Anda di halaman 1dari 2

Cooling tower merupakan suatu sarana sirkulasi air yang digunakan untuk mendinginkan

air pendingin yang telah mengalami kenaikkan suhu. Cooling tower ini amat sangat berperan
dalam suatu industri, sehingga pada kesempatan kali ini dilakukan praktikum Cooling Tower untuk
dapat mengevaluasi kinerja dari cooling tower yang dapat diketahui melalui massa air yang
teruapkan dan efisiensi cooling tower sehingga dapat diimplementasikan di industri nantinya.
Yang nantinya air pendingin tersebut akan didistribusikan ke beberapa media antara lain ke mesin
cooler, heat exchanger, dan unit lainnya. Aliran air yang telah digunakan sebagai pendingin suatu
unit tentunya akan terjadi kenaikkan suhu pada aliran air tersebut, sehingga diperlukan Cooling
tower untuk dapat mendinginkan air pendingin tersebut.
Prinsip kerja yang diterapkan pada Cooling tiwer merupakan proses Dehumidifikasi,
dimana perpindahan panas akan berlangsung dari air yang mempunyai suhu lebih tinggi yang
biasanya terkandung uap air panas dan terbawa oleh udara yang mempunyai suhu lebih rendah.
Akibatnya kelembaban dari udara setelah melalui Cooling tower akan lebih tinggi. Luas
permukaan air yang besar dibentuk akibat menyemprotkan air lewat nozel dan juga adanya bahan
pengisi pada alat sehingga memperbesar luas kontak antara air dan udara..
Air pendingin yang digunakan berasal dari laboratorium pilot plant, dengan suhu air proses
yang masuk kedalam cooling tower mempunyai suhu berkisar 25oC, padahal seharusnya air
tersebut memiliki suhu yang lebih tinggi karena merupakan air yang telah digunakan dari proses
unit penukar panas di laboratorium pilot plant. Hal ini disebabkan adanya saluran yang kembali
lagi ke sistem dan tidak memasuki cooling tower.
Pengamatan dilakukan sebanyak empat kali selama 90 menit, dengan pengecekkan setiap
30 menit sekali. Hal-hal yang diukur diantaranya laju alir massa air, laju alir udara, suhu air masuk
dan keluar, suhu bola basah dan bola kering air masuk maupun keluar. Dari hasil percobaan
diperoleh laju massa air masuk rata-rata sebesar 2,205 kg/s sedangkan laju massa air keluar rata-
rata sebesar 1,735 kg/s. Dari laju massa air ini dapat dihitung laju air yang teruapkan dengan
mengasumsikan tidak adanya akumulasi massa (0), sehingga diperoleh laju yang teruapkan sebesar
0,47kg/s. Laju yang teruapkan ini merupakan massa yang hilang dikarenakan panas berpindah dari
air yang mempunyai suhu lebih tinggi ke udara yang mempunyai suhu lebih rendah.
Dan juga dari hasil percobaan, diperoleh suhu masukkan cooling tower berturut-turut
sebesar 26, 25, 25, dan 25oC, sementara suhu keluaran cooling tower dari menit 0 hingga 90 menit
yaitu sebesar 22oC. Hal ini menunjukkan bahwa alat cooling tower dapat bekerja yang
diindikasikan dengan adanya penurunan suhu. Diperoleh pula suhu bola basah dan bola kering
untuk setiap udara masuk dan keluar. Dari suhu bola basah dan kering ini didapat kelembaban
udara dengan memplotkan suhu bola basah dan kering pada grafik psikometrik. Dan didapat
kelembaban udara masuk berturut-turut sebesar 0.0171; 0.0204; 0.0170; 0.02 gram air/g udara
kering, sedangkan untuk kelembaban udara keluar berturut-turut sebesar 0.0167; 0.0159; 0.0165;
dan 0.0157 gram air/g udara kering. Dan diperoleh pula efisiensi setiap secara berturut-turut
sebesar 100 %, 85.71%, 85.71% dan 75%. Efisiensi mengalami penurunan disetiap waktunya hal
ini dikarenakan kelembaban udara yang memasuki Cooling tower mengalami kenaikan disetiap
waktu sehingga efisiensi terbawanya uap air pada air pendingin pun tidak seefisien pada menit ke
0.
Dapat ditarik kesimpulan berdasarkan perhitungan efisiensi dan laju massa yang teruapkan,
kinerja cooling tower di laboratorium pilot plant masih dapat bekerja dengan baik dapat dilihat
dengan menurunnya suhu air masukan menjadi lebih dingin pada air keluar.

Anda mungkin juga menyukai