Anda di halaman 1dari 11

SKENARIO

Di suatu siang yang terik, B baru selesai menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran. Karena
haus, B membeli segelas air jeruk dikantin. Setelah 30 menit, B merasa ingin berkemih. Namun
B yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah harus menahan keinginannya tersebut.
Sesampainya di rumah, B merasa tidak nyaman di suprapubik. Saat buang air kecil, B melihat
urinnya berwarna kuning muda. B berpikir mengapa dirinya yang baru menghabiskan segelas air
jeruk langsung merasa ingin berkemih, sedangkan sewaktu B berolahraga dan menghabiskan
satu botol air mineral, B tidak merasa ingin berkemih.
A. Klarifikasi Istilah

1. Haus : Keadaan kekurangan cairan atau dehidrasi.


2. Berkemih : Proses penegeluaran cairan dari dalam tubuh berupa urine
3. Suprapubic : Area di atas simphisis pubis atau di atas tulang kemaluan
4. Urine : Cairan yang di sekresikan oleh ginjal, di simpan dalam kandung kemih
dan di keluarkan melalui uretra

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana mekanisme terjadi rasa haus?


2. Bagaimana mekanisme berkemih dan proses pengeluarannya?
3. Apa faktor yang mempengaruhi rasa ingin berkemih?
4. Jelaskan anatomi sistem urinaria
5. Jelaskan histologi sisitem urinaria
6. Jelaskan fisiologi sistem urinaria
7. Bagaimana mekanisme menahan saat ingin berkemih?
8. Mengapa B merasa tidak nyaman pada area suprapubic?
9. Apa saja komposisi dari urine normal?
10. Bagaiman proses pembentukan urine?
11. Mengapa urine B berwarna kuning muda?
12. Mengapa saat B meminum segelas air, langsung merasa ingin berkemih namun saat
berolahraga dan menghabiskan satu botol air mineral, B tidak merasa ingin berkemih?

C. Curah Pendapat (Brainstorming)

1. Bagaimana mekanisme terjadi rasa haus?


Jawab:
Pusatnya pada hipotalamus, saat berkurangnya cairan atau tekanan darah menurun,
hipotalamus mengirim sinyal berupa rasa haus yang kita alami.
2. Bagaimana mekanisme berkemih dan proses pengeluarannya?
Jawab :
Proses berkemih
a. Vesica urinaria terisi
b. Stimulasi m.detrusor untuk berkontraksi (sensasi berkemih)
c. Relaksasi sfingter uretra interna (urine masuk ke uretra)
d. Relaksasi sfingter uretra externa (urine keluar melalui uretra)

3. Apa faktor yang mempengaruhi rasa ingin berkemih?


Jawab :
a. Faktor internal : berupa hormone
b. Faktor eksternal : di pengaruhi lingkungan sekitar

4. Jelaskan anatomi sistem urinary


Jawab :
a. 2 renal
b. 2 ureter
c. 1 vesica urinaria
d. 1 uretra

5. Jelaskan histology sistem urinary


Jawab :
a. Tunika mukosa
b. Tunika muscularis
c. Tunika serosa

6. Jelaskan fisiologi sistem urinary


Jawab :
a. Regulasi tekanan darah, volume serta PH
b. Ekskresi sisa metabolism
c. Produksi sel darah merah, sintesis kalsiterol

7. Bagimana mekanisme menahan saat ingin berkemih?


Jawab :
Dengan mengkontraksikan sfingter uretra eksterna (volunter)

8. Mengapa B merasa tidak nyaman pada area suprapubic?


Jawab :
Karena di sekita area suprapubic terdapat vesica urinaria yang telah terisi penuh,
sehingga vesica urinaria berkontraksi dan mendorong urine keluar dari uretra.

9. Apa saja komposisi dari urine normal?


Jawab :
a. 95 % air
b. 5% ion-ion dan sisa metabolism
10. Bagaimana proses pembentukan urine?
Jawab :
a. Filtrasi glomerulus
b. Reabsorpsi tubulus
c. Sekresi tubulus

11. Mengapa urine B berwarna kuning muda?


Jawab :
Urine B berwarna kuning muda disebabkan karena adanya pigmen urokrom dan urobilin.

12. Mengapa saat B meminum segelas air, langsung merasa ingin berkemih namun saat
berolahraga dan menghabiskan satu botol air mineral, B tidak merasa ingin berkemih?
Jawab :
Karena saat berolahraga cairan keluar melalui keringat namun saat aktivitas biasa, cairan
langsung dikelurakan melalui urine.

