Anda di halaman 1dari 14

Nama : Syifa Mufidah

Kelas : XII-IPA2
PROYEKSI
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan
dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan
dengan arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral).
Arah yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan
sejajar akan tetapi miring terhadap bidang gambar. Proyeksi terdiri dari beberapa
jenis, diantaranya adalah:

A). Proyeksi Piktorial


Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap
bidang dua dimensi.
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi,
dapat kita lakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan
menggambar. Ada beberapa macam cara proyeksi piktorial, antara lain: Proyeksi
piktorial dimensi,Proyeksi piktorial isometri,Proyeksi piktorial miring, dan
Perspektif.

1. Proyeksi Isometri

Proyeksi isometri ialah suatu proyeksi yang mempunyai perbandingan


panjang antara ketiga sumbunya, yaitu x : y : z adalah 1 : 1 : 1, sedangkan
jarak antar sumbu membentuk sudut sebesar 120 derajat. Pada proyeksi
ini ciri yang paling mendasar adalah besar sudut antara sumbu x dan y
terhadap garis mendatar adalah 30 derajat.Didalam proyeksi ini cara
menampilkan penggambarannya meliputi 3 sajian tampilan yaitu proyeksi
isometri normal, terbalik dan horisontal.

Berikut kedudukan persumbuan dari proyeksi isometri :

kedudukan sumbu isometri normal

Kedudukan proyeksi isometri normal adalah kedudukan dimana besar sudut


sumbu x dan y terhadap garis horisontal adalah 30 derajat, sedangkan
sumbu z, tegak lurus membentuk sudut 90 derajat terhadap garis
horisontal dengan nilai negatif
kedudukan sumbu isometri terbalik

Kedudukan proyeksi isometri terbalik adalah kedudukan dimana bentuk


gambar dari proyeksi isometri normal diputar 180 derajat kearah kanan,
sehingga kedudukan sumbu z, tegak lurus membentuk sudut 90 derajat
terhadap garis horisontal dengan nilai positif.

kedudukan sumbu isometri horizontal

Kedudukan proyeksi isometri horisontal adalah kedudukan dimana bentuk


gambar dari proyeksi isometri normal diputar 270 derajat kearah kanan,
sehingga kedudukan sumbu x dan y terhadap garis vertikal membentuk
sudut 30 derajat, sedangkan kedudukan sumbu z, sejajar dengan garis
horisontal kearah positif.

2. Proyeksi Dimetri

Dibandingkan dengan proyeksi isometri, proyeksi dimetri mempunyai


perbedaan mendasar, yaitu : besar sudut sumbu x dan y, terhadap garis
horisontal dan perbandingan sumbu x, y dan z.
Proyeksi Dimetri I

Pada proyeksi dimetri ini, besar sudut sumbu x terhadap garis horisontal
adalah 7 derajat, sedangkan besar sudut sumbu y terhadap garis
horisontalnya adalah 40 derajat. Tinjauan lain dalam proyeksi dimetri ini
adalah, perbandingan antar ketiga sumbu adalah x : y : z = 1 : ½ :
1.Kesimpulannya adalah : dimisalkan, panjang ketiga garis adalah 50 mm,
maka pada proyeksi ini, panjang sumbu x = 50 mm, sumbu y = 25 mm dan
sumbu z = 50 mm. Tetapi pada angka penunjukan pengukurannya tetap
ditulis 50 mm. Berikut gambar skema perbandingan sumbu:

Skema sudut proyeksi dimetri

Berikut contoh perubahan pandangan dari proyeksi isometri dengan sudut


α = 30 derajat dan β = 30 derajat dengan perbandingan x : y : z adalah 1 :
1 : 1 menjadi proyeksi dimetri dengan sudut α = 7 derajat dan β = 40
derajat dengan perbandingan x : y: z adalah 1 : ½ : 1

Proyeksi Dimetri II

Sebenarnya proyeksi dimetri sendiri mempunyai jenis yang beragam,


namun yang biasa digunakan adalah yang bersudut α = 7 derajat dan β = 40
derajat. Berikut bentuk-bentuk proyeksi dimetri tipe yang lain, dengan
besar sudut α dan β terhadap garis horisontal dengan skala perbandingan
sumbu x, y dan z. Berikut ini adalah tabel proyeksi dimetri II:

Berikut ini adalah contoh gambar dari proyeksi dimetri II

3. Proyeksi Miring

Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis


horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis
mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi
dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2,
sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.

