Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Hawa Ambarwati
G1A117089
Universitas Jambi
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedokteran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan dokter atau pengobatan penyakit. Dalam sejarah, praktek
pengobatan telah ada sejak ribuan tahun lamanya. Islam pun mengajarkan tentang
kedokteran. Didalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menjelaskan mengenai bidang
kedokteran. Tidak hanya dalam Al-Qur’an, Rasulullah SAW dalam sunnahnya
menjelaskan mengenai bidang ini, terutama tentang obat-obatan.
Dari kedua sumber inilah muncul para ilmuwan yang mengembangkan ilmu
kedokteran. Bidang kedokteran merupakan bidang yang sangat penting, terlebih untuk
menunjang hidup manusia. Semua makhluk hidup di dunia ini pasti mengalami sakit,
terutama manusia, tidak mungkin sehat selamanya. Apakah Islam berperan dalam dunia
kedokteran? Pada makalah ini, Saya membahas dan mengulas sedikit mengenai Islam dan
Kedokteran.
B. Perumusan Masalah
1. Apa definisi dari Islam dan kedokteran?
2. Apa saja ayat-ayat dan hadits Nabi yang membahas tentang kedokteran?
3. Bagaimana perkembangan kedokteran dalam Islam?
4. Apa saja penelitian mutakhir tentang obat-obatan dan kesehatan?
PEMBAHASAN
Hubungan sains dan agama dapat dipertemukan kembali melalui interpretasi yang
sehat, baik pada teks-teks kitab suci maupun lewat dimensi alam semesta ini. Maka
wajar saja kalau A.M. Saefudin mengatakan bahwa sains dan teknologi harus
diimbangi dengan landasan nilai dan moral.
“Jika obat tepat mengenai penyakitnya maka sembuhlah dengan seijin Allah Azza
wa Jalla.” (HR. Muslim: 4084, Ahmad: 14070 dari Jabir radliyallahu anhu).
وجواز الطب علم وصحة والدنيا الدين علوم من جمل األحاديث هذه فى القاضي قال
الجملة فى التطبب
“Al-Qadli berkata: “Di dalam hadits-hadits ini terdapat beberapa jumlah ilmu
agama dan ilmu duniawi, serta sah atau legalnya ilmu kedokteran dan bolehnya
membuka praktek kedokteran secara global.” (Syarh an-Nawawi ala Muslim:
14/191).
هذا وفي: األبدان طب تعلم في الترغيب، القلوب طب يتعلم كما، األسباب جملة من ذلك وأن
النافعة. وتفاصيله الطب أصول وجميع، الحديث لهذا شرح. جميع أن أخبرنا الشارع ألن
أدوية لها األدواء. تعلمها إلى نسعى أن لنا فينبغي، وتنفيذها بها العمل إلى ذلك وبعد.
“Di dalam hadits ini terdapat anjuran mempelajari kedokteran badan
sebagaimana mempelajari kedokteran hati. Dan bahwa ilmu kedokteran itu
termasuk sebab-sebab yang bermanfaat (untuk sembuhnya penyakit, pen). Semua
dasar serta cabang dan perincian ilmu kedokteran menjadi syarah (penjabaran)
bagi hadits ini, karena Syari’ (Allah dan Rasul) telah memberitahu kita bahwa
setiap penyakit terdapat obatnya. Maka hendaknya kita berusaha
mempelajarinya. Dan setelah itu mengamalkan dan melaksanakan ilmu tersebut.”
(Bahjatu Qulubil Abrar wa Qurratu Uyunil Akhyar: 177).
Yang dimaksud oleh as-Sa’di tentang ‘dasar dan perincian ilmu kedokteran’ –
menurut Penulis- adalah ilmu kedokteran dasar seperti anatomi, histologi, fisiologi
dan biokimia. Kemudian ilmu kedokteran preklinik seperti: farmakologi,
patofisiologi, patologi anatomi, mikrobiologi dan parasitologi. Kemudian kedokteran
klinik seperti ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu
penyakit anak, dan sebagainya. Wallahu a’lam.