D. Analisis Masalah

1. Bagaimana mekanisme terjadi rasa haus?


Jawab :
Pusat mekanisme rasa haus terdapat di hipotalamus, disebut thirst center.
Ginjal menekan kehilangan cairan selama kekurangan air, melalui sistem umpan balik
osmoreseptor-ADH. Akan tetapi, asupan cairan yang adekuat diperlukan untuk
mengimbangi kehilangan cairan yang terjadi melalui keringat dan napas serta melalui
saluran pencernaan. Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang, bersama
dengan mekanisme osmoreseptor-ADH, mempertahankan osmolaritas cairan
ekstraselular dan konsentrasi natrium secara tepat. Banyak faktor sama yang merangsang
sekresi ADH juga akan meningkatkan rasa haus, yang didefinisikan sebagai keinginan
sadar terhadap air.

Daerah di sepanjang dinding anteroventral ventikel ketiga yang meningkatkan


pelepasan ADH juga merangsang rasa haus. Ada juga suatu daerah kecil yang terletak
anterolateral nucleus preoptik, yang bila dirangsang secara listrik, segera menyebabkan
kegiatan minum yang berlanjut selama rangsangan berlangsung. Semua daerah ini
disebut pusat rasa haus.
Neuron-neuron di pusat rasa haus memberi respons terhadap penyuntikan larutan
garam hipertonik dengan cara merangsang perilaku minum. Sel-sel ini hampir pasti
berfungsi sebagai osmoreseptor untuk mengaktivasi mekanisme rasa haus, dengan cara
yang sama saat osmoreseptor merangsang pelepasan ADH. Peningkatan osmolaritas
cairan serebrospinal di ventrikel ketiga memberi pengaruh yang pada dasarnya sama,
yaitu menimbulkan keinginan untuk minum. Organum vaskulosum lamina terminalis
yang terletak tepat di bawah permukaan ventrikel pada ujung inferior daerah AV3V,
agaknya ikut memperantarai respons tersebut.

Peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular yang menyebabkan dehidrasi intrasel


di pusat rasa haus, yang akan merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan respons ini sangat
jelas, membantu mengencerkan cairan ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas ke
keadaan normal. Penurunan volume cairan ekstraselular dan tekanan arteri juga
merangsang rasa haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang
dirangsang oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui
perdarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi perubahan
osmolaritas plasma. Hal ini mungkin terjadi akibat masukan saraf dari baroreseptor
kardiopulmonal dan baroreseptor arteri sistemik di sirkulasi.

Rangsang rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Penelitian pada
binatang menunjukkan angiotensin II bekerja pada organ subfornikal dan pada organum
vaskulosum lamina terminalis. Daerah-daerah ini berada di luar sawar darah otak, dan
peptida-peptida seperti angiotensin II berdifusi ke dalam jaringan. Oleh karena
angiotensin II juga dirangsang oleh factor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia
dan tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume
darah dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kerja lain dari angiotensin II
pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.

Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esofagus dapat memberi sensasi
rasa haus. Akibatnya, seseorang yang kehausan dapat segera melepaskan rasa dahaganya
setelah dia minum air, walaupun air tersebut belum diabsorbsi dari saluran pencernaan
dan belum memberi efek terhadap osmolaritas cairan ekstraselular. Rangsang
gastrointestinal dan faring memengaruhi timbulnya rasa haus. Pada binatang yang
esofagusnya membuka ke arah luar, sehingga air tidak pernah diabsorbsi ke dalam darah,
ada kepuasan sebagian setelah minum, walaupun kepuasan itu bersifat sementara.
Distensi saluran pencernaan juga dapat sedikit mengurangi rasa haus; contohnya,
peniupan sebuah balon dalam lambung dapat menghilangkan rasa haus. Akan tetapi,
penurunan sensasi rasa haus melalui mekanisme gastrointestinal atau faringeal hanya
bertahan singkat; keinginan untuk minum hanya dapat dipuaskan sepenuhnya bila
osmolaritas plasma dan/atau volume darah kembali normal.
Kemampuan binatang dan manusia untuk "mengukur" asupan cairan sangat
penting karena dapat mencegah hidrasi yang berlebihan. Setelah seseorang minum air,
mungkin dibutuhkan waktu 30 sampai 60 menit agar air direabsorbsi dan didistribusikan
ke seluruh tubuh. Bila sensasi rasa haus tidak hilang sementara setelah minum air, orang
tersebut akan terus minum lebih banyak lagi, yang akhirnya menimbulkan hidrasi dan
pengenceran cairan tubuh yang berlebihan. Penelitian dan percobaan berulang kali
menunjukkan binatang meminum jumlah air yang hampir sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan untuk mengembalikan osmolaritas dan volume plasma ke keadaan normal.

