Anda di halaman 1dari 5

KONTRAK KERJA

No. 010/AJU/I/2005

Pada hari ini Rabu tanggal lima Januari tahun dua ribu lima ( 5 Januari 2005), yang bertanda
tangan di bawah ini :

Nama : BJG. terHorst


Alamat : Rosendaal sestraat 4926824 cw
ARNHEM - NEDERLAND
Phone : 264428286
Email : bjgterhorst@wanadoonl.

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Nama : I Ketut Kajeng Wahyudi


Jabatan : Direktur PT. Angga Jaya Utama
Alamat : Jl. Tukad Balian No. 111, Denpasar 80226
Telp. ( 0361 ) 238193

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini kedua belah pihak setuju mengadakan perjanjian pekerjaan satu unit Villa Aldenia
di desa Ungasan Badung. Bali dengan ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam
pasal-pasal di bawah ini :

Pasal 1
Maksud

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menyatakan menerima dengan baik tugas tersebut dan sanggup melaksanakannya sesuai
ketentuan-ketentuan dalam kontrak Pekerjaan Senderan hingga pekerjaan ini selesai dan
diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA

Pasal 2
Tugas dan Jenis Pekerjaan

PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan Pekerjaan Senderan sesuai dengan:


1. Gambar
2. RAB ( Rencana Anggaran Biaya )
3. Spesifikasi Teknik
Pasal 3
Harga Pelaksanaan Pekerjaan

1. Jumlah harga pelaksanaan pekerjaan tersebut pada pasal 2 adalah sebesar Rp.
1.850.000.000,- (Satu Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Juta rupiah)
2. Perubahan atas harga kontrak diperbolehkan sebagai akibat adanya penambahan atau
pengurangan lingkup pekerjaan sesuai dengan pasal 2 dari Kontrak Kerja ini, yang mana
harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan dinyatakan secara tertulis serta
ditandatangani oleh kedua belah pihak yang selanjutnya menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini
Pasal 4
Cara Pembayaran

Pembayaran harga tersebut dalam pasal 3 di atas akan dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA dengan cara sebagai berikut :
1. Pembayaran Pertama sebesar 40 % X Rp. 1.850.000.000,- = Rp. 740.000.000,- ( Tujuh
Ratus Empat Puluh juta Rupiah ) dibayarkan kepada PIHAK KEDUA setelah
penandatanganan kontrak.
2. Pembayaran Kedua sebesar 20 % X Rp. 1.850.000.000,- = Rp. 370.000.000,- ( Tiga
Ratus Tujuh Puluh juta Rupiah ) setelah pekerjaan mencapai 40 %
3. Pembayaran Ketiga sebesar 20 % X Rp. 1.850.000.000,- = Rp. 370.000.000,- ( Tiga Ratus
Tujuh Puluh Juta Rupiah ) setelah pekerjaan mencapai 80 %
4. Pembayaran Keempat sebesar 15 % x Rp. 1.850.000.000,- = Rp. 277.500.000,- ( Dua
Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah ) setelah pekerjaan mencapai
100%
5. Pembayaran Kelima sebesar 5 % x Rp. 1.850.000.000,- = Rp. 92.500.000,- ( Sembilan
Puluh Dua Juta Lima ratus Ribu Rupiah ) setelah pemeliharaan pekerjaan selama satu
bulan.

Pasal 5
Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100 % ditetapkan selama 6 bulan (24
minggu) kalender dihitung sejak penandatanganan kontrak.
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini dapat berubah apabila ada perintah
penambahan pekerjaan dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis bahwa waktu
penyelesaian ditambah.

Pasal 6
Force Majeure ( Keadaan Memaksa )

1. Apabila PIHAK KEDUA terlambat melaksanakan penyerahan pekerjaan sebagaimana


yang ditetapkan pada pasal 5 perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA diwajibkan membayar
denda / ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA sebesar 1/000 ( satu permil ) untuk setiap
hari keterlambatan dihitung dari nilai borongan pekerjaan dan maksimum sebesar 5 %
dari besarnya nilai perjanjian ini.
2. Hal-hal yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini yang mana
terjadi di luar kekuasaan / kemampuan PIHAK KEDUA atau disebut Force Majeure
antara lain adalah pemogokan, gempa bumi, banjir, badai, kebakaran, embargo, cuaca
yang sangat buruk, sabotase massal dan huru hara politik.
3. Dalam hal terjadi force Majeure PIHAK KEDUA akan memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 7 ( tujuh ) hari sejak terjadinya Force Majeure
dan PIHAK PERTAMA setelah mengadakan penelitian bisa membebaskan PIHAK
KEDUA dari segala denda dan tuntutan sebagai akibat timbulnya Force Majeure seperti
tersebut dalam pasal ini.

Pasal 7
Masa Pemeliharaan

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama 30 ( tiga puluh ) hari kalender
terhitung sejak hari serah terima pertama pekerjaan dilaksanakan dan diterima oleh
PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik.
2. Apabila selama masa pemeliharaan ternyata terdapat kerusakan-kerusakan akibat iklim,
kesalahan pemasangan, bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan perjanjian
maka PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan-perbaikan.
3. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam ayat 1 pasal ini, maka masa
pemeliharaan dihitung sampai dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.
4. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud ayat 1,
pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk PIHAK KETIGA untuk melakukan
perbaikan tersebut dengan biaya yang dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 8
Kenaikan Harga

1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan
pemborongan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan / klaim atas kenaikan
harga bahan-bahan, alat-alat dan upah, terkecuali apabila terjadi tindakan / kebijaksanaan
Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang Moneter, yang diumumkan secara resmi
dan diatur dalam Peraturan Pemerintah, khususnya untuk pekerjaan pemborong.

Pasal 9
Pekerjaan Tambah Kurang

1. Penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan penambahan /


pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari
PIHAK PERTAMA dengan menyebutkan dan perincian pekerjaan secara jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
harga satuan pekerjaan, dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah
waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.
4. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila nyata-nyata adanya permintaan tertulis
dari PIHAK PERTAMA yang menyebutkan jenis dan perincian serta biaya pekerjaan.
5. Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga satuan
pekerjaan yang dimaksud oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada waktu
pelelangan pekerjaan ini.
6. Untuk pekerjaan tambah kurang dibuatkan perjanjian tambahan ( addendum )
7. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan sebesar prosentase prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Pasal 10
Lain-lain

Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Kontrak Kerja ini akan diatur kemudian
berdasarkan permufakatan bersama oleh kedua belah pihak yang akan dituangkan dalam
perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dalam Kontrak Kerja ini.

Pasal 11
Penutup

1. Surat Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat kedua belah pihak sejak ditandatangani
oleh kedua belah pihak.
2. Semua lampiran dalam Kontrak Kerja ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
3. Kontrak Kerja ini dibuat rangkap dua yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di atas
meterai yang cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
4. Segala biaya yang menyangkut Kontrak Kerja ini, seperti bea meterai menjadi beban
sepenuhnya PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. Angga Jaya Utama

( BJG. terHorst ) ( I Ketut Kajeng Wahyudi )


Pemilik Direktur

Anda mungkin juga menyukai