2016
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
ENHANCING VALUE
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tahun 2016 masih penuh dengan dinamika, walaupun perekonomian Indonesia menunjukkan
kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya. Kondisi makro ini memberikan tantangan bagi
kinerja PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), terutama dengan melemahnya ekspor-impor
sehingga kegiatan di pelabuhan mengalami tekanan.
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan Perseroan di masa depan, pada tahun 2016
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) telah menyelesaikan transformasi sumber daya
manusia, termasuk manjalankan budaya perseroan sesuai paradigma baru sebagai
perseroan yang bergerak di bidang jasa.
Melalui perubahan budaya kerja ini, sumber daya manusia Perseroan mampu melahirkan
inovasi-inovasi baru dan mendorong kreativitas sehingga dapat meningkatkan kinerja
Perseroan serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan para pemangku
kepentingan.
1
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Daftar Isi
1 Pendahuluan
1 Penjelasan Tema
62 Tinjauan Pendukung Bisnis
78
22 Laporan Dewan Komisaris
28 Profil Dewan Komisaris Analisis & Pembahasan
30 Laporan Direksi Manajemen Atas Kinerja
36 Profil Direksi Perusahaan
40
80 Tinjauan Bisnis
Profil Perusahaan 82 Tinjauan Operasional
96 Tinjauan Per Segmen Usaha
42 Nama dan Alamat Lengkap Perusahaan 100 Tinjauan Keuangan
43 Sekilas Perusahaan 100 Laporan Posisi Keuangan
46 Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan 103 Laporan Laba/Rugi
48 Bidang Usaha 104 Arus Kas
49 Produk dan Jasa 105 Investasi Barang Modal
50 Komposisi Pemegang Saham 106 Kinerja Anak Perusahaan
52 Struktur Organisasi 108 Target, Realisasi dan Proyeksi
54 Daftar Entitas Anak, Entitas Pengendali 109 Informasi dan Fakta Material yang Terjadi
Bersama, dan Entitas Asosiasi Setelah Tanggal Pelaporan Akuntan
56 Kronologis Penerbitan Saham 109 Dividen
56 Kronologis Penerbitan Obligasi 110 Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan
56 Nama dan Alamat Lembaga/ dan/atau Manajemen (ESOP/MSOP)
Profesi Penunjang Perusahaan 110 Realisasi Penggunaan Dana Hasil
57 Website Perusahaan Penawaran Umum
58 Wilayah Kerja dan Alamat Kantor 110 Informasi Transaksi Material yang
Mengandung Benturan Kepentingan dan
Transksi dengan Pihak Afiliasi
116 Perubahan Kebijakan Akuntansi yang
Diterapkan Perusahaan
116 Prospek Usaha Perusahaan
117 Kelangsungan Usaha Perseroan
118 Pemasaran
2
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
182
139 Direksi
143 Keberagaman Komposisi Dewan Surat Pernyataan Dewan
Komisaris – Direksi Komisaris dan Direksi
144 Hubungan Dewan Komisaris - Direksi
Tentang Tanggung Jawab
144 Penilaian Terhadap Dewan Komisaris
dan Direksi atas Laporan Tahunan 2016
147 Prosedur Penerapan Remunerasi Dewan PT Pelabuhan Indonesia I
Komisaris dan Direksi (Persero)
150 Rapat Dewan Komisaris dan Direksi
154 Hubungan Afiliasi dengan Direksi dan
183
Anggota Dewan Komisaris Lainnya,
serta Pemegang Saham
Laporan Keuangan
155 Komite-Komite Di Bawah Dewan Konsolidasian
Komisaris
270
159 Sekretaris Dewan Komisaris
160 Sekretaris Perusahaan Referensi Kriteria
161 Akses Informasi dan Data Perusahaan Annual Report Award
161 Satuan Pengawasan Intern
163 Akuntan Publik Independen
164 Manajemen Risiko
166 Sistem Pengendalian Internal
167 Perkara Hukum pada Tahun 2016
169 Kode Etik Perusahaan
170 Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle
Blowing System)
3
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Kesinambungan Tema
Secara berkala, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menyusun Laporan Tahunan yang
mengacu pada ketentuan dalam kriteria Annual Report Award (ARA). Untuk Penyusunan
Laporan Tahunan 2016, kami mengacu pada kriteria ARA 2016. Berikut kami sajikan cover
Laporan Tahunan 4 (empat) tahun terakhir.
2013 2014
Strategic Alliance Sustainable Business
Development
PT Pelabuhan Indonesia I PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) memanfaatkan (Persero) sebagai perusahaan
momentum perubahan untuk yang sedang tumbuh,
memperkuat posisinya. berkeyakinan bahwa setiap
Melihat berbagai peluang perubahan akan membuat
pertumbuhan, maka berbagai Perusahaan tumbuh semakin
program serta kerja sama kuat. PT Pelabuhan Indonesia
strategis pun dilakukan dengan I (Persero) memanfaatkan
membentuk anak perusahaan momentum perubahan ini
bersama perusahaan BUMN untuk memperkuat posisinya
lainnya. Selain itu juga sebagai salah satu Badan
berbagai kerja sama dalam Usaha Milik Negara (BUMN)
pengembangan usaha akan dalam menjalankan bisnis
selalu terus dilakukan pada kepelabuhanan dalam
tahun-tahun selanjutnya, mendorong pertumbuhan
sebagai bentuk sinergi untuk ekonomi nasional dan efisiensi
mewujudkan infrastruktur Logistik Nasional.
negara dan perekonomian
bangsa.
4
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Laporan Tahunan
2016
ENHANCING VALUE
2015 2016
Corporate Transforming Business Culture
Transformation Enhancing Value
Pelabuhan mempunyai peran Dalam rangka mempercepat
yang sangat penting dan strategis pertumbuhan Perusahaan di masa
sebagai bagian dari mata rantai depan, pada tahun 2016
dari sistem transportasi maupun
logistik. Kondisi tersebut, tentu
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) telah
menjadi peluang bagi menyelesaikan transformasi sumber
PT Pelabuhan Indonesia I daya manusia, termasuk manjalankan
(Persero) atau “Pelindo 1” budaya perusahaan sesuai paradigma
untuk memperkuat posisinya baru sebagai perusahaan yang bergerak
sebagai salah satu Badan Usaha di bidang jasa.
Milik Negara (BUMN) dalam
menjalankan bisnis kepelabuhanan Melalui perubahan budaya kerja ini,
dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional dan efisiensi
sumber daya manusia Perusahaan
Logistik Nasional. Pelindo 1 mampu melahirkan inovasi-inovasi baru
bergerak cepat membenahi diri, dan mendorong kreativitas sehingga
menyeimbangkan kompetensi dapat meningkatkan kinerja Perusahaan
dan kinerja melalui “CORPORATE serta memberikan nilai tambah bagi
TRANSFORMATION”. pemegang saham dan para pemangku
kepentingan.
5
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, sejak Laporan Tahunan 2013 sampai dengan Laporan Tahunan 2015, PT Pelabuhan Indonesia
I (Persero) terus berkomitmen untuk mengikuti ajang Annual Report Award, sebagai wujud transparansi dan keterbukaan
dalam hal pengelolaan perusahaan secara profesional. Adapun skor yang di raih PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam
ajang Annual Report Award dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dapat terlihat seperti dalam grafik di bawah ini:
SKOR ARA
90,00
80,00
70,00
60,00
SKOR
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
6
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
7
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Pencapaian 2016
726,12miliar 26,90%
Laba Komprehensif Return On Equity (ROE)
7,30triliun 10,05%
Total Aset Return On Asset (ROA)
2,41triliun 94,23%
Pendapatan Usaha Skor Penilaian GCG
8
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Keunggulan Kami
2 PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memiliki kapasitas alur dan kolam pelabuhan yang
mendukung bagi kapal-kapal untuk merapat ke pelabuhan milik PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero).
6 Pelabuhan Kuala Tanjung untuk Indonesia, yang merupakan deep sea port,
dipersiapkan sebagai Hub Port Indonesia
9
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Keuangan
10
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
536.436 746.435
489.245
355.032 481.493
420.784 427.304
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
-
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
Liabilitas Ekuitas
(dalam Juta Rupiah) (dalam Juta Rupiah)
3.000.175 4.301.176
3.640.225
3.023.134
1.907.778 1.788.936 1.819.920 1.851.690 2.790.361
2.288.117
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
11
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Keuangan
Ikhtisar Operasional
2016 2015 2014 2013 2012
N0 JENIS SATUAN
Call 65.626 70.258 74.106 65.016 70.311
1 Kunjungan Kapal
GT 176.820.002 161.401.955 165.179.215 147.197.227 165.184.930
2 Bongkar Muat Barang Ton 54.832.851 46.906.025 77.140.809 73.808.085 80.643.411
Box 952.059 982.045 1.082.954 1.085.155 1.063.084
3 Bongkar Muat Petikemas
Teus 1.151.942 1.196.891 1.322.543 1.335.139 1.304.237
4 Arus Penumpang Orang 5.440.151 5.218.553 5.130.137 5.345.594 5.307.949
12
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
ROA ROE
(dalam %) (dalam %)
12,75 27,47 26,90
12,08
10,68 10,05 22,62
21,43
8,46 18,49
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
54.832.851
49.906.025
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
12 13 14 15 16 12 13 14 15 16
13
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Saham
Sampai dengan akhir tahun 2016, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 belum melakukan aktivitas perdagangan
saham di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak terdapat informasi yang memuat tentang:
1. Jumlah saham yang beredar;
2. Kapitalisasi pasar;
3. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan
4. Volume perdagangan.
Ikhtisar Obligasi
PT Pelindo 1 (Persero) menerbitkan Obligasi 1 Pelindo 1 Gerbang Nusantara Tahun 2016 tanpa warkat dan dijamin secara
kesanggupan penuh yang terdiri dari:
14
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
15
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
17 Februari 18 Mei
Kunjungan Duta Besar Denmark ke PT Pelabuhan Due Diligence & Public Expose Penawaran I Obligasi
Indonesia I (Persero) sebagai bagian dari kerja sama Pelindo I.
kepelabuhanan antara pemerintah Indonesia dan
Denmark.
11 Maret 27 Mei
Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kunjungan Menteri BUMN ke Kuala Tanjung.
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan Jaksa Agung
Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun).
16
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
16 Juni 29 September
Penandatangan Addendum Perjanjian Konsesi dengan Pelaksanaan Rapat Kerja RKAP Tahun 2017 PT Pelabuhan
Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Belawan. Indonesia I (Persero) dengan tema “Transformasi SDM
dan Implementasi ERP, Kunci Sukses Sustainability Bisnis
Pelindo 1.
22 Juni 20 Oktober
Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia oleh Kunjungan European Union ke Kantor Pusat PT Pelabuhan
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Indonesia I (Persero).
1 Juli 3 November
Kunjungan Gubernur Sumatera Utara ke Pelabuhan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Bapak
Belawan. Bambang Eka Cahyana, menjadi pembicara di Forum
BUMN, yang berlangsung di Hotel Dharmawangsa, Jakarta.
20 Agustus 14 November
Pelaksanaan Groundbreaking Pelabuhan Sibolga, yang Kick Off Meeting ERP.
turut di hadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak
Joko Widodo, dan beberapa Menteri terkait lainnya.
17
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Penghargaan
Penghargaan Pelayanan Prima dari Kementerian Penghargaan International Council for Small Business
Perhubungan, pada tanggal 19 September 2016. (ICSB) Indonesia Presidential Award 2016, pada tanggal 04
Oktober 2016.
Anugerah Media Humas 2016 untuk kategori Advetorial Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero),
dari Kementerian Komunikasi & Informatika, pada tanggal Bambang Eka Cahyana menerima Penghargaan sebagai
The Best CEO in Marketing Development BUMN Award
18 November 2016.
2016, pada tanggal 23 November 2016.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Penghargaan Infobank BUMN Award pada tanggal 23
memperoleh Penghargaan BUMN Branding and Marketing Oktober 2016 atas kinerja keuangan Perusahaan dengan
Award 2016. penilaian predikat ‘Sangat Bagus’.
18
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Sertifikasi
B. ISPS CODE
ISPS Code yang diterima PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk Cabang/Unit adalah sebagai berikut:
• Pelabuhan Belawan
• Belawan International Container Terminal
• Pelabuhan Dumai
• Pelabuhan Tanjungpinang
• Pelabuhan Lhokseumawe
• Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
• Pelabuhan Sei Pakning
• Pelabuhan Kuala Tanjung
• Pelabuhan Malahayati
• Pelabuhan Tanjung Balai Asahan
• Terminal Peti Kemas Perawang
C. SMK3
Berlisensi SMK3 di Pelabuhan Dumai dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia dengan masa berlaku
26 Mei 2014-26 Mei 2017
Berlisensi SMK3 di Belawan International Container Terminal (BICT) dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia dengan masa berlaku 22 April 2013 – 22 April 2016
19
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Rp 995,85juta 92,77%
Tingkat Kesehatan
Perolehan Laba Sebelum Pajak
Perusahaan pada
pada tahun 2016
tahun 2016
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
LAPORAN
MANAJEMEN
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
M. Nawawiy Loebis
Komisaris Utama
22
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga kita senantiasa Sedangkan realisasi inflasi tahun 2016 sebesar 3,10%, lebih
diberikan kesehatan dan kelancaran dalam beraktivitas. rendah dari asumsi RKAP tahun 2016 dan realisasi tahun
Pada kesempatan ini, perkenankan kami mewakili jajaran 2015 sebesar 4,70% dan 3,35%.
Dewan Komisaris menyampaikan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa serta salam sejahtera untuk kita Kondisi makro ekonomi tersebut mempunyai dampak
semua karena atas karunia-Nya PT Pelabuhan Indonesia langsung maupun tidak langsung terhadap bisnis maupun
I (Persero) berhasil melalui tahun 2016 yang penuh daya saing Perseroan. Jika dilihat dari tren, pertumbuhan
tantangan. ekonomi menunjukkan peningkatan dengan stabilitas
makro ekonomi yang terjaga. Peningkatan pertumbuhan
Sejalan dengan tugas dan tanggung jawab yang melekat ekonomi tersebut ditopang oleh permintaan domestik.
kepada Dewan Komisaris, seperti tertuang dalam Undang- Sementara itu, stabilitas makro ekonomi tetap terjaga
Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, yaitu yang tercermin dari inflasi yang terkendali dan nilai tukar
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, rupiah yang relatif stabil.
jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai PENILAIAN ATAS
Perseroan maupun usaha KINERJA DIREKSI
Perseroan, dan memberi nasihat Secara keseluruhan,
kepada Direksi.
pada tahun 2016 Dewan Dasar penilaian yang diberikan
kepada Direksi, terutama terkait
Tujuan dari tugas yang melekat Komisaris menilai kinerja dengan target kinerja yang telah
pada Dewan Komisaris ini Direksi cukup baik, dimana disepakati, seperti tertuang
adalah untuk mendukung dalam Rencana Kerja dan
kinerja Perseroan agar mampu target-target RKAP secara Anggaran Perusahaan (RKAP)
memenuhi target serta visi umum dapat dicapai dan tahun 2016. Selain itu, Dewan
dan misi yang telah ditetapkan. Komisaris juga memperhatikan
Kendati demikian, tetap dalam
juga tingkat kesehatan pencapaian-pencapaian target
koridor tata kelola perusahaan perusahaan yang cukup Key Performance Indikator (KPI)
yang baik. baik. tahun 2016 yang telah disepakati
dengan Pemegang Saham,
KONDISI USAHA serta penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG)
Meskipun pada tahun 2016 perekonomian nasional yang telah dilakukan oleh Direksi.
cenderung lebih baik, namun Dewan Komisaris menyadari
bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi Pada tahun 2016, Dewan Komisaris menilai kinerja
Direksi dalam menjalankan usaha. Sebab, perekonomian manajemen cukup baik, di mana target-target RKAP 2016
global masih melakukan konsolidasi, sehingga kinerja secara umum berhasil dicapai dan berdasarkan penilaian
perekonomian masih cenderung mengalami perlambatan. tingkat kesehatan perusahaan di tahun 2016, skor yang
Asumsi makro yang telah dibuat Perseroan dalam Rencana diperoleh sebesar 92,77 dengan kategori “Sehat AA”
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tidak tercapai. (target RKAP adalah sebesar 92,70 dengan kategori “Sehat
Misalnya terkait pertumbuhan ekonomi nasional yang AA), nilai akhir Key Performance Indicator adalah sebesar
menurut Badan Pusat Statistik hanya mencapai 5,02%, 100,77 dan skor GCG sebesar 94,23% dari nilai bobot
padahal asumsi Perseroan dalam menyusun rencana kerja maksimal 100.
adalah 5,50%.
23
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Selain itu, Dewan Komisaris juga menilai manajemen telah LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
berhasil mendorong peran Perusahaan dalam mendukung PERUSAHAAN
program-program Pemerintah di bidang maritim.
Dewan Komisaris memandang bahwa praktik penerapan
Dewan Komisaris mengapresiasi pencapaian tersebut tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
yang menunjukkan bahwa Direksi telah melakukan upaya Governance/GCG) pada tahun 2016 sudah berjalan dengan
maksimal untuk menjadi bagian dari pembangunan yang baik. Manajemen telah mematuhi dan menerapkan GCG
dicanangkan oleh pemerintah. Bahkan kebijakan strategis secara berkesinambungan. Hal tersebut dapat dilihat dari
yang telah diimplementasikan oleh Direksi memberikan capaian skor penerapan praktik GCG untuk tahun yang
pengaruh positif terhadap kinerja usaha Perusahaan. berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar 94,23%
dari nilai bobot maksimal 100.
PELAKSANAAN TUGAS PENGAWASAN
DAN PENASIHATAN KEPADA DIREKSI Meskipun begitu, terdapat beberapa aspek governance
yang masih bisa ditingkatkan, antara lain sebagai berikut:
Dewan Komisaris senantiasa berupaya menjadi bagian 1. Pedoman tata kelola perusahaan yang baik (GCG Code)
dalam perjalanan usaha Perusahaan bersama manajemen, khususnya, tata kelola teknologi informasi dan tata
sesuai dengan peran dan tugas yang melekat. Dalam kelola intangible asset.
melaksanakan tugasnya di bidang pengawasan dan 2. Pelaksanaan pedoman dan tata kelola Perusahaan yang
pemberian nasihat, Dewan Komisaris senantiasa baik dan pedoman perilaku secara konsisten.
berkomunikasi dengan Direksi. 3. Perumusan kebijakan dan penanganan/tindak lanjut
atas pengaduan yang diterima Perusahaan.
Metode penyampaian saran antara lain dilakukan melalui 4. Penyelenggaraan pengawasan intern yang berkualitas
rapat internal atau pun gabungan dengan Direksi yang dan efektif.
rutin dilakukan paling sedikit satu bulan sekali. Pada 5. Penyelenggaraan fungsi sekretaris perusahaan yang
kesempatan tersebut juga disampaikan hasil pengawasan berkualitas dan efektif.
dan pemberian nasihat kepada manajemen, yang antara
lain mengenai pengembangan bisnis strategis yang PANDANGAN ATAS PENERAPAN WHISTLE
sedang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), BLOWING SYSTEM DAN PERAN DEWAN
agar dilakukan untuk mendukung kebijakan Pemerintah KOMISARIS
Indonesia dengan konsep Poros Maritim atau Tol Laut,
sehingga mampu menggerakkan kehidupan sektor laut baik Manajemen telah memiliki pedoman mekanisme pelaporan
dari pembangunan infrastruktur dan jalur armada angkut atas dugaan terjadinya penyimpangan atau Whistle
serta membenahi koordinasi dan regulasi antar instansi Blowing System (WBS) yang dikeluarkan melalui Lampiran
di bidang kepelabuhanan, yang mampu merekatkan rantai V Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
pasokan domestik untuk produktivitas perekonomian Nomor: UM.50/27/15/PI-15.TU tanggal 19 November 2015.
nasional sekaligus menjadi upaya untuk menurunkan biaya Kebijakan ini merupakan wujud komitmen manajemen
logistik. dalam menerapkan WBS yang merupakan bagian penting
dalam penerapan GCG di lingkungan Perusahaan.
Selain itu, Dewan Komisaris juga melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan tata kelola perusahaan yang Dewan Komisaris memandang bahwa manajemen telah
baik (Good Corporate Governance) di perusahaan menjalankan prinsip GCG dengan baik, termasuk dalam
dan memberikan pendapat dan saran kepada Direksi penerapan WBS. Sebab Dewan Komisaris juga mengetahui
dalam rangka pelaksanaan GCG secara berkelanjutan di adanya standar prosedur operasional yang sudah
Perusahaan. diimplementasikan di lingkungan Perusahaan.
Dewan Komisaris secara konsisten akan melakukan Terkait dengan peran Dewan Komisaris, terutama
pengawasan dan memberikan penasihatan atas pelaksanaan terletak pada pengawasan penerapan WBS di lingkungan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan atas Perusahaan. Bahkan untuk level tertentu, jika diperlukan
berbagai tugas operasional yang dijalankan Direksi melalui Dewan Komisaris dapat terlibat langsung dalam
pertemuan berkala maupun kunjungan langsung ke cabang menindaklanjuti temuan yang masuk dalam sistem WBS.
atau unit bisnis terkait.
24
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
KINERJA KOMITE DI BAWAH DEWAN yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan pengendalian
KOMISARIS risiko yang dihadapi perusahaan.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris telah Komite Nominasi dan Remunerasi
membentuk organ pendukung, yaitu Komite Audit, Komite Selama tahun 2016, masih belum optimal kinerjanya
Pemantau Manajemen Risiko serta Komite Nominasi karena komite tersebut baru di bentuk pada pertengahan
dan Remunerasi. Sepanjang tahun 2016, komite-komite tahun. Saat ini, Komite Nominasi dan Remunerasi belum
tersebut telah menjalankan fungsinya dengan baik, menyusun charter/piagam komite serta program kerja.
sehingga dapat memberikan rekomendasi yang berbobot Oleh sebab itu, Dewan Komisaris terus mendorong
kepada Dewan Komisaris untuk selanjutnya diteruskan komite untuk bekerja secara optimal, efektif dan efisien
kepada manajemen. yaitu dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam
menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat
Komite Audit kepada Direksi.
Komite Audit dalam fungsinya membantu Dewan Komisaris
menjalankan fungsi pengawasan (oversight) terhadap Meskipun secara umum kinerja komite-komite berjalan
proses Pelaporan Keuangan, Pengendalian Internal, Proses cukup baik, namun Dewan Komisaris memandang masih
Audit, Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya:
telah memiliki Charter yang berisi Tujuan, Fungsi, Peran, a. Melaksanakan program kerja tahunan secara konsisten
Kewajiban, Tanggung Jawab dan Kewenangan yang dan sesuai dengan dengan piagam komite dan perlu
dilengkapi dengan Guidelines dan standar serta manual- melakukan self-assessment kinerja Komite.
manual yang di adopsi dari Institute of Internal Audit b. Mengefektifkan kembali pertemuan berkala dengan
(IIA) dan best practices yang di-endors oleh Konsorsium- mitra kerja sesuai dengan Program Kerja yang telah
Konsorsium Profesi di Indonesia. disusun dan memperbaiki sistem administrasi serta
pelaporan komite sehingga terdokumentasi dengan
Komite Audit telah menjalankan fungsinya sesuai dengan baik.
ketentuan yang berlaku termasuk pelaksanaan komunikasi
yang independen dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI), PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA
Manajemen, dan Auditor Eksternal, sehingga tercipta
mekanisme informasi yang memadai dari Manajemen, SPI Terhadap prospek usaha tahun 2017, Dewan Komisaris
dan Auditor Eksternal ke Dewan Komisaris (melalui Komite berpandangan masih cukup menjanjikan, meskipun masih
Audit) yang selanjutnya digunakan sebagai masukan dalam dibayangi tantangan yang cukup berat. Hal ini terlihat dari
pemberian saran-saran oleh Dewan Komisaris kepada peningkatan pertumbuhan sasaran-sasaran kuantitatif
Direksi. dalam RKAP 2017 yang disusun oleh Manajemen.
Di sisi lain, Direksi mendapat masukan-masukan yang sama Untuk menghadapi tantangan perekonomian global saat
dari SPI dan Auditor Eksternal sehingga pelaksanaan rapat ini, Perusahaan tidak bisa hanya mengelola bisnis captive
oleh Dewan Komisaris dengan Direksi dalam menyepakati market saja, namun diperlukan pengembangan dan kerja
berbagai hal dapat berjalan secara efektif dan efisien. sama bisnis strategis. Untuk hal ini, Dewan Komisaris
memandang manajemen telah harus masuk dalam
Komite Pemantau Manajemen Risiko bisnis logistik untuk berkompetisi secara sehat dan/atau
Komite Pemantau Manajemen Risiko telah melaksanakan beraliansi dengan shipping company maupun pelabuhan
tugasnya dalam rangka memantau berbagai potensi risiko lain dalam rangka memberikan pelayanan prima di bisnis
yang dihadapi perusahaan khususnya yang berpotensi jasa kepelabuhanan.
mengancam kelangsungan usaha perusahaan, bekerja
sama dengan Manajemen menjalankan komitmen Top Situasi bisnis kepelabuhanan ke depan diprediksi akan
Manajemen melaksanakan atau menerapkan Enterprise semakin penuh tantangan. Maka dari itu, hal yang perlu
Risk Management (ERM) secara kontinyu dan berkelanjutan, diperhatikan oleh perusahaan adalah memberikan
memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan pelayanan prima di bisnis jasa kepelabuhanan melalui
implementasi Enterprise Risk Management (ERM) dalam implementasi system TI, baik ERP, SSU, maupun TOS,
kegiatan manajemen, dan merekomendasikan langkah secara terintegrasi dan terautomatisasi untuk menghadapi
persaingan bisnis saat ini.
25
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
PENUTUP
Kepada Direksi dan jajaran di bawahnya, Dewan Komisaris untuk menjadi bagian penting dari perjalanan usaha
memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas Perusahaan. Begitu pun dengan arahan dan bimbingan
pencapaian kinerja usaha yang baik, walaupun banyak yang telah disampaikan oleh pemegang saham.
tantangan yang dihadapi. Dengan kinerja keuangan yang
positif, kondisi perlambatan ekonomi serta sejumlah Kepada para pemangku kepentingan baik di internal maupun
indikator makro yang berpotensi memberikan pengaruh eksternal Perusahaan, Dewan Komisaris mengucapkan
negatif terhadap dunia usaha, telah dibuktikan oleh Direksi terima kasih atas kerja sama yang sudah berjalan selama
bahwa situasi itu cenderung tidak berpengaruh terhadap ini. Dengan dukungan para pemangku kepentingan pula,
kinerja Perusahaan. manajemen mampu menyajikan kinerja usaha yang baik
untuk Tahun Buku 2016.
Dewan Komisaris berharap agar Direksi dan jajarannya
tetap melakukan inovasi-inovasi dan inisiatif strategi Atas nama Dewan Komisaris,
yang baik serta relevan, sehingga kinerja Perusahaan
tetap tumbuh. Bahkan lebih baik dari perolehan tahun 2016
seperti target yang telah disusun.
26
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
27
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
01
02
03
28
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Warga Negara Indonesia, lahir di Padang Sidempuan pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik USU (1994-
tanggal 27 September 1952. Saat ini berdomisili di Medan. 1997), Kepala Laboratorium Kritik dan Sejarah Arsitektur,
Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak 5 September Fakultas Teknik USU (1994-1997), Dekan Fakultas Teknik
2016 berdasarkan keputusan Menteri Badan Usaha Milik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan (1990-
Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan 1991), Ketua Jurusan Arsitektur Teknologi Medan (1989-
Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I Nomor SK- 1990), dan Sekretaris Fakultas Teknik di Universitas Darul
218/MBU/09/2016. Ulum Jombang (1978-1980). Pernah menerbitkan buku yang
berjudul Raibnya Para Dewa (Kajian Arsitektur Kuno) pada
Menamatkan pendidikan arsitekturnya dari Institut tahun 2005, Arsitektur dan Regionalisme pada tahun 2005
Teknologi Surabaya pada tahun 1980, mendapatkan gelar dan Arsitektur Mesir Kuno pada tahun 2004.
Master dari Universitas New Castle Upon Tyne England
pada tahun 1987, dan meraih gelar Ph.D dari Univeristas Memperoleh penghargaan Satya Lencana Karya Satya 20
Sains Malaysia pada tahun 2002. Tahun pada tahun 1999 dari Presiden RI, Satya Lencana
Karya Satya 20 Tahun pada tahun 2005 dari Presiden RI,
Karirnya pernah menjabat sebagai Koordinator Kordinasi dan Penghargaan ITS Dharma Mahaputra Adhiguna atas
Perguruan Tinggi Swasta Wilayah I Sumatera Utara Aceh pengembangan ITS Surabaya pada tahun 2010 dari ITS
pada tahun 2010-2012, Dekan Fakultas Teknik Universitas Surabaya.
Sumatera Utara (USU) pada tahun 2003-2007, Ketua
Warga Negara Indonesia, lahir di Payakumbuh pada Pendidikan Bang Spes yaitu Jummaster (1974), Suspa Intel
tanggal 8 Oktober 1948. Saat ini berdomisili di Bekasi. Beliau (1975) dan Susfung Ter (1985).
Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sejak 2 Oktober
2012 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Dalam karir militernya, pangkat yang pernah diemban
Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan adalah Letnan Dua (Letda) pada tahun 1971, Letnan Satu
Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I Nomor SK- (Lettu) pada tahun 1974, Kapten pada tahun 1977, Mayor
364/MBU/2012. pada tahun 1983, Letnan Kolonel (Letkol) pada tahun 1990,
Kolonel pada tahun 1993, Brigadir Jenderal (Brigjen) pada
Menyelesaikan pendidikan AKABRI Darat (1968-1971), tahun 1999, Mayor Jenderal (Mayjen) pada tahun 2002 dan
Sarbang INF (1970-1971), Suslapa (1981-1982), Seskoad (1988- sejak tahun 2003 telah menjadi Purnawirawan Mayjen TNI.
1989), Susstaf Senior (1993) dan Lemhannas (1998). Riwayat
Warga Negara Indonesia, lahir di Cirebon pada tanggal 2 Kabinet (1991), Kepala subbagian Anggaran Rutin II pada
Februari 1957. Saat ini berdomisili di Tangerang. Beliau Biro Keuangan Sekretariat Sekretaris Negara (1999),
Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sejak 5 September Kepala Bagian Perbendaharaan Umum dan Pengolahan
2016 berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN selaku Data, Biro Anggaran I, Sekretariat Negara (2000), Kepala
RUPS Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Biro Dokumentasi dan Pelayanan Informasi Pers dan
Indonesia I Nomor SK-218/MBU/09/2016. Media, Deputi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Bidang
Protokol, Pers dan Media (2005), Kepala Biro Administrasi,
Menyelesaikan pendidikan S-1 pada Fakultas Ekonomi, Deputi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Bidang
Universitas Trisakti tahun 1987, kemudian melanjutkan Kerumahtanggaan dan Pengelolaan Istana (2006), Kepala
pendidikan S-2 Jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Biro Umum, Deputi Kepala Sekretariat Presiden Bidang
Satyagama pada tahun 2001. Administrasi dan Pengelolaan Istana (2011) dan sejak 2014
menjabat Deputi Kepala Sekretariat Presiden Bidang
Selain menjabat sebagai Komisaris Perusahaan, beliau Protokol Pers dan Media.
juga pernah menduduki jabatan antara lain Kepala sub
bagian Anggaran Rutin II pada Biro Keuangan Sekretariat
29
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Laporan Direksi
30
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga kita selalu Uni Eropa. Hasil tersebut telah mengejutkan banyak pihak.
diberi kelancaran dalam menjalankan aktivitas. Pada Pasar keuangan merespons situasi itu dengan peningkatan
kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan laporan volatilitas.
pertangungjawaban atas kepercayaan yang diberikan
untuk mengelola PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Sementara kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS)
Sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 yang terus membaik. Hal itu, antara lain tercermin dari
tahun 2007, pada intinya tugas Direksi adalah menjalankan menguatnya sektor tenaga kerja dan peningkatan inflasi,
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan telah mendorong kenaikan suku bunga acuannya, yaitu Fed
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Fund Rate (FFR) pada Desember 2016.
Sebagai bentuk kepatuhan dan tanggung jawab kepada Kendati demikian, di tengah situasi perekonomian global
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, yang masih dalam proses pemulihan, perekonomian
laporan kinerja Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir Indonesia menunjukkan kinerja lebih baik dari tahun
pada 31 Desember 2016 ini kami sebelumnya, walaupun masih
sampaikan secara transparan cenderung lambat.
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Selain itu, laporan ini Realisasi laba tahun Data Badan Pusat Statistik
juga memuat rencana yang 2016 secara keseluruhan mencatat, pertumbuhan
disiapkan Perseroan untuk tahun ekonomi Indonesia pada tahun
buku 2017.
tercapai sebesar Rp733, 2016 mencapai 5,02%, lebih
60 miliar atau 111,99% baik dibandingkan dengan
Kami menyadari, tahun 2016 tahun 2015 yang sebesar 4,79%.
yang sudah kita lalui masih
dibanding target yang Pertumbuhan ekonomi yang
penuh dengan dinamika, tercantum dalam Rencana membaik tersebut didukung
walaupun tampak ada indikasi Kerja dan Anggaran oleh konsumsi dan investasi,
lebih baik. Namun dalam kondisi khususnya bangunan. Kendati
apa pun, manajemen harus Perusahaan yang sebesar demikian, nilai ekspor kumulatif
melaluinya dengan serangkaian Rp655,05 miliar. Indonesia sepanjang tahun
strategi usaha agar tidak hanya 2016 hanya sebesar USD144,43
menghasilkan kinerja bisnis miliar, turun 3,95% dibandingkan
yang baik, tetapi juga mampu periode yang sama tahun 2015.
memenuhi tanggung jawab yang diberikan kepada Negara
dalam kapasitas Perseroan sebagai Badan Usaha Milik Kondisi makro ini memberikan tantangan bagi kinerja usaha
Negara. Perusahaan. Dengan melemahnya ekspor-impor, kegiatan
di pelabuhan yang menjadi bisnis utama Perusahaan ikut
TANTANGAN DAN STRATEGI mengalami tekanan.
PENYELESAIAN 2016
Kunjungan kapal yang melalui pelabuhan dalam
Tantangan dan Kendala pengelolaan Perusahaan tidak sesuai dengan target yang
Kondisi perekonomian global hingga tahun 2016 masih telah ditetapkan. Begitu juga kegiatan jasa kepelabuhanan
belum stabil. Seperti dicatat Bank Indonesia, kawasan lain, seperti bongkar muat. Walaupun begitu, manajemen
Eropa masih mengalami tekanan, apalagi ditambah dengan tetap berupaya mengambil sejumlah inisiatif agar tekanan
kemenangan kubu Brexit melalui referendum di Inggris, terhadap kegiatan usaha Perusahaan dapat teratasi.
yang menghasilkan kesepakatan bahwa Inggris keluar dari
31
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Laporan Direksi
32
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Secara umum, laba tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan PROSPEK USAHA 2017
pendapatan yang meningkat dari tahun 2015 dan penekanan
efisiensi biaya, meskipun pencapaian secara umum trafik Penyusunan prospek usaha Perseroan ini telah
kapal, bongkar muat barang dan peti kemas mengalami memperhatikan sejumlah variabel eksternal yang
sedikit penurunan akibat tekanan ekonomi global serta berpotensi mempengaruhi kinerja usaha Perseroan pada
pengaruh permintaan dan harga komoditas global. tahun 2017. Baik indikator-indikator ekonomi maupun
Adapun perolehan laba tahun 2016 secara singkat dapat ekspektasi yang telah disusun oleh pemerintah sebagai
digambarkan sebagai berikut: sumber resmi. Apalagi, Perseroan merupakan badan
• Pendapatan usaha bersih terealisasi Rp2,41 triliun usaha milik negara yang memiliki fungsi sosial dan pada
atau 97,25% dari target RKAP, yang antara lain karena saat bersamaan, melakukan aktivitas usaha sebagai entitas
tidak tercapainya target pada pendapatan pelayanan bisnis.
terminal peti kemas.
• Beban usaha terealisasi Rp1,35 triliun atau 93,55% dari Perseroan telah menyusun serangkaian target kuantitatif
RKAP, yang antara lain dipengaruhi oleh penurunan yang dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran
beban pegawai karena ada yang telah memasuki masa perusahaan (RKAP) tahun 2017. Beberapa di antaranya
pensiun dan Perusahaan belum merealisasikan rencana adalah:
rekrutmen.
