RESUM
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat
Oleh :
1. Wulandari (050210192112)
2. Anjar Puji Lestari (050210102306)
3. Novia Octa Dwi W (060210102029)
1
MEDAN ELEKTROSTATIKA DALAM BAHAN
( DIELEKTRIK )
1.1 Pendahuluan
Dalam konteks kita, bahan dipandang sebagai kumpulan muatan positif
dan negatif yang berasal dan komponen-komponen pembentuk atom, yaitu inti
atom dan elektron. Andai kata muatan didalam bahan bebas bergerak ke setiap
bagian bahan, maka bahan tersebut disebut sebagai bahan konduktor. Biasanya
yang bebas bergerak didalam konduktor adalah elektron-elektron, jadi ada
sebagian elektron dalam konduktor yang tidak terkait dengan inti tetentu.
Konduktor (ideal) dapat memberikan muatan (bebas) dalam jumlah yang
terbatas.Satu atau dua elektron per atom tidak berasosiasi dengan inti tertentu.
Sebaliknya bila semua elektron terkait pada suatu inti, sehingga tidak dapat
bergerak jauh dari inti tersebut, maka bahan itu disebut isolator atau dilektrik.
Dielektrik : Semua muatan terikat pada atom atau molekul, hanya bergerak
sedikit dalam molekul. Pergeseran di dalam skala mikroskopik.
Didalam dielektrik muatan tidak dapat bergerak. Adanya bahan didalam
medan listrik akan mempengaruhi medan tersebut, dan sebaliknya medan juga
akan mempengaruhi susunan muatan didalam bahan. Muatan-muatan yang berada
didalam konduktor yang diletakkan di dalam medan listrik akan menyusun diri
sedemikian rupa sehingga timbul medan yang meniadakan medan luar. Itu
sebabnya medan listrik didalam konduktor selalu sama dengan nol. Untuk
dielektrik situasinya lebih rumit. Karena muatan tidak dapat berpindah, peniadaan
total medan listrik didalam bahan tidak terjadi, yang terjadi hanya sekedar
pelemahan medan saja. Apakah yang terjadi bila suatu atom netral diletakkan di
dalam suatu daerah yang ada medan listriknya (atom netral dalam pengaruh E )?.
Jawabannya tidak terjadi apa-apa karena netral atau atom tak terpengaruh apapun
oleh medan, disebabkan atom netral. Sesungguhnya didalam atom terdapat inti
bermuatan positif, dan sejumlah elektron mengelilingi inti. Kedua macam muatan
tersebut, akan dipegaruhi oleh medan listrik E , sehingga pusat muatan elektron
2
dan inti akan saling terpisah, bergeser kedudukannya. Dalam keadaan ini,atom
disebut terpolarisasi, dengan mempunyai momen dipol hetil disebut P yang
3
(H20), sebelum ada medan, arah dipol permanen ini tersebar secara acak, sehingga
efek totalnya dalam skala makro masih sama dengan nol. Dengan adanya medan
luar, masing-masing dipol akan mengalami…….yang cendrung mengarahkannya
kearah medan.
Contoh: 1
Model atom ini dianggap seperti sebuah bola dengan jari-jari a yang pada pusat
inti bermuatan listrik positif dan dikelilingi oleh muatan negatif. Hitung
polarisabilitas atomik ( α ) pada atom tersebut.
Penyelesaian : Atom yang dimodelkan seperti bola , dimana disekitar permukaan
bola yang bemuatan negatif dikenakan medan listrik E , sehingga mengakibatkan
terjadi pergeseran muatan inti sejauh d. Dengan menggunakan persamaan Gauss.
qc
∫ ∫Eds = ε
dengan qc = pergeseran muatan akitan adanya medan luar
o
sejauh d, yang disebut dengan momen diole listrik p = q.d , sehingga persaman
di atas menjadi
q
∫ ∫Eds = ε q = p/r
o , dimana
qd / r
E.(4πa 2 ) =
εo
p = q d = (4πa 3 ) E
p = αE , α = 4π εo a 3 = 3ε o v
Soal
1. Sebuah atom Hidrogen (sesuai dengan aton Bohr jari-jarinya ½ Angstrom)
diletakkan diantara dua plat metal yang jaraknya 1 mm dan dihubungan
dengan tegangan baterai 500 volt. Secara kasar menurut anda apakah akan
terjadi pemisahan inti atom yang jari-jarinya terpisah sejauh d ? berapa
teganan yang diperlukan agar terjadi ionisasi pada atom hidrogen tersebut.
2. Muatan q berada terpisah sejauh r dari sebuah atom netral yang
polarisabilitasnya α . Hitung gaya interaksi antara keduanya.
4
Molekul Polar :
Dalam atom netral : tidak memiliki momen diple. Momen dipole P muncul
Gambar 1.2
Apakah yang terjadi jika melekul air diletakan dalam medan listrik E yang serba
sama (uniform) Ada gaya :
F+ = q E
F− = − q E ,
gaya (TORSI) = N
5
Gambar 1.3
Teori :
( )
N = ( r+ x F+ ) + r− x F−
S S
( ) ( )
x q E + − x − q E
2
= 2 1.1
N = qSx E , karena P = q S 1.2
( )
= q dE 1.4
d E : Perbedaan medan listrik E pada ujung (+) dan ujung (-).
S << 1
Ambil kenyataan bahwa suatu dipole (sangat rendah), maka ;
d E y = ( ∇E y ).S
d E z = ( ∇E z ) . S
Jadi, resultan gaya
( )
F = q S.∇ E 1.5
( )
F = P.∇ E
6
Dalam melekul, secara umum, keadaannya lebih kompleks P tidak selalu sejajar
dengan E .
ρ'
∇.E =
Σ0
∇x E =0 Semua fenomena elektrostatik
7
- Muatan-muatan tersebut bergerak (bergetar) kerena agitasi termal.
Apakah elektrostatik masih relevan dalam situasi tersebut ?
Untuk persoalan makroskopik yang mengandung banyak atom atau melekul.
Solusi untuk medan listrik :
1 ρdτ
E (r ) = ∫ 2 rˆ
4πΣ 0 r 1.7
Tidak lagi cocok !!
Mengapa ?
1) Karena melibatkan rapat muatan ρ yang posisi-posisi muatannya (sangat
banyak) harus dispesifikasikan secra tepat (eksak).
2) Berfluktuasi secara liar : jika titik observasi sedikit berubah (dalam skala
atomik)
Dalam elektrostatik makroskopik, kita tidak menginginkan informasi detail
melainkan rata-ratanya. Rata-rata medan listrik dalam daerah orde 10-6 cm3 (10-2
cm dalam dimensi linier). Karena volume atomik dalam orde 10-24 cm3, dalam
skala makroskopik terkandung atom dalam orde 1018 atau lebih. Perata-rataan
() ()
akan menghilangkan efek fluktuasi mikroskopik.Perata-rataan E r dan ρ r dalam
suatu volume ∆V yang secara makros kopik kecil, tetapi cukup besar secara
mikroskopis (mengandung banyak atom atau melekul). Variabel ∈ berkisar
E= Σ
p = N P mol :
ρ = N e mol :
D = Σ 0 E + P.
1 ρ P.rˆ
E ≡ Σ =−∇ ∫ + 2 dt
4πΣ 0 r r
→ 1.8
ρ : Rapat muatan rata-rata.
8
P : Momen dipole persatuan volume (Polarisasi)
1 P.dt rˆ
ρ =0→ E = −∇ ∫
Jika bahan → 4πΣ 0 r 2 1.9
1 P.dt rˆ
∴ V=∫
Jadi 4πΣ 0 r 2 1.10
1.4 Polarisasi
Terdapat sekeping bahan dielektrik yang sudah terpolarisasi, diketahui
polarisasinya (P). Vektor polarisasi P adalah momen dipole tiap satuan volum,
maka untuk suatu elemen bervolume dV momen dipolenya adalah
d p = P( r ) dτ
1.11
Polarisasi :
dp
P( r ) =
dτ 1.12
9
000102ffffff00040000002e01180005000000310201000000050000000b0200000000050000000c028002400512000000
002010100050000000102ffffff00040000002e01180005000000310201000000050000000b0200000000050000000c028
1 P. rˆ
V=
4πΣ 0 ∫ r2
dτ
Vol 1.14
1 r̂
∇ = 2 ;
Adanya hubungan dari kalkulus : r r dimana diferensiasinya terhadap
koordinat sumbu, memberikan bentuk :
1 1
V=
4πΣ 0 ∫ P.∇ r dτ
Vol
V=
1 1
4πΣ 0 vol r
( )
1
∫ ∇. P dτ − ∫ ∇.P dτ
Vol r 1.15
Dengan menggunakan teorema divergensi Gaus, maka kita dapat merubahnya
menjadi :
V=
1
∫
4πΣ 0
1
P.d A −
1
∫
1
( )
∇.P dt
r 4πΣ 0 Vol r
1.16
→ ρb = − ∇.P
Rumus potensial didalam bahan dielektrik terpolarisasi dinyatakan sebagai :
1 σb ρ
V= ∫ d A + ∫ b dt
4πΣ 0 r
S Vol r 1.18
σ b
ρ b
10
000005000000ffffffff000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000040000
σ b = P. n̂
V=
1
∫
4πΣ 0
1
P.d A −
1
∫ ( )
1
∇.P dt
r 4πΣ 0 Vol r
muatannya terpolarisasi adalah :
Jadi muatan terikatnya :
11
1 ∂ 1
ρb = −∇ P = − 2 ( r 2 P ) = − 2 3kr 2 = −3k
r ∂r r
medan listrik pada r< R :
4
ρ ( πr 3 )
q 1 kr
∫ ∫Eda = ε o E (4πr 2 ) = 3 E= ρr.rˆo = −
εo 3ε o εo
Medan listrik pada r>R :
4
σ b A + ρ bV = kr (4πR 2 ) + ( −3k )( πR 3 ) = 0
Qt0tal = 3
2. Hitung medan listrik yang dihasilkan oleh polarisasi seragam oleh sebuah bola
yang jari-jarinya R ( Lihat buku Griffid)
3. Sebuah silinder panjang jari-jarinya R membawa muatan terpolarisasi seragam
P terutama pada pusat silinder. Hitung medan listrik di dalam silinder .
Tunjukkan bahwa medan listrik di luar silinder diberikan oleh
R2
E=
2ε o r 3
[
2( P.rˆ ) rˆ − P]
Solusi : Sekarang bayangkan sebuah silinder yan membwa muatan
terpolarisasi seragam P. berapa medan listrik yang ditimbulkan oleh silinder
1
E (2πrl ) = ρ (πr 2l )
tersebut. Dengan menerapkan persamaan Gauss εo di
dalam silinder
ρ ρ
E= r.rˆo = r
2ε o 2ε o untuk silinder dengan muatan terpolarisasi ada dua jenis
medan listrik yaitu oleh muatan listrik positif dan medan oleh muatan listrik
ρ −ρ ρ
E= r+ + r− = (r+ − r− )
negatif, sehingga: 2ε o 2ε o 2ε o
12
+q r+
s r-
-q
ρ P
E= s=
s = r+ - r-, sehingga 2ε o 2ε o karena
P = p / V = q.l / V = ρVl / V = ρ .l
ingat momen dipole dari muatan negatif ke positif
1 ρR 2 rˆ
E (2πrl ) = ρ (πR 2l ) E=
di luar silinder : εo 2ε o r
→ ρ = ρ b + ρf 1.19
13
Hukum Gauss :
ρ
∇.E =
Σ0
Σ 0 ∇.E = ρ = ρb + ρf
Medan total E :
Σ 0 .∇.E + ∇.P = ρf 1.21
( )
∇. Σ 0 E + P = ρf → Karena MedanPergeseran klasik D = Σ 0 .E + P
Maka :
∇.D = ρf 1.22
Medan ini sering disebut sebagai medan perpindahan listrik atau cukup
medan perpindahan. Dengan mengintegrasika kedua ruasnya terhadap ruang, kita
dapatkan bentuk integral dari persamaan (1.22), yaitu hukum Gauss untuk medan
D.
∫ D.d A = Q
s
f
= ∫ dv ρ f
V Hukum Gauss untuk medan perpindahan 1.23
Qf = muatan total bebas didalam volum dibatasi oleh permukaan tertutup S.
Kesimpulan :
Dalam persoalan elektrostatik makroskopik yang menyangkut dielektrik :
ρ
∇.E =
Σ0
Persamaan Mikroskopik : ∇x E = 0
∇.D = ρf
Digantikan oleh : ∇x E = 0
Solusi untuk medan listrik, dalam skala mikroskopik dapat dirumuskan dalam
bentuk :
14
1 ρ P.r̂
E= ∇ ∫ + 2 dt.
4πΣ 0 r r
1.24
Contoh
1. Sebuah kawat panjang membawa rapat muatan garis λ yang seragam,
disekitar kawat dikelilingi oleh ebonit yang jari-jarinya adalah R. Hitung
pergeseran listriknya.
Solusi :
∫ ∫DdA = Q f
λ
D=
D(2πrl ) = λl 2πr
2. Sebuah bola berongga jari-jari bagian dalam a dan jari-jari bagian luar b yang
k
P = rˆ
diisi oleh udara terpolarisasi r , dengan k konstanta dan r adalah jarak
dari pusat bola. Hitung muatan terikatnya dan medan listrik pada tiga daerah
tersebut.
1 ∂ k k
ρb = −∇ .P = − 2 (r 2 ) = − 2
Solusi: r ∂r r r
k k
σ b = P..nˆ = P.rˆ = rˆ.rˆ =
r b pada r = b
k k
σ b = − P..nˆ = − P.rˆ = − rˆ.rˆ = −
r a pada r = a
Dengan menerapkan hukum Gauss :
Qc
E= rˆ
4π εo r 2
For r < a and r > b Q c = 0, so E = 0
For a<r<b
r
k −k
Qc = (− )(4πa ) + ∫ ( 2 )4πr 2 dr = −4πka − 4πk (r − a ) = −4πkr
2
a a r
15
k
E=− rˆ
ε or
Kita sudah melihat akibat adanya polarisa p didalam bahan dielektrik, tetapi
belum mengenal sebab terjadinya polarisasi tersebut. Secara kualitatif dapat
didalam dielektrik. Dalam kebanyakan bahan, jika E tidak terlalu besar, polarisasi
yang terjadi pada bahan sebanding dengan medan listrik.
P = Σ0 X e E 1.25
= ε 0 (1 + X e ) E
D =ε E 1.26
ε
K= →ε = ε o.
→ ε0
Sudah ditunjukan pada umumnya D dan P merupakan mean yang tak rotasional,
16
hal ini berarti bahwa ∇x D ataupun ∇x P tidak sama dengan nol
→ ∫ D. dl ≠ 0 , dan ∫ P.dl ≠ 0
e e
Contoh
1. Ruang diantara plat kapasitor paralel terisi dua slab dengan material dielektrik
linier. Setiap slab mempunyai kedalaman atau tebal s total jarak antara slab
adalah 2s Slab pertama mempunyai konstanta 2 dan slab ke dua mempunyai
konstanta 1,5. Rapat muatan bebas diatas palt adalah + σ dan bagian bawah
adalah - σ . Hitung
a). hitung Pergeseran listrik D pada setiap slab.
b). hitung Medan listrik pada setiap slab.
c). Hitung polarisasi P pada setiap slab
d). hitung potensial diantara slab
1 σ σ
P = (1 − )σ P1 = P2 =
k , Maka 2 dan 3
7
V = E1.s + E2 .s = σ .s
d). 6ε o
17
1
W= CV 2 ( dalam Volum )
2
1 1
W= CV 2 C o kV 2
Dari persamaan 2 = 2
ε
W= ∫ ∫ E∫ 2 dτ
Atau dalam bentuk integral 2
1
W=
2
∫ ∫ D∫ .Edτ
1 2
W=
2ε
∫ ∫ D∫ dτ
Jika kapasitor diisi dielektrik :
→ Kapasitansinya akan meningkat (terhadap Volum) dengan faktor K.
Σ
W = 0 ∫ KE 2 dτ ( dalam Volum )
2 1.28
Σ
W = 0 ∫ KE 2 dτ
2
1
= ∫ D.E dτ
2 1.29
Contoh
18
1. Bola metal dengan jejari a mengandung muatan Q. Bola tersebut dibungkus
sampai jejari b oleh bahan dielektrik linier dengan permitivitas Σ .
Tentukan : a). Potensial dipusat (relatip terhadap ~)
b). Muatan-muatan terikat pada dielektrik.
Jawab :
Hukum Gauss ::
∫ D.d A = Q
s
f
Q r̂
→ D= → untuk r > a
4πΣ 0 r 2
Didalam metal (r , a)
εE=D
D
E=
Σ
Q
r̂ untuk a < r < b
Jadi : 4πΣr 2
Q
r̂ untuk a > b
4πΣr 2
Potensial dipusat :
0
V = ∫ E .dl
~
b
Q a
Q
0
= − ∫
2
~ 4πΣ 0 r
dr − ∫b 4πΣr 2 ∫a ( 0) dr
dr −
Q 1 1 1
= + −
4π Σ 0 b Σ a Σ b
19
1 ∂ 2
ρb = − ∇.P =
r ∂r
2
(
r Pr +) 1
r Sin θ∂θ
∂ ( Sin θ P0 )
1 ∂ Σ0 Xe Q
=− =0
r 2 ∂r 4πΣ
Σ0 Xe Q
4πΣb 2 dipermukaan luar
− Σ0 Xe Q
4πΣa 2 dipermukaan dalam
Jawab : Ukuran keping lebar a dan panjang w, panjang dielektrik yang telah
dimasukkan adalah s, sedangkan tebal dielektrik adalah d, maka
A A
C = εo + εo Xl
d d
a.w a.s
C = εo + εo Xl
d d
1 a.w a.s
W= ε o + ε oX
2 d d V2 l
F =−
dW 1 d CV 2
=
1(
= V2
dC )
dS 2 dS 2 dS
dC ε o X la. dS ε o X l a.
= =
dS d .dS d
20
1 a
F = εo Xl V 2
2 d
A
Co = ε o
b. d A = 0,0136m 2
21