Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KAYU
GLOSSARY
Sambungan kayu dibagi dalam 3 kelompok yaitu; a). Sambungan kayu arah
memanjang, b). Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut), c).
Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan). Sambungan memanjang
digunakan untuk menyambung balok tembok, gording dan sebagainya.
Hubungan kayu banyak digunakan pada hubungan-hubungan pintu, jendela,
kuda-kuda dan sebagainya. Sedangkan sambungan melebar digunakan untuk
bibir lantai,dinding atau atap. Jenis sambungan memanjang terdiri dari;
1) Sambungan mendatar dan tegak lurus.
2) Sambungan bibir lurus
3) Sambungan bibir lurus berkait
4) Sambungan bibir miring
5) Sambungan bibir miring berkait
6) Sambungan memanjang balok kunci
7) Sambungan memanjang kunci jepit
8) Sambungan tegak lurus.
Sambungan Bibir Lurus, sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul,
misalnya balok tembok. Pada sambungan ini kayunya banyak diperlemah
karena masing-masing bagian ditakik separuh kayu.
Alat sambungan paku sering dijumpai pada struktur dinding, lantai, dan rangka.
Paku tersedia dalam bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Paku bulat
merupakan jenis paku yang mudah diperoleh meskipun kuat dukungnya relatif
lebih rendah bila dibandingkan dengan paku yang berulir (deform).Umumnya
diameter paku berkisar antara 2,75 mm sampai 8 mm dan panjangnyaantara
40 mm sampai 200 mm. Angka kelangsingan paku (nilai banding antarapanjang
terhadap diameter) sangat tinggi menyebabkan mudahnya paku
untukmembengkok saat dipukul.
Gambar 13-1 :Jenis-jenis paku
Banyak teori dan hasil pengujian mengenai sambungan paku, teori umum dapat
didasarkan atas lenturan seperti balok yang dipengaruhi daya penahan
terhadap lentur dan kokoh desak kayu, dan tarikan dalam paku. Dalam PKKI
syarat-syarat serta cara-cara perhitungan dan perencanaan telah ditetapkan
untuk sambungan paku biasa. Untuk sambungan-sambungan paku istimewa,
seperti dengan penggunaan pelat buhul dari plywood, cara perhitungan ini tidak
dapat dipakai dan perlu diperhatikan penyelidikan-penyelidikan baru yang telah
menghasilkan rumus-rumus dengan mengabaikan pengauh tarikan dalam paku
dan menganggap beban-beban ideal plastis.
Alat sambung baut umumnya terbuat dari baja lunak (mild steel) dengan kepala
berbentuk hexagonal, square, dome atau flat. Diameter baut berkisar antara 12
mm sampai 30 mm. Untuk kemudahan memasang, lubang baut diberi
kelonggaran 1 mm. Alat sambung baut biasanya digunakan pada sambungan
dua irisan, dengan tebal minimum kayu samping 30mm dan kayu tengah 40
mm dan dilengkapi dengan cincin penutup.
Bila dibandingkan dengan alat sambung yang lain, perekat/lem termasuk alat
sambung yang bersifat getas, bagian-bagian kayu keruntuhan sambungan
dengan alat sambung perekat/lem terjadi tanpa adanya peristiwa pelelehan
Alat sambung perekat/lem umumnya digunakan pada struktur balok susun, atau
produk kayu laminasi (glue laminated timber). Sambunagn dengan perekat/lem
berlainan dengan sambungan paku, baut dan pasak. Bagian-bagian kayu tidak
disambung pada titik-titik, melainkan pada bidang-bidang, sehingga
mempunyai kekakuan yang jauh lebih tinggi. Kekakuan tersebut merugikan
dalam sambungan rangka batang, karena timbulnya tegangan-tegangan
sekunder yang besar. Akan tetapi untuk balok-balok tersusun,sambungan
dengan perekat lebih menguntungkan.