Rasa Haus Meningkat : Osmotaritas naik

Volume darah turun

Tekanan darah turun

Angiotensin II naik

Mulut kering

Rasa Haus Menurun : Osmolaritas plasma turun

Volume darah naik

Tekanan darah naik

Angiotensin II turun

Distensi lambung

Guyton, Arthur C. Hall, John E, Buku Ajar Fisiologi. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2011

2. Bagaimana mekanisme berkemih dan proses pengeluarannya?


Jawab :
Refleks Miksi, seiring dengan pengisian kandung kemih, tampak tumpang tindih
kurva peningkatan kontraksi miksi, seperti yang ditunjukkan oleh kurva berbentuk
runcing terputus-putus. Kontraksi ini dihasilkan dari refleks regang yang dipicu oleh
reseptor regang sensorik di dalam dinding kandung kemih, terutama oleh reseptor di
uretra posterior ketika daerah ini mulai terisi dengan urine pada tekanan kandung kemih
yang lebih tinggi. Sinyal sensorik dari reseptor regang kandung kemih dikirimkan ke
segmen sakralis dari medula spinalis melalui nervus pelvikus, dan kemudian
dikembalikan secara refleks ke kandung kemih melalui serat saraf parasimpatis dengan
menggunakan persarafan yang sama.
Bila kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi miksi ini biasanya akan
berelaksasi secara spontan dalam waktu kurang dari semenit, otot detrusor berhenti
berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke nilai dasar. Ketika kandung kemih terus terisi,
refleks miksi menjadi semakin sering dan menyebabkan kontraksi otot detrusor yang
lebih kuat.
Sekali refleks miksi dimulai, refleks ini bersifat regenerasi sendiri." Artinya,
kontraksi awal kandung kemih akan mengaktifkan reseptor regang yang menyebabkan
peningkatan impuls sensorik yang lebih banyak dari kandung kemih dan uretra posterior,
sehingga menyebabkan peningkatan reflex kontraksi kandung kemih selanjutnya. Jadi,
siklus ini akan berulang terus-menerus sampai kandung kemih mencapai derajat kontraksi
yang cukup kuat. Kemudian, setelah beberapa detik sampai lebih dari semenit, refleks
yang beregenerasi sendiri ini mulai kelelahan dan siklus regeneratif pada refleks miksi
menjadi terhenti, memungkinkan kandung kemih berelaksasi.
Jadi, refleks miksi merupakan siklus yang lengkar; yang terdiri atas (1) kenaikan
tekanan secara cepat dan progresif, (2) periode tekanan menetap, dan (3) kembalinya
tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal. Bila refleks miksi yang telah terjadi tidak
mampu mengosongkan kandung kemih, persarafan pada refleks ini biasanya akan tetap
dalam keadaan terinhibisi selama beberapa menit hingga 1 jam atau lebih, sebelum terjadi
refleks miksi berikutnya.
Bila kandung kemih terus-menerus diisi, akan terjadi refleks miksi yang semakin
sering dan semakin kuat. Bila refleks miksi sudah cukup kuat, akan memicu reflex lain
yang berjalan melalui nervus pudendus ke sfingter eksterna untuk menghambatnya. Jika
inhibisi ini lebih kuat di dalam otak daripada sinyal konstriktor volunter ke sfingter
eksterna, maka akan terjadi pengeluaran urine. Jika tidak, pengeluaran urine tidak akan
terjadi hingga kandung kemih terus terisi dan refleks miksi menjadi lebih kuat lagi.
Refleks miksi adalah refleks medula spinalis yang bersifat otonom, tetapi dapat
dihambat atau difasilitasi oleh pusat di otak. Pusat ini meliputi (1) pusat fasilitasi dan
inhibisi kuat di batang otak, terutama terletak di pons, dan (2) beberapa pusat yang
terletak di korteks serebri yang terutama bersifat inhibisi tetapi dapat berubah menjadi
eksitasi.
Refleks miksi merupakan penyebab dasar berkemih, tetapi biasanya pusat yang
lebih tinggi yang akan melakukan kendali akhir untuk proses miksi sebagai berikut.
1. Pusat yang lebih tinggi menjaga agar refleks miksi tetap terhambat sebagian, kecuali
bila miksi diinginkan.
2. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah miksi, bahkan jika
terjadi refleks miksi, dengan cara sfingter kandung kemih
eksterna melakukan kontraksi tonik hingga saat yang tepat
datang.
3. Jika waktu berkemih tiba, pusat kortikal dapat memfasilitasi
pusat miksi sakral untuk membantu memulai refleks miksi dan pada saat yang sama
menghambat sfingter eksterna sehingga pengeluaran urine dapat terjadi.

