favorit anda. Biarkan musik mengalun dan
memberikan efek emosi positif pada otak anda. (Artikel :dr. Yuda Turana, SpS).

13
G. Cara Melakukan Terapi Secara Mandiri
Cara Menjalani terapi musik secara mandiri yaitu:

1. Cobalah Untuk Mendengarkan musik 20-30 menit setiap hari


2. Usahakan dalam keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata.
3. Dalam mendengarkan musik aturlah nafas serileks mungkin.
4. Gunakan headphone agar tak terganggu suara lingkungan sekitar

Dengarkan jenis musik yang bersifat rileks dengan tempo sekitar 60 ketukan per
menit, seperti musik klasik karya Mozart. Lagu dengan tempo 60 ketukan/menit akan
membuat kita lebih rileks,karena apabila terlalu cepat stimulus yang masuk akan
membuat kita mengikuti irama tsb,sehingga keadaan istirahat yang optimal tidak akan
tercapai.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Musik adalah ungkapan perasaan dan pengalaman hidup manusia yang dituangkan
melalui rangkaian nada-nada. Musik adalah suara yang tertata dan teratur. Mendengarkan
musik memiliki pengaruh mendalam pada fisik dan mental seseorang. Mendengarkan
musik secara teratur sangat bermanfaat bagi kesehatan karena menghilangkan stress,
depresi, pikiran dan tubuh menjadi rileks sehingga tubuh kembali bertenaga. Manfaat
mendengarkan musik adalah mendapatkan stimulus positif, seperti lebih rileks dan
memperbaiki mood. Mendengarkan musik akan memberikan tenaga baru, mental yang
segar, dan hubungan sosial yang hangat.
Rangsangan musik mengaktivasi jalur-jalur spesifik di dalam beberapa area otak,
seperti sistem Limbik yang berhubungan dengan perilaku emosional. Dengan
mendengarkan musik , sistem Limbik ini teraktivasi dan individu tersebut pun menjadi
rileks. Saat keadaan rileks inilah tekanan darah menurun. Jadinya tidak hanya obat Prozac
(antidepresi) saja, yang dapat bekerja di sistem Limbik, namun juga terapi musik. Selain
itu pula alunan musik dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul yang
disebut nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah sehingga
dapat mengurangi tekanan darah. Terapi musik untuk mengurangi nyeri, kecemasan
maupun hipertensi. Penderita hipertensi yang sedang minum obat antihipertensi bila
diikuti dengan mendengarkan musik klasik 30 menit / hari disertai dengan latihan nafas
perut selama satu bulan menunjukkan penurunan tekanan darah yang bermakna
dibandingkan dengan kelompok pasien yang hanya mengandalkan obat antihipertensi.

B. Saran
Pada makalah ini, penulis membahas mengenai terapi musik yang digunakan sebagi
obat anti hipertensi. Dalam bahasannya, penulis menyadari bahwa masih terdapat
kesalahan baik mengenai isi, penulisan, penggunaan tanda baca dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik serta saran positif yang membangun
sehingga dapat penulis jadikan perbaikan pada penulisan makalah yang baik dikemudian
hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014). http://www.kaskus.co.id/ /2014/06/24/hubungan-musik-dengan-fungsi-otak/

Djohan. (2006). Terapi Musik: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid I. Jakarta: EGC

Putra, Ristianto. (2012). http://musicforlife.co.id/news/musical-insight/efek-musik-pada-


tubuh-manusia

Ruhyanudin, Faqih. (2007). Buku Ajar Dengan Judul Asuhan Keperawatan Gangguan
Kardiovaskuler. Malang: UMM Press ISBN

Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

16

Anda mungkin juga menyukai