Usulan RKAP
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI Uraian Satuan
2017
Laba Setelah Pajak Rp Juta 718.175
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memandang bahwa
Total Aset (Aktiva/Pasiva) Rp Juta 7.967.456
keberadaan Teknologi Informasi (TI) yang andal sangat
ROE % 19,33
penting untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan
ROI % 18,07
agar lebih efektif dan efisien. Untuk itu, Perseroan
berkomitmen untuk senantiasa memutakhirkan TI agar Aset Turn Over Kali 0,37
dapat mendukung perkembangan bisnis yang cepat dan
sesuai perkembangan zaman. Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan,
Perseroan memiliki sejumlah program prioritas. Di
Di tahun 2016 Teknologi Informasi melakukan Inovasi antaranya adalah:
dengan melaksanakan pekerjaan Implementasi Sistem 1. Melakukan optimalisasi, salah satunya adalah tetap
ERP yang termasuk dalam Investasi TI Tahun 2016. Sistem melakukan ekstensifikasi jasa.
ini mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis 2. Melakukan mekanisasi peralatan bongkar muat
yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi di semua pelabuhan sehingga bisa meningkatkan
maupun distribusi di Perusahaan. produktivitas.
3. Melakukan cost efficiency khususnya untuk kegiatan
Selain itu, pencapaian Bidang TI Perseroan pada tahun 2016 bongkar muat, dengan mekanisasi. Dengan begitu,
adalah sebagai berikut: diharapkan bisa menurunkan biaya tenaga kerja
a) Go Live SIM RSPM Tanggal 17 Oktober 2016. kemudian produktivitas meningkat.
b) Kick off Meeting ERP 14 November 2016.
c) Penandatangan Perjanjian Kerja sama dengan Telkom
tentang Managed Services Terminal Operating System
(TOS) di TPK Belawan Tanggal 29 Desember 2016.
33
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Laporan Direksi
34
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
35
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Profil Direksi
01
02
03
04
05
36
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
01
Bambang Eka Cahyana (50 tahun)
Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, lahir di Bantul pada tanggal 15 Mengawali karirnya sebagai Staf Bidang Manajemen
Mei 1967. Saat ini berdomisili di Jakarta. Beliau diangkat Kehutanan PT Trisida Pantau (1991) kemudian bergabung
sebagai Direktur Utama Perusahaan sejak Agustus 2013 di Perum Perhutani Jawa Timur sebagai Staf Biro Satuan
berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Pengawas Internal (SPI). Hingga akhirnya bergabung di
Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan PT Samudera Indonesia sebagai Staf Corporate Managing
Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I Nomor SK- Director (CMD) Agency & Terminal Group.
331/MBU/2013.
Jabatan terakhir yang didudukinya sebagai Assisten
Meraih gelar Sarjana dari Fakultas Kehutanan Jurusan Direktur Utama bidang Pengembangan Usaha Terminal
Manajemen Kehutanan di Universitas Gadjah Mada PT Samudera Indonesia Tbk. (2007-2008). Bergabung di
tahun 1991 dan Magister Manajemen Eksekutif Angkatan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada tahun 2009
XXIV, Konsentrasi Program Studi Bisnis dan Keuangan sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha.
Internasional di Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Jakarta
tahun 2003-2004.
02
Iman Achmad Sulaiman (59 tahun)
Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Warga Negara Indonesia, lahir di Garut pada tanggal Mengawali karirnya sejak 1983 sebagai Staf di Direktorat
3 Februari 1958. Saat ini berdomisili di Medan. Pelabuhan dan Pengerukan, kemudian menjadi Staf di
Beliau menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Direktorat Teknik Perumpel I (1984-1985). Pada tahun 1986,
Pengembangan Perusahaan sejak Mei 2009 berdasarkan menjabat sebagai Kepala Bidang Peralatan. Kemudian
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor pada tahun 1992, menjabat sebagai Kepala Bidang Teknik
KEP-107/MBU/2009 tanggal 8 Mei 2009. Beliau menjabat Direktorat Komersil. Tahun 1995, menjabat sebagai
Direktur Perusahaan hingga saat ini berdasarkan Manajer Teknik Direktorat Teknik PT Pelabuhan Indonesia
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat I (Persero). Kemudian pada tahun 1999, menjabat sebagai
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) Manajer Divisi Teknik Pelabuhan Belawan.
PT Pelabuhan Indonesia I Nomor SK-331/MBU/2013.
Pada tahun 2001, menjabat sebagai Senior Manajer Master
Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Plan dan Lingkungan, kemudian menjabat Senior Manajer
Bandung (ITB) pada tahun 1983, dan menyelesaikan Rencana dan Konstruksi pada tahun 2003, hingga jabatan
Masternya di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun terakhir sebagai Senior Manager Fasilitas PT Pelabuhan
1991. Indonesia I (Persero) (2007-2009).
37
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Profil Direksi
03
Farid Luthfi (62 tahun)
Direktur Keuangan
Warga Negara Indonesia, lahir di Yogyakarta pada tanggal Pada tahun 1989, menjadi Team Leader di cabang Madya,
6 Juni 1955. Saat ini berdomisili di Jakarta. Beliau diangkat dan pada tahun 1994, menjabat sebagai Head of Finance
sebagai Direktur Keuangan Perusahaan sejak 25 Juli 2011 and Banking Department di Cabang Bandung. Sekitar tahun
berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara 1995-1999, menjadi Branch Manager di beberapa wilayah
Nomor KEP-174/MBU/2011 tanggal 25 Juni 2011. Beliau Bank Pembangunan Indonesia. Kemudian pada tahun 2001,
menjabat Direktur Perusahaan hingga saat ini berdasarkan menjadi Hub Manager di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat dilanjutkan menjabat sebagai AVP-Assistant Regional Risk
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) Manager Wilayah VII Semarang.
PT Pelabuhan Indonesia I Nomor SK-331/MBU/2013.
Pada tahun 2003, menjabat sebagai Vice President-Regional
Meraih gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Akuntansi Risk Manager Wilayah I Medan, kemudian menjabat sebagai
dari Universiitas Airlangga Surabaya dan meraih gelar Vice President-Departement Head di Credit Recovery II
Magister Manajemen dari Universitas Islam Indonesia (UII) Grup Kantor Pusat pada tahun 2005. Kemudian, menjabat
Yogyakarta pada tahun 1997. sebagai Senior Vice President-Regional Manager Jakarta
Thamrin PT Bank Mandiri (Persero) (2009- 2010). Hingga
Mengawali karir sebagai Account Officer di PT Usaha akhirnya pada 27 Mei 2010, ditunjuk menjadi Direktur
Pembiayaan Pembangunan Indonesia, Jakarta, pada tahun Keuangan di PT Merpati Nusantara Airlines.
1982. Kemudian menjadi Team Member di Urusan Supervisi
Kredit dan Cabang, di Kantor Pusat Bank Pembangunan
Indonesia (1984-1987), dan dilanjutkan menjadi Team
Member Urusan Rehabilitasi Proyek (1987-1989).
04
Syahputera Sembiring (54 tahun)
Direktur Bisnis
Warga Negara Indonesia, lahir di Medan pada tanggal 4 Pada tahun 1994-1995, menjabat sebagai Kepala Divisi
Maret 1963. Saat ini berdomisili di Medan. Beliau menjabat Teknik Cabang Pelabuhan Lhokseumawe, kemudian
sebagai Direktur Bisnis Perusahaan sejak 8 November 2013 menjabat sebagai Menejer Usaha dan Teknik/Pimbagpro
berdasarkan Keputusan SK-377/MBU/2013. Aceh (1995-1996).
Meraih gelar Sarjana di bidang Teknik Sipil dari Universitas Pada tahun 1999-2001, sebagai Staf Direktur Utama,
Sumatera Utara (USU) pada tahun 1989, dan menyelesaikan kemudian menjabat sebagai Kasubbag Analisa Kelayakan
pendidikan Diploma Manajemen di Robert Wesleyan Investasi pada tahun 2002. Kemudian menjabat sebagai
College Amerika Serikat pada tahun 1999. ASM Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Usaha.
Selanjutnya pada tahun 2005, menjabat sebagai Senior
Mengawali karir di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Menejer Pengembangan Usaha dan TI. Pada tahun 2007,
sebagai Staf Perencanaan Dermaga dan Kolam (1991), ditunjuk menjadi General Manager Unit Terminal Peti
kemudian menjadi Staf Perencanaan Teknik Sipil (1991). Pada Kemas Belawan, dilanjutkan pada tahun 2008, menjabat
tahun 1992-1994, menjadi Wakil Pimpro Pengembangan sebagai General Manager Pelabuhan Belawan.
Fasilitas Pelabuhan Laut Riau Cabang Pelabuhan Dumai.
38
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
05
M. Hamied Wijaya (50 tahun)
Direktur SDM dan Umum
Warga Negara Indonesia, lahir di Blora pada tanggal 13 Mengawali karirnya sebagai Staf Perencanaan dan
Juli 1967. Saat ini berdomisili di Blora. Beliau menjabat Pengembangan SDM KP (1993-1996), Manajemen
sebagai Direkur SDM dan Umum Perusahaan sejak 2014 Representatif ISO 9001:2002 Cabang Belawan (2001),
berdasarkan Keputusan SK-92/MBU/2014. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Pelabuhan I (2002-
2007), Senior Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM
Meraih gelar Sarjana Ekonomi Manajemen dari UPN (2007-2009), Senior Manajer Pemasaran (2009-2011),
Veteran Yogyakarta pada tahun 1992, Sarjana Psikologi Senior Manajer Manajemen Risiko & Manajemen Mutu
dari Universitas Gadjah Mada pada 1993, dan meraih gelar (2011-2014) dan Kepala SPI (2014).
Magister Manajemen dari Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan pada tahun 2000.
39
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
PROFIL
PERUSAHAAN
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Jumlah Cabang Pelabuhan & Unit Usaha Mempunyai 16 Cabang Pelabuhan, 1 Kantor Perwakilan, 11 Kawasan dan
1 Unit Usaha
Kronologis Pencatatan Efek dan Peringkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) belum tercatat di Bursa Efek
Indonesia sehingga tidak ada pencatatan efek serta peringkat
Alamat Kantor Pusat Jalan Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241 Sumatera Utara Indonesia
Telpon/Fax +62-61-6610220/+62-61-6610-906
Website http://www.pelindo1.co.id
e-mail pelabuhan1@pelindo1.co.id
42
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Sekilas Perusahaan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada awal masa Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-
penjajahan Belanda adalah perusahaan dengan nama 8519.HT.01.01 tahun 1992 tertanggal 1 Juni 1992 serta telah
“Haven Bedrijf”. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
pada periode 1945-1950, Perusahaan berubah status 8612 tanggal 1 November 1994, tambahan No. 87.
menjadi Jawatan Pelabuhan. Pada 1969, Jawatan Pelabuhan
berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Berdasarkan Akta No. 207 tanggal 30 Juni 2014 yang
dengan status Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dikeluarkan oleh Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H.,
dengan nama PNP. anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan
dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari
Periode 1969-1983, PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Rp1.800.000.000.000 (Rp1,8 triliun) yang terbagi atas
Pengusaha Pelabuhan dengan nama Badan Pengusahaan 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
Pelabuhan disingkat BPP. Pada 1983, berdasarkan Peraturan saham menjadi Rp6.800.000.000.000 (Rp6,8 triliun)
Pemerintah No. 11 tahun 1983 Badan Pengusahaan Pelabuhan yang terbagi atas 6.800.000 saham dengan nilai nominal
(BPP) dirubah menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I Rp1.000.000 per saham. Berdasarkan akta tersebut
disingkat Perumpel I. Berdasarkan Peraturan Pemerintah juga telah terjadi peningkatan modal disetor Perusahaan
No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah status menjadi dari Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham menjadi
Rp1.700.000.000.000 yang terbagi atas 1.700.000 saham
Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pelabuhan dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham. Perubahan
Indonesia I (Persero) berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan
Desember 1992 dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Indonesia No. AHU.05403.40.20.2014 tanggal 11 Juli 2014.
43
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Sekilas Perusahaan
Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan depo peti kemas, usaha galangan kapal, pelayanan tanah,
Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241, Sumatera Utara, listrik dan air, pengisian BBM, konsolidasi dan distribusi
Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 termasuk hewan, jasa konsultasi kepelabuhan dan
Tahun 2001, kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri pengusahaan kawasan pabean. Sejak tahun 2008, dalam
Keuangan selaku Pemegang Saham pada Persero/ rangka optimalisasi sumber daya maka Perusahaan dapat
Perusahaan Terbatas dialihkan kepada Menteri BUMN melakukan kegiatan usaha lain meliputi jasa angkutan,
Republik Indonesia, sedangkan pembinaan Teknis sewa dan perbaikan fasilitas, perawatan kapal dan
Operasional berada di tangan Departemen Perhubungan peralatan, alih muat kapal, properti diluar kegiatan utama
Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh Direktorat kepelabuhan, kawasan industri, fasilitas pariwisata dan
Jenderal Perhubungan Laut. perhotelan, jasa konsultan dan surveyor, komunikasi dan
informasi, konstruksi kepelabuhan, ekspedisi, kesehatan,
Sebelum tahun 2008, Perusahaan bergerak dalam bidang perbekalan, shuttle bus, penyelaman, tally, pas pelabuhan
jasa kepelabuhan, pelayanan peti kemas, terminal dan dan timbangan.
1960 2012
Jawatan Pelabuhan berubah menjadi PN Pelabuhan. Dioperasikannya Terminal Kontainer Perawang.
1969 2013
PN Pelabuhan berubah menjadi Badan Pengusahaan • Kawasan Pelabuhan Batam berubah menjadi Cabang
Pelabuhan (BPP). Pelabuhan Batam.
• Berdirinya PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI)
1970 sebagai anak perusahaan patungan PT Pelabuhan
Berdirinya Unit Galangan Kapal (UGK). Indonesia I, II, III dan IV (Persero).
• Berdirinya PT Prima Terminal Petikemas (PTP)
1983 sebagai anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I
BPP menjadi Perumpel I. (Persero).
• Kawasan Pelabuhan Gunung Sitoli menjadi Cabang
1987 Pelabuhan Gunung Sitoli.
Di operasikan BICT (Belawan International Container
Terminal). 2014
Berdirinya PT Prima Indonesia Logistik dan PT Prima Multi
1991 Terminal.
Perumpel I berubah status menjadi PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero). 2015
• Launching Logo Baru PT Pelabuhan Indonesia I
1994 (Persero) pada tanggal 17 Agustus 2015.
Operasi Terminal Curah Cair Di Pelabuhan Belawan. • Berdirinya PT Prima Pengembang Kawasan.
2005 2016
Berdirinya Unit Depo Peti Kemas (UDPK). • Perusahaan melakukan transformasi dengan fokus pada
nilai dan budaya Perusahaan, yang salah satunya dengan
2008 melahirkan roadmap di bidang sumber daya manusia.
Dioperasikan Terminal Curah Cair Dumai. • Berdirinya PT Prima Husada Cipta Medan
44
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Perubahan Nama
Semenjak awal pendirian sampai dengan sekarang (1991-2016), tidak terdapat perubahan nama. Nama Perseroan adalah
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Makna Logo
• Konstruksi Master Logo terbentuk dari lingkaran dan arah panah melesat yang menjadi satu kesatuan gerakan dinamis
untuk terus menerus melakukan perubahan dan bergerak ke depan, melesat menuju masa depan yang lebih baik.
• Bentuk lingkaran melambangkan arah perubahan Perusahaan yaitu menuju global company, menjadi salah satu pelabuhan
yang mampu melayani pasar global dengan perfoma terbaik, menyeluruh dan berdedikasi luhur.
• Perpaduan ketiga warna corporate (merah, hijau dan biru) merepresentasikan perusahaan yang kuat dan yang mampu
berkomunikasi dengan terbuka.
• Wordmark “Pelindo 1” yang mempunyai konstruksi kokoh mewakili keteguhan, semangat dan kepercayaan diri untuk
memberikan performa terbaik.
• Tagline “INDONESIA GATE WAY’ menjadi penguat positioning Perusahaan sebagai pintu gerbang masuk wilayah Indonesia
di perairan internasional dan sebagai simbol pintu gerbang perubahan.
45
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Penjelasan Visi
Visi tersebut merupakan pernyataan cita-cita Perusahaan menjadi pengelola
terminal peti kemas dengan throughput terbesar di Indonesia, yang ditarget
akan terwujud pada tahun 2023. Cita-cita ini muncul dilandasi dengan potensi
geografis, peluang bisnis serta kebijakan nasional yang membuka peluang bagi
Perusahaan untuk merealisasikan visi dimaksud.
46
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
• Integrity (Integritas):
Mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, prinsip dan etika Perusahaan yang jujur dan bertanggung jawab.
• Professionalism (Profesionalisme):
Penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kompeten, disiplin dan
berkualitas.
47
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Bidang Usaha
Perusahaan memfokuskan kegiatan utamanya di bidang 5. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti
penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan, kemas, curah cair, curah kering, multipurpose,
serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang penumpang, pelayaran
rakyat dan RO-RO.
dimiliki Perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau 6. Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan
jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk lapangan penumpukan dan tangki/tempat penimbunan
mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat,
Nilai Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip serta peralatan pelabuhan.
Perusahaan Terbatas. 7. Penyediaan dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai
bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/
Menurut Anggaran Dasar terakhir Perusahaan, berdasarkan bangunan
yang berhubungan dengan kepentingan
Akta Nomor 1 Tanggal 15 Agustus 2008, kegiatan usaha kelancaran angkutan multi moda.
Perusahaan mencakup: 8. Penyediaan dan/atau pelayanan listrik, air minum, dan
instalasi limbah serta pembuangan sampah.
1. Penyediaan dan/atau jasa pelayanan kolam-kolam 9. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa pengisian bahan
pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat- bakar minyak untuk kapal dan kendaraan di lingkungan
tempat berlabuhnya kapal.
pelabuhan.
2. Penyediaan dan/atau jasa-jasa yang berhubungan 10. Penyediaan dan/atau pelayanan kegiatan konsolidasi
dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal.
dan distribusi barang termasuk hewan.
3. Penyediaan dan/atau pelayanan dermaga dan fasilitas 11. Penyediaan dan pengelolaan jasa konsultasi, pendidikan
lain untuk bertambat, bongkar muat peti kemas, curah dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhan.
cair, curah kering, multi purpose, barang termasuk 12. Pengusahaan dan penyelenggaraan Depo Peti Kemas
hewan (general cargo) dan fasilitas naik turunnya dan perbaikan, cleaning, fumigasi serta pelayanan
penumpang dan/atau
kendaraan.
logistik.
4. Penyediaan jasa bongkar muat, peti kemas, curah cair,
curah kering (general cargo) dan kendaraan.
48
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Kegiatan usaha berdasarkan Keputusan Menteri d. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk
Perhubungan No. KP 133 Tahun 2011 tanggal 2 Maret 2011 pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dan peti
tentang Pemberian Izin Usaha kepada PT Pelabuhan kemas.
Indonesia I (Persero) sebagai Badan Usaha Pelabuhan e. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang, tempat
yang dilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan penimbunan barang, alat bongkar muat, serta peralatan
jasa kepelabuhan dan usaha lainnya yang menunjang pelabuhan.
pencapaian tujuan perusahaan meliputi, penyediaan dan/ f. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti
atau pelayanan meliputi: kemas,curah cair, curah kering, dan Ro-Ro.
g. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat
a. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk barang.
bertambat.
h. Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan
b. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar konsolidasi barang, dan/atau
minyak dan pelayanan air bersih.
i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal.
c. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun
penumpang dan/atau kendaraan.
49
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
50
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
100%
99% 25%
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memiliki 1 (satu) Pemegang Saham yakni Negara Republik Indonesia, 3 (tiga)
Entitas Anak yakni PT Prima Indonesia Logistik, PT Prima Pengembang Kawasan dan PT Prima Husada Cipta
Medan, 2 (dua) Entitas Pengendalian Bersama yakni PT Prima Terminal Petikemas dan PT Prima Multi Terminal
serta 1 (satu) Entitas Asosiasi yakni PT Terminal Petikemas Indonesia.
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tidak memiliki Joint Venture Company dan Special Purpose Vehicle.
51
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Struktur Organisasi
DIREKTUR PERENCANAAN
DIREKTUR BISNIS
DAN PENGEMBANGAN
Syahputra Sembiring
Iman A. Sulaiman
SENIOR MANAJER
SENIOR MANAJER
CORPORATE SECRETARY PERENCANAAN &
PEMASARAN
Muhammad Eriansyah, SE PENGEMBANGAN USAHA
Harryson Bangun,SE, SH, MH
NIPP. 172042198 Safrial, ST., MM
NIPP. 162031883
NIPP. 171032188
KOORD. PMO PENGEMBANGAN SENIOR MANAJER SENIOR MANAJER MANAJEMEN KOORD. PMO PENGELOLAAN
KEPALA BIRO LOGISTIK
BISNIS III PELAYANAN KAPAL & BARANG MUTU ALUR PELAYARAN
Dominggo Pasaribu, ST, MM, MT
Arief Hermawan, SH Mardiofi, SE Parulian Panggabean, SE, Msi Hanny Uktolseya, ST
NIPP. 173122151
NIPP. 170112003 NIPP. 170032002 NIPP. 172042199 NIPP. 177092492
KEPALA BIRO KOORD. PMO PENGEMBANGAN SENIOR MANAJER SENIOR MANAJER TEKNOLOGI KOORD. PMO PENGEMBANGAN
MANAJEMEN RISIKO TPK PERINTIS BINA USAHA INFORMASI PELABUHAN KUALA TANJUNG
Emilda Andayani, SE, MM Bistori Pandia Ir. Obert M.P. Sinaga, ESS Baratto Rosalina, SE Praptono, S.E.
NIPP. 172082140 NIPP. 163041754 NIPP. 167121851 NIPP. 170061955 NIPP. 165092110
KEPALA STRATEGIC KOORD. PMO PEMBENAHAN SENIOR MANAJER KOORD. PMO PENGEMBANGAN KOORD. PMO PENGEMBANGAN
MANAGEMENT OFFICE PELABUHAN BELAWAN PERALATAN BISNIS II SELAT MALAKA DIBATAM
Ir. Henry Naldi, M.M. Lyndhu Adhitya Wishnu Ray, SE Ir. Wedi Cahyono, M.M. Muhamad Asyhari, SH Parsaulian M.T. Manurung, ST, Msi
NIPP. 167091849 NIPP. 177052489 NIPP. 164041887 NIPP. 167101998 NIPP. 174012214
52
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
DIREKTUR UTAMA
Bambang Eka Cahyana
KEPALA SPI
Arif Hutomo, S.E, D.E.S.S
NIPP. 166121863
SENIOR MANAJER
SENIOR MANAJER AKUNTANSI
PERENCANAAN ORGANISASI PENGAWAS WILAYAH I Jonathan
MANAJEMEN
DAN SDM Ginting, S.E.
Hendra Sutikno, SE, MM
Imron Eryandy NIPP. 171012004
NIPP. 166032112
NIPP. 175042476
GENERAL MANAGER
CABANG/UNIT
53
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Hingga Laporan Tahunan ini diterbitkan, PT Pelabuhan domestik Indonesia. Anak perusahaan lain yang dibentuk
Indonesia I (Persero) telah berhasil membentuk sebanyak oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah PT Prima
1 (satu) entitas anak dan 1 (satu) entitas asosiasi yang Terminal Petikemas yang merupakan konsorsium dari
bergerak dalam bisnis pelayanan petikemas. PT Terminal PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Hutama Karya
Petikemas Indonesia merupakan perusahaan patungan dan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. Perusahaan ini akan
yang dibentuk oleh PT Pelabuhan Indonesia I, II, III dan membangun terminal petikemas dan sekaligus melayani
IV yang merupakan perwujudan dari konsep “Pendulum petikemas internasional di Pelabuhan Belawan sepanjang
Nusantara” guna mengatasi masalah biaya logistik di pasar 350 meter.
54
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
55
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Notaris
Kantor Akuntan Publik 1. Risna Rahmi Arifa, SH
Heliantono & Rekan Jl. Ramlan Yatim No.1 Medan 20215
Aminta Plaza 7th Floor Suite 704 Telp. (061) 7345120
Jl. TB Simatupang Kav. 10
Jakarta 12310 2. Rahmad Nauli Siregar, SH
Jl. Brigjen Katamso Komplek Pandan Tinggi II Blok II
No. 10B Medan
Telp. (061) 7876093
56
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Website Perusahaan
Untuk menerapkan prinsip keterbukaan dalam pengelolaan Situs web Perusahaan dibagi menjadi 8 (delapan) bagian
perusahaan, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengadopsi besar yang terdiri dari:
peraturan-peraturan terkait yang ada, walaupun peraturan 1. Profile
tersebut bukan merupakan sebuah kewajiban bagi 2. Service
Perusahaan. Namun Perusahaan menganggap sebagai 3. Good Corporate Governance
praktik terbaik (best practice) yang layak diterapkan demi 4. News
menjaga kesinambungan usaha Perusahaan. 5. Information
6. Deep Sea Pilot
Salah satu peraturan yang diadopsi terkait keterbukaan 7. Porseni 2015
dalam penyampaian informasi perusahaan adalah 8. FGD BUMN
Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web
Emiten atau Perusahaan Publik. Sesuai dengan POJK No. 8/POJK.04/2015, situs web
Perusahaan telah mencakup 4 (empat) bagian utama
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memiliki situs web informasi yaitu:
korporasi dengan alamat http://www.pelindo1.co.id. a. informasi umum Emiten atau Perusahaan Publik;
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selalu berupaya b. informasi bagi pemodal atau investor
memutakhirkan konten situs web Perusahaan secara c. informasi tata kelola perusahaan; dan
berkala agar tetap informatif. d. informasi tanggung jawab sosial perusahaan.
57
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Malahayati
Lhokseumawe
Kuala Langsa
Pangkalan Susu
Aceh
Belawan
BICT
TPKDB
Meulaboh TPI
Sumatera Utara UGK PTP
PIL
RSPM PPK
Kuala Tanjung Tanjung Uban
Batam Tanjung Pinang
TB Asahan
Sibolga PMT Sei Kolak Kijang
Bengkalis
SU
Gunung Sitoli
Sei Pakning P. Sambu
BG Siapiapi
M
TB Karimun
AT
Kuala Enok
A
Rengat
Tembilahan
58
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Alamat Kantor
• Alamat Kantor Pusat • Kantor Perwakilan
Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241 Menara Ravindo Lt. 10
Sumatera Utara Jl. Kebun Sirih Kav. 75
Telp. : +62 61 661 0220 (Hunting) Jakarta Pusat 10340
Fax. : +62 61 661 0906 Telp. : +62 21 3190 3291
Website: http://www.pelindo1.co.id Fax. : +62 21 3190 3290
Email : pelabuhan1@pelindo1.co.id
59
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
60
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
61
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
62
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
TINJAUAN
PENDUKUNG BISNIS
63
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
64
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
65
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Implementasi
Implementasi Implementasi Implementasi
Pola Pengembangan Kompetensi Implementasi Sistem
Sistem Rekrutmen Sistem Remunerasi Manajemen Karir yang
SDM tentang Bisnis Terminal, Manajemen Kinerja
Berbasis Kompetensi berbasis Kinerja Efektif
Bisnis Marine, Bisnis Logistik
Mengembangkan Implementasi
Penyelarasan Organisasi
Kompetensi Pegawai Dit. Manajemen SDM
sesuai Strategi Korporat
SDM & Umum berbasis ICT
Adapun target yang harus dicapai setiap tahun ditetapkan sebagai berikut:
66
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Koordinator PMO
Koordinator PMO
Penyelesaian Permasalahan
Pendirian Anak Perusahaan
Hukum
Harry Pardede, SE, MM
Swandi Hutasoit, SH, M.Hum
Sekretaris PMO
Plt. Sekretaris PMO
Penyelesaian Permasalahan
Pendirian Anak Perusahaan
Hukum
Fauzi Amri, SE, MM
Muhammad Yusron, SH, MM
FOKUS 2016
Sesuai Roadmap Pengembangan SDM 2014-2018, pada tahun 2016 difokuskan pada implementasi manajemen karir yang
berbasis kinerja, dengan aktivitas antara lain:
• Assessment kinerja dan kompetensi pegawai.
• Merumuskan posisi kunci di setiap proses bisnis perusahaan.
• Menetapkan talent pool.
• Program pengembangan talent.
SISTEM REKRUTMEN
Dalam melakukan rekrutmen, Perseroan memiliki kebijakan menggunakan proses rekrutmen dengan beragam cara. Melalui
proses rekrutmen yang terkelola dengan baik diharapkan dapat menghasilkan pegawai yang kompeten dan sesuai dengan
kebutuhan Perseroan. Perseroan juga berusaha menempatkan orang yang tepat pada fungsi yang tepat, sehingga tercipta
sumber daya manusia berkualitas yang akan terus tumbuh dalam jangka waktu yang panjang.
67
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
68
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
69
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
70
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
71
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Teknologi Informasi
PT Pelabuhan Indoenesia I (Persero) memandang bahwa VISI DAN MISI TEKNOLOGI INFORMASI
keberadaan Teknologi Informasi (TI) yang andal sangat
penting untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan VISI
agar lebih efektif dan efisien. Untuk itu, Perseroan Menjadi Business Driver (Penggerak Bisnis) Bagi
berkomitmen untuk senantiasa memutakhirkan TI agar Perusahaan untuk Mencapai Nomor Satu Di Bisnis
dapat mendukung perkembangan bisnis yang cepat dan Kepelabuhanan di Indonesia.
sesuai perkembangan zaman.
MISI
Ketersediaan dan pengaplikasian sistem teknologi informasi • Menyediakan Solusi bisnis yang terintegrasi, efisien
yang andal, efektif dan efisien dapat terwujud dengan dan efektif untuk mendukung transformasi perusahaan.
penerapan kebijakan dan sistem manajemen yang tepat. • Menyediakan Infrastruktur TI yang aman dan handal
Bidang Teknologi Informasi bertugas untuk menciptakan, sesuai dengan perkembangan bisnis.
mengembangkan, memantau, dan mengevaluasi sistem • Mengembangkan kapasitas SDM TI yang merujuk
teknologi informasi berdasarkan kebutuhan Perseroan kepada kompetensi internasional.
dengan menggunakan teknologi yang tepat sesuai dengan • Meningkatkan kematangan IT Governance.
tata kelola teknologi informasi.
72
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
SDM IT
Hingga saat ini, jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) pada Bidang Teknologi Informasi berjumlah 32 orang (10 Orang di Kantor
Pusat dan 22 orang di Cabang Pelabuhan yang tersebar di Cabang Belawan, BICT, TPKDB, Dumai dan Pekanbaru). Organisasi
SDM TI di lingkungan Perseroan secara operasional dipimpin oleh seorang Senior Manajer yang bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Perencanaan dan Pegembangan.
Sumber daya manusia yang mumpuni merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan dan pengembangan
Teknologi Informasi. Hal itu juga sangat disadari oleh Perseroan. Karena itulah, melalui Divisi Teknologi Informasi, Perseroan
selalu berupaya mengembangkan kompetensi SDM di bidang TI.
Sepanjang tahun 2016, pengembangan kompetensi SDM melalui beragam pelatihan sebagai berikut:
No. Judul Pelatihan Kategori
1 Aspek Legal HPL pada Umumnya dan Pengelolaan HPL Sebagai Aset & Bentuk Perjanjian Penggunaan Pengembangan Wawasan
Tanah di Atas Tanah HPL
2 Building Partnership At Work and Stress Management Gelombang I Pengembangan Wawasan
3 Change Agent Forum Pengembangan Wawasan
4 Company Preparation for SAP Implementation Pengembangan Wawasan
5 Developing Costumer Focus Team Pengembangan Wawasan
6 Evaluasi Kelayakan Bisnis dan Kerja sama Pengembangan Wawasan
7 Finance for Non Finance Pengembangan Wawasan
8 Leadership Forum Pengembangan Wawasan
9 Motivasi dan Budaya Perusahaan Pengembangan Wawasan
10 Motivational Sharing Session Pengembangan Wawasan
11 Sinkronisasi Perencanaan Anggaran, Realisasi Dalam Pembukuan Biaya Eksploitasi dan Investasi Pengembangan Wawasan
12 Workshop Peran Penting Internal Auditor Dalam Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pengembangan Wawasan
73
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Teknologi Informasi
74
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
75
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Teknologi Informasi
PENCAPAIAN 2016
Di tahun 2016 Teknologi Informasi melakukan Inovasi dengan melaksanakan pekerjaan Implementasi Sistem ERP yang
termasuk dalam Investasi TI Tahun 2016. Sistem ini mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan
dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan.
Selain itu, pencapaian Bidang TI Perseroan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
a. Go Live SIM RSPM Tanggal 17 Oktober 2016.
b. Kick off Meeting ERP 14 November 2016.
c. Penandatanganan Perjanjian Kerja sama dengan Telkom tentang Managed Services Terminal Operating System (TOS) di
TPK Belawan Tanggal 29 Desember 2016.
76
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
77
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
80 Tinjauan Bisnis
82 Tinjauan Operasional
96 Tinjauan Per Segmen Usaha
100 Tinjauan Keuangan
118 Pemasaran
78
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
ANALISIS &
PEMBAHASAN
MANAJEMEN ATAS
KINERJA PERUSAHAAN
79
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Bisnis
Sepanjang tahun 2016, kondisi perekonomian masih berada di bawah ekspektasi yang telah ditetapkan oleh PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero). Pertumbuhan ekonomi nasional misalnya, walaupun lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun masih
berada di bawah acuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2016.
Beberapa asumsi makro yang menjadi acuan program kerja Perusahaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
80
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Kondisi perekonomian tahun 2016 yang berada di luar Tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
target, tentu memberikan dampak terhadap Perusahaan. 3 bulan di tahun 2016 rata-rata sebesar 5,7% atau berada
Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 berdasarkan PDB di atas asumsi RKAP 2016 yang ditentukan sebesar 5,50%.
tumbuh sebesar 5,02% masih berada di bawah asumsi Pencapaian suku bunga SPN 3 bulan tahun 2016 tersebut di
RKAP 2016 sebesar 5,50%. Perlambatan pertumbuhan dasarkan pada antisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang
perekonomian di tahun 2016 ini tampak masih terkena akan mendorong penarikan aliran dana likuiditas, sehingga
imbas dan belum sepenuhnya pulih atas pelemahan kondisi turut memberikan tekanan pada pergerakan suku bunga
perekonomian global pada tahun 2015. Kondisi tersebut SPN 3 bulan. Selain itu, kenaikan suku bunga SPN 3 bulan
menyebabkan harga barang komoditas, khususnya ini juga turut disebabkan karena masih tingginya inflasi, di
pertambangan dan perkebunan mengalami pelemahan samping juga karena gejolak ekonomi global, khususnya di
signifikan akibat buruknya kondisi perekonomian negara- Amerika dan Eropa, masih belum usai.
negara di dunia.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berada pada
Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, yaitu level Rp13.307 berada sedikit di bawah RKAP 2016 yang
Federal reserve (The Fed), melemahnya daya beli beberapa diasumsikan sebesar Rp13.400. Beberapa faktor yang
negara yang selama ini menjadi target ekspor Indonesia, melandasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS selama
misalnya: Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Singapura tahun 2016 adalah kenaikan suku bunga The Fed, depresiasi
dan Malaysia turut menjadi penyebab lesunya kondisi Yuan, serta gejolak ekonomi global yang masih belum
perdagangan, yang kemudian berakibat menurunnya arus mereda.
kunjungan kapal dan kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Laju Inflasi yang berada pada angka 3,1% masih jauh di
bawah asumsi RKAP tahun 2016 yaitu sebesar 4,70%.
Beberapa hal yang menjadi faktor pendukungnya adalah
adanya kenaikan harga atas beberapa indeks kelompok
bahan pangan serta sumbangan inflasi atas komponen
barang/jasa.
81
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Operasional
Kinerja operasional Perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal, baik perekonomian secara makro maupun kondisi
industri. Di saat perekonomian sedang mengalami perlambatan, kegiatan operasional di pelabuhan serta-merta berdampak.