Contoh:
4. Proyeksi Perspektif

Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih


dekat dengan mata terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak
lebih jauh dengan mata terlihat lebih kecil. Semakin jauh letak benda dari
mata kita, benda itu akan terlihat semakin kecil hingga akhirnya hanya
tampak sebagai titik saja. Demikian juga dua benda atau lebih yang
letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita, semakin jauh dari mata,
keduanya akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya saling
berimpit dan akan menjadi satu titik.

B). Proyeksi Ortogonal


Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang
memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain
proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor
tersebut sejajar satu sama lain
1. Ortogonal Sebuah Titik

2. Ortogonal Sebuah Garis

3. Ortogonal Sebuah Bidang

4. Ortogonal Sebuah Benda


C). Proyeksi Pandangan
1. Pandangan Eropa

Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan


dengan yang lain. Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka),
dan samping. Oleh karena itu proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk
kepentingan perancangan mebel atau desain produk.Sistem gambar
proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut
pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut
proyeksi “Kuadran Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut
penampilan tersebut berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang,
yakni bidang I, II, dan III. Bidang I berfungsi untuk menampilkan
bayangan benada tampak dari atas, bidang II untuk bayangan benda
tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda tampak dari samping
kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam proyeksi
multiview (tampak ganda).Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini
menempatkan posisi benda/obyek yang digambar berada di antara titik
pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika diurutkan maka posisi
tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi. Posisi pengamat
terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu, masing-masing
garis pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat dan benda
sehingga menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.Ruang
atau sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa
menjadi dua dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar
sehingga dapat dituangkan ke dalam bidang atau kertas gambar.
Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Konstruksi ruang dalam proyeksi Eropa

Ruang dalam proyeksi Eropa yang dibentangkan menjadi bidang datar.

Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan ruang.


Contoh cara memproyeksikan sebuah titik

Contoh benda berupa kubus yang diproyeksikan dengan cara Eropa

2. Pandangan Amerika

Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan
proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah. Contoh gambarnya yaitu:
PERSPEKTIF
Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih dekat dengan
mata terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak lebih jauh dengan mata
terlihat lebih kecil. Semakin jauh letak benda dari mata kita, benda itu akan
terlihat semakin kecil hingga akhirnya hanya tampak sebagai titik saja. Demikian
juga dua benda atau lebih yang letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita,
semakin jauh dari mata, keduanya akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya
saling berimpit dan akan menjadi satu titik.

Seperti halnya dalam proyeksi Eropa maka dalam gambar perspektif pun diupayakan
agar bidang-bidang yang semula saling berpotongan harus dibentangkan menjadi
bidang datar. Pembentangan tersebut dapat dilihat seperti pada gambar di bawah
ini. Bidang mata dibentangkan ke atas menjadi sejajar dengan bidang tafrir, begitu
juga dengan bidang tanah yang dibentangkan ke bawah menjadi sejajar dengan
bidang tafrir.

Bidang hasil pembentangan bidang mata dan bidang tanah menjadi sejajar bidang tafrir.
1. Perspektif Satu Titik Hilang

Perspektif satu titik hilang (one point perspective) ini digunakan untuk
menggambar obyek (benda) yang terletak relatif dekat dengan mata.
Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut
pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu
titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus
terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel
perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar
horizon dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada gambar
rancang bangun (desain) interior.

2. Perspektif Dua Titik Hilang


Perspektif dua titik hilang (two point perspective) ini digunakan untuk
menggambarkan benda-benda yang letaknya relatif jauh dan letaknya
tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat. Karena posisi pengamat
jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-
garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar
ini banyak digunakan untuk desain eksterior.
3. Perspektif Tiga Titik Hilang
Perspektif tiga titik hilang (three point perspective) ini muncul akibat
benda/obyek yang diamati jauh di bawah atau ke atas horizon. Oleh
karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah. Perspektif ini
banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai