Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
1428 H/ 2008 M
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2008 M
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji Ahli
Amilin, SE., Ak., M.si
NIP. 150 370 232
Hari ini Kamis Tanggal Dua Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rika Dewi Kusumastuti NIM:
104082002667 dengan judul skripsi “PENGARUH PENGALAMAN,
KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA ORGANISASI DAN GENDER
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AUDITOR”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
I. Identitas Pribadi
Nama : Rika Dewi Kusumastuti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Januari 1987
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Duku Rt.004/ Rw 05 No.06
Kebayoran Lama Selatan
Jakarta Selatan, 12240
Telepon / HP : 021-98304396 / 085691505768
II. Pendidikan
1. 1990 – 1992 : TK Pakem Purworedjo, Jateng
2. 1992 - 1998 : SDN 17 Pagi Jakarta Selatan
3. 1998 - 2001 : SMPN 1 Sempor Kebumen, Jateng
4. 2001 - 2004 : SMUN 46 Jakarta
5. 2004 - 2008 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang
pengaruh pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari auditor
independen dari kantor akuntan publik di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan
melalui kuesioner. Metode penentuan data yang digunakan adalah purposive
sampling. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 120 kuesioner, 15 untuk try out
dan 105 untuk disebar kepada auditor. Jumlah kuesioner yang kembali adalah 78
kuesioner (74%). Metode analisis data yang digunakan adalah uji regresi linear
berganda dengan variabel dummy .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman, komitmen
profesional dan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan etis auditor, sedangkan etika organisasi berpengaruh signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis auditor. Hasil uji F menunjukkan bahwa
tingkat signifikan adalah sebesar 0,000 atau di bawah 0,05 (0,000<0,05), artinya
pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada kalian semua dengan
balasan yang jauh lebih baik dan pahala yang berlipat ganda.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis
yang melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini
isu yang relevan bagi profesi akuntan saat ini. Di Indonesia, isu mengenai
etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun
(Louwers et al. dalam Husein, 2004). Profesi akuntan tidak terlepas dari etika
pemahaman dan penerapan etika profesi seorang akuntan serta etika bisnis
dengan moral dan nilai yang berlaku. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan
tindakan tidak etis dalam profesinya (Fine et al. dalam Husein, 2004).
Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peran yang besar bagi
seorang akuntan (Louwers et al. dalam Husein, 2004). Profesi yang dijalankan
seorang akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etik yang
kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya
dalam mengidentifikasi dan melakukan perilaku etis atau tidak adalah hal
yang mendasar dalam profesi akuntan. Akuntan publik juga tidak terlepas dari
yang baik.
Finn et.al. (1988) dan Bazerman et.al. (1997) dalam Sasongko Budi
independen. Akuntan diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada
saat yang sama kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang
ini akan berlanjut jika hasil temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien,
sehingga menimbulkan konflik audit (Tsui dan Gul, 1996 dalam Sasongko
Budi, 2006). Konflik audit ini akan berkembang menjadi sebuah dilema etika
terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy, 1995 dalam
Sasongko Budi, 2006). Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada
seperti hal tersebut di atas sering dihadapi oleh auditor. Auditor seringkali
efisien dan efektif dalam memproses informasi dalam tugas yang kompleks
konteks penugasan audit atau penugasan sebagai auditor (Chung and Monroe,
penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan, pada penelitian ini ada
sedangkan pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 12.0. Responden pada
publik (KAP). Dari sudut pandang hasil penelitian, pada penelitian ini variabel
etis auditor. Variabel pengalaman selain dari penelitian Sasongko Budi (2006)
juga mengambil dari penelitian Dwi Ananing (2006) dan Yudi Herlinasyah
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
a. Bagi Auditor
b. Bagi Perusahaan
c. Bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan perusahaan, juga dapat digunakan
Budi, 2006)
manajemen saja, tetapi meluas kepada investor dan kreditor serta calon
dana yang berasal dari pihak luar, di lain pihak, pihal eksternal ingin
akuntan timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah
Kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak dari bentuk
bahwa sebenarnya akuntan di dalam aktivitas auditnya banyak hal yang harus
dipublikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika
lainnya (Windsor dan Askhanasy, 1995 dalam Sasongko Budi, 2006). Karena
keputusannya.
Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan McCutcheon (2002) dalam Sasongko
keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam
sehingga auditor dihadapkan kepada pilihan keputusan etis dan tidak etis.
yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas
(Trevino, 1986; Jones, 1991 dalam Sasongko Budi, 2006). Beberapa review
tentang penelitian etika (Ford dan Richardson, 1994; Louwers, Ponemon dan
Radtke, 1997; Loe et.al., 2000; Paolillo & Vitell, 2002 dalam Sasongko Budi,
konflik etika.
3. Hasil penelitian ini akan dapat membawa dan menjadi arahan dalam tema
dalam situasi dilema etika (Jones, 1991; Trevino, 1986 dalam Sasongko Budi,
2006). Sebuah model pengambilan etis tidak berada kepada pemahaman
tersebut etis atau tidak etis akan mungkin sangat menyesatkan (McMahon,
Budi (2006) menyatakan bahwa model pengambilan keputusan etis terdiri dari
keputusan etis.
3. Moral Intention
(harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam bahasa yang lain
yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas
dalam mengidentifikasi dan melakukan perilaku etis atau tidak etis adalah
dan tanggung jawab akuntan itu sendiri terhadap keputusan etis yang
diambil.
Perkembangan penalaran moral (cognitive moral development), sering
moral yang benar tidak sekedar mengamati perilaku moral yang tampak, tetapi
harus melihat pada kesadaran moral yang mendasari keputusan perilaku moral
culture, and characteristics of the work. Model yang diajukan Trevino (1986)
dapat jelaskan yaitu, ketika seseorang dihadapkan pada sebuah dilema etika
benaknya. Hal ini searah dengan pernyataan Jones (1991) dalam Sasongko
Budi (2006) tentang moral issue yang ada dalam dilema etika tersebut bahwa
Agar pendidikan etika dan moral mempunyai arti, harus ada kesepakatan
mengenai nilai-nilai yang dianggap “benar”. Sepuluh dari nilai ini
diidentifikasidan dijelaskan oleh Michael Joseph dalam “Teaching Ethical
Decision Making and Principled Reasoning. Studi terhadap sejarah, filsafat
dan agama melahirkan suatu consensus yang kuat mengenai nilia-nilai tertentu
yang bersifat universal dan abadi bagi kehidupan yang beretika.
Sepuluh nilai inti ini yang dimaksud dalam kutipan diatas adalah
sebagai berikut:
4. Kesetiaan (Loyalty)
5. Keadilan (justice)
9. Kerahasiaan (Secrecy)
satuan waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor
berpengalaman akan memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap dan
rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job).
memprediksi kinerja auditor (Sularso dan Na’im, 1999; Bonner, 1990; Davis,
1997; Jeffrey, 1992 dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas, 2006).
dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan dan penggunaan
standar auditing.
kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan
keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Larkin
(2000) dan Glover et.al. (2002) dalam Sasongko Budi (2006). Larkin (2000)
adalah sebagai:
profesi
dengan karakteristik tertentu dan harus dipenuhi oleh seorang akuntan adalah:
1. Tanggungjawab
2. Kepentingan Masyarakat
3. Integritas
integritas tertinggi.
Akuntan harus mematuhi standar teknis dan etika profesi berusaha keras
(jenis kelamin, umur, bangsa) dan variabel yang merupakan hasil dari proses
yang ada di dalam organisasi. Sistem nilai ini dihasilkan dari proses
akulturisasi dari berbagai nilai-nilai yang ada, baik yang berasal dari di dalam
maupun dari luar organisasi. Etika organisasi, atau lebih spesifik, lingkungan
etika di dalam organisasi, terbuat dari berbagai praktek yang dijalankan oleh
dari manajemen baik formal maupun informal terhadap situasi etika di dalam
‘baik’ atau ‘etis’ dan hal yang ‘tidak baik’ atau ‘tidak etis’ dalam organisasi.
Hunt et.al. (1989) dalam Sasongko Budi (2006) juga menyatakan bahwa nilai
3) Bagaimana para pekerja menilai bahwa perilaku etis (atau tidak etis)
F. Gender
sedangkan kelamin adalah jodoh (laki-laki dan perempuan antara jantan dan
betina), sifat jasmani/rohani yang membedakan sebagai pria dan wanita, jenis
masyarakat.
laki dan perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial,
Salah satu permasalahan yang dibahas dalam literatur etika, bisnis dan
psikologi adalah apakah perempuan lebih sensitif dalam hal etika dibanding
laki-laki ketika mengidentifikasi dan mengakui kejadian etis versus tidak etis,
mengakui dan bertahan dari perilaku tidak etis biasanya dihubungkan dengan
faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan (misalnya lingkungan tempat
bekerja, kultur, situasi) dan faktor lainnya yang berkaitan dengan individu itu
menjadi determinan yang powerful pada standar etika personal (Trevino, 1986
et al., 1998 dalam Sasongko Budi, 2006). Betz et al. (1989) menunjukkan dua
untuk melakukan perilaku bisnis tidak etis, yaitu pendekatan sosialisasi gender
etis akan didasarkan pada relevansi dan pengamatan terhadap informasi etis
yang terungkap.
G. Kerangka Pemikiran
dan gender (X4) terhadap variabel dependen yaitu keputusan etis auditor (Y).
Pengalaman
Komitmen Profesional
Pengambilan Keputusan
Etis Auditor
Etika Organisasi
Gender
H. Model dan Hipotesis Penelitian
yang dilakukannya. Konflik terjadi ketika auditor dan auditee tidak sepakat
terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Dalam keadaan ini,
standar pemeriksaan.
secara profesional dilandasi oleh kode etik profesi dan standar pemeriksaan,
maka auditor berada dalam sebuah dilema etika. Memenuhi tuntutan auditee
tidak etis.
yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas
Gambar 2.2
Model Konseptual
Faktor Situasional
Etika Organisasi
Situasi Pengambilan
Konflik Dilema Keputusan
Audit Etika Etis
Faktor Individual
Pengalaman Audit
Komitmen Profesional
Gender
pengambilan keputusan etis dan tidak etis. Dalam proses tersebut faktor
faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat keputusan dan
METODOLOGI PENELITIAN
hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini
yang terdiri dari auditor junior, senior, supervisor, manajer dan pertner.
menggunakan data primer dan data sekunder, berikut ini penjelasan mengenai
1. Data Primer
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2004: 129). Dalam penelitian ini,
diberikan.
Kuesioner ini terdiri dari data umum seperti (nama, usia, jenjang
auditor.
2. Data Sekunder
dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002: 147). Data
sekunder penelitian ini mengambil dari buku dan literatur lainnya yang
terdiri dari: jurnal, sumber lain berupa buku, maupun skripsi yang tidak
internet.
versi 12.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel
1. Statistik Deskriptif
sebagainya (Ghozali,2005).
a. Uji Validitas
berikut:
n ( Σ XiYi ) – ( Σ Xi ) ( Σ Yi )
r =
√[n (Σ X ) – (Σ X )2 ][n (Σ Y ) – (Σ Y ) ]
i
2
i i
2
i
2
Dimana:
sebagai berikut:
b. Uji Reliabilitas
a. Uji Multikolineritas
(1) Nilai Tolerance dan lawannya, (2) Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka
terjadi multikolineritas.
b. Uji Heterokedastisitas
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikan lebih besar dari 0,05
Keterangan :
Y = Pengambilan Keputusan Etis Auditor
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Pengalaman Auditor
X2 = Komitmen Profesional
X3 = Etika Organisasi
D = 0 = Wanita
D = 1 = Pria
e = Standar error
c. Uji Statistik t
variabel dependen. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada
skala Likert mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban sangat tidak
4. Gender
perempuan dari aspek sosial, budaya dan psikologis. Konsep gender dalam
2003). dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita. Data ini diperoleh dari
dummy variable, yakni dengan memberikan nilai 1 pada pria dan memberi
dalam situasi dilemma etika. Sejauh mana auditor mau memenuhi tekanan
klien dalam situasi konflik yaitu suatu situasi yang terjadi ketika auditor
dan klien tidak sepakat dalam satu aspek fungsi atestasi yang merupakan
jawaban dengan skala Likert mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban
publik tersebut:
berlangsung selama tiga minggu, yaitu dimulai pada tanggal 27 Juni 2008
secara rutin baik pada waktu menyebarkan kuesioner ataupun pada waktu
segera diolah.