Berikut ini kondisi aktivitas pada pelabuhan dalam pengelolaan Perusahaan sepanjang tahun 2016:
TRAFIK
Realisasi trafik di pelabuhan dalam pengelolaan Perusahaan seperti dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
82
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
83
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Operasional
1. Kegiatan B/M petikemas di Malahayati baru f. Efektive Time (ET)
Realisasi tahun 2016 sebesar 34.13
terealisasi pada bulan Agustus tahun 2016. jam/kapal, dibanding anggaran sebesar 37,00 jam/
2. Menurunnya kegiatan ekspor-impor di dermaga kapal atau mengalami penurunan, hal ini dikarenakan
umum Sei Kolak Kijang. masih relative banyaknya kapal dengan pola kerja
3. Menurunnya kegiatan antar pulau muat didermaga bongkar muat yang digunakan tidak 24 jam/hari.
umum Sibolga. g. Idle Time (IT)
Realisasi tahun 2016 sebesar 1,47 jam/
kapal, dibanding anggaran sebesar 1,61 jam/kapal atau
PENUMPANG mengalami peningkatan, hal ini disebabkan kondisi
Pada tahun 2016, realisasinya sebesar 5.440.151 orang kerja sesuai dengan yang direncanakan.
dibanding anggaran sebesar 5.755.508 orang tidak h. Not Operating Time (NOT)
Realisasi tahun 2016
mencapai target. Hal ini disebabkan beralihnya moda sebesar 42.86 jam/kapal, dibanding anggaran sebesar
transportasi laut ke udara seiring dengan terjangkaunya 14,25 jam/kapal atau mengalami penurunan, antara
harga tiket pesawat dan efesiensi waktu. lain dikarenakan pola operasional kerja bongkar muat
konvensional dengan komoditi dominan general cargo
Sedangkan kegiatan operasional pada masing-masing yang pola kerjanya belum 24 jam/hari atau rata-rata
pelabuhan dapat dijelaskan sebagai berikut: hanya 15 jam/hari sehingga waktu yang direncanakan
tidak bekerja menjadi tinggi.
1. Pelabuhan Belawan i. Turn Round Time (TRT)
Realisasi tahun 2016 sebesar
120.05 jam/kapal, dibanding anggarannya sebesar
Belawan Lama 101,30 jam/kapal atau mengalami penurunan, hal ini
a. Waiting Time (WT)
Realisasi tahun 2016 sebesar 0,80 dikarenakan tingginya berthing time.
jam/kapal, dibanding anggaran sebesar 0,94 jam/ j. ET/BT
Realisasi tahun 2016 sebesar 43.50%, dibanding
kapal atau mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan anggaran sebesar 70,00 % atau mengalami penurunan,
kesiapan sarana bantu pemanduan dan pemaksimalan hal ini dikarenakan masih relative banyaknya kapal
dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan dengan pola kerja bongkar muat yang digunakan tidak
pelayanan kapal.
24 jam/hari.
b. Postpone Time (PT)
Realisasi tahun 2016 sebesar 39.02 k. Utilisasi
jam/kapal, dibanding anggaran sebesar 45,50 jam/ (1) Utilisasi tambatan atau Berth Occupancy Ratio
kapal atau mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan (BOR) tahun 2016 sebesar 43.10%, dibanding
menurunnya waktu tunggu yang disebabkan faktor- anggaran sebesar 51,94% terjadi penurunan, hal ini
faktor pihak eksternal seperti kesiapan muatan, disebabkan penurunan jumlah kunjungan kapal dan
kesiapan dokumen kapal dan barang.
jumlah produksi bongkar muat.
c. Approach Time (AP)
Realisasi tahun 2016 sebesar (2) Realisasi Berth Through Put (BTP) tahun 2016
1.76 jam/kapal, dibanding anggaran sebesar 2,00 jam/ sebesar 1.126,86 (Ton/M), dibanding anggaran
kapal atau mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan sebesar 3.158,27(T on/M) terjadi penurunan
pemaksimalan olah gerak kapal dalam alur menuju dikarenakan menurunnya jumlah bongkar/muat.
dermaga.
(3) Utilisasi lapangan atau Yard Occupancy Ratio (YOR)
d. Berthing Time (BT)
Realisasi tahun 2016 sebesar 78.47 tahun 2016 sebesar 15.70% jika dibandingkan dengan
jam/kapal, dibanding anggaran sebesar 52,86 jam/ anggaran sebesar 46,53% terjadi penurunan, hal ini
kapal atau mengalami penurunan, hal ini dikarenakan disebabkan bongkar/muat barang menggunakan
besarnya not operating time, yang disebabkan antara truk losing.
lain dikarenakan pola operasional kerja bongkar muat (4) Utilisasi gudang atau Shed Occupancy Ratio (SOR)
konvensional dengan komoditi dominan general cargo tahun 2016 sebesar 9.81% jika dibandingkan dengan
yang pola kerjanya belum 24 jam/hari.
anggaran sebesar 43,25% terjadi penurunan, hal ini
e. Berth Working Time (BWT)
Realisasi tahun 2016 disebabkan bongkar/muat barang menggunakan
sebesar 35.61 jam/kapal, dibanding anggaran sampai truk losing.
sebesar 38,61 jam/kapal atau mengalami peningkatan,
hal ini dikarenakan menurunnya efektive time dan idle
time.
84
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
85
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Operasional
86
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
87
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Operasional
88
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
89
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Operasional
90
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
91
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Operasional
d. Berthing Time (BT)
(3) Utilisasi lapangan atau Yard Occupancy Ratio (YOR)
Realisasi tahun 2016 sebesar 15,82 jam/kapal jika sebesar 81,49% jika dibandingkan dengan anggaran
dibandingkan anggaran sebesar 21,58 jam/kapal atau sebesar 65,00% terjadi peningkatan throughput
mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan antara lain peti kemas dan Dwelling Time.
peningkatan produktivitas B/M secara umum.
l. Produktivitas
e. Berth Working Time (BWT)
Realisasi produktivitas untuk kontainer pada tahun
Realisasi tahun 2016 sebesar 7,81 jam/kapal jika 2016 sebesar 15,45 (B/C/H) jika dibandingkan anggaran
dibandingkan anggaran sebesar 9,08 jam/kapal atau sebesar 14,00 (B/C/H) mengalami peningkatan, hal ini
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan rendahnya disebabkan konsistensi pelayanan petikemas kepada
effective time dan idle time.
pengguna jasa dengan menerapkan SLA/SLG.
Realisasi
f. Efektive Time (ET)
produktivitas untuk curah cair tahun 2016 sebesar
Realisasi tahun 2016 sebesar 6,97 jam/kapal jika 123,98 (T/J) jika dibandingkan anggaran sebesar 120,00
dibandingkan dengan anggaran sebesar 8,01 jam/ (T/J) mengalami peningkatan, hal ini disebabkan antara
kapal atau mengalami penurunan, hal ini dikarenakan lain secara umum kesiapan pompa portable milik kapal/
produktivitas B/M petikemas mengalami peningkatan.
pemilik barang dalam pelaksanaan pekerjaan bongkar
g. Idle Time (IT)
muat dalam kondisi baik.
Realisasi tahun 2016 sebesar 0,84 jam/kapal jika m. Dwelling Time
dibandingkan anggaran sebesar 1,07 jam/kapal atau Realisasi dwelling time untuk import pada tahun 2016
mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh sebesar 4,69 (hari) jika dibandingkan anggaran sebesar
tingginya kesiapan alat bongkar muat untuk melakukan 4,00 (hari) mengalami penurunan, hal ini terkait
bongkar muat container.
pengurusan dokumen import oleh pihak eksternal
h. Not Operating Time (NOT)
sedangkan realisasi dwelling time untuk export tahun
Realisasi tahun 2016 sebesar 8,00 jam/kapal jika 2016 sebesar 2,42 (hari) jika dibandingkan anggaran
dibandingkan anggaran sebesar 12,50 jam/kapal atau sebesar 4,00 (hari) mengalami peningkatan, hal ini
mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan antara lain terkait pengurusan dokumen sudah siap sebelum
perencanaan dan pengendalian kunjungan kapal dan petikemas masuk ke dalam TPS.
bongkar muatnya dan sistem penyaluran B/M curah
cair menggunakan pipa yang bekerja 24 jam/hari. 7. Pelabuhan Tanjungpinang
i. Turn Round Time (TRT)
Realisasi tahun 2016 sebesar 35,01 jam/kapal jika Batu Anam
dibandingkan anggaran sebesar 38,41 jam/kapal atau a. Waiting Time (WT)
mengalami peningkatan, hal ini dipengaruhi oleh Realisasi tahun 2016 sebesar 0,00 jam/kapal, jika
penurunan angka berthing time, waiting time dan dibandingkan dengan sebesar 0,00 jam/kapal setara
postpone time.
dengan target anggaran hal ini dikarenakan pada
j. ET/BT
Pelabuhan Sri Batu Anam langsung melakukan tender
Realisasi tahun 2016 sebesar 44,06 % jika dibandingkan ketika masuk di pelabuhan.
anggaran sebesar 37,12 % atau mengalami peningkatan, b. Postpone Time (PT)
hal ini dikarenakan antara lain sistem penyaluran B/M Realisasi tahun 2016 sebesar 0,00 jam/kapal jika
curah cair menggunakan pipa yang bekerja 24 jam/hari dibandingkan dengan anggaran sebesar 0,23 jam/
sehingga NOT lebih rendah.
kapal atau mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan
k. Utilisasi adanya percepatan dalam pengurusan dokumen kapal
(1) Realisasi utilisasi dermaga (BOR) tahun 2016 dan muatan.
sebesar 24,46% jika dibandingkan anggaran c. Approach Time(AT)
sebesar 30,90% atau mengalami penurunan, hal ini Realisasi tahun 2016 sebesar 1,03 jam/kapal jika
dipengaruhi penurunan berthing time.
dibandingkan dengan anggaran sebesar 1,72 jam/
(2) Realisasi Berth Through Put (BTP) tahun 2016 kapal atau mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan
sebesar 255,00 (Teus/M) jika dibandingkan kelancaran sepanjang alur pelayaran dan pengaruh
anggaran sebesar 78,00 (Teus/M) terjadi kecepatan kapal.
peningkatan, dikarenakan meningkatnya
throughput petikemas yang melintasi dermaga.
92
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
93
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Operasional
94
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
95
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) merupakan Badan Nomor 90 tanggal 22 Agustus 2011 yang telah disahkan
Usaha Milik Negara (BUMN) sektor Perhubungan Laut yang berdasarkan Surat Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: AHU-
bergerak dalam bidang pengusahaan jasa kepelabuhanan. AH.01-10-30810 tanggal 28 September 2011.“Menyediakan
Bidang pengusahaan jasa kepelabuhanan sebagaimana jasa kepelabuhanan yang terintegrasi, berkualitas dan
tertuang dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar Nomor bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi
1 tanggal 01 Desember 1992 yang dibuat dihadapan Imas wilayah”.
Fatimah, S.H., diubah terakhir dengan Akta Notaris Agus
Sudiono Kuntjoro, S.H. Nomor 01 tanggal 15 Agustus 2008 Sepanjang tahun 2016, kinerja usaha Perusahaan yang
dan Akta Notaris Junita Ritonga, S.H. Nomor 26 tanggal 31 bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dapat dijelaskan
Juli 2009, serta Akta Notaris Rahmad Nauli Siregar, S.H. sebagai berikut.
96
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
97
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
PELAYANAN KAPAL hal ini disebabkan pemakaian gudang 202 dan gudang
107 - 108 di Belawan untuk komoditi pupuk dan rubber
a. Tambat
milik PT Gresik Cipta Sejahtera dan PT Bridgestone dan
Realisasi sebesar 128.467.938 gt/etm dibanding material milik PLN.
anggaran sebesar 117.882.525 gt/etm melampaui c. Lapangan Penumpukan
target, hal ini sehubungan peningkatan waktu tambat Realisasi sebesar 2.490.394 ton/hari dibanding
kapal di Belawan, TPKDB, Tanjung Balai Karimun dan anggaran sebesar 1.198.087 ton/hari melampaui target,
Lhokseumawe.
hal ini disebabkan adanya penumpukan material milik
b. Pemanduan
PLN untuk kebutuhan PLTU Paluh Kuro di Belawan.
Realisasi sebesar 13.694 gerakan dibanding anggaran d. Pelayanan Jasa Barang Lainnya
sebesar 16.103 gerakan tidak mencapai target, hal 1. Pipa Terpadu
ini disebabkan menurunnya kegiatan pemanduan Realisasi sebesar 10.659.135 ton dibanding anggaran
di pelabuhan umum cabang Belawan, Dumai, sebesar 9.308.411 ton melampaui target, hal ini
Tanjungpinang, Tanjung Balai Karimun, Lhokseumawe, disebabkan meningkatnya volume ekspor minyak
Pekanbaru, Sei Pakning, Tembilahan dan Malahayati sawit Indonesia seiring dengan membaiknya harga
seiring dengan menurunnya arus barang di dermaga minyak sawit dan meningkatnya permintaan negara
umum.
pembeli seperti China dan India.
c. Penundaan
2. Curah Kering
Realisasi sebesar 14.430 jam dibanding anggaran Realisasi sebesar 1.092.095 ton dibanding anggaran
sebesar 16.498 jam tidak mencapai target, hal ini sebesar 1.208.946 ton tidak mencapai target, hal ini
disebabkan karena menurunnya jasa tunda seiring disebabkan menurunnya b/m komoditi bungkil dan
dengan menurunnya jasa pemanduan. pupuk melalui pelabuhan Belawan dan Dumai.
a. Dermaga
a. Stevedoring
Realisasi sebesar 12.721.304 ton dibanding anggaran Realisasi sebesar 1.839.264 ton/m3 dibanding anggaran
sebesar 19.999.077 ton tidak mencapai target, hal ini sebesar 2.082.195 ton/m3 tidak mencapai target, hal ini
disebabkan oleh: disebabkan belum terlaksananya kegiatan trucking PKE
1. Di cabang Dumai, beralihnya sebagian kegiatan dari gudang pemilik ke dalam pelabuhan oleh UBM milik
ekspor CPO dari pelabuhan Dumai ke TUKS KID di cabang Dumai, menurunnya arus barang terutama
Pelintung dan Lubuk Gaung, menurunnya kegiatan CPO dan pupuk bag serta semen bag di Dumai sehingga
bongkar/muat bungkil, cangkang, BBM dan caustic berdampak pada penurunan aktivitas stevedoring dan
soda, minyak RDP dan pupuk, pasir kwarsa, beras, penyewaan alat, pemasukan material projek milik
pupuk bag dan BBM, pupuk bag, semen bag dan PT PLN di Lhokseumawe tertunda dikarenakan belum
semen curah.
selesainya proses lelang penunjukan Vendor dan b/m
2. Di cabang Belawan, menurunnya kegiatan bongkar/ material projek on shore PT Medco di Aceh Timur
muat BBM, biji sawit, bungkil, gula tetes, karet, diundur hingga Triwulan IV 2016.
jagung, makanan ternak, plywood/kayu lapis, bahan b. Cargodoring
bangunan, bahan industry, bahan kimia, baja dan Realisasi sebesar 956.444 ton/m3 dibanding anggaran
material dari besi, mesin dan semen bag, pupuk sebesar 1.464.352 ton/m3 tidak mencapai target, hal ini
bag dan sayur.
disebabkan seiring dengan tidak tercapainya kegiatan
3. Menurunnya kegiatan bongkar semen di cabang produksi stevedoring.
Pekanbaru.
4. Menurunnya kegiatan bongkar/muat beras, pupuk
bag dan alat-alat proyek di cabang Lhokseumawe.
b. Gudang Penumpukan
Realisasi sebesar 1.020.755 ton/hari dibanding
anggaran sebesar 761.929 ton/hari melampaui target,
98
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Realisasi sebesar 791.063 box dibanding anggaran sebesar Realisasi sebesar 13.256.560 lembar dibanding anggaran
720.023 box melampaui target, hal ini disebabkan perubahan sebesar 13.686.142 lembar tidak mencapai target, hal ini
trend kemasan general cargo menjadi petikemas. disebabkan menurunnya pas pelabuhan di Belawan, Dumai,
Tanjungpinang, Tanjung Balai Karimun, Lhokseumawe,
PENGUSAHAAN TBAL Pekanbaru, Sibolga, Gunung Sitoli, Malahayati dan Tanjung
Balai Asahan.
a. Tanah
Realisasi sebesar 1.506.451 m2 dibanding anggaran KERJA SAMA MITRA USAHA
sebesar 1.483.778 m2 melampaui target, hal ini
disebabkan terealisasinya persewaan oleh PT Aceh a. Pemanduan
Makmur Bersama di Lhokseumawe untuk tanki CPO. Realisasi sebesar 693 gerakan dibanding anggaran
b. Air sebesar 776 gerakan tidak mencapai target, hal ini
Realisasi sebesar 30.666 ton dibanding anggaran disebabkan menurunnya kegiatan pemanduan di
sebesar 33.191 ton tidak mencapai target, hal ini PT Multi Nabati Asahan untuk komoditi minyak sawit
disebabkan menurunnya pemakaian produksi air untuk dan PT Inalum untuk komoditi Aluminium.
penduduk dan instansi yang ada di TPKDB dan Tanjung b. Penundaan
Balai Asahan. Realisasi sebesar 8.628 jam dibanding anggaran
c. Listrik sebesar 4.072 jam melampaui target, hal ini disebabkan
Realisasi sebesar 21.881.251 kwh dibanding anggaran tercapainya produksi jam penundaan kapal tunda milik
sebesar 27.602.740 kwh tidak mencapai target, hal mitra usaha di pelabuhan Belawan.
ini disebabkan menurunnya penggunaan listrik oleh c. Air Kapal
penduduk dan instansi yang ada di Belawan dan Dumai. Realisasi sebesar 249.031 ton dibanding anggaran
sebesar 351.335 ton tidak mencapai target, hal ini
TERSUS/TUKS disebabkan berhentinya kerja sama air milik PT Metito
di Dumai.
a. Dermaga
Realisasi sebesar 1.812.823 ton dibanding anggaran UNIT USAHA
sebesar 6.855.648 ton tidak mencapai target, hal ini
disebabkan menurunnya kegiatan antar pulau bongkar a. Rumah Sakit Pelabuhan
di Belawan untuk komoditi semen curah (lafarge). Pelabuhan
Realisasi sebesar 47.675 pasien dibanding
Menurunnya kegiatan ekspor, antar pulau muat dan anggaran sebesar 39.726 pasien melampaui target, hal
antar pulau bongkar di Dumai untuk komoditi crude ini disebabkan:
oil dan minyak masak. Menurunnya kegiatan ekspor di 1. Meningkatnya kunjungan pasien masyarakat
Lhokseumawe untuk komoditi amoniak. Menurunnya dan pegawai yang menjadi anggota BPJS yang
kegiatan antar pulau muat untuk komoditi amoniak, berdomisili di daerah Belawan dan sekitarnya.
pupuk bag dan sulfur. Menurunnya kegiatan antar pulau 2. Meningkatnya kunjungan pasien dari pensiunan
bongkar untuk komoditi BBM. Menurunnya kegiatan PNS, pensiunan pegawai, Askes dan Asabri.
antar pulau bongkar di Pekanbaru untuk komoditi batu b. Usaha Galangan Kapal
kapur. Realisasi produksi slipway dan dry dock sebesar 551
b. Pemanduan hari dibanding anggaran sebesar 152 hari mencapai
Realisasi sebesar 32.226 gerakan dibanding anggaran target, hal ini disebabkan meningkatnya utilisasi dry
sebesar 27.580 gerakan melampaui target, hal ini dock dan slip way sehubungan ada beberapa pekerjaan
disebabkan meningkatnya kegiatan pemanduan kapal perawatan kapal milik PT Metralindo Jaya Mandiri dan
di Tersus/TUKS di Belawan untuk kapal yang membawa PT Aljano.
komoditi kayu log dan batu bara. Meningkatnya kegiatan
pemanduan di Pekanbaru untuk kapal yang membawa
komoditi Pulp. Meningkatnya kegiatan di Rengat untuk
kapal yang membawa komoditi cangkang dan batu
granit.
99
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
Uraian mengenai kinerja keuangan ini disusun berdasarkan Bahasan serta analisis tentang kondisi keuangan ini
Laporan Keuangan Perusahaan yang disajikan sesuai disajikan dalam empat bagian sebagai berikut:
dengan prinsip-prinsip akuntansi keuangan yang berlaku 1. Kinerja Posisi Keuangan
umum di Indonesia (PSAK) untuk tahun yang berakhir pada 2. Kinerja Laba/Rugi Komprehensif
tanggal 31 Desember 2016. Laporan keuangan tersebut 3. Kinerja Arus Kas
telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik Heliantono & 4. Kinerja Rasio Keuangan
Rekan (Akuntan Publik: Heliantono, Ak., Cert. IFRS., CA.,
CPA. dengan opini bahwa laporan keuangan terlampir LAPORAN POSISI KEUANGAN
menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang material,
posisi keuangan konsolidasian PT Pelabuhan Indonesia Aset
I (Persero) dan entitas anak pada tanggal 31 Desember Realisasi aset pada tahun 2016 mencapai Rp7,30 triliun,
2016, serta kinerja keuangan konsolidasian, dan arus kas meningkat 32,95% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal Kontribusi Aset lancar mencapai 33,98% dari total aset.
tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. (Rp Miliar)
100
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Aset Lancar: Realisasi dan Target Berikut ini rincian akun aset tidak lancar dalam tiga tahun
Posisi aset lancar Perusahaan pada tahun 2016 mencapai terakhir:
Rp2,48 triliun. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang sebesar Rp1,77 triliun, mengalami peningkatan 40,45%. (Rp Miliar)
Kontribusi terbesar aset lancar berasal dari kas dan setara
Uraian 2016 2015 2014
kas yang mencapai 88,69% atau Rp2,20 triliun.
Penyertaan pada entitas
44,43 36,49 36,86
asosiasi
Pencapaian ini jauh di atas target yang telah ditetapkan
Penyertaan pada
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pengendalian bersama 900,76 530,01 272,40
tahun 2016 yang sebesar Rp587,05 miliar. Pencapaian entitas
ini disebabkan adanya penempatan kas pada investasi Properti investasi 8,85 10,22 10,17
jangka pendek melampaui target anggaran seiring dengan Aset tetap 3.750,63 3.073,38 2.909,51
realisasi pendapatan, belum terealisasinya pembayaran Aset tak berwujud 80,45 26,22 36,37
utang usaha, cash inflow cukup tinggi yang ditempatkan Biaya yang ditangguhkan - 16,34 41,57
pada instrumen deposito.
Aset tetap yang belum
23,93 25,88 49,78
dimanfaatkan
Berikut ini rincian akun aset lancar dalam tiga tahun Aset pajak tangguhan - 0,06 -
terakhir:
Aset lainnya 10,95 6,65 8,08
Jumlah Aset Tidak Lancar 4.820,00 3.725,24 3.364,75
(Rp Miliar)
101
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
Jika dibandingkan dengan target RKAP, posisinya juga Berikut ini rincian posisi liabilitas Jangka Panjang
berada di atas atau melebihi yang sudah direncanakan. Hal Perusahaan dalam tiga tahun terakhir:
ini disebabkan oleh:
1. Belum terealisasinya pembayaran hutang usaha (Rp Miliar)
atau utang investasi sehubungan belum diterimanya
Uraian 2016 2015 2014
penagihan dari pihak ketiga.
Utang bank jangka panjang
2. Pembebanan biaya-biaya yang masih harus dibayar setelah dikurangi bagian
52,88 270,03 512,41
dan pembukuan hutang PPh Badan yang baru yang jatuh tempo dalam
satu tahun
diperhitungkan pada akhir tahun pembukuan.
Utang obligasi 995,77 - -
102
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
103
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
Berikut ini rincian pendapatan usaha Perusahaan dalam ketentuan di dalam PSAK terkait aktiva tidak berwujud
tiga tahun terakhir: berupa jasa konsultan seharusnya dibebankan sebagai
biaya yang sebelumnya dibukukan sebagai aset.
(Rp Miliar)
Berikut ini rincian beban usaha Perusahaan dalam tiga
Uraian 2016 2015 2014
tahun terakhir:
Pelayanan Terminal Peti 1.038,75 988,57 905,62
Kemas
Pelayanan Kapal 305,81 332,26 303,53 (Rp Miliar)
Pendapatan Terminal 133,38 129,76 85,68 Beban Penyusutan dan (200,35) (272,89) (201,18)
Amortisasi
Pendapatan Sewa, Air, dan 112,77 103,17 86,99
Listrik Beban Bahan (146,15) (155,82) (196,20)
Pendapatan KSMU 80,29 87,06 98,72 Beban Sewa (278,43) (225,09) (188,07)
Pelayanan Unit Depo Peti 52,62 34,24 26,82 Beban Kerja sama Mitra (110,30) (114,61) (121,58)
Kemas Usaha
Pelayanan Rumah Sakit 22,29 19,91 26,31 Beban Umum (187,06) (168,32) (138,41)
Pelayanan Usaha Galangan 9,07 12,93 12,58 Beban Pemeliharaan (86,42) (78,12) (89,39)
Kapal
Beban Imbalan Pasca Kerja 57,58 (36,77) (124,52)
Pelayanan Pengusahaan 1,59 1,70 1,56
Beban Administrasi Kantor (32,89) (31,50) (34,29)
Alat
Beban Asuransi (31,38) (41,48) (33,02)
Lain-lain 68,03 71,64 56,20
Laba Penyertaan 2,34 2,23 (1,01)
Jumlah 2.408,90 2.340,72 2.095,52
Jumlah (1.351,09) (1.447,10) (1.405,90)
Beban Usaha
Pada tahun 2016, Perusahaan berhasil mengefisienkan ARUS KAS
kinerja operasional, sehingga beban yang dikeluarkan oleh Posisi kas dan setara kas Perusahaan pada akhir tahun buku
Perusahaan mengalami penurunan sebesar 6,64%. Jika 2016 tercatat sebesar Rp2,20 triliun. Dibandingkan dengan
pada tahun 2015 total beban usaha mencapai Rp1,45 triliun, awal tahun yang Rp1,48 triliun, telah terjadi peningkatan
maka di tahun 2016 menjadi Rp1,35 triliun. 48,77%.
Beban usaha terbesar dikontribusikan oleh beban pegawai Berikut ini rincian arus kas Perusahaan dalam tiga tahun
yang mencapai 25,02% atau Rp338,02 miliar dari total terakhir:
beban.
(Rp Miliar)
Dibandingkan dengan target yang sebesar Rp1,44 triliun,
Uraian 2016 2015 2014
realisasi beban usaha Perusahaan tidak melampaui target.
Arus Kas dari Aktivitas
Penyebabnya, antara lain: 1.547,09 1.138,04 909,66
Operasi
1. Beban pegawai walaupun ada kenaikan dibandingkan
Arus Kas dari Aktivitas
(1.238,72) (591.20) (180,70)
tahun sebelumnya, namun masih di bawah target Investasi
anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena Arus Kas dari Aktivitas
413,02 (340,17) (553,01)
beberapa pegawai telah menjalani masa pensiun serta Pendanaan
belum terealisasi rencana rekrutmen pegawai. Kenaikan (Penurunan)
721,38 206,67 175,94
2. Beban penyusutan dan amortisasi tidak melampaui Bersih Kas dan Setara Kas
target, karena belum terealisasinya investasi Saldo Awal Tahun Kas dan
1.479,38 1.272,71 1.096,77
Setara Kas
pengadaan alat. Selain itu, terdapat penurunan
beban amortisasi akibat adanya sebagian biaya telah Saldo Akhir Tahun Kas dan
2.200,77 1.479,38 1.272,71
Setara Kas
dibebankan sekaligus di tahun 2015 sehubungan
104
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Rincian arus kas dari aktivitas operasi dalam tiga tahun Rincian arus kas dari aktivitas pendanaan dalam tiga tahun
terakhir adalah sebagai berikut: terakhir adalah sebagai berikut:
105
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
106
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
107
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
(Rp Juta)
108
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Dengan asumsi tersebut serta memperhatikan kinerja sebelumnya dan potensi yang ada pada tahun 2017. Perseroan
optimis peningkatan kinerja dapat terus terjadi. Selain pencapaian secara financial, diharapkan juga terjadi peningkatan dan
perubahan kinerja manajemen dalam rangka pencapaian performance excellence.
(Rp Miliar)
DIVIDEN
Kebijakan Dividen
Perseroan adalah badan usaha milik negara, yang 100%
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah RI. Penyetoran dividen
sepenuhnya menjadi hak pemerintah. Penentuan besarnya
dividen yang disetorkan kepada Pemegang Saham
berdasarkan keputusan Kementerian BUMN selaku RUPS
dan kuasa pemegang saham.
109
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
Perseroan tidak memberikan perlakuan khusus dalam bertransaksi dengan pihak berelasi. Seluruh transaksi Perseroan
termasuk dengan pihak berelasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rinciannya adalah sebagai berikut:
110
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Transaksi Afiliasi pada PT Prima Indonesia Transaksi Afiliasi pada PT Prima Terminal
Logistik Petikemas
Transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Perseroan pada Transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Perseroan pada
PT Prima Indonesia Logistik berupa penyertaan saham. Nilai PT Prima Terminal Petikemas berupa penyertaan saham.
saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Indonesia Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima
Logistik adalah sebesar Rp67.320.000.000 di tahun 2016 Terminal Petikemas adalah sebesar Rp336.501.000.000
dan 2015 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki dan Rp259.000.000.000 pada tahun 2016 dan 2015 atau
oleh Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha Terminal sebesar 70%, sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Wijaya
Peti Kemas Kotamadya Medan (KOPKARPEL UTPK). Karya sebesar 15% dan PT HUtama Karya sebesar 15%
dengan tujuan pengendalian bersama.
Perusahaan bergerak dalam bidang penyediaan pelayanan
jasa depo peti kemas dan jasa logistik lainnya dengan Perusahaan bergerak dalam bidang penyediaan jasa
pelayanan prima. pelayanan terminal petikemas intemasional.
Transaksi Afiliasi pada PT Prima Husada Transaksi Afiliasi pada PT Prima Multi
Cipta Medan Terminal
Transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Perseroan pada Transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Perseroan pada
PT Prima Husada Cipta Medan berupa penyertaan saham. PT Prima Multi Terminal berupa penyertaan saham.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Husada Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima
Cipta Medan adalah sebesar Rp10.890.000.000 di tahun Multi Terminal adalah sebesar Rp559.548.000.000 dan
2016 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki oleh Rp269.698.000.000 tahun 2016 dan 2015 atau sebesar
Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha Terminal Peti 55%. Sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Pembagunan
Kemas Kotamadya Medan (KOPKARPEL UTPK). Perumahan (Persero) Tbk sebesar 30% dan PT Wakita Karya
(Persero) Tbk sebesar 15% dengan tujuan pengendalian
Perusahaan melakukan usaha di bidang pelayanan jasa bersama.
kesehatan: rumah sakit, klinik, poliklinik, balai pengobatan,
serta usaha terkait. Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyediaan jasa
pelayanan Terminal Mufti Purpose untuk memenuhi
Transaksi Afiliasi pada kebutuhan pelanggan di Terminal Kuala Tanjung dalam
PT Prima Pengembangan Kawasan rangka menyukseskan Program MP3EI Sei Mangke dan
Transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Perseroan pada tuntutan pasar atas keberadaan Terminal Curah Cam/
PT Prima Pengembangan Kawasan berupa penyertaan Terminal Multi Purpose yang terbuka untuk umum.
saham. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada
PT Prima Pengembangan Kawasan adalah sebesar Transaksi Afiliasi pada PT Terminal
Rp369.000.000.000 dan Rp9.000.000. 000 di tahun 2016 Petikemas Indonesia
dan 2015 atau sebesar 90%. Sedangkan 10% sisanya dimiliki Transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Perseroan pada
oleh PT Prima Multi Terminal. PT Terminal Petikemas Indonesia berupa penyertaan
saham. Nilai saham penyertaan Perusahaan pada
PT Prima Pengembangan Kawasan memulai kegiatan PT Terminal Petikemas Indonesia adalah sebesar
operasionalnya pada tahun 2015. Perusahaan bergerak Rp37.500.000.000 atau sebesar 25%. Perusahaan bergerak
dalam bidang penyediaan jasa dengan melakukan dalam bidang pengusahaan di pelabuhan.
kegiatan usaha utama antara Iain: Jasa penyewaan dan
pengelolaan kawasan industri, meliputi pengelolaan dan
penyewaan, pemeliharaan, perawatan serta penyediaan
fasilitas penunjang lainnya, seperti pabrik, gudang dan
kegiatan terkait; Jasa pembangunan dan pengelolaan
kawasan industri; Konsultasi bidang manajemen operasi
dan pemeliharaan kawasan industri beserta sarana dan
prasarana fisik infrastruktur wilayah.
111
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
Penjualan
2016 2015
PT Pertamina 137.433.030.491 96.410.381.270
PT Sarana Argo Nusantara 10.210.564.670 15.549.361
PT Arun NGL 7.397.890.112 14.990.296.681
PT Pupuk Sriwijaya Palembang 6.358.366.513 425.738.020
PT Semen Padang 5.854.585.889 1.447.507.565
PT Pelayaran Nasional Indonesia 5.416.961.151 7.727.580.653
PT Bahtera Adiguna 2.544.977.595 4.050.772.619
PT Banda Graha Reksa 1.680.042.820 -
PT Perkebunan Nusantara III 1.438.886.862 -
PT ASDP 485.937.395 315.279.831
PT Telekomunikasi Seluler Tbk. 374.794.439 1.020.121.398
PT Perkebunan Nusantara IV 329.133.168 320.353.166
PT Sarana Bandar Nasional 232.421.347 1.033.299.085
PT Pupuk Iskandar Muda 231.012.333 648.424.847
PT Jasa Prima Logistik Bulog 180.930.180 -
PT Waskita Karya 148.529.113 -
PT Adhi Karya 134.254.068 -
PT Wijaya Karya 128.309.816 -
PT Jakarta LLYOD 96.631.909 -
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 84.980.895 -
Balai Diklat Belawan 69.391.882 -
PT Varuna Tirta Prakarsa 41.319.311 -
PT Lafarge Cement Indonesia - 11.170.279.936
PT Adhiguna Putra - 674.513.658
PT Pengerukan Indonesia - 14.614.667
Jumlah Penjualan 180.872.951.959 140.264.712.757
Presentase terhadap Jumlah Penjualan 7,51% 5,99%
2016 2015
Bank
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 156.193.367.961 91.481.124.232
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 54.912.903.732 46.555.012.983
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 243.791.247.404 1.451.466.829
454.897.519.097 139.487.604.044
112
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 698.669.450 27.214.247.792
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.872.115.539 13.739.353.027
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 132.194.924 274.346.685
3.702.979.913 41.227.947.504
Sub Jumlah 458.600.499.010 41.227.947.504
Deposito Berjangka
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 633.126.890.425 399.185.288.180
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 252.663.375.012 97.000.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 402.688.574.088 64.000.000.000
Bank Tabungan Negara 62.189.507.664 40.215.342.460
1.350.668.347.189 600.400.630.640
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 206.242.600.000 137.950.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 67.180.000.000 68.975.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - 372.465.000.000
273.422.600.000 579.390.000.000
Sub Jumlah 1.624.090.947.189 1.179.790.630.640
Piutang Usaha
2016 2015
Rupiah
PT Pertamina Trans Kontinental 11.218.473.988 11.052.102.225
PT Pertamina UPPDN I 3.705.638.499 -
PT Arun NGL 1.906.808.930 4.329.239.907
PT Pertamina (Persero) 1.775.166.671 3.931.270.935
PT Pelni (Persero) 617.259.681 1.131.721.995
PT Telekomunikasi Selular Tbk 349.510.406 1.105.505.603
Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) 2.354.286.821 7.385.736.571
Sub Jumlah 21.927.144.996 28.935.577.236
Dolar Amerika Serikat
PT Pelni (Persero) 911.201.707 1.008.036.517
Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) 289.200.782.575 1.132.064.189
Sub Jumlah 1.200.782.575 2.140.100.706
113
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
Piutang Lain-lain
2016 2015
PT Prima Multi Terminal 40.000.000.000 3.175.038.425
Havenbedrijf Rotterdam N.V. 20.347.553.951 -
PT Pengerukan Indonesia (Persero) 4.550.000.000 4.550.000.000
Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) 399.262.718 1.410.883.429
Jumlah Piutang Lain-lain 65.296.816.669 9.135.921.854
Persentase terhadap Jumlah Aset 0,89% 0,17%
Utang Usaha
2016 2015
Rupiah
PT Wijaya Karya (Persero) 176.873.193.014 34.537.369.050
PT Hutama Karya (Persero) 91.430.336.409 12.117.273.500
PT Brantas Abipraya (Persero) 66.209.897.652 28.580.281.500
PT Nindya Karya (Persero) 30.560.811.595 -
Perusahaan Galangan Kapal 28.099.110.030 7.463.159.660
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 20.822.478.567 -
PT Prima Indonesia Logistik 19.733.476.316 -
PT Virama Karya (Persero) 8.730.375.500 -
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 7.281.447.301 1.416.957.888
PT Surveyor Indonesia (Persero) 3.447.901.956 -
PT Danareksa Sekuritas 2.119.000.000 -
PT Sucofindo (Persero) 1.745.165.907 2.771.275.300
PT Arkananta Indonesia - 4.248.805.350
Lain-lain (dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000) 1.686.280.000 433.028.819
458.739.474.247 91.568.151.067
Dolar Amerika Serikat
PT Sucofindo (Persero) 294.323.574 302.187.614
Sub Jumlah 459.033.797.821 91.870.338.681
114
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Utang Lain-lain
2016 2015
PT Prima Terminal Petikemas 77.501.000.000 -
Jumlah Utang Lain-Lain 77.501.000.000 -
Persentase terhadap Jumlah Liabilitas 2,58% 0,00%
Utang Bank
2016 2015
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 72.583.056.564 92.583.056.564
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - 48.450.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 27.299.959.981 49.299.959.981
99.883.016.545 190.333.016.545
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 357.162.206.500
Jumlah Utang Bank 99.883.016.545 547.495.223.045
Persentase terhadap Jumlah Liabilitas 3,33% 29,57%
Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
115
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tinjauan Keuangan
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Kondisi perekonomian negara maju akan terdorong oleh
YANG DITERAPKAN PERUSAHAAN ekspansi perekonomian Amerika Serikat, namun masih
Di tahun 2016, tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi terkendala oleh pelemahan ekonomi kawasan Eropa yang
yang diterapkan oleh Perseroan. Dengan demikian Laporan akan mengalami dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Tahunan 2016 PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tidak Modernisasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan
menyajikan informasi terkait penerapan perubahan masih berlanjut namun akan diimbangi oleh pertumbuhan
kebijakan akuntansi oleh Perseroan, seperti alasan dan ekonomi India yang meningkat pesat. Inisiasi kerja sama
dampaknya terhadap laporan keuangan. regional, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga akan
memberikan dampak positif bagi perekonomian negara-
PROSPEK USAHA PERUSAHAAN negara di kawasan Asia Tenggara.
