Abstrak
Senyawa (-)-(1S,2R,3R,4S)-1,2-epoksi-1-metil-4-(1-metiletil)-3-sikloheksil asetat sebelumnya
telah diidentifikasi sebagai senyawa aktif dari Minthostachys tomentosa yang berperan dalam
aktifitas insektisida terhadap Oncopeltus fasciatus. Strukturnya dielusidasi dari data spectra.
Stereoselektifitas sintesis enansiomernya yaitu (+)-(1R,2S,3S,4R)-1,2-epoksi-1-metil-4-(1-
metiletil)-3-sikloheksil asetat dengan bahan dasar (starting material) (R)-(-)-piperitone. Produk
alamnya berupa senyawa dekstro, sedangkan produk sintesisnya berupa senyawa levo. Pengukuran
aktifitas insektisida dari stereoisomer yang berbeda menunjukkan hanya produk alam (senyawa
dekstro) yang aktif.
1.1 Pendahuluan
+ H2O + + HBr
Mekanisme SN1:
Tahap pertama, ikatan antara karbon dengan gugus pergi putus. Gugus pergi terlepas
dengan membawa pasangan elektron dan terbentuklah ion karbonium atau karbokation.
Tahap 1
+
Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium atau karbokation diserang nukleofil dari
dua sisi yaitu dari depan dan dari belakang dengan peluang yang sama sehingga menghasilkan
produk campuran rasemik (inversi dan retensi). Campuran rasemik adalah suatu campuran yang
mengandung sepasang enantiomer dalam jumlah yang sama. Sepasang enantiomer itu adalah
enantiomer R dan enantiomer S
Tahap 2
Campuran Rasemik
Tahap 3
50% Inversi
50% Retensi
2.2 Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus
strukturnya berbeda. Terdapat berbagai jenis isomer yang telah diketahui terkait jumlah ikatan
rangkap, posisi rantai, gugus fungsi, dan posisi atom secara 3D (stereokimia). Isomerisasi akibat
perbedaan posisi atom secara 3D pada molekul disebut stereoisomer. Enantiomer adalah atom-
atom C kiral dari struktur merupakan bayangan cermin dan apabila dihimpitkan tidak dapat
berhimpit.
Konformasi R Konformasi S
(McMurry, 2008)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produk 5 dan 6 merupakan senyawa ester yang didapat dari reaksi berikut:
Pembuatan ester diatas menggunakan reagen DMAP sebagai katalis basa dalam reaksi esterifikasi
Mekanisme Reaksi :
Sintesis :
Mekanisme reaksi :
Tahap 2 : Reaksi esterifikasi dengan DMAP (katalis basa) dan Anhidrida Asetat :
Pada mekanisme reaksi esterifikasi menggunakan DMAP sebagai katalis basa, terdapat 2
atom Nitrogen pada DMAP, namun hanya berasal dari pasangan electron bebas Nitrogen pada
cincin piridin yang bersifat basa yang akan menyerang C-Karbonil pada asam asetat anhidrat. Hal
ini terjadi karena pasangan electron bebas pada cincin piridin tidak mengalami resonansi menuju
system cincin aromatis, sehingga bersifat basa, hal ini dapat kita amati dari struktur DMAP berikut:
Senyawa epoksida, dilihat dari tinjauan sudut ikatnya epoksida mempunyai sudut ikatan
60°, padahal untuk senyawa C-sp3 umumnya mempunyai sudut ikatan sebesar 109°28’. Sehingga,
ikatannya sangat rapuh dan tidak dapat kita lakukan isolasi langsung dari alam namun untuk
mendapat senyawa epoksida kita perlu untuk mensintesis senyawa tersebut, salah satu metode
sintesis epoksida yang lazim digunakan adalah dengan mencampurkan senyawa alkena dengan
Asam peroksida organic (Per-asam organic). Metode ini digunakan pada jurnal ini untuk
mensintesis senyawa epoksida dimana menggunakan MCPA (Meta-kloro asam perbenzoat)
sebagai Per-asam organiknya:
Keterangan : MCPA = Meta-Chloro Perbenzoic Acid
Mekanisme reaksi :
Salah satu produk sisntesis epoksidasi senyawa 5 saat dianalisa menggunakan GC,
memiliki waktu retensi dan data spectra yang sama terhadap hasil isolasi M. Tomentosa.
4.3 Stereoselektivitas
Untuk meyakinkan elusidasi data terkait stereokimia struktur produk yang diperoleh,
dilakukan sintesis stereoselektivitas melalui jalur yang berbeda. Dilakukan reduksi terhadap
senyawa 3 dan 4 menggunakan agen reduktor bulky LiAl(t -BuO)4 untuk memastikan apakah
terjadi perubahan stereo struktur produk, namun hasil tidak menunjukan perbedaan
dibandingkan dengan menggunakan LiAlH4. Dalam mekanisme perubahan 3-10 atau 4-11,
menunjukan bahwa stereokimia epoksidasi bergantung pada stereokimia gugus hidroksida.
Tahap selanjutnya adalah asetilasi yang tidak merubah konfigurasi apapun karena atom oksigen
dalam gugus hidroksi berperan sebagai nukleofil.
Elusidasi produk akhir yang dihasilkan sama persis dengan cara sebelumnya (menggunakan
LiAlH4), namun dengan jalur mekanisme yang berbeda ternyata tetap dihasilkan produk dengan
13
stereo yang sama. Hasil spectra C dan 1H NMR senyawa 1 sama persis dengan spectra hasil
isolasi tanaman M. Tomentosa. Sintesis produk (+)1 dengan metode kontak terbukti aktif dalam
melawan O. fasciatus dan toksik terhadap serangga, sedangkan produk (-)1 bersifat enantiospesifik
terhadap toksisitas serangga
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Penelitian ini menggunakan peralatan antara lain kromatografi kolom silika gel,
vakum, TLC (Thin Layer Chromatography), spektrofotometri UV, spektrometri massa,
spektrofotometri IR, dan spektrometri NMR.
3.1.2 Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan berupa larutan CH2Cl2, Na2SO4, AcOEt, dietil
eter, NaOH, HCl, NaHCO3, dan H2O.