2. Karakteristik Responden
tryout sejumlah 15 buah dan untuk disebar kepada auditor sejumlah 105
Data sampel penelitian dari kuesioner yang disebar dan kembali adalah
sebagai berikut:
Responden (Auditor
Eksternal)
Keterangan
∑ %
Jumlah Kuesioner yang disebar 105 100%
atau 28% (lihat tabel 4.3). Kuesioner sebanyak 29 buah yang tidak
melainkan di luar kota berdasarkan tempat klien yang mereka audit. Oleh
karena itu, para auditor tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian
ini.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Gender Dan
Keduduan KAP
Kedudukan KAP
Keterangan
Junior Senior Supervisor Manager Partner Jml
a. Pria 16 14 6 4 2 42
b. Wanita 15 10 8 1 - 34
Jumlah 76
Sumber : Data primer diolah
dilihat pada tabel 4.4. Pada tabel tersebut, terlihat bahwa auditor yang
sebagai manager.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja
Jumlah
Keterangan < 2 thn ≥ 2 thn
Jabatan :
a. Auditor Junior 31 31
b. Auditor Senior 24 24
c. Supervisor 14 14
d. Manajer 5 5
e. Partner 2 2
Jumlah 31 45 76
Sumber : Data primer diolah
pengalaman lebih dari atau sama dengan 2 tahun sebanyak 45 orang, yang
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Usia
Total 41 53,9
Total 35 46,1
orang pria atau 53,9% dari total responden, 18 orang atau 23,7% tingkat
usia antara 20 s/d 25 tahun, 16 orang atau 21% tingkat usia antara 26 s/d
35 tahun dan sisanya 7 orang atau 9,2% usia diatas 35 tahun. Sedangkan
untuk wanita 35 orang atau 46,1% dari total responden, 25 orang atau
32,9% tingkat usia antara 20 s/d 25 tahun, 10 orang atau 13,2% tingkat
usia antara 26 s/d 35 tahun. Prosentase terbesar untuk tingkatan usia 20 s/d
Jenjang Pendidikan
Keterangan Total
S3 S2 S1 D3
a. Pria - 5 35 1 41
b. Wanita - 1 30 4 35
Jumlah 76
Sumber : Data primer diolah
4 orang.
1. Statistik Deskriptif
sebagainya (Ghozali,2005).
a. Pengalaman
Tabel 4.8
Persentase Responden (Pengalaman)
Tabel 4.9
Persentase Responden (Komitmen Profesional)
29%, 177 jawaban tidak setuju dengan persentase 16% dan hanya 3
SPSS selanjutnya soal nomor 21, 22 dan 25 tidak valid sehingga tidak
c. Etika Organisasi
Tabel 4.10
Persentase Responden (Etika Organisasi)
jawaban tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak setuju.
Tabel 4.11
Persentase Responden (Pengambilan keputusan etis auditor)
a. Uji Validitas
dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > r
melakukan uji coba (try out) atau pra survey kepada 15 responden
Hasil uji validitas dari try out kuesioner didapatkan bahwa sebanyak 6
Corrected Cronbach's
Pernyataan Item-Total Alpha if Item Keterangan
Correlation Deleted
1 0.208 0.860 Valid
2 0.432 0.854 Valid
3 0.177 0.858 Valid
4 0.309 0.856 Valid
5 0.328 0.856 Valid
6 -0.048 0.864 Tidak Valid
7 0.283 0.857 Valid
8 0.356 0.855 Valid
9 0.470 0.852 Valid
10 0.269 0.857 Valid
11 0.160 0.859 Valid
12 0.068 0.861 Tidak Valid
13 -0.154 0.867 Tidak Valid
14 0.008 0.863 Tidak Valid
15 -0.073 0.863 Tidak Valid
16 0.344 0.855 Valid
17 -0.053 0.861 Tidak Valid
18 0.459 0.853 Valid
19 0.128 0.859 Valid
20 0.432 0.853 Valid
21 0.353 0.855 Valid
Bersambung ke hal 51
0.154, 0.008, -0.073 dan -0.053 dapat dikatakan tidak valid, karena
yang dinyatakan tidak valid dan kuesioner pun siap untuk disebarkan.
Corrected Cronbach’s
Item-Total Alpha if r tabel Keterangan
Pernyataan
Correlation Item Deleted
1 0.426 0.887 0.226 Valid
2 0.376 0.886 0.226 Valid
3 0.345 0.887 0.226 Valid
4 0.491 0.885 0.226 Valid
5 0.286 0.887 0.226 Valid
6 0.421 0.886 0.226 Valid
7 0.291 0.887 0.226 Valid
8 0.265 0.888 0.226 Valid
9 0.316 0.888 0.226 Valid
Bersambung ke hal 53
Pada penelitian kali ini, jumlah sampel (n) yang akan diuji
tidak valid, yaitu butir pernyataan nomor 21, 22 dan 25 dengan nilai
variabel dummy.
b. Uji Reliabilitas
Tabel 4.14
Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha
Cronbach's Based
N of Items
Alpha On
Standardized Items
0.889 0.912 45
butir instrument pada indeks adalah tinggi. Hal ini berarti bahwa item
0,6.
a. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.15
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 12.914 3.855 3.350 .001
Pengalaman -.011 .109 -.011 -.098 .922 .529 1.890
KomitmenProfesioal .020 .094 .026 .211 .833 .447 2.236
EtikaOrganisasi .674 .091 .717 7.415 .000 .719 1.391
Gender -.368 .486 -.063 -.758 .451 .975 1.025
a. Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditor
VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
dalam penelitian.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.1
Scatterplot
3
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3
-4
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Data primer diolah
bawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang
4. Uji Hipotesis
0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikan lebih besar dari 0,05
Tabel 4.16
Uji koefisien Determinasi
Model Summaryb
yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 12.914 3.855 3.350 .001
Pengalaman -.011 .109 -.011 -.098 .922 .529 1.890
KomitmenProfesioa .020 .094 .026 .211 .833 .447 2.236
EtikaOrganisasi .674 .091 .717 7.415 .000 .719 1.391
Gender -.368 .486 -.063 -.758 .451 .975 1.025
a.
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.17 tersebut, maka model regresi yang
konstan.
auditor.
c. Uji Statistik t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 12.914 3.855 3.350 .001
Pengalaman -.011 .109 -.011 -.098 .922 .529 1.890
KomitmenProfesioa .020 .094 .026 .211 .833 .447 2.236
EtikaOrganisasi .674 .091 .717 7.415 .000 .719 1.391
Gender -.368 .486 -.063 -.758 .451 .975 1.025
a. Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditor
besar dari 0,05. Dengan demikian menolak Ha1. Hal ini berarti
auditor.
dalam organisai.
etis auditor.
0,05. Dengan demikian menolak Ha4. Hal ini berarti bahwa gender
auditor.
d. Uji Statistik F
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 340.477 4 85.119 19.452 .000a
Residual 310.681 71 4.376
Total 651.158 75
a. Predictors: (Constant), Gender, KomitmenProfesioal, EtikaOrganisasi,
Pengalaman
b. Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditor
Sumber : Data Primer Diolah
19,452 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan lebih kecil dari α (0,000
< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05,
A. Kesimpulan
0,674.
Berdasarkan penjelasan di atas maka implikasi dari ketiga variabel ini adalah:
cukup hanya dengan pengalaman saja tetapi ada faktor lain yang harus
auditor yang dibuat menjadi lebih reliabel, obyektif serta dapat diterima
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Marhadi, Lina. “Pengaruh Orientasi Etika, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis
Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit”. Skripsi tidak
dipublikasikan, Trisakti School of Management. 2006.
Mutmainah, Siti. “Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis dan
Orientasi Etis Dilihat Dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi
Rekruitment Staf Profesional Pada Kantor Akuntan publik”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 10, No.1, Januari, Hal.43-67.
Sasongko, Budi. “Internal Auditor dan Dilema Etika. STIE Perbanas, Surabaya.
http://theakuntan.com/jornals/accounting/.2006.