Jenis perekat (lem) untuk kayu ditinjau dari bahan pembuatanya antara lain,
adalah;
1) Bahan perekat yang berasal dari hewani, seperti Albumen, Casein, Shellac,
Lilin lebah dan Kak (Animal Glue).
2) Bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah Damar Alam, Arabic
Gum, Protein, Starch, Dextrin, dan Karet Alam. Beberapa bahan perekat
yang berasal dari mineral adalah Silicate, Magnesia, Litharge, Bitemen,dan
Asphalt.
3) Bahan pereket sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan
Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomer
adalah Poly Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly
Sulphide, dan Butyl Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dari
Thermoplastic adalah Ethyl Cellulose, Poly Vinyl Acetate, Poly Vinyl
Aalcohol, Poly Vinyl Chloride, Poly Acrylate, dan Hotmelt. Beberapa bahan
perekat yang berasal dari Thermosetting adalah Urea Formaldehyde, Epoxy
Polyamide, dan Phenol Formaldehyde
Berikut adalah penjelasan mengenai jenis lem sebagai bahan perekat kayu
yang banyak di kenal di pasaran.
Casein; Casein adalah zat protein yang terdapat dalam susu hewan (sapi)
sebagai hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam bentuk
pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke botol gelas.
Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya bersifat tahan
terhadap kelembaban dan juga tehan terhadap air, sehingga jika botol
terendam didalam air kertas lem tidak akan lepas artinya lem casein ini tahan
terhadap air.
Starch dan Dextrin; Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh yang
kita jumpai ialah terbuat dari tepung tapioka. Bahan ini sudah dikenal sejak
dahulu sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air. Dextrin
adalah hasil modifokasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini digunakan
pada pembuatan kantong kertas, kotak-kotak karton, dan lain-lain.
Poly Vinyl Acetate; Poly vinyl acetate atau disingkat PVAc adalah suatu resin
(polymer) dari hasil polimerisasi di mana sebagai bahan monomernya adalah
vinyl acetate. Lem jenis ini banyak di gunakan untuk keperluan indoor furniture
atau mebel untuk keperluan dalam ruangan, Untuk pemakaian luar ruangan
produk lem putih PVAc juga sangat bagus setelah mendapat penambahan
hardener yang membuatnya semakin kuat tanpa retak. Lem ini bisa di gunakan
untuk semua material yang mempunyai permukaan berpori. Sifat dasarnya
elastis dan bisa menyesuaikan terhadap perubahan cuaca (Weather
Reactance). Keistimewaan produk ini adalah tidak memiliki glue line yang
terlihat karena saat lem ini mengering dia berwarna bening, Lem ini juga elastis
sehingga permukaan sambungan yang bergerak atau mengalami penyusutan
minor tidak pecah, kelemahannya waktu pengeringan yang relatif lama.
Lem Epoxy; Jenis Lem Perkat Kayu ini adalah yang paling banyak di gunakan,
perekat ini terdiri dari 2 komponen utama yaitu Resin dan Hardener. Sifatnya
mengisi permukaan / komponen yang di sambung. memiliki tekstur yang keras
dan sangat kuat tahan air dan bahan kimia serta tahan temperatur yang relatif
tinggi. Pengeringan campuran lem ini bisa mencapai 100 menit sebelum
kemudian mengeras sempurna dan tidak dapat di gunakan lagi, Jika kita terlalu
banyak membuat campuran maka akan sanngat tidak ekonomis. Kekurangan
dari bahan lem perekat kayu epoxy adalah memiliki "glue line" atau bekas lem
yang cukup terlihat dan juga sifat kerasnya yang justru menjadi bumerang
karena jika permukaan komponen yang di sambung bergerak sedikit saja maka
lem akan pecah (retak). untuk aplikasi luar ruangan (Outdoor Furniture )
mungkin kurang cocok jika menggunakan bahan perekat ini.