Dalam menyusun prospek usaha Perseroan untuk tahun
buku 2017, manajemen telah mempertimbangkan faktor Tahun 2017 adalah tahun konsolidasi fiskal, baik dari
internal dan eksternal. Untuk faktor eksternal, manajemen sisi pendapatan negara, belanja negara, maupun sisi
terutama berpatokan pada asumsi makro ekonomi yang pembiayaan anggaran berdasarkan Nota Keuangan dan
telah ditetapkan oleh pemerintah. APBN Tahun 2017. Pemerintah masih tetap fokus pada
pembangunan infrastruktur di bidang belanja negara.
Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Sementara itu, di bidang pembiayaan anggaran, dilakukan
(APBN) 2017, pemerintah menargetkan pertumbuhan penghematan pada pembiayaan investasi dengan fokus
ekonomi sebesar 5,1%. Sedangkan laju inflasi sebesar 4,0%, pada kemandirian BUMN dan infrastruktur dengan mencari
nilai tukar rupiah Rp13.300 per dolar Amerika, serta tingkat sumber pembiayaan yang murah.
suku bunga SPN 3 bulan rata-rata 5,3% per tahun.
Dengan mempertimbangkan situasi ini, Perseroan telah
Sementara itu, meskipun masih diwarnai ketidakpastian, menetapkan target kinerja yang lebih tinggi dibandingkan
perkembangan perekonomian global di tahun 2017 tahun 2016. Selain kondisi eksternal yang mendukung,
diperkirakan mengalami perbaikan dibandingkan tahun faktor internal berupa pengalaman dan perkembangan
2016. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan volume perdagangan bisnis Perseroan merupakan indikasi yang akan mendukung
dunia dan peningkatan harga komoditas. pencapaian tahun 2017.
116
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
117
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Pemasaran
Perdagangan ekspor dan impor di Indonesia yang melewati Pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo I melayani transaksi
pelabuhan setiap tahun menunjukkan tren peningkatan. perdagangan ekspor dan impor. Sebanyak 7 pelabuhan
Volume kegiatan bongkar muat petikemas maupun bongkar yang dimiliki oleh Pelindo I melayani transaksi ekspor dan
muat minyak sawit mentah (CPO) juga selalu mencatatkan sebanyak 9 pelabuhan melayani transaksi impor. Dengan
kenaikan setiap tahunnya. Begitu pun dengan pengguna begitu, pangsa pasar Perseroan terdiri dari:
jasa transportasi laut juga terus bertambah karena kondisi 1. Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang berkontribusi
kepulauan di Indonesia. Kondisi ini, memberikan peluang dalam kelancaran operasional pelabuhan dalam bentuk
yang sangat baik bagi industri jasa kepelabuhan, khususnya membongkar dan memuat barang dari dan ke kapal,
bagi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). kegiatan pergudangan dan penumpukan barang.
2. Owner Kapal yang berkontribusi untuk mempercayakan
Menyadari hal tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) kapal – kapalnya tetap melakukan kegiatan yang dilayani
telah menyusun strategi pemasaran dalam rangka merebut oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tidak dengan
potensi pasar industri jasa kepelabuhan. Melanjutkan tahun BUP lain.
2015, strategi pemasaran yang ditetapkan dan dijalankan 3. Shipping Lines yang mengangkut barang dari pelabuhan
Perseroan pada tahun 2016 masih mencakup aspek product awal ke pelabuhan tujuan di wilayah PT Pelabuhan
management dan customer management. Indonesia I (Persero) berdasarkan instruksi pengiriman
(Shipping Instruction) barang dari Shipper untuk
PANGSA PASAR memperlancar proses administrasi yang menunjuang
Secara geografis, wilayah Indonesia dengan bentuk kegiatan pelayaran.
kepulauan memiliki potensi bisnis yang besar dalam 4. Shipper adalah pemilik barang/komoditi yang
pelayanan jasa kepelabuhan dan transportasi laut. Hal ini menjamin troughtput barang dan penumpukan di
ditambah dengan wilayah perairan Indonesia sebagai jalur pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
perdagangan dan pengiriman logistik internasional untuk 5. Consignee adalah konsumen yang menerima barang
asia tenggara dan sekitarnya. Kondisi tersebut memberikan dari Shipper.
peluang yang besar sekaligus menjadi kekuatan Indonesia 6. Penumpang yang menjadi layanan publik sebagai
dalam industri maritim global. customer utama di terminal penumpang milik
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
118
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
119
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
120
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
TATA KELOLA
PERUSAHAAN
121
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Sebagai sarana untuk membangun bisnis yang konsisten GCG dengan perubahan peraturan perundang-undangan
dan berkelanjutan, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang berlaku, program transformasi dan perkembangan
berkomitmen untuk senantiasa menerapkan prinsip- Perusahaan.
prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance/GCG). Dalam menjamin agar Perusahaan Pemutakhiran ini dikuatkan dengan sosialisasi dan
siap beradaptasi pada setiap perubahan peraturan yang penerapannya. Pelaksanaan sosialisasi sebagai komitmen
terjadi, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) senantiasa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk senantiasa
menyesuaikan prinsip-prinsip GCG sesuai dengan ketentuan mengingatkan kepada seluruh Pemangku Kepentingan
hukum terbaru. Dengan komitmen tersebut, Perusahaan betapa pentingnya GCG dalam setiap aktivitas pekerjaan.
berhasil menciptakan budaya korporat yang memandang
penting nilai-nilai tata kelola perusahaan yang baik. Penerapan GCG merupakan wujud kepatuhan PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) terhadap Peraturan Menteri Negara
Implementasi GCG juga sangat bermanfaat bagi Perusahaan BUMN Nomor: PER-9/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012
agar berhasil mencapai target yang telah ditetapkan dalam tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN
jangka panjang, bukan sekadar memenuhi ketentuan Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang
dari regulator. Untuk itulah, Perusahaan menjadikan Penerapan GCG Pada Badan Usaha Milik Negara.
implementasi GCG sebagai landasan operasional sekaligus
strategi penting dalam menciptakan iklim kondusif sejalan MANFAAT PENERAPAN GCG
dengan tujuan perusahaan. Penerapan praktik terbaik GCG bagi PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) kini tidak hanya dilakukan dalam
KOMITMEN PELAKSANAAN GCG rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara BUMN
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menjadikan Tata No. PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktik GCG
Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance pada BUMN maupun peraturan sejenis lainnya. Namun
(GCG) dan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, penerapan GCG dilakukan berdasarkan keyakinan akan
Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran sebagai banyaknya manfaat positif dari penerapan praktik terbaik
dasar peningkatan kinerja Perseroan dengan secara terus GCG dalam jangka panjang. Manfaat penerapan praktik
menerus melakukan pemutakhiran berbagai Kebijakan terbaik GCG tersebut adalah:
122
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
123
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
124
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Konsep GCG tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: b. Rumusan nilai-nilai PT Pelabuhan Indonesia
I
1. Commitment on Governance (Persero) Rumusan nilai-nilai akan menjadi
Commitment on Governance merupakan fondasi pegangan moral dalam melaksanakan bisnis dan
dasar implementasi GCG di PT Pelabuhan Indonesia menjadi komitmen dalam pelaksanaan GCG.
I (Persero) Komitmen menjadi prasyarat dasar dari c. Rumusan Code of Conduct. Code of Conduct akan
implementasi GCG, dimana stakeholders sangat menjadi:
memperhatikannya. Komitmen menjadi syarat • Acuan dan referensi bagi perusahaan, organ
utama untuk mengimplementasikan GCG. Lemahnya perusahaan dan karyawan dalam melaksanakan
komitmen berarti kegagalan untuk melaksanakan kegiatan bisnis sehari-hari, menjadi acuan
GCG. Selain komitmen, faktor lain yang tidak kalah dalam memecahkan suatu masalah serta
penting dalam pelaksanaan implementasi GCG diharapkan menjadi pembeda bagi yang benar
adalah konsistensi pelaksanaannya. PT Pelabuhan dan yang salah.
Indonesia I (Persero) menyadari hal ini, untuk itulah, • Dalam merumuskan Code of Conduct,
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) senantiasa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
berupaya melaksanakan GCG dengan penuh komitmen menggunakan dua pendekatan yakni
dan konsistensi. Penampakan komitmen tersebut pendekatan berdasarkan aspek yang diatur
tercermin dari: (perilaku individu, penyelenggaraan bisnis
a. Rumusan Visi Misi PT Pelabuhan Indonesia I yang beretika), maupun berdasarkan hubungan
(Persero) yang telah disepakati oleh seluruh organ dengan stakeholders (hubungan sesama
Perusahaan dan dilaksanakan oleh seluruh Insan pegawai, benturan kepentingan, pemberian
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). hadiah, kepatuhan dan aspek-aspek lainnya.
125
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
• Penandatanganan Pernyataan Komitmen Hal inilah yang sedang dibangun oleh PT Pelabuhan
GCG secara berkala, PT Pelabuhan Indonesia Indonesia I (Persero) agar menjadi budaya perusahaan.
I (Persero) melakukan penandatanganan Governance Structure di PT Pelabuhan Indonesia I
Pernyataan Komitmen yang diharapkan (Persero) terdiri dari:
menjadi kontrak antara Insan PT Pelabuhan • Organ utama (terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris
Indonesia I (Persero) dengan stakeholders. dan Direksi)
Penandatanganan komitmen dilakukan • Organ pendukung (terdiri dari komite-komite di
secara terbuka dan disaksikan oleh pihak- bawah Dewan Komisaris dan Direksi, Corporate
pihak yang berkepentingan terhadap Secretary, Fungsi Pengendalian Internal
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). [compliance, risk management, internal dan
external audit]) dan lain sebagainya, yang dibentuk
2. Governance Structure untuk melengkapi infrastruktur implementasi
Struktur dapat didefinisikan sebagai suatu cara GCG.
Penjelasan mengenai Governance Structure
bagaimana aktivitas organisasi dibagi, diorganisir dan akan dijabarkan dalam Bagian-bagian berikutnya.
dikoordinasikan. Governance Structure dapat diartikan
sebagai suatu kerangka di dalam organisasi dimana 3. Governance Mechanism
berbagai prinsip GCG dapat dibagi, dijalankan dan Governance Mechanism merupakan mekanisme
dikendalikan. Governance Structure juga dapat disebut implementasi GCG yang tercermin dalam sistem yang
dengan infrastruktur GCG. kuat. Hal ini menjadi penting, karena implementasi
GCG tidak cukup hanya dengan mengandalkan pilar
Melalui infrastruktur GCG maka peran dan fungsi governance structure, melainkan dibutuhkan adanya
masing-masing organ akan menjadi jelas dan tegas. aturan main yang jelas dalam bentuk mekanisme.
Tidak ada lagi tumpang tindih pelaksanaan tugas dan Governance mechanism dapat diartikan sebagai
tanggung jawab dari masing-masing organ tersebut, aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara
terlebih lagi hanya mengedepankan kepentingan pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang
segelintir pihak saja, mengebiri hak-hak pihak lainnya, melakukan kontrol (pengawasan) terhadap keputusan
yang marak digunakan di dalam praktik bisnis hanky- tersebut.
panky alias praktik bad corporate governance atau
“good corruption governance”. Dengan demikian, aktivitas dalam sebuah organisasi
dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan
Secara spesifik, Governance Structure harus didesain dalam strategi perusahaan.
Governance mechanism
sedemikian rupa untuk mendukung berjalannya dapat dibagi dua yakni internal governance mechanism
aktivitas organisasi secara bertanggung jawab dan (mekanisme internal) dan external governance
terkendali. Masing-masing organ memiliki fungsi dan mechanism (mekanisme governance external). Internal
tugas masing-masing, sehingga tidak ada intervensi governance mechanism akan membentuk aturan
dari organ-organ yang satu kepada organ lainnya. main, prosedur dan hubungan yang jelas antara RUPS,
Selain itu, setiap fungsi mendukung penuh pelaksanaan Dewan Komisaris, Direksi, Komite-komite, Corporate
implementasi GCG. Secretary dan jajaran manajemen lainnya. Sementara
eksternal governance mechanism akan membentuk
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengedepankan mekanisme pasar di dalam pengendalian Perusahaan.
konsep bahwa GCG yang diterapkan di PT Pelabuhan Kedua aspek ini, apabila dapat dijalankan dengan benar,
Indonesia I (Persero) tidak hanya menjadi milik top level akan membentuk perusahaan yang kokoh berbasis
management saja, namun dijabarkan sampai ke seluruh sistem. Bergantinya pimpinan tidak akan terlalu banyak
level perusahaan sampai kepada tataran operasional menimbulkan perubahan, karena semua telah tertata
sehingga menjadi budaya perusahaan. Hal ini menjadi oleh sistem.
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
penting, karena penanggung jawab implementasi GCG menyebut governance mechanism dengan sebutan
memang top level management, namun berdasarkan Softstructure GCG. Softstructure merupakan aspek
konsep GCG sebagai payung bagi seluruh aktivitas penting dalam implementasi GCG, karena Softstructure
operasional, maka pelaksanaannya haruslah sampai GCG akan menjadi living document bagi segenap
kepada setiap jenjang dan meliputi seluruh struktur jajaran dan tingkatan organisasi di suatu perusahaan.
dalam perusahaan.
126
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Dengan membentuk dan menguatkan Softstructure Strategi implementasi GCG di PT Pelabuhan Indonesia
GCG, diharapkan tidak akan ada lagi praktik-praktik I (Persero) dijabarkan dalam berbagai bentuk kegiatan,
pengambilan keputusan berdasarkan kebiasaan. yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Tidak akan ada lagi praktik-praktik yang termasuk Strategi implementasi GCG di PT Pelabuhan Indonesia
“grey area”. Pembangunan aturan main yang I (Persero) diarahkan untuk memperoleh pemahaman
kuat ini diharapkan akan memperkokoh sistem di komprehensif mengenai pelaksanaan GCG, tidak saja di
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Apabila aturan level top management, melainkan sampai kepada level
main telah terbiasa dijalankan, ini akan menjadi budaya, pelaksana operasional.
dimana Insan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
diharapkan telah terbiasa menjalankan sistem. Strategi Implementasi GCG di PT Pelabuhan Indonesia I
Secara bertahap, hal ini terus menerus dijalankan di (Persero) dapat terlihat pada gambar berikut:
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) • Awareness
Merupakan langkah sosialisasi awal untuk
Beberapa dokumen GCG Softstructure dipublikasikan membangun kesadaran mengenai arti
secara luas dan menjadi dokumen publik yang dapat penting GCG dan komitmen bersama dalam
diakses secara terbuka. Melalui dokumen tersebut, penerapannya. Upaya yang dilakukan adalah
stakeholders dapat melakukan penilaian sejauh mana dengan mengundang tenaga ahli dari luar
implementasi GCG telah dijalankan oleh PT Pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk
Indonesia I (Persero) Selain itu, stakeholders melakukan knowledge sharing mengenai
diharapkan dapat menjadi external control yang implementasi GCG. Pada tahap ini kegiatan yang
akan mengingatkan jika terdapat hal-hal yang tidak dilakukan adalah dengan mengadakan seminar,
dijalankan oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). lokakarya, dan diskusi kelompok. Awareness
diperlukan agar tercipta pemahaman yang sama
Governance mechanism perlu dirancang dan digagas mengenai GCG pada seluruh Insan PT Pelabuhan
sedemikian rupa sehingga dapat menjadi sistem dan Indonesia I (Persero), sehingga tidak timbul salah
kontrol yang efektif. Setiap kebijakan harus didesain pengertian dan penafsiran yang pada akhirnya
sedemikian rupa agar senantiasa aplikatif dalam dapat menimbulkan resistensi terhadap GCG itu
pelaksanaannya. Belajar dari pengalaman lampau, sendiri. Awareness dilaksanakan pada tahap awal
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dimana penyusunan ketika implementasi GCG baru akan dijalankan.
kebutuhan dan prosedur dilakukan oleh masing- • Internalisasi dan institusionalisasi
masing divisi sehingga tidak terlihat integrasi Internalisasi dan institusionalisasi mencakup
kebijakan tersebut. Saat ini, penyusunan tersebut telah upaya-upaya untuk memperkenalkan GCG di dalam
diintegrasikan. seluruh proses bisnis perusahaan melalui berbagai
prosedur operasi, sistem kerja, dan berbagai
Penjelasan mengenai Governance Mechanism yang peraturan perusahaan. Dengan upaya ini dapat
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) akan dipastikan bahwa penerapan GCG bukan sekadar
disampaikan pada Bagian Mekanisme GCG. dipermukaan atau sekedar suatu kepatuhan yang
bersifat superficial, tetapi benar-benar tercermin
4. Strategi Implementasi dalam seluruh aktivitas Perusahaan.
Dalam mengaplikasikan GCG sebagai budaya, diperlukan • Assessment Program
strategi yang tepat dan komprehensif. Strategi Merupakan upaya untuk mengukur dan memetakan
merupakan hal yang sangat penting, mengingat tanpa kondisi perusahaan dalam penerapan GCG
strategi, Perusahaan tidak akan memiliki arah dalam secara objektif, independen dan apa adanya.
mencapai tujuan perusahaan. Assessment diperlukan untuk memastikan
titik awal atau level penerapan GCG dan untuk
Jika diibaratkan, perusahaan tersebut seperti kapal mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna
tanpa kemudi yang hanya berputar-putar tanpa arah mempersiapkan infrastruktur dan softstructure
sehingga lama kelamaan akan terdampar atau bahkan perusahaan yang kondusif bagi penerapan GCG
tenggelam. secara efektif. Dengan kata lain, assessment
dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspek-aspek
apa yang perlu mendapatkan perhatian terlebih
127
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
dahulu, dan langkah-langkah apa yang dapat pengungkapan benturan kepentingan, pengumuman
diambil untuk mewujudkannya. Pada tahap awal, kondisi keuangan sesuai batas waktu yang ditetapkan,
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengundang pemenuhan berbagai laporan kepada otoritas selaras
pihak luar yang independen untuk memotret dengan ketentuan dan batas waktu yang ditetapkan,
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) apa adanya pelaksanaan survei iklim kerja dengan hasil yang baik,
dan dengan jujur. Pada tahap-tahap berikutnya, rating GCG oleh rating agency dengan hasil yang yang
selain pihak eksternal, PT Pelabuhan Indonesia I diharapkan, penilaian dari pihak eksternal (seperti
(Persero) secara berkala melaksanakan GCG Self annual report award, survey service excellence,
Assessment untuk mengukur secara mandiri corporate governance perception index, ISO dan lain
kondisi implementasi GCG yang ada. Hasil sebagainya).
assessment berupa rekomendasi perbaikan yang
disebut dengan Kerangka Kerja Implementasi yang Governance Outcome diharapkan terlihat dari
harus dijalankan dengan penuh komitmen dan membaiknya kinerja perusahaan. Semakin baik
konsistensi. implementasi GCG yang dilakukan, semakin baik pula
• Eksternalisasi
hasil yang tercipta. Selain itu, implementasi GCG ini
Merupakan penyampaian apa yang telah dilakukan juga diharapkan telah menjadi budaya. Pada akhirnya
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam kaitannya sistem, kontrol dan budaya GCG yang tercipta akan
dengan implementasi GCG kepada pihak eksternal. menguatkan kinerja perusahaan secara signifikan.
Hal ini sangat penting, untuk membangun citra Pertumbuhan dan profitabilitas terus meningkat
positif PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) terhadap secara sustainable (dalam jangka panjang) yang pada
stakeholders. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) gilirannya mampu meningkatkan corporate value
senantiasa berupaya menghindarkan diri dari perusahaan.
penyampaian GCG secara artifisial dan cenderung
membohongi publik. PT Pelabuhan Indonesia I UPAYA MEMPERKUAT IMPLEMENTASI
(Persero) senantiasa menyampaikan hal-hal yang GCG
sudah dilakukan secara jujur dan apa adanya.
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menjadikan Tata
• Monitoring/feedback
Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance
Merupakan mekanisme penyerapan aspirasi (GCG) dan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas,
dan informasi dari stakeholders PT Pelabuhan Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran sebagai
Indonesia I (Persero) Hal ini akan menjadi bagian dasar peningkatan kinerja Perseroan dengan secara terus
dari mekanisme check and balances yang menerus melakukan pemutakhiran berbagai Kebutuhan
dimiliki. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) GCG dengan perubahan peraturan perundang-undangan
membuka seluas-luasnya kesempatan bagi yang berlaku, program transformasi dan perkembangan
stakeholders untuk berinteraksi terhadap Perusahaan.
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Pada tahap
ini, penyerapan aspirasi dilakukan baik ke dalam Pemutakhiran ini dikuatkan dengan sosialisasi dan
(internal) maupun eksternal.
penerapannya. Pelaksanaan sosialisasi sebagai komitmen
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk senantiasa
5. Governance outcome mengingatkan kepada seluruh Pemangku Kepentingan
Governance Outcome tercermin dari terlaksananya betapa pentingnya GCG dalam setiap aktivitas pekerjaan.
prinsip-prinsip GCG dan hasil yang terlihat dan
dirasakan oleh stakeholders. Artinya, masyarakat Penerapan GCG merupakan wujud kepatuhan PT Pelabuhan
dan stakeholders dapat melihat dan atau langsung Indonesia I (Persero) terhadap Peraturan Menteri Negara
merasakan, bagaimana penerapan prinsip- BUMN Nomor: PER-9/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012
prinsip GCG tersebut secara nyata dilakukan. Hal tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN
ini tercermin, antara lain, melalui publikasi hasil Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang
GCG self assessment, penerbitan annual report, Penerapan GCG Pada Badan Usaha Milik Negara.
128
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Indikator parameter yang digunakan adalah Company Corporate Governance Scorecard (CCGS) yang dikeluarkan oleh
Kementerian BUMN.
Untuk tahun 2016, assessment dilakukan dengan mengundang pihak independen berdasarkan Keputusan Sekretaris
Kementerian BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 Tentang Indikator Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik.
Pelaksanaan kajian penerapan GCG di lingkungan Perusahaan dilakukan oleh pihak independen, yaitu Kantor Akuntan Publik
Heliantono & Rekan. Berikut adalah ringkasan hasil penilaian/evaluasi atas Penerapan Good Corporate Governance pada
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Tahun 2016.
129
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Bobot Capaian
No Aspek Reviu Capaian (%)
Maksimal Aktual
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola 7,00 6,70 95,65
Secara Berkelanjutan
2. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal 9,00 8,74 97,11
3. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas 35,00 34,61 98,87
4. Direksi 35,00 34,58 98,80
5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi 9,00 8,36 92,89
6. Aspek Lainnya 5,00 1,25 25,00
Jumlah 100,00 94,23 94,23
Kalsifikasi Kualitas Penerapan GCG Sangat baik
Dari tabel diatas, skor Assessment GCG dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) meningkat dari 94,19 Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan
(kriteria “Sangat Baik”) di tahun 2015 menjadi 94,23 (Kriteria sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Organ
”Sangat Baik”) di tahun 2016. Peningkatan nilai skor Perusahaan tersebut memainkan peran kunci dalam
Assessment GCG merupakan bukti komitmen PT Pelabuhan keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perusahaan
Indonesia I (Persero) dalam menerapkan Implementasi menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan
GCG di seluruh sendi kegiatan Perusahaan. perundang- undangan, Anggaran Dasar Perseroan
dan ketentuan lainnya atas dasar prinsip bahwa
STRUKTUR DAN HUBUNGAN TATA masing-masing organ mempunyai independensi
KELOLA dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung
Sesuai dengan Undang Undang No. 40 tahun 2007 Bab jawabnya untuk kepentingan Perusahaan.
I mengenai Ketentuan Umum Pasal 1, Organ Perseroan
terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi saling menghormati
Komisaris dan Direksi. tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
• Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya sesuai Peraturan Perundang-undangan dan Anggaran
disebut RUPS adalah Organ Perseroan yang Dasar. Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Komisaris dapat membentuk komite, yang anggotanya
Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris.
ditentukan dalam Undang Undang dan/atau Anggaran Komite-komite tersebut bertanggung jawab kepada
Dasar.
Dewan Komisaris.
• Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang
bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/ Dalam menjalankan tugas pengurusan perusahaan, Direksi
atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta dibantu oleh Sekretaris Perusahaan dan Satuan Pengawasan
memberi nasihat kepada Direksi.
Intern serta satuan kerja lain yang menjalankan fungsi
• Direksi adalah Organ Perusahaan yang berwenang kepengurusan Perseroan. Selain itu, Direksi juga dibantu
dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan oleh jajaran manajemen lainnya.
Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan, sesuai
130
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
MEKANISME GCG
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) telah memiliki kelengkapan kebijakan-kebijakan (soft-structure) yang mengatur berbagai
aspek pelaksanaan GCG di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Soft-structure GCG disusun sedemikian rupa sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu pada berbagai ketentuan yang berlaku di Indonesia. Soft-structure GCG yang dimiliki PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) adalah sebagai berikut:
Kebijakan-kebijakan tersebut saling menunjang dan terus dikembangkan untuk menunjang peningkatan penerapan GCG di
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Selain memiliki softstructure GCG, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) juga memiliki
berbagai sistem dan prosedur untuk menjabarkan lebih lanjut pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan.
131
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
132
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
III. Penetapan Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan 7. Terkait kegiatan Program Kemitraan dan Bina
Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun Buku Lingkungan (PKBL) Direksi diminta:
2016 dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan a. Mengoptimalkan penagihan pengembalian
Bina Lingkungan Tahun Buku 2016. pinjaman/piutang mitra binaan, sehingga tingkat
IV. Penetapan tantiem Tahun Buku 2015, Gaji Honorarium kolektibilitas PK dapat mencapai 80%.
dan Tunjangan serta fasilitas Lainnya bagi Anggota b. Merealisasikan program-program unggulan
Direksi dan Dewan Komisaris untuk Tahun 2016. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
2016 yang telah direncanakan pada RKA Program
Arahan Pemegang Saham Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun 2016.
1. Direksi diminta untuk menindaklanjuti temuan-temuan, c. Mulai melakukan pelatihan kepada mitra binaan
saran-saran auditor eksternal yakni Badan Pengawas untuk mempromosikan produknya secara daring/
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan/atau online via e-commerce dan menjadikan pelatihan
Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun auditor internal promosi tersebut sebagai salah satu program
(SPI) tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya, serta unggulan.
menyelesaikannya secara tuntas sehingga di masa d. Merealisasikan program Siswa Mengenal Nusantara
mendatang temuan auditor atas masalah yang sama dan Bedah Rumah pada Bina Lingkungan tahun
tidak terjadi lagi. Tindak lanjut penyelesaian temuan 2016 sesuai Surat Menteri BUMN Nomor: S-279/
dan saran auditor dimaksud agar dibahas secara MBU/05/2016 tanggal 3 Mei 2016.
komprehensif dengan Dewan Komisaris dan dilaporkan 8. Direksi dengan pengawasan Dewan Komisaris
secara tertulis kepada Pemegang Saham. diminta terus meningkatkan compliance/
2. Menyampaikan Laporan Tahunan Perseroan termasuk pemenuhan pengisian dan pemutakhiran data
Laporan Keuangan Tahun Buku 2016 yang telah diaudit pada portal aset, portal financial information
oleh Kantor Akuntan Publik selambat-lambatnya Akhir system (FIS), portal SDM, portal Program
Februari 2017. Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan portal
3. Direksi harus terus berupaya melaksanakan Publik. Sehubungan dengan peningkatan kualitas
pengendalian biaya serta mengoptimalkan kinerja pengawasan dan pembinaan Perseroan kami minta
manajemen korporasi guna mewujudkan pengelolaan agar pemutakhiran data, ketepatan dan kelengkapan
perusahaan yang semakin efektif dan efisien sesuai pengisian portal tersebut menjadi perhatian utama
dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen.
(GCG). 9. Direksi agar memperlihatkan dan menindaklanjuti saran
4. Direksi agar segera menyelesaikan permasalahan dan rekomendasi Dewan Komisaris yang disampaikan
pembangunan sistem aplikasi Enterprise Resource dalam RPS ini.
Planning (ERP) dan memaksimalkan penggunaan 10. Laporan Keuangan, Laporan Pelaksanaan Program
aplikasi tersebut dalam rangka mendukung kegiatan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Laporan
operasional perusahaan dan penerapan single billing Evaluasi Kinerja, Laporan Kepatuhan Terhadap
system. Perundang-undangan dan Pengendalian Internal,
5. Direksi agar tetap melakukan langkah-langkah Laporan Penilaian Key Performance Indicator (KPI) dan
persiapan dan pelaksanaan rencana pembentukan tanggapan Dewan Komisaris adalah bagian yang tidak
holding BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Maritim. terpisahkan dari risalah rapat ini.
6. Direksi agar berkordinasi dengan instansi terkait
lainnya untuk penetapan dan pelaksanaan layanan
pelabhan secara penuh waktu (24/7) dalam rangka
meningkatkan layanan kepada pelanggan.
133
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Realisasi
No Agenda Keputusan
Pelaksanaan
1 Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun a. Menyetujui Laporan Tahunan yang disampaikan Direksi Telah dilaksanakan
Buku 2014 Mengenai Kegiatan Perseroan dan mengenai keadaan jalannya Perseroan selama Tahun seluruhnya
Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, Buku 2014 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan
Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Komisaris selama Tahun Buku 2014
Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2014 b. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun
serta Pengesahan Laporan Program Kemitraan dan Buku yang berakhir pada 31 Desember 2014 yang telah
Bina Lingkungan untuk Tahun Buku 2014 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Heliantono
& Rekan dengan pendapat Wajar Dalam Semua Hal
yang Material, sekaligus memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig
acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan
yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2014 sepanjang
tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana atau
tidak melanggar ketentuan dan prosedur hukum yang
berlaku dan tercermin di dalam Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan Perseroan.
c. Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan Tahun Buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) Heliantono & Rekan
dengan pendapat Wajar Dalam Semua Hal yang Material
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge)
kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas
pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama Tahun Buku 2014 sepanjang tindakan tersebut
bukan merupakan tindak pidana atau tidak melanggar
ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku dan
tercermin di dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Perseroan.
2 Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan sebesar Telah dilaksanakan
Untuk Tahun Buku 2014 Rp586.605.008.436 yang dialokasikan untuk: seluruhnya
a. Sebesar 15% dari laba bersih atau sejumlah
Rp87.990.751.265
dibagikan sebagai dividen tunai.
b. Sebesar 86% dari laba bersih atau sejumlah
Rp496.614.257.171 untuk
cadangan.
RUPS memberi wewenang kepada Direksi Perseroan untuk
melaksanakan pembayaran dividen sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan.
3 Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk Mengaudit Menetapkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Heliantono & Telah dilaksanakan
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk Rekan untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan PT seluruhnya
Tahun Buku 2015 dan Laporan Keuangan Program Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk Tahun Buku yang akan
Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2015 berakhir pada 31 Desember 2015 dan Laporan Keuangan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT
Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk Tahun Buku yang akan
berakhir pada 31 Desember 2015.
4 Penetapan Tantiem Tahun Buku 2014,
Gaji, Tantiem Tahun Buku 2014, Gaji, Honorarium dan Tunjangan Telah dilaksanakan
Honorarium dan Tunjangan serta Fasilitas Lainnya serta Fasilitas Lainnya Bagi Anggota Direksi dan Dewan seluruhnya
bagi Anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk Komisaris untuk Tahun 2015 akan ditetapkan dalam
Tahun 2015 keputusan tersendiri.
134
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Secara keseluruhan, anggota Dewan Komisaris Perusahaan Kriteria Pengangkatan Dewan Komisaris
telah memenuhi kualifikasi umum dan khusus yang Dewan Komisaris terdiri dari 3 orang, yaitu satu Komisaris
berlaku. Landasan hukum aktivitas Dewan Komisaris Utama dan 2 Komisaris. Anggota Dewan Komisaris
Perusahaan merujuk pada Peraturan Menteri BUMN No. diseleksi oleh Pemegang Saham, dalam hal ini adalah
PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktik Tata Kelola Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan diangkat
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) di melalui mekanisme RUPS.
Lingkungan BUMN.
Komposisi Dewan Komisaris
Periode jabatan masing-masing Komisaris adalah lima Pada tahun 2016, terjadi pemberhentian dan pengalihan
tahun dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan tugas, serta pengangkatan anggota Dewan Komisaris.
RUPS. Jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir Komposisi Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia I
apabila meninggal dunia, berakhirnya masa jabatan, (Persero) adalah sebagai berikut:
135
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan 7. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada
Komisaris (Board Charter) RUPS mengenai Laporan tahunan, apabila diminta.
Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan, Dewan 8. Mengusulkan penunjukan Kantor Akuntan Publik kepada
Komisaris mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai RUPS.
berikut: 9. Meneliti dan menelaah laporan-laporan dari komite-
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan komite yang ada di bawah Dewan komisaris.
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik 10. Menghadiri rapat-rapat kerja/koordinasi dengan
mengenai Perusahaan atau pun usaha Perusahaan yang Direksi dan segenap jajarannya.
dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada 11. Melakukan usaha-usaha untuk memastikan bahwa
Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Direksi dan jajarannya telah mematuhi ketentuan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja perundang-undangan serta peraturan-peraturan
dan Anggaran Perusahaan, serta ketentuan Anggaran lainnya dalam mengelola Perusahaan.
Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, 12. Menyusun Rencana Kerja Dewan Komisaris untuk
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, periode tahun berjalan.
untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan 13. Melakukan self assessment atas kinerja Dewan
maksud dan tujuan Perusahaan. Komisaris secara periodik
2. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang disusun 14. Memantau efektivitas praktik Good Corporate
Direksi serta menandatangani laporan tahunan Governance
tersebut. Jika Dewan Komisaris tidak bersedia 15. Melakukan penilaian secara berkala dan memberikan
menandatangani Laporan Tahunan harus disertai rekomendasi tentang risiko serta penerapan
dengan alasannya. manajemen risiko di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Direksi dan 16. Dewan Komisaris dengan dibantu oleh Komite Audit
segenap jajarannya berkaitan dengan penyusunan mempunyai kewajiban untuk:
visi, misi, serta rencana-rencana strategis perusahaan a. Mengkaji efektivitas sistem pengendalian internal,
lainnya baik untuk jangka pendek maupun jangka dengan menilai kompetensi dan jumlah sumber
panjang. daya, ruang lingkup tugas dan kewenangan, serta
4. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana independensi dari Auditor Internal
Kerja Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja b. Memberikan usulan mengenai penunjukan Auditor
dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai eksternal kepada RUPS
dengan ketentuan Anggaran Dasar. c. Mengkaji efektivitas pelaksanaan tugas
5. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Auditor Eksternal, dengan menilai kompetensi,
Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka independensi, serta ruang lingkup tugas Auditor
Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Eksternal.
Perusahaan mengenai alasan Dewan Komisaris d. Memastikan Auditor Eksternal dan Komite Audit
menandatangani Rencana Jangka Panjang dan Rencana memiliki akses terhadap informasi mengenai
Kerja dan Anggaran Perseroan. Perusahaan yang diperlukan untuk melaksanakan
6. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, tugasnya.
memberikan pendapat dan saran kepada Rapat RUPS
mengenai masalah yang dianggap penting bagi
kepengurusan Perusahaan.
