rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Terdapat beberapa macam,
berdasarkan cara dan sistem kerjanya komponen elektronika dibagi manjadi dua macam
yaitu komponen pasif dan aktif. Komponen aktif adalah komponen yang dapat beroperasi jika
mendapatkan suntikan arus atau tegangan listrik, sedangkan komponen pasif adalah komponen
walaupun tidak diberi arus atau tegangan listrik komponen ini tetap dapat bekerja dan beroperasi
dengan baik.
Berikut ini adalah contoh-contoh beberapa jenis komponen elektronika aktif dan pasif :
Komponen Aktif :
1. Transistor
Transistor Bipolar
Transistor IGBT
Transistor Efek Medan
Photo Transistor
2. Dioda
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika,
karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian
dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah
gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit
(Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar
yang melambangkan dioda penyearah.
Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak
panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus
konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Dioda germanium
Dioda silikon
Dioda selenium
Dioda zener
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari
penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik. Dioda
memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda
tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe
P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat
mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut
lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang
sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan
di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias
positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron
dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron
mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut
aliran hole dari P menuju N. Jika menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi
aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.
Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N
maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup
berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya
arus. Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja.
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di
atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini
disebabkan karena adanya dinding deplesi (depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan
Silikon tegangan konduksi adalah di atas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk dioda
yang terbuat dari bahan Germanium.
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya.
Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi
dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
Dioda Zener
Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat
dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian. Berikut ini
rangkaian penerapan untuk regulator
Dioda varactor
Dioda varactor adalah sebuah kapasitor yang kapasitansinya ditentukan oleh tegangan yang
masuk. Contoh penerapannya pada pesawat TV, pesawat radio FM, pesawat telekomunikasi
yang bekerja pada frekwensi tinggi.
DIAC: meneruskan tegangan dari anoda ke katoda atau sebaliknya. Penerapannya pada
pengendali motor putar kanan dan putar kiri, seperti pada rangkaian lift.
TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja TRIAC dapat meneruskan
tegangan dari kaki 1 ke 2 atau sebaliknya pada saat ada triger pada Gate. TRIAC
digunakan untuk pengatur motor DC atau AC putar kanan dan kiri dengan cara mengatur
Gate.
4. IC (Integrated Circuit)
suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil
dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen. Terdapat dua IC yaitu:
IC Digital
IC Analog
Komponen Pasif:
1. Inductor (kumparan)
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk
torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar
yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik
dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan
kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,
beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi,
induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya
pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya didalam inti karena efek
histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati
konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus
menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui
GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah
gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu. Sebagai
contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1
volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan,
ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
2. Kapasitor (Condensator)
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan
energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday.
Kondensator juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga
saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan
listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak
menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia “condensatore”,
bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif
serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
3. Resistor (tahanan)
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor
pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya
resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan
biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin,
seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh
badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik
(atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah “badan, ujung, titik”
memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%.
Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya.
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari
empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan
informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang
ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi.
Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan
sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih
mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6,
dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang
menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk
toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Pita ketiga Pita keempat Pita kelima
Warna Pita pertama Pita kedua
(pengali) (toleransi) (koefisien suhu)
0
Hitam 0 0 × 10
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
2
Merah 2 2 × 10 ± 2% (G) 50 ppm
3
Oranye 3 3 × 10 15 ppm
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
5
Hijau 5 5 × 10 ± 0.5% (D)
6
Biru 6 6 × 10 ± 0.25% (C)
7
Ungu 7 7 × 10 ± 0.1% (B)
8
Abu-abu 8 8 × 10 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109
Emas × 10-1 ± 5% (J)
-2
Perak × 10 ± 10% (K)
Kosong ± 20% (M)
- See more at: http://hanada-setia.blogspot.co.id/2013/11/komponen-pasif-dan-aktif-
elektronika.html#sthash.zqBR2oQC.dpuf
A. Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi
untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai
Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka
ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga
dengan Resistansi atau Resistance.
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat
menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor
(Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner,
sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply
(Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan
pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas,
Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor
tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor
Tantalum
3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable
Capasitor.
Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang
berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor
atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan
Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry
(H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke
satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu
Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi
sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah
tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering
disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering
digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi
sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser
sering disingkat dengan LD.
Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan
merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik
modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch
(Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain
sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan
Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu
PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.
IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan
bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah
Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga
bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC
juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan.
Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah
Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap
ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai
Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk
komponen-komponen Elektronika lainnya.
G. Saklar (Switch)
Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik.
Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan
Elektronika.
http://www.teknisipintar.com/2016/03/20-macam-macam-komponen-dasar-elektronika-beserta-
gambar-simbol-fungsi-terlengkap.html
1. KAPASITOR
Nama lain dari kapasitor adalah Kondensator, ini berfungsi untuk menyimpan energi yang ada didalam
medan aliran listrik. Cara kerja kapasitor yaitu dengan mengumpulkan ketidakseimbangan didalam
aliran listrik.
Satuan dari kapasitor disebut dengan Farad. Farad ini diambil dari nama orang Michael Faraday yaitu
salah satu ilmuan yang menemukan kapasitor.
Ciri-ciri Kapasitor
Mempunyai dua kaki
Ujung dari dua kaki tersebut yaitu kutub positif dan negatif
Macam-macam Kapasitor :
Kapasitor Variabel yaitu nilai variabel yang tidak bisa diubah-ubah (apa adanya). Contoh dari
kapasitor variabel : Kapasitor keramik, kapasitor polyster dan kapasitor film.