Lem Busa (Polyurethane); Disebut lem busa karena saat sudah kering lem ini
berbentuk busa atau foam. Lem ini berbahan dasar synthetic Polyurethane
yang kuat dan tahan terhadap cuaca. Banyak di gunakan sebagai perekat
sambungan Finger Joint dan butt joint, sifanya yang weather reactance dan
mengisi rongga yang kosong pada sambungan. Kekurangannya adalah
kekuatan yang kurang untuk aplikasi pada struktur konstruksi.
Lem Super (cyanocrylate adhesive); lem ini sebagai lem berbentuk cairan
bening dengan glue line menyesuaikan residu bahan yang direkatkannya. Lem
ini hanya diaplikasikan pada finishing produk mebel yang memerlukan
perbaikan dengan hanya sedikit waktu tersedia. Lem ini bisa mengering dalam
waktu beberapa detik saja.
Sambungan Takikan
Sambungan Takikan Lurus
3. Sambungan Kayu Melebar
Sambungan kayu melebar ada dua macam yaitu melebar kearah horizontal
(kebanyakan digunakan konstruksi lantai) dan melebar ke arah vertikal (yang
sebagian besar digunakan pada konstruksi dinding). Materi kegiatan belajar 2
meliputi menggambar beberapa macam sambungan kayu melebar yaitu
:Sambungan lidah dan alur, Sambungan lidah lepas dan alur, Sambungan lidah
bersponing dan alur, Sambungan lidah miring dan Sambungan papan melebar
ke arah tegak.
Dalam memilih kayu sebagai bahan kusen maupun bahan jendela atau pintu,
sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu kusen-kusen yang akan kita buat,
seperti:
Kusen Pintu jenisnya dibedakan dari segi ukurannya yaitu, ada pintu
utama atau ruang tamu, pintu kamar tidur, pintu kamar mandi dan pintu
garasi disesuaikan dengan desain rumah yang ada.
Kusen Jendela, dibedakan dari segi ukurannya yaitu, Jendela ruang
tamu, jendela kamar tidur, jendela dapur.
Kusen Fentilasi, biasanya untuk ruang tamu, kamar tidur sama, hanya
kamar mandi dan dapur saja yang berbeda.
Bahan daun pintu dan daun jendela.
Bahan furnitur atau meubelir lain
Banyak jenis kayu yang akan dibuat jadi kusen, yang banyak dikenal adalah
jenis kayu Kalimantan. Jenis kayu dari pulau kalimantan biasa dipakai
dalam pembuatan meubel atau furniture juga kusen, pintu, jendela dan lain
sebagainya, dan masing-masing jenis memiliki kelebihan dan
kekurangannya, berikut jenis-kayu kalimantan yang banyak dikenal, yaitu;
1) Kamfer samarinda; Jenis kayu yang ini sangat cocok untuk bahan
daun pintu minimalis, karena kayu ini biasanya dapat dikeringkan
dengan oven.
2) Bengkirai; Kayu bengkirai merupakan salah satu jenis kayu yang
berkualitas bagus, kayu bengkirai mudah diproses seperti diserut,
dipotong, diukirdan lain lainl. Oleh sebab itu, banyak orang yang
memasukkan kayu bengkirai ini ke dalam golongan jenis-jenis kayu
pertukangan.Dan dalam prakteknya, saat ini banyak sekali orang-
orang yang menggunakankayu bangkirai ini untuk memproduksi
beraneka macam produk dari kayu. Kayu bengkirai identik dengan
kayu kuat, karena kayu jenis ini biasanya berbobot lebih berat dan
keras, namun kayu ini rentan tehadap cuca panas yang biasanya
menyebabkan retak pada permukaan kayu.
3) Kruing; Jenis kayu ini biasanya berwarna coklat memiliki serat yang
lurus dan biasanya berminyak, dalam keadaan kering kayu ini mirip
seperti kamfer.
4) Meranti; Kayu meranti ada yang berwarna putih, dan coklat berserat
lurus, dan berbobot ringan.