136
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
137
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
138
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Program Orientasi Bagi Dewan Komisaris sebagai anggota Direksi dan/atau anggota
Baru Dewan Komisaris kepada RUPS; dan
Program Pengenalan diadakan bagi anggota Dewan - Pernah menyebabkan perusahaan yang
Komisaris baru untuk memberikan pengenalan kepada memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran
Anggota Dewan Komisaris baru tentang berbagai dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi
hal, baik menyangkut pelaksanaan dan tugas Dewan kewajiban menyampaikan laporan tahunan dan/
Komisaris, maupun untuk pemahaman tentang proses atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa
bisnis PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sehingga dapat Keuangan.
menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota d. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan
Dewan Komisaris dengan sebaik-baiknya. Program perundang-undangan;
Orientasi meliputi: e. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang
a. Gambaran umum mengenai PT Pelabuhan Indonesia I dibutuhkan Emiten atau Perusahaan;
(Persero) f. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai
b. Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan hubungannya wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,
dengan tata kerja Dewan Komisaris - Direksi memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan
c. Pengenalan hukum Perusahaan khususnya menyangkut Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu
tanggung jawab hukum anggota Dewan Komisaris 6 (enam) bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan
d. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang kembali sebagai Komisaris Independen Emiten atau
didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem Perusahaan Publik pada periode berikutnya;
dan kebijakan pengendalian internal, serta tugas dan g. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak
peranan Komite-Komite di bawah Komisaris langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik tersebut;
e. Implementasi good corporate governance. dan
h. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung
KOMISARIS INDEPENDEN maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan
usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.
Kriteria Penentuan Komisaris Independen
Kriteria Penentuan Komisaris Independen didasarkan Berdasarkan persyaratan di atas, maka M. Nawawiy Loebis
pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. memenuhi kriteria sebagai Komisaris Independen dan juga
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris sebagai Komisaris Utama. Profil beliau telah disajikan pada
Emiten atau Perusahaan Publik, pada saat diangkat dan profil Dewan Komisaris.
selama menjabat, Komisaris Independen wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut: DIREKSI
a. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik; Direksi merupakan organ Perusahaan yang bertugas
b. Cakap melakukan perbuatan hukum; dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan
c. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan pengelolaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) serta
selama menjabat; melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang
• Tidak pernah dinyatakan pailit: organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi
• Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban
anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas
menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; pengelolaan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip
• Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak GCG. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh
pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan
• Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/ atau Persyaratan Keanggotaan dan Masa
anggota Dewan Komisaris yang selama menjabat: Jabatan
- Tidak pernah menyelenggarakan RUPS tahunan; Direksi Perusahaan terdiri dari lima orang, yaitu satu
- Pertanggungjawabannya sebagai anggota Direktur Utama dan empat Direktur. Seluruh anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris Direksi berdomisili di Indonesia. Direksi diseleksi dan
pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah diangkat oleh RUPS, dengan periode jabatan masing-
tidak memberikan pertanggungjawaban masing anggota selama lima tahun dan dapat diangkat
kembali sesuai keputusan RUPS. Jabatan anggota Direksi
139
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
berakhir apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi Ruang Lingkup Pekerjaan dan Tanggung
persyaratan, meninggal dunia, diberhentikan oleh Dewan Jawab Masing-Masing Direksi
Komisaris atau berdasarkan keputusan RUPS. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
Direksi senantiasa berpegang dan berpedoman pada
Per 31 Desember 2016, susunan Direksi Perusahaan adalah Anggaran Dasar maupun ketentuan internal dan peraturan
sebagai berikut: perundang- undangan yang berlaku.
Nama Jabatan
Tugas pokok Direksi adalah:
Bambang Eka Cahyana Direktur Utama
1. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan
Iman Achmad Sulaiman Direktur Perencanaan dan
Pengembangan maksud dan tujuan Perusahaan dan senantiasa
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas
Farid Luthfi Direktur Keuangan
Perusahaan.
Syahputera Sembiring Direktur Bisnis
2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan
M. Hamied Wijaya Direktur SDM dan Umum
Perusahaan.
Jabatan anggota Direksi berakhir apabila: Direksi menjalankan tugas pelaksanaan pengurusan
1. Meninggal dunia Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan
2. Masa jabatan berakhir serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di
3. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS luar pengadilan sebagai amanat dari RUPS. Direksi
4. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Anggota mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Direksi berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan RUPS.
peraturan perundang-undangan
Kegiatan pengelolaan Perusahaan dapat berjalan dengan
Board Charter baik didukung oleh adanya kejelasan dan spesifikasi
Direksi berpedoman pada Pedoman Kerja Dewan Komisaris tugas yang terstruktur. Maka, tugas dan tanggung jawab
dan Direksi (Board Manual). Board Manual berisi tentang Direksi diklasifikasikan lebih spesifik sesuai Direktur yang
petunjuk tata laksana kerja Dewan Komisaris dan Direksi menjabatnya.
serta menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,
sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan Cakupan tugas dan tanggung jawab masing-masing
konsisten, dapat menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dan anggota Direksi adalah sebagai berikut:
Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk
mencapai Visi dan Misi Perusahaan. Dengan demikian Direktur Utama
diharapkan akan tercapai standar kerja yang tinggi selaras a. Untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan
dengan prinsip-prinsip GCG. menerima petunjuk-petunjuk dari dan bertanggung
jawab kepada RUPS tentang kebijakan umum untuk
Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum menjalankan tugas pokok Perusahaan dan tugas-tugas
korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan dan lain yang ditetapkan oleh RUPS.
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, arahan b. Melaksanakan tugas-tugas pokok perusahaan & usaha
Pemegang Saham serta praktik-praktik terbaik GCG. lain.
c. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang
Isi dari Board Manual sebagai berikut: dilakukan oleh para Direktur.
Bab I Dewan Komisaris
Bab II Direksi Direktur Bisnis
Direktur Bisnis memimpin Direktorat Bisnis, membawahkan
Bab III Penggunaan Waktu, Saran dan Fasilitas Perusahaan
7 (tujuh) Bidang terdiri dari:
Bab IV Hubungan dengan Anak Perusahaan
• Bidang Pemasaran.
Bab V Penutup • Bidang Pelayanan Kapal dan Barang.
• Bidang Bina Usaha.
• Bidang Fasilitas.
• Bidang Peralatan.
140
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
141
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tugas/fungsi Direktur Keuangan meliputi: sebagai anggota Direksi dengan sebaik-baiknya. Hal ini
a. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi dirasa sangat penting untuk dilaksanakan, sebab Anggota
manajemen.
Direksi dapat berasal dari berbagai latar belakang,
b. Pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan.
sehingga untuk dapat membentuk suatu tim kerja yang
c. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi keuangan.
kompak, Program Pengenalan tersebut wajib dijalankan,
d. Pembinaan dan penyelenggaraan kemitraan dan bina
lingkungan
Program Orientasi meliputi:
e. Pembinaan, perencanaan, pengembangan dan 1. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab
penyelenggaraan manajemen aset yang dilaksanakan Direksi berdasarkan hukum
oleh PMO Manajemen
Aset
2. Melaksanakan prinsip-prinsip good corporate
governance oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Secara detail Direksi akan menyusun Job Description 3. Gambaran mengenai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
untuk masing-masing Anggota Direksi. Kewenangan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja
menetapkan Job Description ada pada RUPS, namun keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka
wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Keputusan pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko
Direksi. dan masalah-masalah strategis lainnya.
4. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan
Direksi kebijakan pengendalian internal serta komite audit
Seluruh anggota Direksi Perusahaan memiliki integritas,
kompetensi, reputasi dan pengalaman serta keahlian Independensi Direksi
yang dibutuhkan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya Direksi ditetapkan untuk menjalankan segala tindakan
masing-masing. diatur dalam Peraturan Menteri Negara pengurusan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau
BUMN Nomor: PER- 06/MBU/2012 tanggal 21 Mei 2012. hubungan dengan pihak lain secara independen tanpa
campur tangan pihak-pihak lain atau yang bertentangan
Berdasarkan peraturan tersebut, tabel status uji dengan peraturan perundang-undangan dan Anggaran
kemampuan adalah sebagai berikut: Dasar yang secara material dapat menganggu keobjektifan
Nama Lulus dan kemandirian tugas Direksi yang dijalankan semata-
mata untuk kepentingan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Bambang Eka Cahyana Lulus
Iman Achmad Sulaiman Lulus
Rangkap Jabatan dan Benturan
Farid Luthfi Lulus
Kepentingan Anggota Direksi
Syahputera Sembiring Lulus Anggota Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tidak
M. Hamied Wijaya Lulus yang menjabat sebagai anggota Direksi di perusahaan lain.
Untuk meminimalisir terjadinya benturan kepentingan,
Program Pengenalan bagi Anggota Direksi setiap anggota Direksi juga diwajibkan utuk membuat
Baru Daftar Khusus, yang berisikan keterangan kepemilikan
Program Pengenalan diadakan bagi anggota Direksi baru, saham disimpan dan diadministrasikan oleh Sekretaris
sehingga dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab Perusahaan.
142
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
143
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
144
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
5. Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan anggota Direksi dan manajemen di bawah Direksi
6. Direksi memastikan Perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tepat waktu.
7. Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan Perundang-
undangan.
8. Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan efektif.
9. Direksi menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan yang berkualitas dan efektif.
10. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai Peraturan Perundang-undangan.
Skor Capaian
Capaian Maksimal
Jumlah % Tindak Lanjut
No Aspek/Indikator
Parameter Para- Capaian Para-
Bobot Bobot
meter meter
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaksanakan 2,00 2,00 1,35 95,83% 2,00 1,29
program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan.
2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan pembagian 4,00 4,00 2,13 100,00% 4,00 2,13
tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas
serta menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris/Dewan
Pengawasan.
3. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan 2,00 2,00 2,90 100,00% 2,00 2,90
persetujuan atas rancangan RJPP dan RKAP yang
disampaikan oleh Direksi.
4. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan 9,00 9,00 9,59 100,00% 9,00 9,59
terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan
Perusahaan.
5. Dewan Komisaris/Dewan pengawas melaksanakan 6,00 6,00 6,48 98,69% 6,00 6,39
pengawasan terhadap Direksi atas implementasi rencana
dan kebijakan Perusahaan.
6. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan 2,00 2,00 1,50 100,00% 2,00 1,50
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan
Anak Perusahaan/Perusahaan patungan
7. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas berperan dalam 3,00 3,00 2,44 100,00% 3,00 2,44
pencalonan anggota direksi, menilai kinerja Direksi
(individu dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/
insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan
mempertimbangkan kinerja Direksi.
8. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan tindakan 1,00 1,00 0,57 100,00% 1,00 0,57
terhadap potensi benturan kepentingan yang menyangkut
dirinya.
9. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memantau dan 2,00 2,00 1,66 100,00% 2,00 1,66
memastikan bahwa praktik Tata Kelola Perusahaan yang
baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
145
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Skor Capaian
Capaian Maksimal
Jumlah % Tindak Lanjut
No Aspek/Indikator
Parameter Para- Capaian Para-
Bobot Bobot
meter meter
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
10. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menyelenggarakan 3,00 3,00 1,35 100,00% 3,00 1,35
rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang efektif
dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
11. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki Sekretaris 4,00 4,00 2,59 96,25% 4,00 2,50
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas untuk mendukung
tugas kesekretariatan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.
12. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki Komite 5,00 5,00 2,44 93,62% 5,00 2,28
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang efektif.
Jumlah 43 43 35,00 98,87% 43,00 34,61
Dari tabel di atas dilihat bahwa aspek “Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaksanakan program pelatihan/pembelajaran
secara berkelanjutan” mendapat capaian 95,83% dan aspek “Dewan komisaris/Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan
terhadap direksi atas implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan” mendapat capaian 98,69% dan aspek “Dewan Komisaris/
Dewan Pengawas memiliki Sekretaris Dewan Komisaris/Dewan Pengawas untuk mendukung tugas kesekretariatan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas” mendapat capaian 96,25% dan aspek “Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki Komite
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang efektif” mendapat capaian 93,62%. Selain apek tersebut, masing-masing aspek
penilaian memperoleh nilai maksimum 100%, sehingga nilai capaian secara keseluruhan mencapai 98,87%.
Skor Capaian
Capaian Maksimal
Jumlah % Tindak Lanjut
No Aspek/Indikator
Parameter Para- Capaian Para-
Bobot Bobot
meter meter
2. Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang 3,00 3,00 1,87 100,00% 3,00 1,87
dan tanggung jawab secara jelas.
3. Direksi menyusun perencanaan Perusahaan. 5,00 5,00 4,04 100,00% 5,00 4,04
4. Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja 11,00 11,00 8,09 97,84% 11,00 7,91
Perusahaan.
5. Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan 4,00 4,00 3,27 96,43% 4,00 3,15
keuangan terhadap implementasi rencana dan kebijakan
Perusahaan.
6. Direksi melaksanakan pengurusan Perusahaan sesuai 2,00 2,00 0,78 88,34% 2,00 0,69
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
anggaran dasar.
7. Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi 8,00 8,00 6,69 100,00% 8,00 6,69
Perusahaan dan stakeholders.
146
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Skor Capaian
Capaian Maksimal
Jumlah % Tindak Lanjut
No Aspek/Indikator
Parameter Para- Capaian Para-
Bobot Bobot
meter meter
9. Direksi memastikan Perusahaan melaksanakan 2,00 2,00 1,09 100,00% 2,00 1,09
keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas dan Pemegang Saham tepat waktu.
10. Direksi menyelenggarakan Rapat Direksi dan menghadiri 5,00 5,00 1,56 100,00% 5,00 1,56
Rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
11. Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang 3,00 3,00 1,71 100,00% 3,00 1,71
berkualitas dan efektif.
12. Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris Perusahaan 3,00 3,00 1,71 99,32% 3,00 1,70
yang berkualitas dan efektif.
13. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS 2,00 2,00 2,02 100,00% 2,00 2,02
lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Dari tabel di atas dilihat bahwa aspek “Direksi melaksakan Prosedur Penetapan Remunerasi
program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan” 1. Dewan Komisaris melakukan kajian mengenai
mendapat capaian 97,62%, aspek “Direksi berperan dalam remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan
pemenuhan target kinerja perusahaan” mendapat capaian Direksi. Kajian ini dapat dilakukan dengan meminta
97,84%, aspek “Direksi melaksanakan pengendalian bantuan dari pihak independen.
operasional dan keuangan terhadap implementasi rencana 2. Dewan Komisaris mengusulkan penetapan remunerasi
dan kebijakan Perusahaan” mendapat capaian 96,43%, aspek Dewan Komisaris dan Direksi kepada RUPS
“Direksi melaksanakan pengurusan Perusahaan sesuai 3. RUPS melakukan kajian terhadap usulan dari Dewan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Komisaris
dan anggaran dasar” mendapat capaian 88,34% dan “aspek 4. RUPS menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan
Direksi menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan Direksi
yang berkualitas dan efektif” mendapat capaian 99,32%.
Selain aspek-aspek tersebut, masing-masing aspek Indikator Penetapan Remunerasi Dewan
penilaian memperoleh nilai maksimum 100%, sehingga nilai Komisaris dan Direksi
capaian secara keseluruhan 98,80%. 1. Pemberian remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
mengacu kepada keputusan dari RUPS dengan
PROSEDUR PENERAPAN REMUNERASI memperhatikan hasil kajian yang dilakukan oleh
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Perusahaan. Kajian dalam penetapan remunerasi
Dewan Komisaris dan Direksi menerima remunerasi mempertimbangkan aspek seperti:
yang terdiri atas gaji, tunjangan dan tantiem. Perusahaan a. Kinerja keuangan dan pencapaian Key Performance
menetapkan besaran remunerasi berdasarkan Indicator (KPI).
keseimbangan antara tugas dan tanggung jawab serta b. Prestasi kerja individu.
kinerja. Jumlah total remunerasi yang diterima oleh Dewan 2. Kewajaran dengan peer perusahaan lainnya.
Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Pemegang Saham. 3. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang
Perusahaan.
147
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
148
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
149
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
1. Kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat Internal untuk periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Agustus 2016 adalah
sebagai berikut:
Nama Jabatan Kehadiran Tingkat Kehadiran
Mustofa Wijaya Komisaris Utama 10 100%
M. Nawawiy Loebis Komisaris Independen 8 80%
Umar Aris Komisaris 7 70%
Zulfahmi Rizal Komisaris 10 100%
Icu Zukafril Komisaris 10 100%
2. Kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat Internal untuk periode 31 Agustus 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah
sebagai berikut
Nama Jabatan Kehadiran Tingkat Kehadiran
M. Nawawiy Loebis Komisaris Utama 6 100%
Icu Zukafril Komisaris Independen 3 50%
Umar Aris* Komisaris 3 100%
Zulfahmi Rizal Komisaris 6 100%
Djarot Sri Sulistyo Komisaris 3 50%
* Masa jabatan berakhir tanggal 9 November 2016
150
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
151
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Rapat Direksi
Selama 2016, Direksi telah mengadakan 66 kali rapat. Rincian kehadiran dalam Rapat Direksi selama 2016 sebagai berikut:
Risalah Rapat
Keputusan rapat didokumentasikan dengan baik dalam risalah rapat (minutes of meeting) yang ditandatangani oleh ketua
rapat dan salah seorang anggota Direksi. Risalah tersebut kemudian akan didistribusikan kepada semua anggota Direksi, baik
yang menghadiri rapat maupun yang tidak. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam rapat turut dicantumkan dalam risalah
rapat beserta dengan alasan mengenai perbedaan pendapat.
152
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
153
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Dewan Komisaris Perusahaan melaksanakan tugasnya Dalam memberikan arahan, rekomendasi, keputusan dan
secara independen sesuai dengan peraturan perundang- kebijakan, seluruh Komisaris tidak mencampuri keputusan
undangan termasuk menghindari benturan kepentingan dan pendapat lainnya, memberi dan mendapat tekanan
dengan pihak manapun. Anggota Dewan Komisaris juga yang mengarah pada benturan kepentingan, serta terikat
menyatakan tidak memiliki hubungan keluarga dengan secara moral dan material kepada pihak-pihak tertentu
anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi Perusahaan. yang dapat memengaruhi independensi.
154
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
155
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Berikut ini profil ringkas Anggota Komite Audit Periode Perseroan sejak 15 Maret 2016 berdasarkan Surat
2016: Keputusan Dewan Komisaris Nomor Nomor KP 01
1. Icu Zukafril (ketua Komite) Tahun 2016. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi
Memperoleh gelar Doktor Ilmi Sosial dan Politik dari dari Universitas Brawijaya Malang pada tahun 1983.
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2011), gelar Beliau memulai karir profesionalnya di Bapindo sebagai
Master Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia Junior Officer pada Bagian Accounting (1984-1986),
(1995), gelar Master Program Studi Pembangunan Officer pada Tim Sistem Akuntansi Bapindo (1986-
bidang Manajemen Perencanaan Pengembangan Desa 1989), Senior Officer pada Ekspor-Impor Departmen
(1990), gelar Sarjana IKIP Jakarta (1979). Bapindo Cabang Medan (1989-1990), Manajer Cash
Beliau pernah bekerja di Bappenas (1980-1985), Outlet Bapindo Cabang Medan (1990-1991), Manager
tahun 1985-1995 bekerja di Departemen Tenaga Accounting & Information Bapindo Cabang Medan (1991-
Kerja dan Transmigrasi dan Koperasi/Menteri Muda 1992), Manager Jasa Perbankan Bapindo Cabang Medan
Transmigrasi, Ditjen RAHBIN, Kementerian Ekploitasi (1992-1993), Senior Auditor Bapindo Kantor Pusat (1993-
Laut (1999), Departemen Eksploitasi Laut dan Perikanan 1994), Manager General Audit Bapindo Kantor Pusat
(2000), Kementerian Kelautan dan Perikanan (1999- (1994-1996), Instruktur (Tenaga Pengajar) Bapindo
2002). Pernah menjabat sebagai Sekretariat Wakil (1994-1999), Manager treasury Audit Bapindo Kantor
Presiden RI (2002-2004), Staf Kementerian Tenaga Pusat (1996-1999), Satuan Kerja Intern bank Mandiri
Kerja (2005-2006), Staf Kementerian Pendayagunaan (1999-2000), Instruktur di Alatief Institut (2000-2002),
dan Aparatur Negara (2010-sekarang). Dosen di Universitas Bina Nusantara Jakarta (2001-
2. Djarot Sri Sulistyo (Wakil Ketua Komite) 2011) dan Instruktur di Lembaga Pendidikan Perbankan
Profil lengkapnya dapat dilihat di Profil Dewan Indonesia (LPPI) Kemang (2003-sekarang).
Komisaris
3. Ambal Lubis Kualifikasi Komite Audit
Warga Negara Indonesia, lahir di Barumun pada tanggal Anggota Komite Audit memiliki kualifikasi pendidikan
1 Agustus 1955. Saat ini berdomisili di Jakarta. Diangkat dan pengalaman kerja yang memadai dalam mendukung
sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak 15 Maret pelaksanaan tugas sebagai Komite Audit. Seluruh Anggota
2016 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Komite Audit memiliki integritas, kompetensi dan reputasi
Nomor Nomor KP 01 Tahun 2016. keuangan yang baik.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Darma
Agung Medan pada tahun 1988 dan Magister Manajemen Indenpendensi Anggota Komite Audit
dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2001. Mengacu pada Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5, kriteria
Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Pelaksana Independensi Anggota Komite Audit adalah sebagai
Divisi Komersial/Jasa Cabang Belawan (1976-1978), berikut:
Kepala Seksi Divisi Keuangan Cabang Belawan (1978- 1. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik,
1983), Kepala Seksi Direktorat Keuangan Kantor Pusat Kantor Konsultan Hukum, Kantor Jasa Penilai Publik
(1984-1989), Kepala Divisi Keuangan Pelabuhan Cabang atau pihak lain yang memberi jasa assurance, jasa
Dumai (1989-1994), Pengawas Bidang Keuangan Satuan non-assurance, jasa penilai dan/atau jasa konsultasi
Pengawas Intern Kantor Pusat (1994-1998), Senior lain kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang
Manager Perbendaharaan & PUKK Direktorat Keuangan bersangkutan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir;
Kantor Pusat (1998-2004), Senior Manager Akuntansi 2. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai
Keuangan (2004-2006), Senior Manager Akuntansi wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,
Manajemen Direktorat Keuangan Kantor Pusat (2006- memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan
2007) dan Senior Manager Perbendaharaan Direktorat Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6
Keuangan Kantor Pusat (2007-2011). (enam) bulan terakhir kecuali Komisaris Independen;
4. Lidya Noor H 3. Tidak mempunyai saham langsung maupun tidak
Warga Negara Indonesia, lahir di Ujung Pandang langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik;
pada tanggal 13 September 1957. Saat ini berdomisili
di Jakarta. Diangkat sebagai anggota Komite Audit
156
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
157
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
158
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
mampu mengkomunikasikan secara lisan maupun d. Memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi
tulisan semua hasil pelaksanaan tugasnya disampaikan Perusahaan;
kepada Dewan Komisaris sesuai prosedur yang berlaku.
e. Mengevaluasi berbagai kebijakan manajemen risiko
b. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat Perusahaan;
memahami prinsip-prinsip dan proses Manajemen f. Melakukan koordinasi implementasi dan pengawasan
Risiko, serta mampu mengkomunikasikan secara lisan keberadaan dan tingkat efekti tas masing-masing
maupun tertulis hasil pelaksanaan tugas disampaikan komponen dari
Enterprise Risk Management (ERM)
kepada Dewan Komisaris.
dalam Perusahaan;
c. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang g. Mengukur efektivitas masing-masing komponen dari
Anggaran Dasar PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), ERM yang telah diterapkan di Perusahaan;
peraturan yang berkaitan dengan operasi perusahaan, h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
serta peraturan lainnya yang berhubungan dengan Komisaris berdasarkan peraturan perundang-
manajemen risiko.
undangan.
d. Mampu mempelajari dan memahami kegiatan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) secara baik, Rapat Komite Pemantau Manajemen Risiko
memiliki pengetahuan yang memadai tentang bidang Selama 2016, dilakukan 16 kali rapat. Jumlah kehadiran
perusahaan dan kaitannya dengan aspek Manajemen masing-masing anggota komite periode Januari sampai
Risiko.
dengan Desember 2016 adalah sebagai berikut:
e. Sekurang - kurangnya salah satu anggota dari komite
harus memiliki latar belakang pendidikan atau memiliki Nama Jabatan Kehadiran
keahlian dalam Manajemen Risiko dan atau Bidang
M. Nawawiy Loebis Ketua (s.d 3 Okt 2016) 12
Keuangan.
Umar Aris Ketua (sejak 3 Okt 2016) 2
Zulfahmi Rizal Wakil Ketua
Indenpendensi Anggota Komite Pemantau Manajemen 4
(sejak 3 Okt 2016)
Risiko
Ambal Lubis Anggota (s.d 31 Mar 2016) 4
Komite Pemantau Manajemen Risiko diketuai oleh salah
Armen Lubis Anggota
seorang anggota Dewan Komisaris dan memiliki 1 (satu) 12
(1 Apr s.d 31 Mar 2016)
anggota profesional lainnya berasal dari luar PT Pelabuhan
Denny Purwanto Anggota 16
Indonesia I (Persero) serta mempunyai latar belakang
Manajemen Risiko dan atau Keuangan sesuai dengan
bidang industri PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan
Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Pemantau Komisaris mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris
Manajemen Risiko bersifat mandiri serta bekerja secara untuk membantu kelancaran tugas dan wewenang Dewan
profesional dan independen. Komisaris untuk kepentingan dan usaha Perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Dasar Hukum Pengangkatan Sekretaris
Manajemen Risiko Dewan Komisaris
a. Mendapatkan pemahaman atas manajemen risiko Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KP
Perusahaan yang mencakup berbagai risiko yang 07 Tahun 2016 tanggal 1 Agustus 2016, terjadi pergantian
dihadapi Perusahaan, strategi, system dan kebijakan Sekretaris Dewan Komisaris yaitu Sdri. Susi Meyrista
manajemen risiko Perusahaan, pengendalian intern Tarigan digantikan oleh Sdr. Masyhur Usman.
Perusahaan, termasuk kebijakan, metodologi dan
infrastruktur;
Periode Jabatan
b. Melakukan evaluasi terhadap berbagai model Masa jabatan Sekretaris Dewan Komisaris ditetapkan oleh
pengukuran risiko yang digunakan Perusahaan dan Dewan Komisaris maksimum 3 tahun dan dapat diangkat
memberikan rekomendasi penyempurnaan lebih lanjut;
kembali untuk paling lama 2 tahun dengan tidak mengurangi
c. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan hak Dewan Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-
pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan;
waktu.
159
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
160
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
16.TU. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan dari Daftar media massa lokal:
Universitas Sumatera Utara pada tahun 1997. Sebelum di Harian Analisa, Harian Waspada, Harian Sinar Indonesia
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) beliau pernah berkarir Baru, Harian Sumut Pos, Harian Tribun Medan, Harian
di PT Astra Group (1997-1998). Berbagai jabatan pernah ia Koran Sindo,
Harian Medan Pos, Harian Jurnal Asia,
duduki di Perseroan, di antaranya Staf (1999-2005), Asmen Harian Medan Bisnis.
IT (2005-2008), ACS Hubungan Kelembagaan dan HI (2009- 3. Email: pelabuhan1@pelindo1.co.id
2011), ACS Humas (2012-2016) dan CS (2016). 4. Majalah Internal: Majalah Gema yang terbit setiap 1
(satu) bulan sekali
Uraian Tugas Sekretaris Perusahaan 5. Facebook di: Pelindo I Persero
Perseroan menyadari sepenuhnya pentingnya peranan 6. Fanpage di: PT Pelabuhan Indonesia I - Persero
Corporate Secretary dalam memperlancar hubungan 7. Twitter di: @Pelindo_1
antar organ Perseroan dan hubungan angtara Persrroan 8. Instagram di: Pelindo1
dengan stakeholders. Secara struktural Corporate 9. Youtube di: PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Secretary bertanggung jawab kepada Direksi dan memiliki 10. Papan Informasi Internal
kewenangan yang cukup untuk melaksanakan tugas-
tugasnya. Corporate Secretary harus selalu mengikuti SATUAN PENGAWASAN INTERN
perkembangan peraturan-peraturan yang berlaku dan Pembentukan Satuan Pengawasan Intern merupakan salah
memastikan Perseroan untuk memenuhi dan mematuhi satu wujud komitmen PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
peraturan tersebut. Corporate Secretary akan memberikan dalam menegakkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya Satuan Pengawasan Intern bertugas untuk memberikan
kepada Direksi secara berkala. rekomendasi dan pelaporan yang independen dan objektif
melalui kegiatan pengawasan yang komprehensif terhadap
Dalam pelaksanaan tugasnya terdapat fungsi utama yang aktivitas Perusahaan. Tugas dan tanggung jawab ini
dilaksanakan oleh Sekretaris Perusahaan. Fungsi Utama itu dilakukan guna memperkuat penerapan praktik tata kelola
adalah: melalui pendekatan yang sistematis. Mekanisme Satuan
1. Menangani masalah kesekretariatan Direksi. Pengawasan Intern SMF sampai saat ini dilaksanakan oleh
2. Menjalankan fungsi hubungan masyarakat dan publikasi Satuan Pengawasan Intern (SPI).
Perseroan, dan kegiatan antar lembaga.
Dasar Hukum Pembentukan
Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Dasar hukum pembentukan Satuan Pengawasan Intern
Jawab Perusahaan adalah sebagai berikut:
Pada 2016, Sekretaris Perusahaan telah menunaikan tugas 1. Undang-undang RI No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN
dan tanggung jawabnya dengan baik. pasal 67 (1) yang menyatakan bahwa “Pada setiap BUMN
dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan
AKSES INFORMASI DAN DATA aparat pengawas intern perusahaan”.
PERUSAHAAN 2. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) membuka akses seluas- Perusahaan Perusahaan pasal 28 (1): “Pada setiap
luasnya kepada publik terhadap perolehan informasi PERSERO dibentuk Satuan Pengawasan Intern yang
mengenai identitas dan rekam jejak, perkembangan usaha, merupakan apparat pengawasan intern perusahaan”.
produk dan jasa yang ditawarkan, serta berita-berita 3. Peraturan Bapepam LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan
terbaru terkait bidang usaha PT Pelabuhan Indonesia I dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal pasal
(Persero) melalui: 2 (1): “Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk
1. Website: www.pelindo1.co.id yang tersaji dalam Bahasa Unit Audit Internal sebagaimana diatur dalam Peraturan
Indonesia
No. IX.I.7, Lampiran Keputusan ini, selambatnya 31
2. Media Massa, baik media massa skala nasional maupun Desember 2009.
skala lokal.
Daftar media massa nasional:
Harian Bisnis Indonesia, Kompas, The Jakarta Post,
Harian Kontan, Harian Media Indonesia, Harian
Republika, Harian Investor Daily, Harian Merdeka,
Harian Jawa Pos, Koran Tempo.
161
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
162
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
163
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
164
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
165
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
166
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
sistem pengendalian internal untuk menentukan perbaikan Atas putusan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I
dan penyempurnaan sistem ataupun kebijakan yang (Persero) telah membuat surat penolakan eksekusi ke
memungkinkan Manajemen untuk dapat secara lebih Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan sesuai surat
efektif menjalankan kegiatan operasional Perusahaan. No. HK.45/1/12/PI-14 tanggal 30 Juni 2014 tentang
Penolakan Eksekusi Perkara Tata Usaha Negara Medan
Satuan Pengawas Intern merupakan bagian dari Sistem No. 43/G/2009/PTUN-Mdn.
Pengendalian Internal PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 2. Nurhayati Asmar, dkk mengajukan gugatan terhadap
yang dibentuk untuk membantu Direksi dalam memenuhi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan registrasi
kewajibannya kepada Pemegang saham, yang bertanggung perkara No. 07/Pdt.G/2000/PN-Dum tanggal 17 Februari
jawab didalam penyelenggaraan Audit Internal di 2000 karena PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Satuan menguasai bidang-bidang tanah milik Nurhayati
Pengawas Intern secara kontinyu melakukan evaluasi Asmar, dkk seluas 1839 m2 dan bangunan seluas 1.832,34
terhadap pengendalian internal (internal control) dalam m2 yang terletak di RT.03 RW.04 Kelurahan Buluh Kasap
berbagai kegiatan operasional di lingkungan PT Pelabuhan Kecamatan Dumai Timur dengan gugatan ganti rugi
Indonesia I (Persero), untuk kemudian melakukan upaya tambahan sebesar Rp841.151.683. Saat ini perkara masih
perbaikan dan peningkatan yang diperlukan agar mampu dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung Republik
mengikuti perkembangan usaha perusahaan. Indonesia.
3. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selaku Penggugat
PERKARA HUKUM PADA TAHUN 2016 mengajukan gugatan baru terhadap ahli waris alm. Ali
Selama tahun 2016, terdapat beberapa perkara hukum Umar dengan registrasi perkara No. 232/Pdt.G/2011/
yang sedang berlangsung (in progress) yang dihadapi oleh PN.Mdn tanggal 04 Mei 2011 yang menyatakan bahwa
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) antara lain: sah dan berharga surat jual beli tanah yang dibuat di
1. T. Aswandin menggugat Kantor Pertanahan Kota antara PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan Alm.
Medan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Muhammad Ali Umar atas sebidang tanah seluas 20.028
dengan registrasi perkara No. 43/TUN/2009/PTUN- m2 yang terletak di km 20 Medan – Belawan Labuhan
MDN tanggal 18 Mei 2009 atas perbuatan Kantor Deli Lingkungan X B Pekan Labuhan Kecamatan Medan
Pertanahan Kota Medan yang menolak permohonan Belawan dan pembayaran Jual beli atas tanah tersebut
penerbitan sertifikat hak milik atas tanah seluas telah lunas. Saat ini telah ada relaas pemberitahuan
±66.800 m2 yang terletak di Jalan Bagan Deli, putusan No. 1430 K/Pdt/2014 yang meyatakan menolak
Kelurahan Bagan Deli, tanah seluas ±7.100 m2 yang permohonan kasasi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
terletak di Jalan Pelabuhan Kelurahan Belawan II, dan 4. Hafizham menggugat PT Pelabuhan Indonesia I
tanah seluas 10 ha yang terletak di Jalan Bagan Deli (Persero) selaku Tergugat I dan Kepala Kantor
Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan Propinsi Pertanahan Kota Medan selaku Tergugat II dengan
Sumatera Utara, atas nama T. Aswandin, karena tanah registrasi perkara No. 561/Pdt.G /2011/PN.Mdn tanggal
yang dimohonkan penerbitan sertifikatnya atas nama 06 November 2011 di Pengadilan Negeri Medan atas
T. Aswandin tersebut merupakan bagian sertifikat kepemilikan tanah seluas ±10 ha (yang dikenal dengan
HPL No. 1 Belawan I tanggal 03 Maret 1993 atas nama tanah Pantai Anjing) yang merupakan bagian HPL No. 1/
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Atas gugatan Belawan I tanggal 3 Maret 1993 atas nama PT (Persero)
tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), masuk Pelabuhan Indonesia I di Belawan. Putusan Pengadilan
sebagai Tergugat Intervensi dan saat ini perkara Negeri tanggal 5 Juni 2012, antara lain:
telah di putus oleh Mahkamah Agung sesuai surat a. Menyatakan Penggugat sebagai pemilik sah dari
pemberitahuan putusan Peninjauan Kembali No. tanah sengketa;
43/G/2009/PTUN-Mdn jo. No. 37/PK/TUN/2013 tanggal b. Menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum
18 Juni 2014 yang putusannya menyatakan menolak Sertipikat Hak Pengelolaan No. 1/Belawan I atas
permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero);
Peninjauan Kembali (PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero)).
167
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut PT Pelabuhan Belawan I tertanggal 03 Maret 1993 a.n PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) melakukan upaya hukum Banding Indonesia I (Persero) (Persero) khusus terhadap tanah
ke Pengadilan Tinggi Medan. Pada 5 Juni 2013 Putusan Penggugat seluas sekitar 6,3 ha dan memerintahkan
Pengadilan Tinggi tanggal atas perkara ini, antara lain: Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan untuk mencabut
a. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Sertifikat HPL No. 1 Belawan I tanggal 03 Maret 1993 a.n
tanggal 05 Juni 2012 Nomor 561/Pdt.G/2011/PN.Mdn; PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) khusus terhadap
b. Menyatakan Gugatan Penggugat (Terbanding) tidak tanah Penggugat seluas sekitar 6,3 Ha, dimana putusan
dapat diterima (Niet Ont Van Kelijke Verklaard). ini telah dikuatkan sampai dengan tingkat Peninjauan
Atas putusan Banding ini, M. Hafizham mengajukan Kembali oleh MA RI, sesuai putusan Banding No. 12/
upaya hukum Kasasi dan telah keluar putusan Mahkamah BDG/2008/PT.TUN-MDN tanggal 15 April 2008, Kasasi
Agung No. 2843 K/Pdt/2013 tanggal 19 Maret 2014 yang MA RI No. 248 K/TUN/2008 tanggal 03 Feruari 2009
putusannya menyatakan mengabulkan permohonan M. dan Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 PK/
Hafizham. TUN/2009 tanggal 13 Januari 2010.
Atas putusan Kasasi ini, PT Pelabuhan Indonesia Pada tanggal 23 Oktober 2015 Kepala Kantor Wilayah
I (Persero) mengajukan upaya hukum Peninjauan BPN Provinsi Sumatera Utara mengirimkan surat
Kembali, dan telah keluar putusan Peninjauan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI
Kembali MA RI No. 227 PK/PDT/2015 yang putusannya No. 1393/19-12.600/X/2015 perihal Pelaksanaan Putusan
menyatakan mengabulkan permohonan PK Pengadilan yang telah memiliki Kekuatan Hukum
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan membatalkan Tetap. Untuk menolak pelaksanaan putusan dimaksud
putusan PN Medan. sehingga perkara perdata tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) telah mengirimkan
telah berkekuatan hukum tetap dan telah selesai. surat kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
5. Gunawan Lusman selaku Penggugat mengajukan BPN RI No. HK.45/4/7/PI-15 tanggal 14 Desember 2015
Gugatan Tata Usaha Negara karena yang bersangkutan perihal Penolakan Pembatalan Sertifikat HPL No. 1
tidak dapat mengurus sertifikat hak milik atas tanahnya, Belawan I khusus terhadap tanah seluas sekitar 6,3 ha
dengan register perkara No. 59/G.TUN/2007/PTUN- atas Putusan PTUN Medan.
Mdn dimana Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan
selaku Tergugat dan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) M. Hafizham, dkk membuat dan menggunakan surat
masuk dalam perkara ini selaku Tergugat Intervensi yang diduga palsu berupa 7 (tujuh) buah SPMHAT
karena objek gugatan yakni tanah seluas ±6,3 ha yang yang dikeluarkan oleh Camat Medan Belawan atas
terletak di Pelabuhan Belawan dan merupakan bagian tanah seluas sekitar 6,3 Ha, dimana 7 (tujuh) SPMHAT
dari Seritifikat HPL No. 1/Belawan I. Dasar gugatannya tersebut digunakan oleh M. Hafizham mengajukan
adalah 7 (tujuh) Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas gugatan Perdata atas tanah seluas 10 ha di PN Medan
Tanah (SPMHAT) yang dibuat oleh M. Hafizham selaku dan oleh Gunawan Lusman di PTUN Medan atas
Penual dengan Gunawan Lusman selaku Pembeli tanah seluas sekitar 6,3 Ha. PT Pelabuhan Indonesia I
dihadapan Camat Medan Belawan. Inti gugatannya (Persero) telah melaporkan M. Hafizham dan Gunawan
adalah menggugat Kepala Kantor Pertanahan Kota Lusman kepada Direskrimum Polda Sumatera Utara
Medan untuk melakukan pembatalan Sertifikat HPL No. atas dugaan tindak pidana membuat surat palsu atau
1/1993 di Pelabuhan Belawan khusus tanah seluas sekitar menggunakan surat palsu dan atau menjual tanah
63.000 m2. Putusan PTUN Medan No. 59/G.TUN/2007/ diatas tanah yang sudah bersertifikat sebagaimana
PTUN-Mdn tanggal 06 Desember 2007 adalah batal Pasal 263 ayat (1) dan (2) dan/atau Pasal 385 KUH Pidana,
dan mencabut sertifikat Hak Pengelolaan (HPL) No. 1 sesuai Laporan Pidana No. LP/796/VII/2014/SPKT “I”
168
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
tanggal 07 Juli 2014 dan sesuai surat Pemberitahuan KODE ETIK PERUSAHAAN
Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) tanggal 22 Saat ini PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) telah
Desember 2015 M. Hafizham, dkk telah ditetapkan mempunyai Code of Conduct (Pedoman Etika Bisnis dan
sebagai tersangka dan penetapan M. Hafizham masuk Tata Perilaku). Code of Conduct tersebut disusun untuk
sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) sesuai Daftar melaksanakan pengelolaan perusahaan yang baik dan
Pencarian Orang No. DPO/258/XII/2015/Ditreskrimum benar sehingga diperlukan suatu pedoman yang bertujuan
dan saat ini Penyidik Polda Sumut telah melimpahkan untuk membentuk dan mengatur kesesuaian tingkah laku
berkas kepada Penyidik Kejaksaan Tinggi Sumut dan sehingga mencapai penerapan GCG yang konsisten sebagai
menunggu pelimpahan berkas ke Pengadilan. budaya yang memaksimalkan penerapan prinsip-prinsip
Saat ini PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melalui GCG sehingga tercapainya Visi dan Misi Perusahaan.
kuasa hukum sedang mengajukan Peninjauan Kembali
atas Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 Code of Conduct mengatur kebijakan nilai-nilai etis yang
PK/TUN/2009 tanggal 13 Januari 2010 sesuai akta dinyatakan secara eksplisit sebagai suatu standar perilaku
Peninjauan Kembali tertanggal 21 September 2016. yang harus dipedomani oleh seluruh Insan PT Pelabuhan
6. CV SAA Inti Karya Tehnik melalui kuasanya Abraham Indonesia I (Persero) yang terdiri dari:
Law Firm mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri • Etika Bisnis, mengatur hubungan dengan Pegawai
Medan yang terdaftar dengan register perkara No. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Pelanggan,
256/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 18 Mei 2016 terkait Pemegang saham, Pemerintah dan Regulator,
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dianggap lingkungan, penyedia barang/jasa, kreditur/investor,
melakukan perbuatan melawan hukum karena telah pesaing dan masyarakat sekitar.
menimbulkan kerugian atas pemotongan Plat Deck • Tata Perilaku, mengatur tuntutan perilaku individu,
seberat 8.528,99 kg sehingga total kerugian yang harus kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
di bayar PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sebesar perundangundangan,
kerahasiaan informasi, benturan
Rp505.107.690,-. Putusan Pengadilan Negeri Medan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah,
tanggal 14 November 2016 menyatakan: anti penggelapan, melindungi aset perusahaan,
a. Mengabulkan gugatan CV SAA Inti Karya Tehnik keselamatan dan kesehatan kerja, menjaga kriteria
untuk sebagian; perusahaan, serta ketepatan pencatatan.
b. Menyatakan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
telah melakukan perbuatan melawan hukum; Code of Conduct berlaku untuk seluruh Insan PT Pelabuhan
c. Menghukum PT Pelabuhan Indonesia Indonesia I (Persero) mulai dari Dewan Komisaris, Direksi
I (Persero) untuk mengembalikan DP sampai kepada seluruh pegawai di level operasional.
kepada CV SAA Inti Karya Tehnik sebesar
Rp186.209.000,- Penyebaran Kode Etik Perusahaan
Code of Conduct diungkapkan dan/atau disebarkan kepada
Saat ini PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sedang semua insan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melalui
mengajukan Banding atas putusan PN Medan sesuai berbagai media yang dimiliki, termasuk melalui teknologi
akta banding No. 170/2016 tanggal 23 November 2016. informasi yang dapat diakses oleh semua pegawai dengan
mudah setiap saat. Secara periodik, kepada segenap insan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) disampaikan melalui
media Memo dan/atau Surat Edaran dari Direksi tentang
pelaksanaan etika bisnis.
169
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Media Sosialisasi Penyebaran Code of Conduct antara lain SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
melalui: (WHISTLE BLOWING SYSTEM)
1. Website
Penerapan Kebijakan Pelaporan Pelanggaran merupakan
2. Buku
upaya peningkatan kualitas pelaksanaan tata kelola
3. CD
perusahaan khususnya dalam bidang transparansi dan
4. Poster
akuntabilitas. Kebijakan ini memfasilitasi semua pihak
5. Buletin Internal baik pimpinan, karyawan, maupun pihak luar yang
terkait dengan perusahaan untuk melakukan pelaporan
Penegakan Sanksi dan Pelanggaran Kode pelanggaran terhadap adanya indikasi tindakan-tindakan
Etik yang melanggar dan/atau menyalahgunakan peraturan,
Personil yang melakukan pelanggaran akan dikenakan tata nilai dan kebijakan Perusahaan.
sanksi sesuai dengan materialitas, sifat, dan frekuensi
terjadinya pelanggaran. Prosedur pemberian sanksi Secara khusus, pelanggaran yang dimaksud meliputi
mengacu pada Anggaran Dasar, Peraturan Perusahaan penyimpangan atas etika bisnis, etika kerja, kebijakan
dan ketentuan yang berlaku. Kode Etik yang diterapkan perusahaan, peraturan perundangan yang berlaku,
Perusahaan bersifat universal terhadap seluruh anggota anggaran dasar perusahaan, perjanjian kontrak perusahaan
perusahaan, baik dari Dewan Komisaris, Direksi, dengan pihak luar, rahasia perusahaan, atau perbuatan
Manajemen hingga karyawan. lainnya yang dapat merugikan perusahaan maupun
pemangku kepentingan yang dilakukan oleh karyawan atau
Pelanggaran Kode Etik pimpinan perusahaan.
Segala pelanggaran atas Kode Etik dan Pedoman Tingkah
Laku akan dikenakan sanksi sebagaimana diuraikan Pelaporan ditujukan kepada pimpinan perusahaan atau
dalam ketentuan internal perihal Pemberian Sanksi yang kelembagaan lain yang dapat mengambil tindakan atas
ditetapkan dari waktu ke waktu. Selama 2016, ada/tidak ada pelanggaran tersebut.
laporan pelanggaran kode etik dan pedoman tingkah laku
yang terjadi. Mekanisme Whistleblowing
Mekanisme/Prosedur Penerimaan Pelaporan Pelanggaran
Tata Nilai Perusahaan yang diduga dilakukan oleh Karyawan, Direksi, Dewan
Tata Nilai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah Komisaris, Organ Penunjang Dewan Komisaris, Kepala
“CIPTA” dengan penjelasan sebagai berikut: Divisi dan Organ Penunjang Direksi dilakukan dengan
• Customer Focus mekanisme sebagai berikut:
Proaktif dalam melayani dan membangun hubungan • Melalui e-mail: pelaporan@pelindo1.co.id, dengan
dengan pelanggan. melampirkan bukti pendukung seperti dokumen yang
• Professionalism berkaitan atas penyimpangan yang dilaporkan tersebut.
Penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup • Menyampaikan surat resmi yang ditujukan kepada
pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Direksi, dengan cara diantar langsung atau melalui pos
• Integrity ke Perusahaan dengan alamat:
Mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
prinsip dan etika perusahaan. u.p. Pengelola Pelaporan atas dugaan penyimpangan
• Teamwork pada perusahaan
Keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang Jalan Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241
lain.
170
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
171
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
172
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
173
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memandang bahwa Landasan hukum pelaksanaan PKBL adalah sebagai berikut:
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate • Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Social Responsibility/CSR) merupakan bentuk komitmen Perseroan Terbatas;
untuk dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, • Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
lingkungan, dan sumber daya manusia. Sebagai perusahaan Usaha Milik Negara;
milik negara, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memiliki • Surat Edaran Kementerian Negara Badan Usaha Milik
ikatan moral untuk mampu memberikan sumbangan Negara No. SE-07/MBU/2008 tanggal 5 Mei 2008
terbaiknya kepada masyarakat Indonesia secara umum, tentang Pelaksanaan PKBL dan Penerapan Pasal 74
dan kepada para pemangku kepentingan secara khusus. Undang undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Karena itulah, pelaksanaan program CSR ini bukan sekadar • Surat Edaran Kementerian Negara Badan Usaha Milik
pemenuhan kewajiban, melainkan bentuk komitmen untuk Negara No. SE-14/MBU/2008 tanggal 30 Juni 2008
menciptakan harmoni dengan masyarakat dan lingkungan tentang Optimalisasi Dana Program Kemitraan melalui
sekitar serta terlibat dalam pembangunan berkelanjutan. Kerja Sama Penyaluran.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyaluran • Surat dari Kementerian BUMN No. S-92/D5.MBU/2013
anggaran CSR untuk sejumlah kegiatan. perihal Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan.
Selain itu, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), • Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Perseroan memiliki kewajiban untuk melaksanakan CSR Nomor PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 Juli 2015
dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tentang Program Kemitraan dan Program Bina
(PKBL). Pemenuhan tanggung jawab tersebut dilaksanakan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.
dalam berbagai kegiatan dan program sebagai bagian dari • Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Nomor PER-03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember
2016 tentang Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan Badan Usaha Milik Negara
174
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
175
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Pelaksanaan PKBL di ubah dengan mengacu pada PER-08/MBU/2013. Keluarnya berbagai peraturan ini
Keputusan Menteri Keuangan No.266/KMK.016/1997 menjadi dasar pelaksanaan PKBL di lingkungan Pelindo l.
tanggal 11 juni 1997 yang diikuti dengan Keputusan Menteri Sejak tanggal 16 Desember 2016, Peraturan Menteri Badan
Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Republik Usaha Milik Negara Nomor: PER-07/MBU/2015 telah di
Indonesia/Kepala Badan Pembina Badan Usaha Milik perbaharui kembali dengan Peraturan Menteri Badan
Negara No. 197/MPBUMN/1999 tanggal 29 juli 1999 tentang Usaha Milik Negara Nomor: PER-03/MBU/12/2016 tentang
Pedoman Penentuan Kualitas dan Penghapus Bukuan Program Kemitraan Badan Usaha Kecil dan Program Bina
(Write off) pinjaman Dana Program Pembinaan Usaha Kecil Lingkungan, yang menjadi pedoman pelaksanaan PKBL
Dan Koperasi (PUKK) dan dilakukan perubahan kembali sampai dengan saat ini.
dengan Keputusan Besar Menteri Negara Pendayagunaan
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No.KEP-2016/ Sejak PKBL di dirikan pada tahun 1991, setiap tahun
MPBUMN/1999 tanggal 28 september 1999 tentang PT Pelabuhan Indonesia l (Persero) mengembalikan
pedoman Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN. sebagian laba bersih perusahaan kepada masyarakat,
khususnya komunitas di sekitar wilayah PT Pelabuhan
Dalam rangka meningkatkan partisipasi BUMN melalui Indonesia l (Persero) sebagai wujud kepedulian dalam
program kemitraan dengan usaha kecil program bina bentuk dana Kemitraan dan Bina Lingkungan.
lingkungan serta untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dengan pengelolahannya, Menteri Badan Usaha PROGRAM KEMITRAAN
Milik Negara Indonesia mengeluarkan surat keputusan Program Kemitraan merupakan kegiatan penyaluran dana
No.236/MBU/103 tanggal 17 juni 2003 tentang program pinjaman bergulir dan dana pembinaan kemitraan kepada
Kemitraan dengan Usaha Kecil dan program Bina mitra binaan. Sasaran dari kegiatan Program Kemitraan
Lingkungan Junto Surat Edaran Menteri badan Usaha Milik yaitu usaha kecil, dalam hal ini perorangan atau Badan
Negara Republik Indonesia No.SE-433/MBU/2003 tanggal Usaha dan Koperasi yang mempunyai Penjualan (omset)
16 september 2003 tentang petunjuk Pelaksanaan Program pertahun setinggi tingginya Rp1.000.000.000 atau
Kemitraan. Pelaksanaan PKBL perusahaan dan Edaran memiliki aktiva setinggi tingginya Rp200.000.000 di luar
Menteri BUMN ini. tanah dan bangunan untuk usaha.
Pada tanggal 27 April 2007, Menteri Negara BUMN Pelaksanaan Program Kemitraan dengan usaha kecil oleh
mengeluarkan peraturan Menteri Negara BUMN PER- PT Pelabuhan Indonesia l (Persero) bertujuan agar usaha
05/MBU/2007 tentang program Kemitraan Badan kecil maupun Menengah, menjadi tangguh dan mandiri.
Lingkungan untuk menggantikan keputusan Meneg Program ini di lakukan dengan cara memberikan pinjaman
KEP-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan dan dengan bunga flat sebesar 6% per tahun dari saldo
Bina Lingkungan. Peraturan Meneg BUMN No. PER-05/ pinjaman awal tahun yang di tujukan untuk membiayai
MBU/2017 di berlakukan unutk Laporan Keuangan Tahun modal kerja atau membeli aktiva tetap, sehingga usaha
2008 dan direvisi dengan Peraturan Menteri Negara kecil yang menjadi mitra binaan PT Pelabuhan Indonesia
Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-08/MBU/2004 l (Persero) dapat menikmati pembinaan dalam berbagai
tanggal 10 September 2014 tentang Perubahan Keempat aspek. Seperti peningkatan penguasaan aspek keuangan,
atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara peningkatan kemampuan manejemen/produksi dalam
Nomor: PER05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan mengelola usaha, perluasan pemasaran dan upaya
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program peningkatan produk dan kualitas produk.
Bina Lingkungan.
Hingga 31 Desember 2016, Program Kemitraan Perusahaan
Pada tanggal 22 Mei 2015, Menteri BUMN mengeluarkan telah membina sebanyak 1.024 mitra binaan yang mencakup
kembali Peraturan Nomor: PER-07/MBU/2015 tentang sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan,
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan perkebunan, perikanan dan jasa. Penyebaran mitra binaan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan yang merupakan tersebut meliputi daerah-daerah sebagai berikut:
tambahan dari Peraturan Menteri BUMN dengan nomor
176
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Tabel Rekapitulasi Piutang Mitra Binaan C. Bantuan Peningkatan kesehatan, yaitu bantuan yang di
berikan dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan,
Jumlah
No Kualitas Pinjaman Mitra Jumlah Dana dengan obyek bantuan antara lain berupa:
Binaan 1) Renovasi balai pengobatan masyarakat;
1 Lancar 42 27.069.002.883
2) Bantuan untuk kegiatan yang bersifat kesehatan
masyarakat;
2 Kurang Lancar 80 2.838.659.878
3 Diragukan 44 1.813.397.926
D. Bantuan pengembangan prasarana dan sarana
4 Macet 269 7.174.906.324 umum, yaitu bantuan yang di berikan dalam rangka
Jumlah 1.024 38.895.967.011 meningkatkan fasilitas, dengan obyek bantuan antara
lain berupa:
PROGRAM BINA LINGKUNGAN 1) Renovasi balai pendidikan;
Tujuan Program Bina Lingkungan adalah sebagai 2) Pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan
cerminan tanggung jawab sosial ekonomi Perusahaan sarana umum;
guna mendukung perkembangan Mitra Binaan dan juga 3) Pembangunan dan atau rehabilitasi panti asuhan
masyarakat serta stakeholder Perusahaan. Hal tersebut dan panti jompo;
ditujukan kepada 7 (Tujuh) sasaran yaitu: Bantuan Korban
177
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
178
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
179
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
180
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Indeks kepuasan pengguna jasa (Customer Satisfaction Index) juga digunakan oleh Perusahaan sebagai acuan untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan berkesinambungan atas pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa, sehingga
dapat memenuhi standar kriteria yang ditetapkan pengguna jasa.
Hal ini dapat terlihat pada indeks kepuasan pelanggan dengan adanya pertumubuhan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016,
Indeks Kepuasan Pelanggan Perseroan mencapai 77,25%, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 76,25%.
PT Pelabuhan
Tahun Pelayanan Kapal Pelayanan Barang Pelayanan Petikemas
Indonesia I (Persero)
2016 85,63% 69,63% 70,63% 77,25%
2015 78,37% 79,02% 72,69% 76,25%
2014 75,86% 72,55% 63,41% 75,29%
2013 72,00% 75,60% 78,40% 73,60%
2012 73,29% 71,21% 71,52% 72,06%
181
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tahun 2016 telah dimuat secara lengkap, dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran
isi Laporan Tahunan Perusahaan.
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
182
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
LAPORAN
KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
183
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2d,2t,4 2.200.769.796.594 1.479.384.440.740
Piutang usaha - setelah dikurangi pencadangan
penurunan nilai piutang sebesar
Rp26.803.903.203 dan Rp25.686.409.459
pada 2016 dan 2015 2c,2e,2f,2t,5 125.321.592.573 155.877.564.385
Pendapatan yang masih harus diterima 2t,6 54.410.007.969 84.757.329.602
Piutang lain-lain 2c,2f,2t,7 66.087.137.688 11.871.104.742
Persediaan 2g,2o,8 20.116.083.124 21.226.159.916
Pajak dibayar di muka 2s,20a - 471.145.085
Aset lancar lainnya 2c,2h,9 14.638.571.077 13.085.701.905
JUMLAH ASET LANCAR 2.481.343.189.025 1.766.673.446.375
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
1
187
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp1.000.000 per saham
Modal dasar - 1.800.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
dan 1.700.000 saham pada 2016 dan 2015 26 1.700.000.000.000 1.700.000.000.000
Bantuan Pemerintah yang belum ditetapkan
statusnya (BPYBDS) 2y,27 538.812.899.239 538.812.899.239
Saldo laba:
Ditentukan penggunaannya 1.402.206.722.174 807.084.784.907
Belum ditentukan penggunaannya 28 733.602.829.177 700.396.937.267
Pengukuran kembali imbalan pasca kerja (114.903.276.811) (107.718.081.087)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk 4.259.719.173.779 3.638.576.540.326
Kepentingan non pengendali 2b,29 41.456.737.539 1.648.548.924
JUMLAH EKUITAS 4.301.175.911.318 3.640.225.089.250
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
2
188
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
3
189
190
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bantuan
Modal Pemerintah yang Ekuitas yang
ditempatkan belum ditetapkan Saldo laba Pengukuran dapat diatribusikan
dan Tambahan statusnya Ditentukan Belum ditentukan kembali imbalan kepada pemilik Kepentingan
Catatan disetor penuh modal disetor (BPYBDS) penggunaannya penggunaannya pasca kerja entitas induk non pengendali Jumlah
Saldo 1 Januari 2015 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 355.849.980.800 550.957.655.540 (122.653.878.572) 3.022.966.657.007 167.459.198 3.023.134.116.205
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Penambahan modal - - - - - - - - -
Saldo 31 Desember 2015 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 807.084.784.907 700.396.937.267 (107.718.081.087) 3.638.576.540.326 1.648.548.924 3.640.225.089.250
Saldo 1 Januari 2016 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 807.084.784.907 700.396.937.267 (107.718.081.087) 3.638.576.540.326 1.648.548.924 3.640.225.089.250
Saldo 31 Desember 2016 511.960.000.000 1.188.040.000.000 538.812.899.239 1.402.206.722.174 733.602.829.177 (114.903.276.811) 4.259.719.173.779 41.456.737.539 4.301.175.911.318
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
4
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
5
191
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
1. UMUM
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dahulu pada masa penjajahan Belanda adalah sebuah Perusahaan
dengan nama “Haven Badrift”. Selanjutnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945
sampai dengan tahun 1950 Perusahaan berubah status menjadi Jawatan Pelabuhan. Pada tahun 1969
Jawatan Pelabuhan berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan
Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PNP. Pada periode tahun 1969 sampai dengan tahun 1983,
PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Pengusaha Pelabuhan dengan nama Badan Pengusahaan
Pelabuhan disingkat BPP. Pada tahun 1983 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1983
Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) dirubah menjadi Perseroan Umum Pelabuhan I disingkat
Perumpel I. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah status menjadi
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berdasarkan Akta No. 1
tanggal 1 Desember 1992 dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-
8519.HT.01.01 tahun 1992 tertanggal 1 Juni 1992 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 8612 tanggal 1 Nopember 1994, tambahan No. 87.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir
berdasarkan akta notaris nomor 207 tanggal 30 Juni 2014 oleh Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di
Medan, mengenai Risalah Rapat Umum Pemegang Saham PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), yang
berisi peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan. Perubahan
anggaran tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-05403.40.20.2014 tertanggal 11 Juli 2014.
Sebelum tahun 2008, Perusahaan bergerak dalam bidang jasa kepelabuhanan, pelayanan peti kemas,
terminal dan depo peti kemas, usaha galangan kapal, pelayanan tanah, listrik dan air, pengisian BBM,
distribusi termasuk hewan, jasa konsultasi kepelabuhanan dan pengusahaan kawasan pabean. Sejak
tahun 2008, dalam rangka optimalisasi sumber daya maka Perusahaan dapat melakukan kegiatan
usaha lain meliputi jasa angkutan, sewa dan perbaikan fasilitas, perawatan kapal dan peralatan, alih
muat kapal, properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan, kawasan industri, fasilitas pariwisata dan
perhotelan, jasa konsultan dan surveyor, komunikasi dan informasi, konstruksi kepelabuhanan,
ekspedisi, kesehatan, perbekalan, shuttle bus, penyelaman, tally, pas pelabuhan dan timbangan.
Kegiatan usaha Perusahaan dibidang pelayanan jasa kepelabuhanan ini meliputi wilayah kerja 4
(empat) Propinsi yakni Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Aceh, Propinsi Riau, dan Kepulauan Riau.
Pelabuhan yang dikelola Perusahaan berjumlah 16 (enambelas) Pelabuhan Cabang dan 11 (sebelas)
Pelabuhan Kawasan (Perwakilan), serta 2 (dua) unit usaha. Dari seluruh cabang pelabuhan/unit usaha
yang dikelola, terdapat 5 (Lima) Cabang yang menjadi Pelabuhan Andalan yaitu Cabang Belawan
International Container Terminal (BICT), Cabang Dumai, Cabang Belawan, Cabang Terminal Peti
Kemas Domestik, dan Cabang Pekanbaru, karena memberikan kontribusi laba yang signifikan bagi
Perusahaan.
Kantor Pusat Perusahaan berlokasi di Jl. Krakatau Ujung No. 100, Medan, Sumatera Utara.
192
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Pada tanggal 10 Juni 2016, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melalui surat No. S-281/D.04/2016 untuk melaksanakan penawaran umum
obligasi Perusahaan dengan jumlah sebesar Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah). Pada tanggal 31
Desember 2016, jumlah utang obligasi yang belum dilunasi atau belum jatuh tempo sebesar
Rp1.000.000.000.000 dengan rincian sebagai berikut:
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Manajemen Risiko dan Karyawan
Berdasarkan Akta No. 46 tanggal 31 Agustus 2016 dan Akta No. 1 tanggal 4 Oktober 2016 yang dibuat
di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H,susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2016 sebagai berikut:
Berdasarkan Akta No. 58 tanggal 31 Oktober 2014 yang dibuat di hadapan Notaris Rahmad Nauli
Siregar, S.H, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015
sebagai berikut:
193
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Susunan Komite Audit dan Komite Manajemen Resiko Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2016
dan 2015 sebagai berikut:
2016 2015
Jumlah gaji dan tunjangan yang diterima Komisaris dan Direksi untuk tahun 2016 dan 2015 masing-
masing sebesar Rp14.381.855.927 dan Rp12.447.341.725.
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Perusahaan mempunyai masing-masing 1.141 dan 1.192
karyawan tetap (tidak diaudit).
Penyertaan entitas yang dimiliki Perusahaan atas entitas anak, pengendalian bersama dan entitas
asosiasi pada tanggal adalah sebagai berikut:
Tahun
beroperasi % Efektif pemilikan Jumlah aset (sebelum
secara perusahaan eliminasi) *)
Entitas Domisili komersial 2016 2015 2016 2015
Entitas anak
PT Prima Indonesia Logistik Medan 2014 99 99 110.600 80.713
PT Prima Pengembang kawasan Medan 2015 90 90 405.314 9.311
PT Prima Husada Cipta Medan Medan 2017 **) 99 - 16.001 -
Pengendalian Bersama
PT Prima Terminal Petikemas Medan 2013 70 70 495.574 419.804
PT Prima Multi Terminal Medan 2014 55 55 1.960.527 1.005.978
Entitas Asosiasi
PT Terminal Petikemas Indonesia Jakarta 2013 25 25 140.075 142.519
*) disajikan dalam jutaan rupiah
**) rencana mulai beroperasi
PT Prima Indonesia Logistik didirikan berdasarkan akta No. 34 yang dibuat di hadapan Rahmad Nauli
Siregar, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 26 September 2014 dan telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-
27882.40.10.2014 tanggal 6 Oktober 2014. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan,
terakhir dengan Akta Notaris No. 15 dan 16 yang dibuat di hadapan Notaris Hapizo, S.H., Notaris di
194
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Medan tertanggal 16 Desember 2015 mengenai penambahan modal disetor dan pergantian pengurus
(komisaris) Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-3599821.AH.01.11.TAHUN 2015.
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah
melakukan usaha di bidang pelayanan jasa depo peti kemas dan jasa logistik lainnya dengan pelayanan
prima.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Indonesia Logistik adalah sebesar
Rp67.320.000.000 di tahun 2016 dan 2015 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki oleh
Koperasi Karyawan Pelabuhan Unit Usaha Terminal Peti Kemas Kota Medan (KOPKARPEL UTPK).
PT Prima Pengembangan Kawasan didirikan berdasarkan akta No.15 yang dibuat dihadapan Risna
Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 8 September 2015 dan telah mendapatkan
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
Nomor AHU-2455231.AH.01.01.Tahun 2015 tanggal 8 September 2015. Anggaran Dasar Perusahaan
telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 9 yang dibuat di hadapan Notaris Risna
Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan tertanggal 21 Nopember 2016 mengenai pergantian Direktur
Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-AH.01.03-0103276 tanggal 29 November 2016.
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. KU.60/1/20/PPK-16
tanggal 1 Desember 2016, Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui penambahan modal dasar
dan modal disetor pada tahun 2016, namun pembuatan akta notaris atas RUPS-LB tersebut masih
dalam proses.
Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 2015. Maksud dan tujuan Perusahaan adalah
untuk menyediakan jasa dengan melakukan kegiatan usaha utama antara lain: Jasa penyewaan dan
pengelolaan kawasan industri, meliputi pengelolaan dan penyewaan, pemeliharaan, perawatan serta
penyediaan fasilitas penunjang lainnya, seperti pabrik, gudang dan kegiatan terkait; Jasa pembangunan
dan pengelolaan kawasan industri; Konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan
industri beserta sarana dan prasarana fisik infrastruktur wilayah.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Pengembangan Kawasan adalah sebesar
Rp369.000.000.000 dan Rp9.000.000.000 di tahun 2016 dan 2015 atau sebesar 90%, sedangkan
sisanya sebesar 10% dimiliki oleh PT Prima Multi Terminal.
PT Prima Husada Cipta Medan didirikan berdasarkan akta No. 4 yang dibuat dihadapan Risna Rahmi
Arifa, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 8 November 2016 dan telah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-
0052052.AH.01.01.Tahun 2016 tanggal 22 November 2016. Berdasarkan Risalah Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. UM.50/1/3/PHCM-16.TU tanggal 21 Desember 2016,
Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan pengoperasian
klinik estetika dan penambahan modal disetor, namun RUPS-LB tersebut belum dituangkan dalam akta
notaris.
195
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Sesuai dengan pasal 3, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah melakukan usaha di bidang
pelayanan jasa kesehatan: Rumah Sakit, Klinik, Poliklinik, Balai Pengobatan, serta usaha terkait.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Husada Cipta Medan adalah sebesar
Rp10.890.000.000 di tahun 2016 atau sebesar 99%, sedangkan 1% lainnya dimiliki oleh Koperasi
Karyawan Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia I Medan.
PT Prima Terminal Petikemas didirikan berdasarkan akta No. 162 yang dibuat di hadapan Rahmad
Nauli Siregar, S.H., Notaris di Medan pada tanggal 20 Juli 2013 dan telah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-
46327.AH.01.01.Tahun 2013. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan terakhir dengan
Akta Notaris No. 73 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., Notaris di Medan
tertanggal 30 Nopember 2015 dan telah mendapat mendapatkan pengesahan dengan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.03.0991253 tanggal 24 Desember 2015.
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) No. UM.50/4/17/PTP-15 tanggal 18
Desember 2015, Perusahaan telah memutuskan dan menyetujui penambahan modal disetor pada tahun
2016, namun RUPS tersebut belum dituangkan dalam akta notaris.
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah
menyediakan jasa pelayanan terminal petikemas internasional.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Terminal Petikemas adalah sebesar
Rp336.501.000.000 dan Rp259.000.000.000 tahun 2016 dan 2015 atau sebesar 70%, sedangkan
sisanya dimiliki oleh PT Wijaya Karya sebesar 15% dan PT Hutama Karya sebesar 15% dengan tujuan
pengendalian bersama.
PT Prima Multi Terminal didirikan berdasarkan akta No. 04 yang dibuat di hadapan Tuti Sumarni, S.H.,
Notaris di Jakarta pada tanggal 26 September 2014 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-
26883.40.10.2014 tanggal 29 September 2014. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 20 yang dibuat di hadapan Notaris Risna Rahmi Arifa,
S.H., Notaris di Medan tertanggal 22 November 2016 mengenai peningkatan modal dasar dan modal
disetor Perusahaan, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-0023804.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 13
Desember 2016.
Maksud dan tujuan Perusahaan ini untuk menyediakan jasa pelayanan Terminal Multi Purpose untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan di Terminal Kuala Tanjung dalam rangka menyukseskan Program
MP3EI Sei Mangke dan tuntutan pasar atas keberadaan Terminal Curah Cair/Terminal Multi Purpose
yang terbuka untuk umum.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Prima Multi Terminal adalah sebesar Rp559.548.000.000
dan Rp269.698.000.000 tahun 2016 dan 2015 atau sebesar 55%, sedangkan sisanya dimiliki oleh PT
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebesar 30% dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar
15% dengan tujuan pengendalian bersama.
10
196
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
PT Terminal Petikemas Indonesia didirikan berdasarkan akta No. 36 yang dibuat di hadapan
Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, M.K, Notaris di Jakarta pada tanggal 10 April 2013 dan
telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan Nomor AHU-21873.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 24 April 2013 dan diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 2013. Anggaran
Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 1 yang dibuat di
hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, M.K, Notaris di Jakarta pada tanggal 02
Desember 2016 mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan yang telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan Nomor No. AHU-AH.01.03-0104991 tanggal 05 Desember 2016.
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan ini adalah
bergerak di bidang kegiatan pengusahaan di pelabuhan.
Nilai saham penyertaan Perusahaan pada PT Terminal Petikemas Indonesia adalah sebesar
Rp37.500.000.000 atau sebesar 25%.
Berikut ini ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang dipergunakan dalam rangka menyusun
laporan keuangan konsolidasian PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2016 dan 2015.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan patuh sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK - IAI), Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor KEP-347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten
atau perusahaan publik, dan Pedoman Akuntansi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI).
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost),
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan
arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran
kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun
yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember
2015.
11
197
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mengharuskan penggunaan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk
membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area yang kompleks
atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi
berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di catatan 3.
b. Prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak yang
dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung,
hak suara di entitas anak dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari entitas anak
untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas entitas anak tersebut.
Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) dimana Perusahaan memiliki
kendali. Perusahaan mengendalikan suatu entitas ketika Perusahaan terkena, atau memiliki hak atas
pengembalian variabel dari keterlibatannya dengan entitas dan ketika Perusahaan memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pengembalian melalui kuasanya atas entitas.
Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal dimana pengendalian dialihkan kepada
Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Perusahaan kehilangan
pengendalian.
Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar
perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan entitas
anak sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk
peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila entitas anak menggunakan kebijakan
akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
konsolidasian, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan entitas anak
tersebut.
Kepentingan non pengendali atas ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham
non pengendali atas laba bersih dan ekuitas entitas anak tersebut sesuai dengan persentase
kepemilikan pemegang saham non pengendali pada entitas anak tersebut, dan disajikan sebagai bagian
ekuitas dalam laporan keuangan konsolidasian.
Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham non pengendali pada suatu entitas anak dapat
melebihi bagiannya dalam modal disetor dan disajikan tetap negatif.
Transaksi pihak-pihak berelasi, saldo dan keuntungan antar entitas Perusahaan yang belum direalisasi
telah dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi entitas anak
diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi oleh
Perusahaan.
12
198
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Ketika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas sesuatu entitas, kepentingan Perusahaan yang
masih tersisa di entitas tersebut diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal hilangnya
pengendalian, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi. Nilai tercatat awal adalah
sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas
asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada
penghasilan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Perusahaan
telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui
pada penghasilan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi.
Prosentase jumlah aset entitas anak yang dikonsolidasikan dibandingkan dengan aset konsolidasian
Perusahaan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Aset Keuangan
Aset keuangan yang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung
dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan
tersebut pada saat awal pengakuannya.
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset
keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang diperdagangkan jika perolehannya ditujukan untuk dijual atau dibeli kembali dalam
waktu dekat dan terdapat bukti adanya kecenderungan untuk transaksi ambil untung dalam jangka
pendek. Piutang derivatif dikategorikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan kecuali
ditetapkan sebagai lindung nilai.
Keuntungan dan kerugian yang timbul atas perubahan nilai wajar derivatif, diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif sebagai bagian dari “keuntungan/ kerugian selisih kurs”.
Pada tahun 2016 dan 2015, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan
sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
13
199
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal,
pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman
dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses
amortisasi.
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;
b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Pada tahun 2016 dan 2015, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang
ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan
likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui
pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi komprehensif
dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia
untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi komprehensif yang sebelumnya diakui
pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif, sedangkan pendapatan
bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian
akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia
untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
14
200
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan
dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya).
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui
penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang
diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang
diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan
pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada
Perusahaan. Jika pada periode berikutnya nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan
bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui
maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan
akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan maka jumlah
pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Untuk cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman dan piutang, Perusahaan menerapkan metode Roll
Rate atau Flow Model.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.
Pada tahun 2016 dan 2015, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
15
201
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Aset keuangan dan liabiitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan
yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi.
Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam
perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi,
jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian
atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi
Perusahaan
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai
pasar yang berlaku pada laporan keuangan konsolidasian.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian tertentu.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi dengan
menggunakan tingkat suku bunga telah mendekati nilai wajar pada akhir tahun buku.
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan
sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan
atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
e. Piutang Usaha
Perusahaan menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang
dengan menggunakan metode Roll Rate Model. Metode ini juga dikenal sebagai Migration Analysis atau
Flow Model, menggunakan pengalaman masa lalu untuk menghitung rata-rata persentase perpindahan
(roll rate average) dan disesuaikan secara statistik untuk persentase-persentase yang berubah secara
signifikan.
Piutang usaha disajikan dalam nilai wajar awal, dan diukur dalam nilai yang diamortisasi setelah
dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangannya (dalam hal ini dirujuk sebagai "entitas pelapor").
16
202
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah penyelenggara suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja
dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas
pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf
(a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil
manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi baik yang dilakukan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan konsolidasian.
g. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan harga terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Untuk persediaan rusak, seluruh atau sebagian telah usang, atau harga jualnya telah menurun, serta
jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat maka
nilai persediaan diturunkan ke nilai realisasi bersih secara terpisah untuk setiap item atau kelompok item
dalam persediaan yang serupa atau berkaitan. Selisih yang timbul akibat penurunan nilai persediaan
dibebankan langsung dalam laporan laba rugi komprehensif pada pos “pendapatan/(beban) lain-lain”.
Persediaan rusak, alat induknya sudah tidak ada atau secara ekonomis tidak dapat digunakan
dipisahkan penyajiannya ke dalam kelompok “aset lain-lain”.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.
17
203
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan melalui
kepemilikan hak suara antara 20% sampai dengan 50%. Investasi pada entitas asosiasi diukur dengan
menggunakan metode ekuitas. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai investasi diakui sejumlah nilai
perolehan ditambah atau dikurang dengan bagian atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen
dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.
Keberadaan pengaruh signifikan dibuktikan dengan cara masing-masing dewan direksi mewakili setiap
pemegang saham. Perusahaan terwakili di dalam dewan direksi melalui penunjukan direktur keuangan.
Akta pendirian juga mengakomodasi partisipasi Perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan
dan penetapan kebijakan.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila
terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, mengakui bagiannya atas
perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba
atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara dengan entitas asosiasi
dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan dalam entitas asosiasi.
Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan.
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas
investasi dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah
terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami
penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih
antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya
dalam laba atau rugi.
Pengendalian bersama entitas adalah suatu entitas dimana Perusahaan memiliki pengendalian bersama
dengan satu venturer atau lebih. Pengendalian bersama entitas memiliki pengaruh signifikan dan dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas, sebesar partisipasi atas pengendalian bersama entitas. Dimana
pengendalian bersama entitas melibatkan pendirian suatu Perseroan Terbatas, yang mana setiap
venturer mempunyai bagian partisipasi dari perjanjian kontraktual antara venturer yang menciptakan
pengendalian bersama.
Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan melakukan penilaian ketika terdapat bukti objektif bahwa
investasi pada pengendalian bersama entitas mengalami penurunan nilai.
Hasil usaha pengendalian bersama entitas dimasukkan atau dikeluarkan di dalam laporan keuangan
konsolidasian Perusahaan masing-masing sejak tanggal akuisisi atau tanggal pelepasan.
k. Properti Investasi
Properti Investasi adalah properti yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau dijual dalam
kegiatan usaha sehari-hari.
18
204
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Properti Investasi dinyatakan berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Hak atas tanah tidak disusutkan dan
disajikan sebesar biaya perolehan. Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis (2-50 tahun). Biaya pemeliharaan dan perbaikan
dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan
penambahan dikapitalisasi.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan
berakhirnya pemakaian. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika terdapat
perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya
pengembangan untuk dijual.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut
tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan
properti investasi diakui dalam laba rugi komprehensif dalam tahun terjadinya penghentian atau
pelepasan tersebut.
l. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan yang mencakup semua pengeluaran yang terkait secara
langsung dengan perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Sesuai dengan PSAK
16, Perusahaan memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Penyusutan aset tetap dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaat dikurangi nilai residunya.
Nilai residu aset tetap dikaji ulang, dan telah disesuaikan pada setiap tanggal laporan keuangan
konsolidasian.
Perusahaan telah melakukan pengkajian ulang atas nilai sisa dimana nilai sisa yang baru dihitung dari
persentase tertentu dari harga perolehan kecuali untuk kolam pelabuhan, penahan gelombang,
lapangan penumpukan, jalan, jembatan, lapangan parkir dan taman. Sebelumnya nilai sisa dari aset
tetap adalah Rp0 (nihil).
Tanah dicatat berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan
hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah dan tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan
pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasikan sepanjang umur
hukum hak.
19
205
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Biaya perbaikan dan perawatan aset untuk menjaga manfaat ekonomi masa yang akan datang
dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang
menambah nilai, kegunaan dan masa manfaat dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah
tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan
yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu
aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset
tetap. Akumulasi biaya perolehan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada
saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Aset yang tidak dipergunakan lagi, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dipindahkan ke
akun aset tetap tidak berfungsi dalam akun aset lain-lain pada kelompok aset tidak lancar dan dicatat
sebesar nilai residunya. Aset tetap yang belum digunakan dicatat sebesar biaya perolehan pada akun
aset tetap belum dimanfaatkan dalam kelompok aset tidak lancar.
Transaksi sewa digolongkan sebagai sewa pembiayaan (financial lease) apabila memenuhi semua
kriteria yang diisyaratkan (disajikan sebagai bagian dalam aset tetap). Jika salah satu kriteria tidak
terpenuhi, maka transaksi sewa dikelompokkan sebagai transaksi sewa operasi (operating lease). Aset
sewa dengan sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa selama
masa sewa ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir masa sewa. Setiap pembayaran sewa
dialokasikan sebagai angsuran pokok.
Kewajiban sewa dan beban bunga. Penyusutan atas aset yang disewa dengan sewa pembiayaan
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang
sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang bersangkutan.
Nilai aset yang dapat dipulihkan diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan
yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali sesuai PSAK
No. 48 “Penurunan Nilai Aset“. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi
komprehensif.
Aset tetap yang belum dan/atau tidak produktif diakui dalam laporan posisi keuangan sebagai aset tetap
tidak produktif pada kelompok aset lain-lain dan diukur sebesar nilai tercatatnya.
Mengacu pada SK Direksi PT Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV Nomor KU.60/2/9/PI-12,
NomorHK.56/5/12/PI.II-11, Nomor HK.04/19/P.III-2011, dan Nomor 1/HK.104/DUT-2012 tanggal 30
Desember 2011 batasan minimum pengeluaran pemeliharaan aset tetap yang dapat dikapitalisasi diatur
sebagai berikut:
20
206
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Bunga dan biaya pinjaman lain yang timbul baik yang langsung maupun yang tidak langsung digunakan
dalam membiayai konstruksi aset tetap, dikapitalisasikan sampai dengan saat aset tetap telah siap
dipakai. Bunga dan biaya pinjaman yang timbul setelah aset tetap tersebut siap digunakan dibebankan
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Untuk biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset kualifikasian, maka
jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama
periode berjalan dikurangi penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
Untuk biaya pinjaman yang tidak dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset kualifikasian, maka
jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi ditentukan dengan menggunakan tingkat kapitalisasi
untuk pengeluaran atas aset tersebut.
Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman yang dapat
diterapkan atas saldo pinjaman selama periode berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk
tujuan memperoleh aset kualifikasian. Jumlah biaya pinjaman dikapitalisasi selama suatu periode tidak
boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi pada periode tersebut.
Aset tak berwujud dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai aset. Biaya perolehan meliputi biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk
memperoleh aset bersangkutan.
Seluruh aset yang diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas
diamortisasikan. Jumlah yang dapat disusutkan aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas yaitu
biaya perolehan dikurangi nilai residunya.
Amortisasi atas aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas menggunakan metode garis lurus.
Metode amortisasi aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas selalu dikaji ulang pada setiap
tanggal pelaporan.
Nilai residu aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas selalu dikaji ulang, dan dilakukan
penyesuaian jika diperlukan, pada setiap tanggal pelaporan. Umur manfaat untuk setiap aset tak
berwujud dengan umur manfaat terbatas adalah 5 (lima) tahun.
21
207
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Nilai tercatat suatu aset tak berwujud diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan aset tak berwujud
bersangkutan, jika nilai tercatat aset tak berwujud tersebut lebih besar daripada nilai terpulihkannya.
Penurunan nilai aset tak berwujud diakui sebagai kerugian penurunan nilai dalam laporan laba rugi
komprehensif pada pos ”pendapatan/(beban) lain-lain-bersih”.
Aset tak berwujud yang sudah tidak memiliki manfaat ekonomi manfaat depan atau yang dijual
dikeluarkan dari kelompok aset tak berwujud berikut akumulasi amortisasinya.
n. Beban Ditangguhkan
Beban yang memberikan manfaat pada masa yang akan datang atau lebih dari 12 bulan disajikan
sebagai beban ditangguhkan. Beban ditangguhkan meliputi pengerukan kolam dan beban pemeliharaan
kapal yang digolongkan intermediate dan special survey serta beban pengurusan legal hak atas tanah
berupa hak guna bangunan dan hak pakai yang jumlahnya material.
Beban ditangguhkan disajikan sebagai aset tidak lancar sebesar nilai tercatatnya serta diamortisasi
dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 tahun.
Beban investasi yang dikeluarkan namun tidak dapat diatribusikan ke jenis aset tetap juga dikapitalisasi
sebagai beban ditangguhkan.
Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi suatu
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan
nilai aset perlu dilakukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak
menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain.
Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan
mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya.
Rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam
menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu
uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual,
transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu
(valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang
konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat
indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada
lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perusahaan mengestimasi
jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya
22
208
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak
melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada
rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan
rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut,
penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset
yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Utang obligasi disajikan sebesar nilai nominal setelah memperhitungkan amortisasi premium atau
diskonto. Biaya emisi obligasi merupakan biaya transaksi yang dikurangkan langsung dari hasil emisi
dalam menentukan hasil emisi bersih obligasi. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal
merupakan diskonto atau premium dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi yang bersangkutan.
Pendapatan usaha jasa kepelabuhanan diakui pada saat kegiatan pelayanan jasa telah selesai
dilakukan (accrual basis). Kegiatan jasa pelayanan yang telah selesai dilakukan sampai dengan akhir
periode yang belum diterbitkan nota tagihannya dicatat sebagai pendapatan yang masih akan diterima.
Pendapatan sewa aset tetap diakui pada saat timbulnya hak sewa bagi penyewa sesuai masa kontrak
sewa. Pendapatan usaha galangan kapal dan pelayanan rumah sakit diakui pada saat jasa telah selesai
diberikan.
r. Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan
biaya lainnya (amortisasi diskonto/premi dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan
peminjaman dana.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau
pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya
pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Jika Perusahaan meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka
Perusahaan menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman
aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari
pinjaman tersebut.
Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Perusahaan menghentikan kapitalisasi
biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut.
Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan
untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.
23
209
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
s. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar
pengenaan pajak aset dan liabilitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer
antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan.
Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada) juga diakui
sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam
laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung
ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak
tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan
liabilitas pajak kini.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau,
jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan disajikan dalam Rupiah yang juga merupakan mata uang
fungsional Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs
tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs
yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam
mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebagai
berikut:
2016 2015
Dolar Amerika Serikat (USD) 13.436 13.795
u. Imbalan Kerja
PSAK 24 menyediakan pedoman untuk penghitungan dan penambahan pengungkapan untuk imbalan
kerja dengan beberapa ketentuan transisi. Standar ini memberikan pilihan pengakuan laba atau rugi
komprehensif aktuarial sebagai alternatif atas penggunaan pendekatan koridor, dimana laba atau rugi
komprehensif aktuarial diakui sebagai laba atau rugi komprehensif pada periode terjadinya sebagai
bagian dari pendapatan komprehensif lain.
24
210
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Perusahaan memiliki program pensiun sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan
Perusahaan. Program ini pada umumnya didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun
sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuarial yang dilakukan secara berkala. Program pensiun
imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan,
biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Program
pensiun iuran pasti adalah sebuah program pensiun dimana Perusahaan akan membayar iuran tetap
kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau
konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut apabila dana pensiun tersebut tidak memiliki aset
yang memadai untuk membayar seluruh imbalan karyawan yang berhubungan dengan pelayanan yang
diberikan oleh karyawan pada periode kini dan sebelumnya.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini
kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, yang
disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode
projected-unit-credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus
kas keluar di masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga obligasi perusahaan berkualitas
tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh
temponya kurang lebih sama dengan kewajiban yang bersangkutan.
Biaya jasa kini dari program pensiun imbalan pasti diakui pada beban imbalan kerja dalam laporan laba
rugi yang mencerminkan peningkatan kewajiban imbalan pasti yang dihasilkan dari jasa karyawan
dalam tahun berjalan.
Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi
aktuarial dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas di penghasilan komprehensif lain pada periode
terjadinya.
Sebelum penerapan PSAK 24 (revisi 2013), keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari
penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial yang melebihi dari jumlah yang lebih besar
antara 10% nilai wajar aset program atau 10% nilai kini kewajiban imbalan pasti pada awal tahun
diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari para pekerja yang berhak. Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi, kecuali
perubahan pada program pensiun tergantung pada kondisi pekerja memberikan jasanya selama periode
tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi dengan metode garis lurus
sepanjang periode vesting.
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk karyawan yang
memenuhi syarat. Kontribusi didanai dan dibayar oleh Perusahaan dan karyawan. Selain itu,
Perusahaan juga memberikan imbalan kerja kepada karyawan yang berhak sesuai dengan Undang-
Undang No. 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.
Sesuai PSAK No. 56, tentang laba per saham, laba per saham dihitung dengan membagi laba yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar selama tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham masing-masing sebesar
1.700.000 saham untuk tahun 2016 dan tahun 2015.
25
211
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
w. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya;
dan
c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya
dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing jasa.
Pendapatan kontrak kerjasama operasi yang mencakup dan memenuhi kriteria perjanjian konsesi jasa
pembangunan atau peningkatan kemampuan, berupa aset keuangan atau aset tak berwujud, diukur
pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima.
Pendapatan dan beban kontrak diakui berdasarkan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal
akhir periode pelaporan (metode persentase penyelesaian).
Taksiran rugi yang timbul karena jumlah biaya kontrak melebihi jumlah pendapatan kontrak diakui
sebagai beban. Jumlah kerugian tersebut ditentukan tanpa memperhatikan pekerjaan telah atau belum
dilaksanakan, tahap penyelesaian aktivitas kontrak dan jumlah taksiran laba yang akan diperoleh dari
kontrak lain yang tidak diperlakukan sebagai satu proyek tunggal konstruksi.
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada akhir periode pelaporan.
Aset tetap
Aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya dan
disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai aset tidak lancar. Biaya perolehan meliputi nilai
wajar aset dan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung agar aset tetap bersangkutan dalam
kondisi siap digunakan sesuai keinginan dan maksud manajemen. Aset tetap yang diperoleh dari donasi
Pemerintah diakui berdasarkan bukti serah terima.
Apabila aset tetap yang diperoleh dari donasi Pemerintah tidak dapat diukur dengan nilai wajar maka
biaya perolehannya diukur sesuai dengan nilai transaksi pasar yang serupa.
26
212
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh dari donasi Pemerintah dicatat secara terpisah dari
modal saham Perusahaan dan diakui sebesar nilai wajar kas dan/atau aset keuangan dan/atau aset non
keuangan yang diterima.
PMN berupa aset yang diperoleh dari donasi Pemerintah diakui berdasarkan bukti obyektif bahwa
Perusahaan telah memenuhi kondisi dan persyaratan donasi tersebut dan donasi tersebut akan
diperoleh.
PMN berupa aset dan didukung oleh berita acara serah terima diakui bagian dari ekuitas sebagai
bantuan Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya sampai dengan Peraturan Pemerintah atas PMN
tersebut sudah terbit.
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam catatan 2 pada
laporan keuangan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset
dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut adalah
berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.
Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan
dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang
dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
1) Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan diperlukan dalam menentukan provisi pajak penghasilan untuk laporan
keuangan konsolidasian. Perhitungan pajak penghasilan akhir akan dilakukan untuk laporan keuangan
konsolidasian. Perhitungan pajak untuk laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2016, dilakukan dengan mengasumsikan koreksi fiskal konsisten dengan
koreksi fiskal atas laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015.
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi
yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual
pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi
kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.
3) Penentuan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Masa Manfaat Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap 2 tahun
sampai dengan 50 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana
Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset. Manajemen Perusahaan tidak melakukan
perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan evaluasi terkini.
27
213
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
PSAK No. 48 mensyaratkan bahwa penilaian penurunan nilai dilakukan pada aset non-keuangan
tertentu apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat
tidak dapat diperoleh kembali.
Faktor-faktor yang dianggap penting oleh Perusahaan yang dapat memicu penelaahan atas penurunan
nilai adalah sebagai berikut:
a) kinerja yang kurang signifikan relatif terhadap expected historical atau hasil dari operasional yang
diharapkan dari proyek masa depan;
b) perubahan signifikan dalam cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi bisnis secara
keseluruhan; dan
c) Industri negatif yang signifikan atau tren ekonomi.
Kerugian akibat penurunan nilai diakui apabila nilai tercatat aset non-keuangan melebihi jumlah yang
dapat dipulihkan. Menentukan jumlah yang dapat dipulihkan atas aset-aset tersebut membutuhkan
estimasi atas arus kas yang diharapkan dapat dihasilkan dari penggunaan lanjutan dan disposisi akhir
dari aset tersebut.
Beban dari program pensiun imbalan pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan dengan
menggunakan metode projected-unit-credit. Penilaian aktuaris mencakup penentuan asumsi yang
bervariasi yang antara lain terdiri dari, tingkat diskonto, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat
kematian. Setiap perubahan dari asumsi tersebut akan berdampak terhadap nilai tercatat dari kewajiban
pensiun. Oleh karena kompleksitas dari penilaian yang dilakukan, asumsi terkait dan sifatnya yang
jangka panjang, kewajiban imbalan pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi.
Meskipun Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi Perusahaan sudah memadai dan tepat, perbedaan
signifikan dalam pengalaman aktual Perusahaan atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat
mempengaruhi secara material beban dan kewajiban pensiun dan imbalan kerja jangka panjang lainnya.
Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan.
28
214
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk 3.164.762.576 7.372.163.004
PT Bank Bukopin, Tbk 273.341.563 2.623.056.432
PT Bank Permata Syariah 376.931.543 -
3.815.035.682 9.995.219.436
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk 43.223.476 4.110.395.034
Sub jumlah 3.746.203.389 45.338.342.538
Deposito Berjangka:
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40) 1.350.668.347.189 600.400.630.640
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk 42.000.000.000 97.967.887.092
PT Bank Permata Syariah 11.306.711.654 -
PT Bank Bukopin, Tbk 2.500.000.000 -
PT Bank Tabungan Negara Syariah 51.759.032.075 -
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah 5.353.626.086 5.000.000.000
112.919.369.815 102.967.887.092
Pihak ketiga:
PT Bank CIMB Niaga, Tbk - -
Sub jumlah 273.422.600.000 579.390.000.000
29
215
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Tingkat suku bunga yang diperoleh dari penempatan kas pada bank, dan deposito berjangka pada bank
pihak berelasi sebanding dengan tingkat bunga yang diperoleh dari bank pihak ketiga.
5. PIUTANG USAHA
2016 2015
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40) 21.927.144.996 28.935.577.236
Pihak ketiga:
PT Rizkia Armada Nusantara 5.678.631.061 7.831.290.701
PT Godwin Austen Indonesia 3.772.105.855 3.307.013.115
PT Bintang Samudera Utama 3.712.348.681 2.886.571.732
Usda Seroja Jaya 3.017.525.583 9.707.400.403
PT Cuaca Marina Servicatama 2.827.238.151 1.053.155.006
PT Ivo Mas Tunggal 2.669.124.587 2.893.648.961
PT Shohibul Barokah 2.490.978.747 2.585.365.270
PT Snepac Shipping 2.045.100.048 4.401.064.150
PT Dobel Mas 2.021.819.800 2.021.819.800
Naga Mas 2.002.880.583 2.604.909.074
PT Bintika Bangun Nusa 1.923.974.315 2.908.083.801
PT Intibenua Perkasatama 784.638.166 1.363.032.074
PT Riau Andalas Jasa Dermaga 752.899.113 1.168.473.832
PT Bahari Sandi P 709.463.481 1.094.366.684
PT Wilmar Nabati Indonesia 698.918.006 1.466.768.320
PT Tanto Intim Line 584.192.209 2.056.757.385
Piutang Perorangan 518.229.065 1.465.724.179
PT Gresik Cipta Sejahtera 456.955.767 1.144.211.900
PT Citra Pase Indah 371.026.700 1.377.100.161
PT Sobeldia Indonesia 327.262.768 1.886.575.121
Pelita Agung 211.741.548 2.104.522.830
PT Samudera Indonesia 186.510.084 2.522.539.558
PT Bintan Golden 145.259.840 1.609.773.341
PT Victorindo Alam Lestari 114.400.000 1.741.739.663
Perusahaan Bongkar Muat 67.571.466 1.311.593.418
PT Armada Maritim Nusantara 11.061.001 2.478.665.216
PT Addei Plantiton 3.133.656 1.597.570.975
PT Asia Pasific Energindo 2.890.471 1.286.535.500
PT Charoen Pokhand Indonesia 1.740.929 1.085.129.725
Jumlah dipindahkan 38.109.621.681 70.961.401.895
30
216
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Pihak ketiga:
PT Citra Abadi Marine 2.234.439.718 2.294.142.298
PT The Nasional Global 1.976.768.813 2.149.336.597
PT Tri Eka Lines 1.839.870.646 2.157.230.261
PT Cuaca Marina Service Utama 1.666.075.824 2.853.997.198
PT Sandico Ocean Line 1.488.488.694 1.642.100.699
PT Garuda Mahakam Pratama 932.966.991 1.000.956.273
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000) 3.234.540.039 10.004.067.737
Sub jumlah 14.573.933.300 24.241.931.769
Umur piutang:
0 s/d 12 bulan 148.607.954.685 172.177.369.648
12 s/d 24 bulan 1.437.700.694 2.409.873.774
24 s/d 36 bulan 371.377.037 939.295.730
>36 bulan 1.708.463.360 6.037.434.692
152.125.495.776 181.563.973.844
Pencadangan penurunan nilai piutang (26.803.903.203) (25.686.409.459)
Jumlah 125.321.592.573 155.877.564.385
Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi kerugian
dari tidak tertagihnya piutang.
Piutang usaha merupakan piutang tanpa bunga. Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat
piutang usaha kurang lebih sama dengan nilai wajarnya.
31
217
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Perusahaan mengakui pendapatan yang masih harus diterima berdasarkan pra nota tagihan ketika
pemberian jasa telah dilakukan namun belum dibuatkan nota penagihan kepada pelanggan bersangkutan.
Pada tahun 2016, pendapatan yang masih harus diterima lain-lain Rp15.946.202.105 terdiri atas pelayanan
Tanah Bangunan Air Listrik sebesar Rp6.143.561.430 pada Cabang Lhokseumawe dan Dumai, pelayanan
terminal khusus sebesar Rp3.639.867.566 pada cabang Lhokseumawe, Tanjung Balai Karimun,
Tembilahan dan Batam, pelayanan Rumah Sakit sebesar Rp1.770.961.482, serta pelayanan lainnya
sebesar Rp4.391.811.627.
Pada tahun 2015, pendapatan yang masih harus diterima lain-lain sebesar Rp35.271.593.614 terdiri atas
pelayanan Tanah Bangunan Air Listrik sebesar Rp27.530.239.707 pada cabang Cabang Belawan, Dumai,
dan Tembilahan, pelayanan rumah sakit sebesar Rp1.277.079.263, serta pelayanan lainnya sebesar
Rp6.464.274.644.
7. PIUTANG LAIN-LAIN
2016 2015
Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 40):
PT Prima Multi Terminal 40.000.000.000 3.175.038.425
Havenbedrijf Rotterdam N.V 20.347.553.951 -
PT Pengerukan Indonesia (Persero) 4.550.000.000 4.550.000.000
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000) 399.262.718 1.410.883.429
Sub jumlah 65.296.816.669 9.135.921.854
Pihak ketiga:
Piutang karyawan 2.727.077.660 2.755.299.660
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000) 1.694.197.999 2.669.765.708
Sub jumlah 4.421.275.659 5.425.065.368
Piutang kepada PT Prima Multi Terminal pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp40.000.000.000
merupakan piutang atas penyertaan tambahan modal pada PT Prima Pengembang Kawasan dan pada
tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp3.175.038.425 merupakan piutang atas biaya-biaya pra pendirian
PT Prima Multi Terminal.
32
218
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Piutang kepada Havenbedrijf Rotterdam N.V pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp20.347.553.951
merupakan piutang atas biaya-biaya pra pendirian PT Pelabuhan Industri Kuala Tanjung sesuai dengan
perjanjian usaha patungan antara PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan Havenbedrijf Rotterdam N.V
(Port Of Rotterdam Authority) tanggal 23 November 2016.
Piutang kepada PT Pengerukan Indonesia (Persero) (Rukindo) adalah pinjaman untuk revitalisasi Rukindo
berdasarkan permintaan Kementerian BUMN. Sesuai dengan surat nomor KU.008/1/3/DIRUT-2016 tanggal
13 Desember 2016, pihak Rukindo masih dalam proses restrukturisasi utang dengan cara melakukan
penjadwalan pembayaran dan permintaan diskon.
Piutang karyawan adalah merupakan piutang yang timbul karena pengambilan uang muka kegiatan
operasional yang belum dipertanggungjawabkan, atas potensi piutang yang tidak tertagih telah dilakukan
pencadangan penurunan nilai.
Umur piutang:
0 s/d 12 bulan 60.774.602.670 9.258.827.283
12 s/d 24 bulan 1.065.606.436 -
24 s/d 36 bulan 2.024.573.224 -
>36 bulan 5.853.309.998 5.302.159.939
69.718.092.328 14.560.987.222
Pencadangan penurunan nilai piutang (3.630.954.640) (2.689.882.480)
Jumlah 66.087.137.688 11.871.104.742
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi kerugian dari
tidak tertagihnya piutang.
8. PERSEDIAAN
2016 2015
Pada 31 Desember 2016 dan 2015, persediaan tidak diasuransikan, karena manajemen berpendapat
bahwa persediaan Perusahaan tidak memerlukan perlindungan asuransi sesuai dengan kondisi persediaan
yang ada.
33
219
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Uang muka merupakan biaya untuk pembelian bahan bakar, uang muka pelaksanaan pekerjaan, dan
keperluan operasional kantor.
Biaya dibayar dimuka merupakan pembayaran pajak tahun 2015 atas revaluasi aset tetap Perusahaan
yang akan dikompensasi dengan angsuran PPh Badan.
2016 2015
Pada bulan 10 April 2013, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Pelabuhan Indonesia
II, III dan IV (Persero) untuk mendirikan entitas asosiasi dengan nama PT Terminal Petikemas Indonesia
(TPI) dengan penyertaan saham sebesar Rp37.500.000.000 atau sebesar 25% yang dimiliki bersama
dengan PT Pelindo II, III dan IV.
Berdasarkan akta pendirian, masing-masing dewan direksi mewakili setiap pemegang saham. Perusahaan
terwakili di dalam dewan direksi melalui penunjukan direktur keuangan. Akta pendirian juga
mengakomodasi partisipasi Perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan.
Kegiatan usaha utama TPI adalah kegiatan pengusahaan di Pelabuhan. Pembukuan TPI dimulai pada 1
Januari 2014.
Sampai dengan 31 Desember 2016, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada TPI sebesar
Rp35.852.193.160 dan mengakui kerugian nilai penyertaan saham sebesar Rp636.078.724 dalam laporan
laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016.
34
220
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Tanggal 31 Desember
Aset lancar 138.907.737.781 140.791.144.842
Aset tidak lancar 1.167.754.600 1.727.754.600
Liabilitas jangka pendek 1.044.996.904 944.088.258
Berdasarkan akta Nomor 65 yang dibuat dihadapan Ashoya Ratam, S.H., M.kn, Notaris di Jakarta pada
tanggal 27 April 2016 tentang Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa,
PT Prima Indonesia Logistik (PIL) telah menyertakan saham sebanyak 18.000 lembar saham pada entitas
asosiasi dengan nama PT Prima Tangki Indonesia (PTI) dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp9.000.000.000 atau sebesar 20% dari jumlah saham PTI.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PTI adalah melaksanakan kegiatan usaha berupa penyediaan
fasilitas pelabuhan berupa tangki timbun (tank storage).
Sampai dengan 31 Desember 2016, PIL memiliki penyertaan saham pada PTI sebesar Rp8.573.839.624
dan mengakui kerugian nilai penyertaan saham sebesar Rp426.160.376 dalam laporan laba rugi
komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016.
2016
Tanggal 31 Desember
Aset lancar 40.564.793.555
Aset tidak lancar 2.363.377.300
Liabilitas jangka pendek 59.279.750
35
221
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Perubahan nilai penyertaan selama tahun berjalan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
2016
Penambahan/ Bagian laba/
Saldo awal (pengurangan) (rugi) bersih Dividen Saldo akhir
PT Prima Terminal
Petikemas 260.543.627.687 77.501.000.000 (412.090.320) - 337.632.537.367
PT Prima Multi
Terminal 269.466.512.341 289.850.000.000 3.810.160.720 - 563.126.673.061
Jumlah 530.010.140.028 367.351.000.000 3.398.070.400 - 900.759.210.428
2015
Penambahan/ Bagian laba/
Saldo awal (pengurangan) (rugi) bersih Dividen Saldo akhir
PT Prima Terminal
Petikemas 176.662.236.906 81.000.000.000 2.881.390.781 - 260.543.627.687
PT Prima Multi
Terminal 95.741.720.752 173.998.000.000 (273.208.411) - 269.466.512.341
Jumlah 272.403.957.658 254.998.000.000 2.608.182.370 - 530.010.140.028
Pada bulan Juli 2013, Perusahaan telah menandatangani “Perjanjian Perusahaan Patungan” (Joint Venture
Agreement) dengan PT Wijaya Karya dan PT Hutama Karya, untuk mendirikan PT Prima Terminal
Petikemas (Prima TPK). Prima TPK bergerak dalam bidang menyediakan jasa pelayanan terminal
petikemas internasional.
Sampai dengan 31 Desember 2016, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada Prima TPK sebesar
Rp337.632.537.367. Penambahan investasi pada tahun 2016 merupakan tambahan setoran modal yang
dilakukan Perusahaan pada Prima TPK dan tidak merubah komposisi kepemilikan pada Prima TPK
per 31 Desember 2016 dengan kepemilikan tetap sebesar 70% serta mengakui kerugian dari penurunan
nilai penyertaan sebesar Rp412.090.320 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2016.
Penambahan investasi pada tahun 2015 merupakan tambahan setoran modal yang dilakukan oleh
Perusahaan pada Prima TPK, yang pelunasan penuhnya dilakukan pada tahun 2015. Sehingga
penambahan investasi ini dibukukan oleh Perusahaan sebagai uang muka tambahan setoran modal dan
tidak merubah komposisi kepemilikan pada Prima TPK per 31 Desember 2015 dengan kepemilikan tetap
sebesar 70% dan mengakui kenaikan nilai penyertaan pada Prima TPK sebesar Rp2.881.390.781 dalam
laporan laba rugi komprehensif pada tanggal 31 Desember 2015 sehingga nilai penyertaan saham sampai
dengan 31 Desember 2015 menjadi Rp260.543.627.687.
36
222
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Tanggal 31 Desember
Aset lancar 384.988.845.849 365.525.320.441
Aset tidak lancar 110.584.716.173 54.278.567.099
Liabilitas jangka pendek 13.242.080.069 47.598.705.130
Periode yang berakhir 31 Desember
Pendapatan usaha - -
Beban usaha (13.357.903.357) (11.538.730.420)
Pendapatan/(beban) lainnya - net 12.769.202.900 15.655.002.964
Laba (rugi) komprehensif (588.700.457) 4.116.272.544
Pada bulan September 2014, Perusahaan telah menandatangani “perjanjian Perusahaan patungan” (Joint
Venture Agreement) dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero)
Tbk, untuk mendirikan PT Prima Multi Terminal (PMT). PMT bergerak dalam bidang pembangunan dan
pengoperasian jasa pelayanan terminal curah cair/terminal multi purpose untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan di Pelabuhan Kuala Tanjung.
Sampai dengan 31 Desember 2016, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PMT sebesar
Rp563.126.673.061. Penambahan investasi pada tahun 2016 merupakan tambahan setoran modal
yang dilakukan Perusahaan pada PMT dan tidak merubah komposisi kepemilikan pada PMT
per 31 Desember 2016 dengan kepemilikan tetap sebesar 55% serta mengakui keuntungan dari kenaikan
nilai penyertaan sebesar Rp3.810.160.720 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2016.
Per 31 Desember 2015, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada PMT sebesar Rp269.466.512.341
dengan kepemilikan sebesar 55% dan mengakui kerugian dari penurunan nilai penyertaan pada
PMT sebesar Rp273.208.411 dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2015.
2016 2015
Tanggal 31 Desember
Aset lancar 751.407.045.601 358.131.275.333
Aset tidak lancar 1.209.119.962.670 647.846.491.986
Liabilitas jangka pendek 448.686.410.843 516.038.653.971
Liabilitas jangka panjang 487.973.919.134 -
Periode yang berakhir 31 Desember
Pendapatan usaha 1.414.117.160 -
Beban usaha (22.307.108.241) (15.601.414.154)
Pendapatan/(beban) lainnya - net 27.820.556.026 15.104.671.590
Laba (rugi) komprehensif 6.927.564.945 (496.742.564)
Persentase kepemilikan pada pengendalian bersama entitas tersebut dapat dilihat dalam catatan 1d pada
laporan keuangan.
37
223
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016
Mutasi Reklasifikasi
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan:
Tanah 4.777.574.584 - - 65.590.468 - 4.843.165.052
Bangunan dan Prasarana 12.048.918.841 - (3.688.351.911) 285.741.818 - 8.646.308.748
16.826.493.425 - (3.688.351.911) 351.332.286 - 13.489.473.800
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan Prasarana (6.609.536.978) (321.261.308) 2.291.165.619 - - (4.639.632.667)
(6.609.536.978) (321.261.308) 2.291.165.619 - - (4.639.632.667)
2015
Mutasi Reklasifikasi
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan:
Tanah 4.437.931.789 595.481.521 - - (255.838.726) 4.777.574.584
Bangunan dan Prasarana 12.046.772.841 - - 2.146.000 - 12.048.918.841
16.484.704.630 595.481.521 - 2.146.000 (255.838.726) 16.826.493.425
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan Prasarana (6.311.409.139) (296.024.759) - (2.103.080) - (6.609.536.978)
(6.311.409.139) (296.024.759) - (2.103.080) - (6.609.536.978)
Pada tahun 2016, penambahan dari reklasifikasi tanah merupakan tanah di Cabang Kuala Tanjung sebesar
Rp54.745.074 yang disewakan kepada pihak lain yang sebelumnya dicatat sebagai aset tetap dan sebesar
Rp10.845.382 merupakan pemanfaatan atas tanah di Cabang Kuala Tanjung yang sebelumnya dicatat
sebagai aset tetap yang belum dimanfaatkan, sedangkan penambahan bangunan sebesar Rp285.741.818
merupakan renovasi terminal penumpang di Cabang Gunung Sitoli yang direklasifikasi dari aset dalam
penyelesaian. Pengurangan harga perolehan bangunan sebesar Rp3.688.351.911 dan akumulasi
penyusutan sebesar Rp2.291.165.619 merupakan realisasi penghapusan bangunan fasilitas pelabuhan
(lihat catatan 13.f).