Kapasitor Tetap yaitu nilai variabel yang ada didalamnya bisa dirubah contohnya seperti
kapasitor Trimer dan kapasitor Varco (variabel condensator)
Pengaruh yang dimiliki oleh Kapasitor ini sangat besar dalam rangkaian elektronika. Disetiap rangkaian
elektronika kapasitor pasti digunakan. Berikut Kegunaan dari Kapasitor yang harus kita ketahui.
2. RESISTOR
Resistor adalah komponen yang tidak aktif atau bisa dibilang pasif yang berguna untuk mengatur &
menghambat tegangan listrik didalam sebuah rangkaian. Resistor mempunyai satuan yaitu OHM (Ω).
Resistor mempunyai nilai yang bisa dengan mudah dihapal yaitu dengan melihat kode, angka ataupun
warna yang ada di Resistor itu sendiri. Dengan begitu kita cepat paham dengan Resistor.
Ciri-Ciri dari induktor biasanya terdapat lilitan lilitan yang berfungsi membantu menciptakan medan
magnet.
Komponen elektronik yang bernama dioda ini bermanfaat menghantar arus listrik ke satu arah dan
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda berdiri denga dua komponen elektroda yaitu anoda
dan katoda.
Fungsi-fungsi Transistor :
Ciri-ciri IC
penguat
Switching
pengontrol
hingga media penyimpanan.
Menurut definisi yang beradar IC ini adalah salah satu komponenen aktif elektronika yang digunakan
sebagai pengarut/otaknya dari sebuah rangkaian elektronik. Didalam sebuah komputer terdapat IC
mikroprosesor yang berfungsi sebagai otaknya komputer. Didalamnya terdapat sekitar 16 juta
transistor. itu belum semuanya terhitung masih ada komponen lainnya.
http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/
adalah sebuah alat ataupun benda yang fungsinya untuk mendukung hingga terbentuk suatu
rangkaian elektronik yang kerjanya harus sama dengan kegunaannya. Kita bisa melihat
contohnya seperti yang menempel secara langsung di papan rangkaian (misal: Veroboard, CCB,
PCB, atau Protoboard), maupun yang tak menempel secara langsung di papan rangkaian (misal
dengan alat yang menghubungkan dengan lain yaitu kabel).
Komponen ini dibagi menjadi dua bagian terpisah yaitu komponen aktif serta komponen pasif.
Kemudian, apa sajakah yang termasuk komponen pasif dan aktif tersebut? Berikut pembagian
dan sedikit penjelasannya.
1. Resistor : bila diterjemahkan artinya tahanan atau hambatan, artinya adalah sebuah komponen
yang gunanya untuk menghambat suatu arus listrik.
2. Kapasitor : disebut juga kapasitor atom ataupun condensator merupakan suatu komponen dari
rangkaian elektronika yang berguna untuk menyimpan muatan listrik (simbolnya C).
3. Induktor : kebanyakan berbentuk torus dan sering disebut reaktor, berguna untuk menyimpan
energi ke medan magnet akibat adanya arus listrik yang melewatinya.
4. Transformartor: singkatnya alat ini berfungsi sebagai komponen elektromagnet yang bisa
merubah taraf sebuah tegangan AC menjadi taraf yang lainnya. Alat ini juga biasa disebut
transformer atau trafo.
1. Dioda: komponen ini dibuat dengan campuran silicon dan bahan germanium. Gunanya adalah
sebagai penyearah dari sebuah tegangan listrik.
2. Dioda Schottky: berbeda dengan dioda normal, dioda ini memiliki tegangan yang berbeda yaitu
antara 0.15-0.45 volt. Merupakan tipe yang khusus dari dioda dengan tegangannya rendah. Jadi
saat arus masuk melalui diode makan akan ditahan hambatan internalnya, sehingga tegangan
berubah jadi kecil di terminalnya.
3. Transistor: komponen ini memiliki fungsi untuk mengontrol arus, yakni sebagai saklar elektronik.
4. IC: singkatan dari integrated circuit adalah komponen yang sengaja dirancang dengan terpadu
berupa komponen-komponen diode, resistor, kapasitor, dan transistor yang jumlahnya berjuta-
juta bisa juga sampai bermilyar-milyar.
http://elektronikadasar.info/komponen-dasar-elektronika.htm
Komponen aktif:
Thyristor
Thyristor disebut juga dengan SCR ( Silicon Controlled Rectifier) dan banyak digunakan sebagai
saklar elektronik. Thyristor sering digunakansebagai saklar elektronik pada rangkaian listrik
yang bekerja dengan sumber tegangan AC. Thyristor merupakan pengembangan dari diode dan
memiliki 3 kaki yaitu gate, anoda dan kathoda. Berikut adalah salah satu bentuk dan simbol
thyristor.
Thyristor ini akan bekerja atau menghantar arus listrik dari anoda ke
katoda jika pada kaki gate diberi arus kearah katoda, karenanya kaki gate harus diberi tegangan
positif terhadap katoda.
c. Transducer
Transducer adalah komponen elektronika yang dapat mengubah besaran fisik menjadi besaran
listrik atau sebaliknya mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik. Transducer yang
berfungsi untuk mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik sering disebut sebagai sensor.
Kemudian transducer yang berfungsi untuk mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik
sering digunakan sebagai indikator atau aktuator. Contoh umum transducer sebagai sensor antara
lain NTC, PTC, LDR, Phototransistor dan Solarcell. Kemudian contoh transducer yang
mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik adalah LED, Loud Speaker, Motor Listrik dan
Relay.