Anda di halaman 1dari 6

MINI PROJECT

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DM TERHADAP

PROGRAM PROLANIS DI PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK KOPI I

Disusun Oleh :

dr. Dian Fitriany Suhardi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA PERIODE NOVEMBER

2016-2017

PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK KOPI 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu dari sekian banyak penyakit yang

memiliki angka kesakitan yang cukup tinggi. Di antara penyakit degeneratif, diabetes

juga merupakan salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat di

masa datang. Diabetes sudah merupakan suatu ancaman utama bagi kesehatan umat

manusia pada abad ke 21. Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO) membuat perkiraan

bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidab diabetes diatas usia 20 tahun berjumlah 150

juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu

akan membengkak menjadi 300 juta orang (Sudoyo, Aru W,2006).

Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit

kronik yang serius di Indonesia saat ini. Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus

(DM) tidak terdiagnosa karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai

terjadinya komplikasi. Prevalensi penyakit diabetes meningkat karena terjadi

perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas

fisik dan meningkatnya jumlah populasi manusia usia lanjut (Hiswani,2009).

Dengan makin majunya keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta

pelayanan kesehatan yang makin baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian

penyakit diabetes mellitus (DM) akan makin meningkat. Penyakit ini dapat

menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian

epidemiologis di Indonesia di dapatkan prevalensi sebesar 1,5-2,3 % pada penduduk

usia lebih besar dari 15 tahun (Hiswani,2009). Melihat pola pertambahan penduduk

saat ini diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk
berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 2 %,

akan didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Mellitus, suatu jumlah yang besar untuk

dapat ditanggani sendiri oleh para ahli DM (Hiswani,2009).

Melihat tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara global yang tadi

dibicarakan terutama disebabkan karena peningkatan kemakmuran suatu populasi,

maka dengan demikian dapat dimengerti bila suatu saat atau lebih tepat lagi dalam

kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang kekerapan diabetes di Indonesia akan

meningkat drastis (Sudoyo, Aru W,2006).

PROLANIS merupakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis dengan bentuk

tindakan promotif dan preventif yang terintegrasi. Penyakit yang ditangani oleh

PROLANIS diabetes mellitus dan hipertensi. Program PROLANIS diharapkan

meningkatkan kualitas hidup peserta BPJS melalui pengolaan yang

berkesinambungan. Strategi pelayanan kesehatan bagi penyandang penyakit diabetes

dan hipertensi pada pelayanan kesehatan primer sehingga peran dokter pelayanan

primer sangat penting dalam program PROLANIS. Dokter pelayanan primer juga

diharapkan dapat memberikan pelayanan promotif dan preventif yang komprehensif.

Selain itu mereka memiliki tugas untuk mengedukasi dan meningkatkan kemampuan

peserta PROLANIS untuk memelihara kesehatan pribadinya secara mandiri.

Pelayanan yang diberikan oleh Dokter Keluarga PROLANIS seperti pelayanan

obat untuk penyakit diabetes pasien selama satu bulan, mengingatkan jadwal

konsultasi dan pengambilan obat, memberi informasi dan pengetahuan tentang

penyakit diabetes secara teratur dan terstruktur, pemantauan status kesehatan secara

intensif serta adanya kegiatan kunjungan rumah (home visit) bagi peserta. Dokter

keluarga akan memantau kepatuhan pasien terhadap program pengelolaan penyakit


kronis ini untuk mengetahui apakah pasien benar-benar melakukan apa yang

direncanakan oleh dokter keluarga PROLANIS.

Komitmen peserta dalam mengikuti PROLANIS juga merupakan hal yang

sangat penting. Peserta diharapkan mengikuti segala semua ketentuan pengobatan

yang direncanakan, karena jika tidak ada komitmen maka program ini akan gagal.

Dengan adanya PROLANIS, target peningkatan status kesehatan, pengetahuan,

kemampuan, dan kesadaran peserta dalam rangka pemeliharaan kesehatan secara

mandiri dapat terwujud secara maksimal. Target ini juga didasarkan pada panduan

klinis yang berlaku.

Indikator keberhasilan program PROLANIS adalah terwujudnya Profil

Kesehatan Peserta melalui pemantauan berkesinambungan terhadap peserta. Hal ini

bertujuan agar jumlah peserta yang hidup sehat dengan penyakit kronis dapat

dioptimalkan dan peserta yang jatuh pada fase akut atau penyakit menjadi semakin

parah dapat diminimalisasi.

Antisipasi untuk menanggulangi timbulnya komplikasi pada pederita DM

harus sudah dimulai dari sekarang, salah satunya adalah dengan memberikan

pelayanan PROLANIS disertai dengan penyuluhan kesehatan pada penderita DM.

Peran PROLANIS sendiri dapat tampak baik secara nyata atau pun secara tidak

langsung pada penderita DM terutama dalam menanggulangi angka kesakitan

penderita DM. Penyuluhan kesehatan pada penderita DM juga merupakan suatu hal

yang amat penting dalam mencegah komplikasi atau setidaknya menghambat

perkembangan penyakit ke arah yang lebih berat. Penyuluhan tersebut dapat meliputi

beberapa hal, antara lain tentang DM, pengetahuan mengenai pengaturan diet, latihan

fisik atau senam kaki, minum obat dan juga pengetahuan tentang komplikasi,

pencegahan maupun perawatannya.


Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara penderita DM dan

keluarganya dengan para pengelola/ penyedia layanan kesehatan yang dapat terdiri

dari dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga lain. Oleh karena itu pada program mini

project ini, kami akan melakukan penelitian mengenai Gambaran Tingkat

Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Terhadap Program Prolanis Di Puskesmas

Kelurahan Pondok Kopi I.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar beakang yang telah diuraikan di atas, peneliti

mengidentifikasi masalah yaitu : Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan pasien

diabetes melitus terhadap program prolanis di Puskesmas Kelurahan Pondok Kopi 1 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Mengetahui gambaran

tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus terhadap program prolanis di Puskesmas

Kelurahan Pondok Kopi 1.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang

program prolanis, meliputi pengertian, sasaran, mekanisme dan langkah-langkah

pelaksaaan prolanis di Puskesmas Kelurahan Pondok Kopi 1.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pasien dm terhadap program

prolanis dengan melihat faktor yang terkait seperti : usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan pekerjaan pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Kelurahan

Pondok Kopi 1.
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Gambaran

Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Terhadap Program Prolanis di

Puskesmas Kelurahan Pondok Kopi 1.

1.4.2 Mnfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk diadakannya program prolanis di Puskesmas Kelurahan Pondok Kopi 1

sehingga dapat menurunkan angka kejadian dan tingkat keparahan penderita DM ke

arah yang lebih berat.

Anda mungkin juga menyukai