ت ِإذَا َك َّل
ِ َي َبلَغ
َ َِراق َم ْن َوقِي َل )( الت َ َراق
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke
kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat mengobati?”
(QS. Al-Qiyamah: 26-27).
Dari ayat di atas terdapat pelajaran bahwa seseorang yang sakit boleh
dipanggilkan dokter, hanya saja dokter tidak dapat mengobati seseorang dari penyakit
kematian.
“Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa kedokteran merupakan makna (baca:
definisi) yang benar. Oleh karena itu Nabi shallallahui alaihi wasallam bertanya
kepada keduanya tentang yang paling utama dalam ilmu kedokteran di antara
keduanya.” (Al-Muntaqa Syarhul Muwaththa: 4/362).
Maksud al-Baji adalah bahwa dokter yang dikenal di masa dahulu adalah sama
juga dengan dokter yang kita kenal sekarang ini. Hanya saja keilmuan dokter terus
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
وسواء المباشرة أو بالسراية أصاب سواء دونها فما نفس من أتلفه ما المتطبب تضمين على دليل الحديث
اإلجماع هذا على ادعي وقد خطأ أو عمدا كان
“Hadits ini menunjukkan bahwa seorang dokter harus bertanggung jawab atas
perbuatannya yang merusakkan nyawa atau yang di bawahnya (seperti anggota
tubuh, pen). Baik ia bertindak langsung terhadap pasiennya atau ia hanya
memerintahkan dan menasehatkan saja (melalui perawat atau lainnya, pen). Baik
secara sengaja atau tidak sengaja. Dan ini diakui oleh ijma’ (kesepakatan ulama,
pen).” (Subulus Salam: 3/250).
صناعتهم في حذق ذوي يكونوا أن )أحدهما( بشرطين يضمنوا لم به أمروا ما فعلوا إذا هؤّلء أن ذلك وجملة
كالقطع سرايته فضمن محرما فعّل كان هذا مع قطع فإذا القطع مباشرة له تحل لم كذلك يكن لم إذا ّلنه
ابتداء، ّل أن )والثاني( داود أبو رواه ” ضامن فهو علم بغير تطبب من ” وسلم عليه هللا صلى النبي قال وقد
يقطع أن ينبغي ما فيتجاوزوا أيديهم تجني.
“Secara global mereka (para dokter) jika bertindak sesuai yang diperintahkan
tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan dengan 2 syarat:
Sehingga hadits ini meliputi dokter umum yang berpraktik pengobatan primer,
dokter spesialis yang menyelenggarakan pengobatan sekunder, dokter gigi yang
menyelenggarakan praktik pengobatan gigi, bidan yang melakukan praktik kebidanan
serta perawat yang berpraktik keperawatan.
على بهذا ويستدل: وعقّل شرعا المطلوبة النافعة العلوم من الطب صناعة أن. أعلم وهللا.
“Dan diambil dalil dari hadits ini bahwa profesi kedokteran termasuk ilmu yang
bermanfaat secara syar’i dan akal. Wallahu a’lam.” (Bahjatu Qulubil Abrar wa
Qurratu Uyunil Akhyar: 159).
C. Perkembangan Kedokteran
Perkembangan kedokteran memiliki beberapa masa, diantaranya adalah sebagai
berikut:(5)
1. Perkembangan Kedokteran pada Masa Purba
Menurut dugaan sejarawan, manusia purba yang hidup berpuluh-puluh Tahun
sebelum Masehi telah mengenal pengobatan. Mereka mengenal cara mengobati luka
dengan urapan (olesan) dengan obat dari sejenis daun yang ditumbuk halus. Mereka
juga telah mengenal cara melasah (fisioterapi) dan membalut tangan atau kaki
seseorang yang patah tulang. Sebagai pembalut mereka menggunakan kulit kayu atau
kulit binatang. Manusia purba pun telah mengenal cara mengobati sakit perut, pening,
batuk-batuk, dan pingsan. Bahkan mereka telah mencoba untuk melakukan
pembedahan.
a. Pijat-memijat
Dalam hal pijat-memijat, sudah menjadi kebiasaan seorang kepala suku,
apabila merasa pegal-pegal selepas berpergian jauh untuk menyuruh seorang anak
buah memijatnya.