Guyton, Arthur C. Hall, John E, Buku Ajar Fisiologi. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2011
3. Apa faktor yang mempengaruhi rasa ingin berkemih?
Jawab:
I. Factor interna :
a. Hormon ADH
b. Hormin insulin
c. Emosi dan stress
II. Factor eksterna :
a. Suhu lingkungan
b. Kosnsumsi garam
c. Jumlah air yang di munum
d. Konsusmsi alcohol dan kafein.

(belum lengkap)

4. Jelaskan anatomi sistem urinaria

Jawab :

(belum)

5. Jelaskan histologi sistem urinaria


Jawab :

1. Korpuskulum renal
Terdiri dari glomerolus dan kapsula bowman
CirI :
 Berwarna gelap karena ada arteriol afffern
 Perm. Dilapisi epitel selapis gepeng
 Terdapat yuksta glomerular.
 Ditemukan macula densa.
2. Tubulus proksimal
 Terdiri dari epitel salipis kuboid
 Terdapat vili pada epitelnya
3. Tubulus distal
 Terdiri dari epitel selapis kuboid
 Terdapat pada vili pada epitelnya
 Jarak inti sel berdekatan
 Sitoplasma basofil
4. Medulla ginjal
 Tersusus atas saluran-saluran
 Terdapat pyramid –pyramid ginal.
5. Ureter
 Tunika mukosa = epitel stransisional
 Tunika muskularis (dari dalam keluar) longitudinal sirkular longitudinal
6. Vesica urinaria
 Tunika mukosa = epitel trsansisional.
 Tunika muskularin = berkas otot polos
7. Uretra
 Femina = epitel selapis gepeng
 Maskulina = pars prostatica : epitel transisional
Pars membranasea : epitel selapis thorak
Pars spongiosa proksimal : epitel silindiris bertingkat
Pars spongiosa distal : epitel berlapis gepeng

6. Jelaskan fisiologi sistem urinaria


Jawab :
1. Corpusculum renal
 Mengatur keseimbangan air dan elektrolit untuk mempertahan kan
hemoistatis
 Pengaturan produksi eritrosit yang merangsang pembentukan sel darah
merah.
2. Ureter
Dinding :
 Otot polos yang dipersarafi saraf simpatis dan parasimpatis dan flexus
intramuralis yang meluas di sepanjang ureter.
3. Vesica urinaria
 Posterior di sebelah leher terdapat segitiga trigonum
 M. detrussor membentuk jaringan elastic.
4. Uretra
 Perempuan : hanya untuk alat berkemih
 Laki-laki : untuk alat berkemih dan reproduksi, namun tidak
bersambungan

Regulasi hormonal :

1. ADH

2. Insulin

3. ANP

4. Angiotensin II

5. Aldosterone

7. Bagaimana mekanisme menahan saat ingin berkemih?


Jawab :
Pengosongan kandung kemih dapat berlangsung sesuai keinginan, yang bersangkutan
dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan
sfingter uretra eksternum dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunteer dari korteks
cerebrum mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang ke neuron-neuron
yang terlibat, sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi dan tidak ada urine yang keluar,
atau sfingter uretra eksternum tetap tertutup ketika neuron motorik terangsang (tidak
berkemih).

Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2011

8. Mengapa B merasa tidak nyaman pada area suprapubic?


Jawab :
Pada area suprapubic terdapat vesica urinaria,apabila vesica urinaria sudah melebihi daya
tampungnya maka m. detrussor akan mendorong vesica urinaria untuk mengeluarkan
urin yang menyebabkan rasa tidak nyaman.

9. Apa saja komposisi dari urine normal?


Jawab :
 Air
 Zat elektrolit : natrium,kalsisum ,clorida

10. Bagimana proses pembentukan urine?


Jawab :
terjadi filtrasi di glomerolus : darah di saring,hasil filtrasi berupa air, natrium,glukosa dan
zat lainnya menjadi urin primer.kemudian di reabsorbsi di tubulus konvultus
prokismal,zat-zat yang masih di gunkan oleh tubuh akan di serap kembali kemudian urin
akan masuk ke tubulus konvultus distal menjadi urin sekunder,di tubulus konvultus distal
terjadi sekresi utnuk mengeluarkan zat yang tidak di butuhkan oleh tubuh selanjutannya
urin sebenranya akan di tampung pada duktus kolektivus.

11. Mengapa urine B berwarna kuning muda?


Jawab :
Karena adanya pigmen urokrom dan urobilin,urokrom terjadi akibat adanya pemecahan
urobilin sedangkan urobilin terjadi akibat adanya pemecahan oleh hemoglobin. Warna
kuning muda merupakan warna urin normal. Normalnya urin berwarna kuning muda-
kuning tua.

12. Mengapa saat B meminum segelas air, langsung merasa ingin berkemih namun saat
berolahraga dan menghabiskan satu botol air mineral, B tidak merasa ingin berkemih?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai