Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan dasar anak. Bermain merupakan kegiatan gerak

dari anak baik pasif maupun aktif untuk menyalurkan kreasinya dan menghilangkan

konflik dari dalam diri anak yang disadari atau pun yang tidak disadari. Selain sebagai

cara penghilang konflik bagi anak, bermain juga merupakan terapi dalam proses

keperawatan. Melalui proses bermain, tanpa disadari semua aspek perkembangan anak

bisa tumbuh dengan optimal sehingga bisa menjadi anak yang cerdas.

Aspek perkembangan anak dapat ditimbulkan secara optimal dan maksimal melalui

proses kegiatan bermain. Mengajak bermain diusia prasekolah maupun diusia sekolah

dapat membantu perkembangan mental dan kecerdasan anak. Tujuan bermain dengan

sasaran anak di TK pada perinsipnya agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan

perkembangan secara optimal, dimana dengan bermain dapat melatih kreatifitas dan

kesabaran anak.

Dalam masa keemasan tumbuh kembangnya, kegiatan anak tidak hanya harus diisi

dengan belajar. Namun anak juga harus bermain sehingga emosinya lebih stabil. Meski

tidak populer namun tidak sedikit orang tua yang sangat merekomendasikan penggunaan

mainan balok susun. Selain untuk bermain, anak dapat menggunakan mainan balok ini

untuk mengasah kecerdasannya. Saat anak menyusun setiap kepingan mainan balok

susun, daya imajinasinya secara tidak langsung akan terlatih. Selain itu saat menyusun

balok, anak juga terlatih motoriknya terutama dalam hal keterampilan dan

ketangkasannya serta kesabarannya

1
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Anak di harapkan melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan

aktivitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif

terhadap lingkungannya.

2. Tujuan Khusus

Setelah bermain anak diharapkan:

a. Bisa berinteraksi dengan sesama teman.

b. Dapat mengembangkan motorik kasar dan motorik halus, bahasa dan sosial.

c. Dapat beradaptasi dengan stress dalam diri.

d. Kooperatif terhadap proses pembelajaran.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap

hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi

anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan

kesejahteraan mental dan sosial anak.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara

optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan

jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara

optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap

perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Fungsi Bermain

Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,

perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai

terapi.

1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak

dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.

2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala

sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan

hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.

4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.

3
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba

peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.

6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar

membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab

atas segala tindakan yang telah dilakukan.

7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan

relaksasi melalui kesenangannya bermain.

C. Tujuan Bermain

1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres selama proses di kelas

2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.

3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.

4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain

1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

2. Jenis kelamin anak

3. Lingkungan yang tidak mendukung

4. Status kesehatan anak

5. Tahap perkembangan

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain

1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain

3. Perlu energi ekstra

4. Ruang untuk bermain

5. Teman bermain

6. Waktu yang cukup

4
F. Klasifikasi Bermain

1. Berdasarkan isi permainan

a. Sosial Affective Play

Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan

antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan

kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang

lain.

b. Sense of Pleasure Play

Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada

anak. Misalnya, bermain dengan pasir.

c. Skill Play

Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan

halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan

terampil bermain sepeda.

d. Games atau Permainan

Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan

perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,.

e. Unoccupied Behaviour

Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,

memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak

tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di

sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan

asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.

5
f. Dramatic Play

Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui

permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau

ibunya.

2. Ditinjau dari karakter

a. Social anlooker play

Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada

inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.

b. Solitary play

Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak

bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan

teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman

sepermainannya.

c. Paralel play

Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu

dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada

usia toddler.

d. Associative play

pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak

yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak

jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.

6
e. Cooperative play

Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini,

juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.

7
BAB III
PROPOSAL BERMAIN

Pokok Pembahasan : Terapi Bermain Pada Anak.

Sub Pokok Pembahasan : Bermain Bola Pingpong Estafet.

Tanggal/ Jam : 11 April 2018.

Tempat : RA Muzdalifah Kendari

Sasaran : Murid- Murid RA Muzdalifah

Waktu : 35 menit.

A. Jenis Permaianan

Bola Pingpong Estafet

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan pemainan, diharapkan pada anak dapat mengembangkan

kreativitas dan kesabaran melalui pengalaman, dapat beradaptasi efektif terhadap

stress, serta dapat membantu dalam proses adaptasi sosial.

2. Tujuan Khusus

Setelah bermain anak diharapkan:

a. Bisa berinteraksi dengan sesama teman.

b. Dapat mengembangkan motorik kasar dan motorik halus, bahasa dan sosial.

c. Dapat beradaptasi dengan stress dalam diri.

d. Kooperatif terhadap proses pembelajaran.

8
C. Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Motorik Kasar

Dapat memegang permainan dengan baik.

2. Motorik Halus

Dapat menjaga keseimbangan bola dalam kertas.

3. Bahasa

Mengerti apa yang dianjurkan.

4. Sosial

Dapat bermain dan berinteraksi dengan teman – temannya.

D. Media dan Alat

1. Bola pingpong

2. Kertas HVS

E. Kegiatan Permainan

No Kegiatan Respon Anak Waktu

1. Persiapan: Ruangan, alat, dan 5 menit

a. Menyiapkan ruangan. anak siap

b. Menyiapkan alat-alat.

c. Menyiapkan anak

2. Pembukaan :

Membuka proses terapi bermain dengan Menjawab salam, 5 menit

mengucapkan salam, memperkenalkan diri. memperhatikan

gerakan tangan dan

mulut

3 Isi :

a. Menjelaskan tujuan permainan, a. Memperhatikan 20 menit

9
b. Menjelaskan cara permainan. b. Memperhatikan

1) Tiap regu berjumlah 7-10 orang .

2) Tetapkan jarak tempuh estafet, start dan

finis (5-10 meter).

3) Tiap peserta memegang selembar kertas .

4) Tugas kelompok adalah berusaha

mengatur gerak bola pimpong melalui

kertas secara estafet hingga sampe ke garis

finis.

5) Orang pertama adalah orang terakhir yang

menyimpan kembali bola pimpongnya.

6) Saat permainan berlangsung tangan tidak

boleh menyentuh atau memegang bola

pimpong.

7) Tim yang mencapai Finis paling cepat

dinyatakan sebagai pemenang.

c. Mengajak anak bermain (Bola Pingpong c. Bermain bersama

Estafet). dengan antusias

d. Mengevaluasi respon anak. d. mengungkapkan

perasaannya

3 Penutup

Menyimpulkan, mengucapkan salam Memperhatikan 5 menit

10
F. Evaluasi

1. Anak dapat bermain Bola Pingpong Estafet dengan hati- hati.

2. Anak dapat mengikuti permainan dengan baik.

3. Anak merasa senang.

4. Anak tidak takut dengan lingkungan sekitarnya.

11

Anda mungkin juga menyukai