b. Ramuan obat
Manusia mulainya mengenal ramuan obat untuk suatu penyakit adalah
dengan mencoba meramunya dari daun-daunan. Ada banyak jenis daun penawar
yang cocok untuk penyakit, jika Allah menghendaki seorang yang cerdik dan rajin
mengumpulkan bahan obat temuan sendiri dan penemuan orang lain pada
akhirnya akan terkenal sebagai seorang tukang mengobati atau seorang tabib
(dokter) alamiah yang pertama. Rasulullah SAW telah bersabda :
“Apabila Allah menurunkan penyakit, pasti Ia akan menurunkan penawarnya.“
(HR. Bukhori Muslim).
c. Alat-alat perdukunan
Hampir semua dukun percaya bahwa semua benda yang dianggap ajaib
mempunyai kekuatan gaib atau dihuni roh nenek moyang. Setiap dukun
mempunyai azimat penangkal roh-roh jahat atau kekuatan jahat. Dan azimat
pengalap keselamatan yang dapat mendatangkan roh-roh baik sebagai pengawal.
Azimat itu bisa terdiri atas berbagai jenis batu berwarna atau batu hitam
pekat, tengkorak manusia, tengkorak binatang, ujung tombak bekas membunuh
lebih dari sepuluh orang musuh. Pada masa kekhalifahan Islam, di Baghdad telah
terdapat sebuah rumah sakit yang cukup mewah, bersih, da teratur perawatannya.
Sementara itu bangsa Romawi masih mempercayai dukun-dukun, penyakit
sampai diobati dengan jampi-jampi dan minum air jernih, dll.
Pada masa kerajaan Mogul, di India terdapat lebih dari 20.800 tabib
Muslim yang menjadi juru dakwah.
Sekolah kedokteran pertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi
Shapur di Baghdad. Khalifah Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah yang mendirikan
kota Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu sebagai dekan sekolah kedokteran
itu. Pendidikan kedokteran yang diajarkan di Jindi Shapur sangat serius dan
sistematik. Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran
terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis,
dan Ibn- Maimon.(6)
Artinya :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sains Islami sebagai sains yang berlandaskan pada nilai-nilai universal secara
kontruktif dapat dilihat bagaimana ia meletakan peran al-qur'an dalam kaitan Islam.
Ini lah yang membedakannya dengan pandangan dunia muslim.
2. Hal-hal pokok yang terkandung dalam syariat islam tentang kesehatan adalah sebagai
berikut :
a. Sanition and personal hygiene.
b. Epidemiologi.
c. Memerangi binatang melata, serangga, dan hewan yang menularkan penyakit
kepada orang lain.
d. Nutrition.
3. Perkembangan kedokteran pada masa islam
a. Kedokteran Nabi SAW
b. Masa penerjemahan, penyaduran, dan pengembangan pertama dan kedua.
c. Perkembangan kedokteran Persia pada masa kekhalifahan Islam
d. Kedokteran zaman Bani Saldsyuk.
e. Perkembangan cabang ilmu kedokteran Persia
f. Perkembangan kedokteran Islam di India
g. Ilmu kedokteran Turki.
4. Penelitian Mutakhir Tentang Kesehatan dan Obat-Obatan seperti madu, pemanfaatan
teknologi nuklir, susu dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011),
Cet. 1, hlm. 21-22.
(2) Ibid., hlm. 391.
(3) Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., ibid., hlm. 387.
(4) Dr. Ahmad Syauqi Al Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), Cet 1, hlm. 4-6
(5) Dr. Ja’far Khadem Yamani, Kedokteran Islam: Sejarah dan Perkembangannya,
(Bandung: Dzikra, 2007), Cet. 4, hlm. 1-86.
(6) http://www.globalmuslim.web.id/2010/09/kedokteran-dalam-islam-sejarah.html
(7) Hidup Sehat dengan Akal Sehat: Kumpulan Artikel Kesehatan KOMPAS, (Jakarta:
Kompas, 2000), hlm. 75.
(8) Ibid, h.164