5) Kayu Jati; kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena
keawetannya dan daya tahannya terhadap perubahan cuaca
dibandingkan dengan jenis kayu lain, selain itu karakter serat dan
warnanya memiliki ciri khas tersendiri, kayu jati dari pulau Jawa
khusunya Jawa imur seperti Jepara, terkenal sampai ke
mancanegara.
6) Mahoni.
7) Durian
8) Nangka
9) Dan lain sebagainya.
Beberapa jenis ukuran kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum dikenal
di pasaran, antara lain yaitu;
1) Ukuran: 5/10 5/12 5/14 5/15 cm
2) Ukuran: 6/10 6/12 6/14 6/15 cm
3) Ukuran: 7/12 cm
1) Pada pintu rangkap dengan dua daun: 8/10 8/12 8/14 8/15 cm
Beberapa jenis kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum dikenal di
pasaran, antara lain yaitu;
1) Kusen gundul ( satu lubang)
2) Kusen Jalusi (jalusi peregi atau bulat)
3) Kusen gendong (dua lobang/ 3-lobang)
4) Daun pintu panel
5) Daun pintu minimalis
Beberapa Model Pintu dan Jendela yang banyak di jual di pasaran, berbagai
macam, ada yang belum di finshing dan ada yang telah di finishing dengan
berbagai corak dan warna.
Gambar 13-9: Model Pintu di Jual di Pasaran
1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu
Ambang atas
Ambang tengah
Tiang
Ambang bawah
1. Tiang
2. Ambang atas
3. Ambang bawah
4. Ambang tengah
Kupingan/Kuping, fungsinya untuk dapat dibuat
hubungan pen yang baik hanya dibuat jika kusen
dipasang pada tembok, Jika dipasang/menempel
pada kolom, kuping ditiadakan
Angker di buat dari besi dipasang pada tembok atau
kolom praktis. Jika kusen dipasang pada kolom
utama dari beton maka tidak perlu menggunakan
angker, sebab kusen dipasang kemudian dengan
cara diselipkan dan angker digeser antara kolom
tersebut sebagai pengganti angker dipakai sekrup
“Fisher“
Sponing kapur, adalah suatu cowakan dibuat pada
kuping, tiang sisi luar dan ambang bawah, sedangkan
pada ambang atas tidak terdapat sponing kapur hal
ini dikarenakan untuk menghindari penglihatan
tembus apabila terjadi pemuaian kayu.
2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela
Memasang Daun Pintu; Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu.
Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat
berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada
yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser didepan kusennya. Pintu
tersebur dinamakan dengan pintu geser.Kedudukan daun pintu pada saat
ditutup melekat dengan sponingpada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah,
kedudukannyadibuat beberapa cm di atas lantai.
Ukuran Daun Pintu; Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang
ganda, lebar dan tingginya daun pintu diukur dari sisi dalam kusen sampai
sisiluar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagaiberikut:
Tinggi : 2,00-2,10 meter
Lebar : 0,70-0,90 meter (tunggal), 0,60-0,80 meter (ganda)
Tebal : 0,30-0,40 meter.
Memasang Daun Jendela; Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau
gawang dandaun jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok,
sedangdaunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan
engselsehingga dapat berputar pada engsel, berputar horizontal (ke kiri
dankekanan) atau berputar vertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada
jenisjendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan
tujuanuntuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup
melekatdengan sponing pada kusen jendela.
Ukuran Daun Jendela; Jumlah daun jendela ada yang tunggal, ada pula yang
ganda.Lebar dan tingginya daun jendela diukur dari sisi dalam kusen sampai
sisiluar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagai berikut:
1) Tinggi : 0,80-1,70 meter (menyesuaikan dengan fungsi dankondisi
bangunan)
2) Lebar : 0,60-0,80 meter
3) Tebal : 0,30-0,40 meter.
Cara Pemasangan;
1) Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2) Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3) Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4) Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai
masukdengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar
maupunkearah tinggi.
5) Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela padatiang
daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah15-20 cm
dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engselditanam pada
bagian ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20cm dari bagian
tepi (untuk putaran vertikal).
6) Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai
baikkedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas
jendelatempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7) Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan
caramelepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang
ataskusen
8) Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan
memasangkanengselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas,
sehinggaterpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya.
9) Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10) Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan
caramelepaskan pen.
11) Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup denganbaik,
rata dan lurus dengan kusen
1. Sebutkan alat sambungan kayu yang kamu ketahui ?
2. Jelaskan apa pengertian sambungan kayu dan apa pula
maksudnya hubungan kayu ?
3. Ada bermacam-macam sambungan kayu, sebutkan bentuk
sambungan kayu yang kamu kenal !
4. Tentu kamu kenal kusen kayu, baik untuk pintu atau
jendela, sebutkan jenis (nama) kayu yang dapat dijadikan
kusen ?
5. Beberapa jenis ukuran kusen kayu untuk pintu dan jendela yang
umum dikenal di pasaran, sebutkan ukuran kayu kusen yang
umum di pasaran, baik itu bahan mentah maupun setelah jadi
kusen
6. Beberapa jenis kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum
dikenal di pasaran, sebutkan jenis (nama) kusen yang kamu kenal
!
7. Apa fungsi angkur pada kusen, jelaskan !
8. Pada kusen pintu dari kayu, dikenal istilah Duk (neut), di bagian
manakah dipasang ? dan apa fungsinya ?
C. Konstruksi Kuda Kuda Kayu
Berikut ini beberapa gambar hubungan dan detail konstruksi kuda-kuda kayu,
dan sistem hubungan dan sambungan yang dapat dijelaskan, dengan
bermacam jenis hubungan atau ambungan yang dapat dipakai.
Detail B:Hubungan balok tarik, penggantung dan balok penyokong. Balok tarik menerima
gaya tarik, balok penggantung menerima gaya tarik sedang balok penyokong menerima
gaya tekan. Sehingga hubungan antara balok tarik dan penggantung dapat dilaksanakan
dengan sistem pen dan purus yang diperkuat dengan begel pelat baja, sedangkan untuk
balok penyokong dan penggantung tetap menggunakan sistem gigi, atau berbagai bentuk
variasi sambungan lain.
Detail D:Hubungan balok kaki kuda-kuda dengan balok tarik Balok kaki kuda-kuda menerima
gaya tekan dan balok tarik menerima gaya tarik. Sehingga hubungan kedua balok tersebut
dapat dilaksanakan dengan sistem gigi bahkan karena gaya tekan yang ada pada balok kaki
kuda-kuda terlalu besar pada gigi ganda yang dilengkapi dengan begel pelat baja. Sambungan
gigi tunggal
• tm ¼ h. bila 50
• tm 1/6h. bila 60
• h = tinggi balok datar
Panjang kayu muka
• S = gaya tekan kaki kuda-kuda
• = tegangan yang diizinkan sesuai mutu kayu 8, 12, 20 kg/cm2)
• b = lebar kayu datar
Agar konstruksi kuda-kuda ini tidak melentur maka digapit sepasang balok dan dikencangkan
dengan menggunakan baut dan mur. Umumnya balok 6 x 12 cm. (lihat gambar berikut)
Pada konstruksi loteng, kita mengenal namanya balok induk dan balok anak, yaitu tempat
diletakkanya papan lantai, baik itu dari bahan papan solid atau papan olahan, dan dapat pula
sebagai penopang plafond pada bagian bawahny. Berikut adalah nama dan fungsi balok-balok
yang ada pada konstruksi loteng;, yaitu:
1. Balok Induk; adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar
bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. Konstruksi agar aman dibuat
pada bentang terpendek
2. Balok Anak; adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk,
digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan.
3. Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok anak atau
balok induk atau pada salah satunya bertumpu pada balok anak atau balok induk, dapat
berfungsi sebagai untuk memperkecil petak-petak lantai.
Kemudian Pelat lantai kayu, umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi
kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang yang luas. Bahan untuk lantai kayu loteng,
dapat juga dibuat dari bahan kayu olahan, untuk mendapatkan bahan lantai kayu yang bermutu,
maka fungsi material kayu tersebut harus maksimal. Beberapa pedoman dapat dipakai,
diantaranya harus memilih jenis kayu yang tahan cuaca dan rayap, misalnya kayu jati, eboni,
besi, atau ulin, damar laut, bangkirai, dan merbau. Selain itu harus dipastikan kayu yang
digunakan memiliki kadar air yang sangatminimal. Kandungan air tinggi dapat membuat kayu
menjadi memual, susut atau retak. Selain itu lakukan pula proses finishing dan pelapisan dengan
zat anti rayap, dan jika ingin memperoleh tekstur permukaan, pakailah pelitur atau vernis, bisa
juga dengan mengecatnya dengan cat kayu. Untuk lantai kayu, akanlebih baik menggunakan
kayu jenis solid, karena kayu solid tersebut tahan dari serangan rayap selain memiliki tekstur
yang cantik
Bila lantai loteng menggunakan kayu solid, diambil papan yang standar, dan umumnya ukuran
lebar papan umumnya 20 – 30 cm, tebal papan dapat dipilih ukuran 2 – 3 cm, dengan jarak balok-
balok pendukung antara 60 – 80 cm. Ukuran balok berkisar antara 8/12, 8/14, 10/14 untuk
bentangan 3 – 3,5 m. balok-balok kayu ini dapat diletakkan di atas pasangan bata 1 batu atau
ditopang oleh balok beton, ring balok besi atau kayu.
Beberapa keuntungan menggunakan lantai loteng dengan konstruksi pelat kayu, Antara lain
adalah; Mudah dikerjakan, Beratnya ringan, Memunculkan Kesan Alami, Membuat Ruangan
Menjadi hangat, Lebih leluasa dalam memilih motif yang sesuai dengan desain interior. Beberapa
kerugian menggunakan lantai loteng dengan konstruksi pelat kayu, anatara lain adalah; Hanya
boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan, Bukan peredam suara yang
baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai
bawahnya, Sifat bahan permeable (rembes air) jadi tidak dapat dibuat kamar mandi/WC di lantai
atas, Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur di atasnya, Tidak dapat dipasang tegel,
jadi mengurangi kesan mewah (hanya dapat ditutup karpet, vinyl, atau sejenisnya), Dapat
dimakan bubuk atau serangga, berarti keawetan bahan terbatas, Mudah rusak oleh pengaruh
cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan) jadi hanya cocok untuk bangunan yang terlindung.
Perawatan loteng dengan bahan lantai kayu, dapat dilakukan seperti;Hindarkan kayu dari air, jika
lantai kayu ditutupi dengan karpet, sering-seringlah membersihkan area karpet ini dengan
vacuum agar debu tidak turun melalui serat-serat karpet dan mengotori lantai kayu.Jangan
pernah menggeser furnitur di atas lantai kayu. Pergunakan alas yang lembut seperti lap atau
handuk pada bagian bawah furnitur saat hendak memindahkannya, hal ini menghindarkan
terjadinya goresan pada lantai kayu.
Contoh rumah panggung adalah sebuah aplikasi konstruksi loteng kayu, penggunaan papan
sebagai pelat kayu.Perbedaan dengan konstruksi loteng seperti penjelasan di atas, hanya
terletak pada posisi lantai, dimana pada loteng biasanya adalah bagian tingkat dua atau bagaian
atas sebuah rumah.Swedangkan rumah panggung, lantai pertama atau lantai dasar adalah lantai
rumah panggung itu sendiri.Sebagai gambaran dapat dilihat penjelasan gambar rencana sebuah
proyek rumah sehat dari konstruksi panggung dengan lantai kayu, dan penjelasan detail
beberapa hubungan balok induk, balok anak, kolom, dan lantai kayu.Rencana rumah panggung
kayu salah satu aplikasi penggunaan kayu sebagai lantai.
Gambar 13-27: Rencana Rumah Sehat Konstruksi Kayu Panggung
Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu
Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan
rangka atapnya, sehingga bisa sebagai atau dapat dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka
atapnya. Plafon atau sering disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagiandalam dari
ruangan bangunan ( rumah ). Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk mencegah
cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap.
Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau
dingin,melainkan juga sebagai hiasan yang akan lebih mempercantik interiorsuatu bangunan.
Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian tertentu, namun sebagai variasi ada juga yang dibuat
tidak selalu rata. Variasitersebut dikenal sebagai plafond drop ceiling.
Untuk pemasangan plafon diperlukan konstruksi khusus untuk menggantungkannya yang dikenal
dengan nama rangka plafon. Bahan rangka plafon yang umum digunakan adalah kayu, meskipun
dewasa inidikenal juga rangka plafon dari bahan besi hollow (besi berbentuk kotak). Bahan ini
tahan terhadap rayap dan api yang membuat plafon bertahanlama dibanding menggunakan
kayu.Ukuran batang rangka plafon ditentukan dari jarak bentang dariruangan, jenis bahan yang
digunakan, dan panjang-pendeknya batanggantung.
Ukuran-ukuran batang yang biasa dipakai seperti tercantum pada daftar berikut.
JARAK PERLETAKAN (CM) LEBAR (CM) Tinggi (cm)
100 – 200 5 7
200 – 300 6 8
300 – 400 6 10
400 - 500 6 12
Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah
Pemasangan rangka plafon kayu, batang-batang dipasang rata dengan bagian bawah balok-
ikatkuda-kuda. Jika jarak antar dinding yang mendukung kuda-kuda dalamruangan kurang dari
jarak antara kuda-kuda, maka batang-batanggantung plafon induk dipasang tegak lurus arah
dinding dan masuk
dalam pasangan dinding. Namun, jika jarak antara kuda-kuda kurangdari jarak antar dinding yang
mendukung kuda-kuda, maka batang-batang gantung plafon induk dipasang tegak lurus pada
balok ikat darikuda-kuda.Pada prinsipnya pemasangan batang penggantung plafon adalah sama,
tetapi jaraknya tidak sama tergantung dari bahan plafon yangdigunakan. Pada bangunan
perumahan dalam pemasangan plafond,ketentuan untuk tinggi ruang/kamar minimal sekurang-
kurangnya 2,40 mkecuali kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari luasruang
mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya padatitik terendah tidak kurang dari
1,75 m. Pada ruang cuci dan kamarmandi diperbolehkan sampai sekurang-kurangnya 2,10 m.
Dalam pembuatan rencana plafond atau terkadang disebut sebagai rencana rangka plafond atau
denah plafond hal – hal yang harus diperhatikan adalah:
Ukuran bahan yang akan digunakan terhadap luasan ruangan.Untuk bahan penutup dengan
tripleks, sebaiknya menggunakan ukuran dengan kelipatan 30 cm agar dapat efisien dalam
penggunaan bahan. Misalnya; 1,20 x 1,20. Sedangkan bila digunakan bahan penutup dengan
asbes, untuk efisiensi bahan menggunakan ukuran 1,00 x 1,00 atau 1,00 x 0,50. Kemudian yang
perlu diperhatikan juga, pada perencanaan plafon dan keindahan untuk ruang dan interiornya,
hal yang perlu diperhatikan adalah kekuatan rangka plafon yang dihubungkan dengan
penggantungnya.Elevasi penutup plafon dan sistim penerangan perlu diperhatikan juga
khususnya untuk ruang rapat atau ruang pertemuan termasuk ketinggian plafonnya.