Penambahan pada tahun 2015 merupakan tanah dan bangunan yang disewakan kepada pihak lain yang
sebelumnya digunakan kegiatan operasional oleh Perusahaan sebesar Rp597.627.521, sedangkan
pengurangan merupakan tanah yang kontrak sewanya sudah habis dan digunakan kembali untuk kegiatan
operasional Perusahaan sebesar Rp255.838.726.
Properti investasi telah diasuransikan kepada PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) (lihat catatan 13.b).
38
224
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Harga Perolehan:
Tanah 99.238.331.647 3.839.335.000 - (54.745.074) 103.022.921.573
Bangunan dan
prasarana 3.247.381.598.910 9.536.391.780 (5.381.581.371) 319.256.152.241 3.570.792.561.560
Kapal 511.614.588.579 14.459.541.235 - 59.372.359.781 585.446.489.595
Peralatan 69.711.865.410 - - 2.558.848.572 72.270.713.982
Kendaraan 11.933.818.637 - - 297.700.000 12.231.518.637
Aset dalam
penyelesaian 386.953.213.785 854.610.075.379 - (440.479.678.306) 801.083.610.858
4.326.833.416.968 882.445.343.394 (5.381.581.371) (59.049.362.786) 5.144.847.816.205
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan
prasarana (979.993.725.036) (163.474.225.364) 3.528.504.314 26.128.340.398 (1.113.811.105.688)
Kapal (214.207.353.391) (22.375.488.823) - 20.630.697.648 (215.952.144.566)
Peralatan (50.089.859.024) (4.841.861.192) - 19.051.619 (54.912.668.597)
Kendaraan (9.160.916.817) (376.456.910) - - (9.537.373.727)
(1.253.451.854.268) (191.068.032.289) 3.528.504.314 46.778.089.665 (1.394.213.292.578)
2015
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Harga Perolehan:
Tanah 99.571.803.530 6.170.912 - (339.642.795) 99.238.331.647
Bangunan dan
prasarana 3.167.864.827.750 102.857.538.550 (586.979.272) (22.753.788.118) 3.247.381.598.910
Kapal 502.943.610.610 8.953.372.728 - (282.394.759) 511.614.588.579
Peralatan 63.063.899.092 6.950.970.167 (757.849) (302.246.000) 69.711.865.410
Kendaraan 11.935.414.637 - (1.596.000) - 11.933.818.637
Aset dalam
penyelesaian 137.901.111.330 387.892.263.301 - (138.840.160.846) 386.953.213.785
3.983.280.666.949 506.660.315.658 (589.333.121) (162.518.232.518) 4.326.833.416.968
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan dan
prasarana (829.889.440.795) (163.824.460.156) 505.315.540 13.214.860.375 (979.993.725.036)
Kapal (192.433.812.812) (22.050.287.443) - 276.746.864 (214.207.353.391)
Peralatan (43.645.055.298) (6.741.004.806) - 296.201.080 (50.089.859.024)
Kendaraan (7.803.326.258) (1.358.867.360) 1.276.801 - (9.160.916.817)
(1.073.771.635.163) (193.974.619.765) 506.592.341 13.787.808.319 (1.253.451.854.268)
39
225
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
a. Penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar
Rp191.068.032.289 dan Rp193.974.619.765.
b. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Perusahaan mengasuransikan aset tetap dan properti
investasi kepada pihak ketiga PT Jasindo (Persero) terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan
nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp2.453.973.947.311 dan Rp3.482.902.808.889, yang
menurut pendapat manajemen memadai untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian yang timbul
dari risiko-risiko tersebut.
c. Beberapa aset tetap dijaminkan ke beberapa bank atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan
(lihat catatan 22).
d. Pada tahun 2016 Perusahaan telah mereklasifikasi yang terdiri dari penambahan dan pengurangan aset
tetap. Penambahan aset merupakan alat-alat fasilitas pelabuhan dan peralatan cabang Belawan yang
digunakan kembali untuk kegiatan operasional yang sebelumnya dicatat sebagai aset tetap belum
dimanfaatkan sebesar Rp1.452.640.000 dan sebesar Rp149.068.333 dan alat-alat fasilitas pelabuhan
cabang Gunung Sitoli sebesar Rp196.900.000 yang sebelumnya dicatat sebagai aset tidak berfungsi.
Pengurangan tanah cabang Kuala Tanjung sebesar Rp54.745.086 merupakan tanah yang disewakan
kepada pihak lain dan dicatat sebagai properti investasi, serta pengurangan aset bangunan fasilitas
pelabuhan, alat-alat fasilitas pelabuhan, jalan dan bangunan, kapal, instalasi fasilitas pelabuhan, dan
peralatan sebesar Rp53.637.440.957 merupakan reklasifikasi aset tetap ke akun aset tidak berfungsi
karena tidak lagi digunakan dalam kegiatan operasional Perusahaan.
Reklasifikasi di tahun 2015 terdiri dari bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat fasilitas pelabuhan,
instalasi fasilitas pelabuhan, peralatan dan emplasmen. Reklasifikasi aset tetap atas bangunan dan
prasarana ke akun aset tidak berfungsi akibat adanya indikasi penurunan nilai (impairment aset)
container dan reach stacker yang dibukukan sebagai beban tahun 2015.
e. Aset dalam penyelesaian per 31 Desember 2016 dan 2015 terdiri dari:
2016 2015
Perusahaan mereklasifikasi aset dalam penyelesaian sebagian besar ke aset tetap berdasarkan
realisasi penyelesaian yang didukung dengan berita acara serah terima pekerjaan masing-masing
sebesar Rp433.836.328.304 dan Rp138.840.160.846 untuk tahun 2016 dan 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, persentase penyelesaian aset dalam penyelesaian rata-rata
berkisar antara 50% sampai dengan 80%.
40
226
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
f. Pada tahun 2016 terdapat realisasi penghapusan aset atas persetujuan penghapusbukuan aset
Perusahaan sesuai dengan Surat Menteri BUMN Nomor S-253/MBU/05/2015 tanggal 7 Mei 2015,
Nomor S-399/MBU/07/2016 tanggal 11 Juli 2016, dan Nomor S-566/MBU/09/2016 tanggal
29 September 2016 yang tersebar pada akun aset sebagai berikut:
- Properti investasi sebesar harga perolehan Rp3.688.351.911 dan nilai buku Rp1.397.186.292.
- Aset tetap sebesar harga perolehan Rp5.381.581.361 dan nilai buku Rp1.853.077.047.
- Aset tetap belum dimanfaatkan sebesar nilai bukuRp332.193.400.
- Aset tidak tetap berfungsi sebesar harga perolehan Rp269.569.000 dan nilai buku Rp5.391.380.
Pada tahun 2015 terdapat realisasi penghapusan aset atas persetujuan penghapusbukuan aset
Perusahaan sesuai dengan Surat Menteri BUMN Nomor S-84.MBU/02/2015 tanggal 11 Februari 2015
dan Nomor S-253/MBU/05/2015 tanggal 7 Mei 2015 sebesar harga perolehan Rp589.333.121 dan nilai
buku sebesar Rp82.740.780.
2016 2015
Aset tak berwujud pendidikan karyawan adalah merupakan program pengembangan sumber daya manusia
yang antara lain terdiri dari program pendidikan pasca sarjana dan sertifikasi karyawan. Pada tahun 2016
dan 2015, Perusahaan telah menghapuskan aset tak berwujud yang telah diamortisasi secara penuh.
Saldo aset tak berwujud lainnya pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 sebesar Rp72.123.991.821 dan
Rp104.892.448.251, sebagian besar merupakan aset implementasi SIM Terpadu.
2016 2015
Pada tahun 2016, Perusahaan telah menghapuskan beban ditangguhkan yang telah diamortisasi secara
penuh.
41
227
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Beban ditangguhkan lain-lain tahun 2015 merupakan beban atas pengembangan amdal, peningkatan
perluasan perairan wajib, pengurusan ijin pemanduan, penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001-
14001 dan penerapatan SMK3 dan penataan aturan K3.
Pada tahun 2016, pengurangan tanah sebesar Rp10.845.382 merupakan pemanfaatan atas tanah di
cabang Kuala Tanjung yang direklasifikasi ke properti investasi, pengurangan alat-alat fasilitas pelabuhan
dan peralatan sebesar Rp1.452.640.000 dan sebesar Rp149.068.333 merupakan alat-alat fasilitas
pelabuhan dan peralatan di cabang Belawan yang digunakan kembali untuk kegiatan operasional yang
direklasifikasi ke aset tetap, sedangkan pengurangan kendaraan sebesar Rp322.193.400 merupakan
realisasi penghapusan aset (lihat catatan 13.f).
Pada tahun 2015, terdapat penambahan kendaraan sebesar Rp966.217.624 yang merupakan aset tetap
kendaraan yang sudah diperoleh izin penghapusbukuannya dari Kementerian BUMN namun masih dalam
proses pelelangan untuk dijual dan pengurangan bangunan fasilitas pelabuhan sebesar Rp16.242.000 yang
merupakan kelanjutan pekerjaan pembangunan jembatan yang berlokasi di pelabuhan Dumai.
Saldo bangunan fasilitas pelabuhan merupakan bangunan pelabuhan di Tembilahan dan Tanjung Balai
Asahan yang belum bisa dimanfaatkan karena akses jalan/jembatan menuju ke area tersebut belum
tersedia. Manajemen berkeyakinan bahwa aset tetap yang belum dimanfaatkan masih berada dalam nilai
wajar sehingga tidak perlu diturunkan nilainya.
Aset tetap tidak berfungsi merupakan aset tetap yang tidak dapat dioperasikan lagi dalam kegiatan
operasional Perusahaan, yang sebagian besar terdiri atas kapal dan alat-alat fasilitas pelabuhan seperti
Transtainer, Rubber Tire Gantry Crane, Forkliftdan Reach Steaker.
Saldo piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 sebesar Rp13.703.068.370 dan
Rp11.005.114.469 merupakan piutang usaha tidak tertagih lebih dari 3 tahun dan telah dibentuk cadangan
penyisihannya.
42
228
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40) 458.739.474.247 91.568.151.067
Pihak ketiga:
Sennobogen Maschinenfabrik GmbH 109.960.400.000 -
Liebherr Werk Nenzing 91.272.950.000 -
PT Wahana Adidaya Pertiwi 48.325.224.000 -
Terberg Tractors Malaysia SDN BHD 25.125.000.000 -
Kaharutama 22.105.664.436 1.809.312.000
Harijadi Sukses 17.627.281.818 -
PT Karya Hutama Unggul 16.516.265.310 -
Konsulindo Informatika Perdana 13.866.433.438 -
Shanghai Zhenhua Heavy Industri.Co 11.705.330.264 11.705.330.264
PT Brama Sari 10.886.769.091 11.543.800.000
CV Kawasan Industri Dumai 9.477.379.294 7.586.250.000
PT Primus Indonesia 9.418.169.859 7.283.219.858
Andi Hakim 9.297.402.182 -
Arkindo 9.012.617.409 -
PT Daya Radar Utama 8.261.009.705 9.001.538.820
PT Antaraksa 7.792.749.162 17.515.200.000
Koperasi UPTK Belawan 6.494.793.288 3.283.603.353
PT Chairani 6.332.727.273 12.621.500.000
PT Tisa Lestari 6.188.954.544 3.436.363.636
PT Price Water House Coopers Consulting 6.074.380.182 2.909.558.300
PT Sena Sanjaya Makmur Sejahera 5.985.360.000 5.985.360.000
PT Aneka Kimia Raya Corporindo 5.808.564.372 5.458.926.003
Harbarindo Baharitama 4.803.971.005 -
PT Lemo, TM 4.477.713.052 -
CV Aryaguna Jaya 3.904.370.348 -
Multi Jaya Samudera 3.900.000.000 -
Kemenangan 3.638.129.000 -
PT Maha Karya Geo Survey 3.549.276.000 -
Pelayaran Multi Jaya Samudera 3.304.800.000 -
Tiga Lestari 2.927.960.000 -
PT Haskoning Indonesia 2.902.647.353 -
PT Inti Persada Raya Lestari 2.763.996.860 8.274.213.318
PT Rasya Utama 2.429.648.545 1.523.033.010
CV Trijaya Anugrah Lestari 2.266.000.000 -
PT Bina Pemuda 2.196.460.000 -
PT Sumatra Komputer Center 2.097.539.620 -
CV Mitra Sukses 2.025.691.130 4.489.244.312
Prima Teknik Husada 1.876.093.229 -
PT Tirta Nusa Persada 1.851.051.221 -
Mandiri Teknik Utama Sejahtera 1.830.441.600 -
Jet Marine Supplier 1.820.240.909 -
PT Sinar Jaya Mandiri 1.803.903.636 1.321.188.000
PT Asha Portindo 1.681.974.496 4.529.586.896
Jumlah dipindahkan 515.587.333.631 120.277.227.770
43
229
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Pihak ketiga:
Shanghai Zhenhua Heavy Industri Co.Ltd 9.597.872.240 9.854.320.300
PT Dwisaka Mas Indah 2.213.245.100 9.089.525.500
PT Daya Radar Utama 1.866.260.400 7.664.502.000
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000) 428.481.231 310.912.400
14.105.858.971 26.919.260.200
Pihak ketiga:
PT Musim Mas 4.997.924.339 7.103.602.766
DPC INSA 2.830.018.825 -
PT Metito Indonesia 1.609.764.856 1.266.952.913
PT Karya Karimun Mandiri 1.437.193.128 -
PT Indoterminal Belawan Perkasa 1.214.221.801 1.163.481.329
PT Hamparan Alam Baruna Indonesia 1.028.917.000 1.059.863.636
Poetra Fajar - 1.980.909.091
PT Waruna Nusa Sentana - 1.866.825.383
PT Lemo TM - 1.772.384.757
Jumlah dipindahkan 13.118.039.949 16.214.019.875
44
230
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
19.629.012.966 24.788.079.020
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Wijaya Karya pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar
Rp176.873.193.014 (Catatan 40), merupakan pekerjaan penataan terminal multipurpose pelabuhan
Belawan yang meliputi: pekerjaan perpanjangan dermaga IKD 150x25M, Proteksi Sheet File, Perkuatan
Dermaga Ferry, Pembangunan Gudang Curah, Pembangunan Conveyor Belt, Breasthing Dolphin dan
Pembangunan Kantor Kepanduan, dengan periode kontrak pekerjaan sampai dengan tahun 2017.
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Hutama Karya pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar
Rp91.430.336.409 (Catatan 40) merupakan pekerjaan pengembangan dedicated terminal pelabuhan
Belawan yang meliputi : pembangunan car terminal di Belawan lama dan penyiapan instalasi CPO antar
pulau di pelabuhan Belawan yaitu: pembangunan tangki timbun, instalasi pipa dan pompa, akses jalan
masuk, perbaikan dermaga, pembuatan daprah dan mooring dolphin untuk CPO antar pulau.
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Brantas Abipraya pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar
Rp66.209.897.652 (Catatan 40) terdiri atas pekerjaan pengerasan beton (rigid) jalan raya pelabuhan
Belawan yang meliputi: pekerjaan badan jalan, pekerjaan ramp, marka jalan dan pulau jalan sebesar
Rp54.557.205.402 dan sebesar Rp11.652.692.250 atas pekerjaan lanjutan pembangunan jembatan sungai
dumai (progress 18,489%).
Utang usaha pihak berelasi kepada PT Nindya Karya pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar
Rp30.560.811.595 (Catatan 40) merupakan pekerjaan penataan lingkungan Belawan.
45
231
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Pihak ketiga:
Uang muka pelanggan 15.336.496.062 25.059.085.667
Uang titipan 20.027.441.438 33.501.954.724
Jumlah 112.864.937.500 58.561.040.391
a. Utang setoran modal merupakan utang penyertaan atas tambahan modal pengendalian bersama
kepada PT Prima Terminal Petikemas.
b. Uang muka pelanggan merupakan pendapatan diterima di muka sebelum pelayanan jasa
kepelabuhanan diberikan kepada pelanggan.
c. Uang titipan pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp20.027.441.438 terdiri dari klaim asuransi
sebesar Rp1.725.436.452, serta iuran peserta Taspen, pensiun, koperasi, serikat pekerja dan lainnya
sebesar Rp18.302.004.986.
Uang titipan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp33.501.954.724 terdiri dari klaim asuransi
sebesar Rp1.843.386.425, jasa pipanisasi sebesar Rp2.167.604.781, PNBP sebesar Rp11.010.950.985
atas penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang jenis dan tarif
atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan, serta iuran
peserta Taspen, pensiun, koperasi, dan lainnya sebesar Rp18.480.012.533.
20. PERPAJAKAN
2016 2015
Perusahaan - -
Entitas Anak
Pajak Pertambahan Nilai - 471.145.085
Jumlah - 471.145.085
46
232
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
b. Utang pajak
2016 2015
Perusahaan
Pajak Pertambahan Nilai 6.171.492.176 8.028.502.097
Pajak Penghasilan Pasal 25 15.613.245.566 12.980.762.469
Pajak Penghasilan Pasal 29 23.388.288 32.739.324.267
Pajak lainnya 11.792.510.009 12.137.409.150
Sub jumlah 33.600.636.039 65.885.997.983
Entitas Anak
Pajak Pertambahan Nilai 468.893.830 -
Pajak Penghasilan Pasal 21 127.554.909 106.757.102
Pajak Penghasilan Pasal 23 43.752.685 75.868.550
Pajak Penghasilan Pasal 29 1.711.411.204 1.263.559.589
Pajak lainnya 3.629.032 405.000.000
Sub jumlah 2.355.241.660 1.851.185.241
c. Pajak penghasilan
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif dan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun-tahun berakhir 31 Desember 2016 dan
2015 adalah sebagai berikut:
2016 2015
47
233
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Perhitungan rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
2016 2015
Perhitungan Pajak Penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016
adalah suatu perhitungan yang dibuat untuk tujuan akuntansi pada waktu Perusahaan menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan.
2016 2015
Beban Imbalan Kerja yang diakui di laporan
ekuitas - Program DP4 5.722.823.144 360.607.399
Beban/(Pendapatan) Imbalan Kerja yang diakui di
laporan ekuitas- PPUKP 3.857.437.823 (20.275.004.045)
(Pendapatan)/Beban pajak (2.395.065.243) 4.978.599.161
Beban/(Pendapatan) Imbalan Kerja yang diakui di
laporan ekuitas 7.185.195.724 (14.935.797.485)
48
234
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika
aset yang direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang ditetapkan.
Rekonsiliasi antara jumlah beban/(penghasilan) pajak dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan
tarif pajak yang berlaku sebagai berikut:
2016 2015
e. Administrasi perpajakan
49
235
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Pada tahun 2016, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Nomor
Pemb-00069/WPJ.19/KP.0405/RIK.SIS/2016 dan Pemb-00070/WPJ.19/KP.0405/RIK.SIS/2016 tanggal
7 Juni 2016 atas pemeriksaan pajak tahun 2013 dan 2014. Sampai dengan diterbitkan laporan
keuangan ini, belum terdapat kewajiban yang timbul dari pemeriksaan pajak tersebut.
Biaya lain-lain tahun 2016, antara lain merupakan fee konsesi atas penerapan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 15 Tahun 2015, biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), dan biaya KSMU Petikemas.
Biaya lain-lain tahun 2015, antara lain merupakan fee konsesi atas penerapan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 15 Tahun 2015 tentang Konsesi dan Bentuk Kerjasama
Lainnya antara Pemerintah dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhan. Perusahaan
mengakui akrual atas fee konsesi dengan besaran 2,5% dari pendapatan bruto yaitu sebesar
Rp56.962.394.136.
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 40):
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 72.583.056.564 92.583.056.564
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. - 48.450.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 27.299.959.981 49.299.959.981
99.883.016.545 190.333.016.545
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi (Catatan 40):
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. - 357.162.206.500
- 357.162.206.500
Jumlah 99.883.016.545 547.495.223.045
50
236
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Berdasarkan perjanjian kredit investasi Nomor CRO.KP/016/KI/11 tanggal 02 Pebruari 2011, PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. memberikan fasilitas Letter of Credit (L/C) / Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN) kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
- Limit/plafond kredit : USD 39.000.000 (tiga puluh sembilan juta US dollar) termasuk sub limit
fasilitas L/C / SKBDN maksimum sebesar USD 35.000.000 (tiga puluh lima
juta dolar AmerikaSerikat).
- Jenis kredit : Kredit Investasi (KI) dengan sub limit L/C / SKBDN.
- Tujuan : Untuk refinancing dan atau membiayai pembelian mesin / alat-alat fasilitas
Belawan International Container Terminal (BICT).
- Jenis fasilitas/plafond : LC Impor / SKBDN.
- Jangka waktu : 7 (tujuh) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit termasuk
di dalamnya masa penarikan kredit sampai dengan akhir triwulan I tahun
2012.
- Penarikan kredit : Penarikan kredit dengan cara reimburse atas alat-alat / mesin fasilitas
pelabuhan yang telah dibeli Perusahaan dengan komposisi pembiayaan
80% (Kredit Investasi) : 20% (Self Financing) dengan disertai invoice asli.
Penarikan kredit untuk pembelian / pengadaan mesin / alat-alat fasilitas
pelabuhan yang menggunakan L/C / SKBDN dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Pembayaran L/C / SKBDN dilakukan selama masa penarikan kredit
sampai dengan maksimal akhir triwulan I tahun 2012.
- Dana fasilitas Kredit Investasi maksimal sebesar 80% dan dana
Perusahaan (Self Financing) minimal sebesar 20%.
51
237
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Berdasarkan perjanjian kredit Nomor CRO.KP/089/KI/11 tanggal 05 April 2011 dan Nomor
CRO.KP/090/KI/11 tanggal 05 April 2011, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. memberikan penawaran
tambahan fasilitas kredit kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
52
238
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Berdasarkan surat Perjanjian Kredit Nomor R.II.272-ADK/DKR/07/2011 tanggal 27 Juli 2011, dari PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Perusahaan mendapat fasilitas kredit dengan rincian sebagai berikut:
Pemberian fasilitas-fasilitas kredit investasi sebesar Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar rupiah) telah
diaktakan Nomor 21 tertanggal 14 Desember 2011 dari Notaris Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, S.H., notaris
di Jakarta.
Berdasarkan surat Perjanjian Kredit Nomor 038/KPS/PK/2011 tanggal 27 September 2011 dan PPPK No.
(1) 038/KPS/PK/2011 tanggal 17 Nopember 2011, dari PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Perusahaan mendapat fasilitas kredit dengan rincian sebagai berikut:
- Limit/plafond kredit : Rp264.000.000.000 (dua ratus enam puluh empat miliar rupiah).
- Jenis kredit : Kredit Investasi.
- Tujuan penggunaan : Pengembangan pelabuhan dan pembelian peralatan.
- Jangka waktu : 5 (lima) tahun sejak perjanjian kredit ditandatangani.
- Suku bunga : 8,75% per tahun (riviu per 3 (tiga) bulan).
- Commitment fee : 0,25 % dihitung dari Maksimum Kredit.
- Agunan Kredit : Negative pledge.
53
239
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Berdasarkan surat Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor (2) 038/KPS/PK/2011 tanggal 5 April
2012 bahwa PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyetujui penurunan fasilitas kredit PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) sebagai berikut:
Obligasi I Pelindo 1 Gerbang Nusantara Tahun 2016 diterbitkan tanpa warkat dan dijamin secara
kesanggupan penuh (Full Commitment) yang terdiri dari 4 (empat) seri, sebagai berikut:
Seri A : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 8,25% (delapan koma dua puluh lima persen) per
tahun berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri A yang
ditawarkan adalah sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah) secara kesanggupan
penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri A akan dilakukan secara penuh (bullet
payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri A pada tanggal
pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2019.
Seri B : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9% (sembilan persen) per tahun berjangka waktu 5
(lima) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar
Rp500.000.000.000 (lima ratus milyar Rupiah) secara kesanggupan penuh (Full Commitment).
Pembayaran obligasi Seri B akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri B pada tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu
pada tanggal 21 Juni 2021.
Seri C : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9,25% (sembilan koma dua puluh lima persen) per
tahun berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak tanggal emisi. Jumlah pokok obligasi Seri C yang
ditawarkan adalah sebesar Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar Rupiah) secara
kesanggupan penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri Cakan dilakukan secara
penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri C pada
tanggal pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2023.
Seri D : Obligasi dengan tingkat bunga sebesar 9,5% (sembilan koma lima persen) per tahun
berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal Emisi. Jumlah pokok obligasi Seri D yang
ditawarkan adalah sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah) secara kesanggupan
penuh (Full Commitment). Pembayaran obligasi Seri D akan dilakukan secara penuh (bullet
payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok obligasi Seri D pada tanggal
pelunasan pokok obligasi yaitu pada tanggal 21 Juni 2026.
54
240
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang
bersangkutan. Pembayaran bunga obligasi pertama dilakukan pada tanggal 21 September 2016 sedangkan
pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing seri obligasi adalah pada
tanggal 21 Juni 2019 untuk obligasi Seri A, tanggal 21 Juni 2021 untuk obligasi Seri B, tanggal 21 Juni 2023
untuk obligasi Seri C, dan tanggal 21 Juni 2026 untuk obligasi Seri D. Pembayaran Obligasi dilakukan
secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo.
Seluruh obigasi dijual pada nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan PT Bank
Tabungan Negara Tbk. sebagai wali amanat.
Obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan
baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada
dikemudian hari menjadi jaminan bagi pemegang obligasi sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan
1132 KUHP. Hak pemegang obligasi adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur emiten
lainnya baik yang ada sekarang maupun dikemudian hari, kecuali hak-hak kreditur perseroan yang dijamin
secara khusus dengan kekayaan perseroan baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.
Dalam rangka penerbitan obligasi Ini, Perusahaan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat hutang
jangka panjang (obligasi) dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”) dan PT Pemeringkat Efek Indonesia
(”Pefindo”) dengan peringkat: AA(idn) / idAA (Double A).
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali sertifikat jumbo obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas
nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bukti hutang untuk kepentingan pemegang
obligasi. Obligasi ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan pemegang rekening di KSEI yang
selanjutnya untuk kepetingan pemegang obligasi dan didaftarkan pada tanggal diserahkannya sertifikat
jumbo obligasi oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti kepemilikan obligasi bagi pemegang obligasi adalah
konfirmasi tertulis yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (Buy Back) Obligasi, dapat ditujukan sebagai pelunasan
atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar, pelaksanaan pembelian kembali obligasi
dilakukan melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek, pembelian kembali obligasi baru dapat dilakukan 1
(satu) tahun setelah tanggal penjatahan sebagaimana disebutkan dalam prospektus.
55
241
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Program Dana Pensiun Manfaat Pasti dikelola oleh Dana Pensiun Perseroan Pelabuhan dan
Pengerukan (DP4) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia
dalam Surat Keputusannya No. KEP-248/KM.6/2002 tanggal 21 Oktober 2002. DP4 merupakan dana
pensiun yang didirikan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan mitra pendiri dari PT
Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) dan PT Pengerukan Indonesia (Persero).
Perhitungan beban pensiun dan aset manfaat dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2016dan 2015
menggunakan angka yang dihitung oleh Aktuaris PT Bestama Aktuaria melalui laporannya dengan
Nomor16017/PEL-1/EP/01/2017 tanggal 5 Januari 2017dan Nomor 15026/PEL-1/EP/01/2016 tanggal 27
Januari 2016.
Rekonsiliasi saldo awal dan akhir dari nilai kini kewajiban imbalan pasti
2016 2015
Penentuan defisit/(surplus)
2016 2015
56
242
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Taksasi (%)
31 Desember 2016
Surat Berharga Pemerintah 14,28%
Deposito On Call 0,00%
Deposito Berjangka 3,75%
Saham 3,74%
Obligasi 0,00%
Sukuk 0,00%
Reksadana 37,37%
Penempatan Langsung 9,43%
Tanah 29,42%
Bangunan 2,01%
Tanah dan Bangunan 0,00%
Lainnya 0,00%
Jumlah 100,00%
57
243
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Asumsi Aktuaria
Perhitungan Aktuaria untuk biaya imbalan pasti, menganut prinsip nilai sekarang dari jumlah
pembayaran atas imbalan karena pensiun, imbalan karena meninggal dunia dan imbalan karena cacat.
Perhitungan nilai sekarang diperoleh dari penggunaan berbagai asumsi aktuaria. Tidak hanya
berdasarkan tingkat bunga tetapi juga berdasarkan atas kenaikan PhDP, tingkat kematian, cacat dan
pengunduran diri. Perhitungan atas semua faktor dimaksud lazim disebut nilai tunai aktuaria.
Metode Perhitungan Aktuaria yang digunakan adalah metode Projected Unit Credit, sesuai yang
dipersyaratkan oleh PSAK 24 (Revisi 2013). Metode Projected Unit Credit digunakan sesuai ketentuan
yang disyaratkan pada paragraf 67 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 24 (Revisi 2013)
tentang imbalan kerja. Perhitungan Aktuaria dengan metode ini adalah dengan mengalokasikan setiap
unit imbalan kerja kedalam masa kerja yang mungkin dijalani sampai dengan pensiun.
Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan untuk perhitungan nilai kini liabilitas imbalan pasti untuk tahun
2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
2016 2015
58
244
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Selain program pensiun di atas, Perusahaan memiliki Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon
(PPUKP) yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
manfaat PPUKP dapat dikompensasikan terhadap semua kewajiban Perusahaan kepada karyawannya
dalam memenuhi ketentuan Undang-undang Tenaga Kerja No.13/2003 pada saat karyawan memasuki
usia pensiun maupun karyawan yang terkait dengan kasus Pemutusan Hubugan Kerja (PHK),
sepanjang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau Peraturan Perusahaan.
Beban imbalan kerja lainnya pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 menggunakan angka yang
dihitung oleh Aktuaris PT Bestama Aktuaria melalui laporannya dengan Nomor 16017/PEL-
1/EP/01/2017tanggal 5 Januari 2017dan Nomor 15026/PEL-1/EP/01/2016tanggal 27 Januari 2016,
adalah sebagai berikut:
Rekonsiliasi saldo awal dan akhir dari nilai kini liabilitas imbalan pasti
2016 2015
2016 2015
2016 2015
59
245
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
2016 2015
Asumsi Aktuaria
Perhitungan Aktuaria untuk biaya imbalan pasti, menganut prinsip nilai sekarang dari jumlah
pembayaran atas imbalan karena pensiun, imbalan karena meninggal dunia dan imbalan karena cacat.
Perhitungan nilai sekarang diperoleh dari penggunaan berbagai asumsi aktuaria. Tidak hanya
berdasarkan tingkat bunga tetapi juga berdasarkan atas kenaikan upah, tingkat kematian, cacat dan
pengunduran diri. Perhitungan atas semua faktor dimaksud lazim disebut nilai tunai aktuaria.
Metode Perhitungan Aktuaria yang digunakan adalah metode Projected Unit Credit, sesuai yang
dipersyaratkan oleh PSAK 24 (Revisi 2013). Metode Projected Unit Credit digunakan sesuai ketentuan
yang disyaratkan pada paragraf 67 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 24 (Revisi 2013)
tentang imbalan kerja. Perhitungan Aktuaria dengan metode ini adalah dengan mengalokasikan setiap
unit imbalan kerja kedalam masa kerja yang mungkin dijalani sampai dengan pensiun.
60
246
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan untuk perhitungan beban pensiun dan aset manfaat pensiun
untuk tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
2016 2015
ii. Analisis manfaat jatuh tempo dan nilai kini kewajiban imbalan pasti
Tahun ke Manfaat Jatuh Tempo Nilai Kini Kewajiban
Imbalan Pasti
<1 20.910.541.367 20.306.647.980
1-<2 21.559.029.747 18.919.032.592
2-<3 15.041.771.847 11.602.855.319
3-<4 18.257.566.160 12.463.837.958
4-<5 17.981.773.829 10.674.071.611
>= 5 1.406.769.916.708 134.846.604.161
2016 2015
Pendapatan sewa diterima dimuka merupakan pendapatan sewa tanah dan bangunan dari pihak ketiga.
61
247
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Jumlah modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham pada tanggal 31
Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Akta No. 1, tanggal 15 Agustus 2008 oleh Agus Sudiono Kuntjoro, S.H., Notaris di Bekasi,
anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari
Rp1.248.000.000.000 yang terbagi atas 1.248.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham
menjadi Rp1.800.000.000.000 yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
saham.
Peningkatan modal disetor Perusahaan sesuai Akta No.1 tanggal 15 Agustus 2008 Notaris Agus Sudiono
Kuntjoro, S.H., dari sebesar Rp312.000.000.000 menjadi sebesar Rp455.059.000.000 dilakukan dengan
cara mengeluarkan saham dalam portepel sejumlah 143.059 saham atau sebesar Rp143.059.000.000 yang
seluruhnya diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia. Perubahan anggaran dasar tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
85564.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 13 Nopember 2008.
Berdasarkan Akta No. 88 tanggal 16 Agustus 2012 yang dikeluarkan oleh Notaris Rahmad Nauli Siregar,
S.H., anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal disetor Perusahaan
dari Rp455.059.000.000 yang terbagi atas 455.059 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham
menjadi Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
saham, terdiri atas:
a. Sebesar Rp455.059.000.000 merupakan setoran modal sesuai Akta nomor 1 tanggal 15 Agustus 2008
yang dibuat oleh Notaris Agus Sudiono Kuntjoro.
b. Sebesar Rp48.167.600.000 merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sesuai PP No. 79 tahun 2011.
c. Sebesar Rp85.000 merupakan kapitalisasi Cadangan Perseroan sampai dengan tahun buku 2011.
d. Sebesar Rp8.733.315.000 merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sesuai PP No. 34 tahun 2012.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHU.AH.01.1.0-3524 Tahun 2012 tanggal 28 September 2012.
Berdasarkan Akta No. 207 tanggal 30 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H.,
anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari
Rp1.800.000.000.000 yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham
menjadi Rp6.800.000.000.000 yang terbagi atas 6.800.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
saham. Berdasarkan akta tersebut juga telah terjadi peningkatan modal disetor Perusahaan dari
Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham
menjadi Rp1.700.000.000.000 yang terbagi atas 1.700.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
saham, terdiri atas:
a. Sebesar Rp511.960.000.000 merupakan setoran modal lama sesuai Akta Nomor 88 tanggal 16 Agustus
2012 yang dikeluarkan oleh Notaris Rahmad Nauli Siregar, S.H.
62
248
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
b. Sebesar Rp1.188.040.000.000 merupakan kapitalisasi Cadangan Perseroan sampai dengan tahun buku
2013.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHU.05403.40.20.2014 tanggal 11 Juli 2014.
Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) sebesar Rp538.812.899.239 untuk
masing-masing 31 Desember 2016 dan 2015, merupakan Penyertaan Modal Negara berupa aset yang
berasal dari proyek-proyek Pemerintah dengan rincian sebagai berikut:
2016 2015
63
249
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Dumai Nomor
KN.38/2/20/DJPL-11 tanggal 29 Maret 2011 perihal penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Indonesia
kepada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), maka pada tahun 2011 terdapat penambahan aset dengan
nilai penyerahan sebagai berikut:
DalamRupiah(Rp) : 349.273.056.206
Dalam Dolar Amerika Serikat (USD) : 2.905.914
Dalam Yen Jepang (¥) : 474.296.987
Nilai penyerahan dalam mata uang asing sebagaimana tersebut di atas dikonversi ke dalam mata uang
rupiah dengan kurs buku Perusahaan pada bulan April 2011 sebesar Rp8.900/ USD 1 (¥ 100 ekuivalen
dengan USD 1,23) sehingga nilai penyerahan BPYBDS menjadi Rp427.056.982.506.
Dermaga Dumai phase III sudah digunakan secara komersil sejak tahun 2012, pada tanggal 31 Desember
2013 disajikan sebagai aset dalam penyelesaian, dan per tanggal 31 Desember 2014 telah dilakukan
reklasifikasi ke dalam aset tetap - bangunan dan prasarana (catatan 13).
Tambahan Aset Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) tahun 2013
Penambahan aset BPYBDS Terdiri dari 2 (dua) unit Kapal Tunda di Cabang Pelabuhan Malahayati dan
Lhokseumawe, Forklift 3 (tiga) ton dan 5 (lima) ton di Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli dan Malahayati,
Dermaga dan Fasilitas di Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli. Sudah diusulkan kepada Kementerian Teknis
pada tanggal 19 Nopember 2013 dan diriviu oleh BPKP pada tanggal 14 Agustus 2013 dan 02 Desember
2013.
64
250
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana tertuang dalam Berita Acara
RUPS PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Nomor 02 tanggal 19 Mei 2016, penggunaan laba bersih
Perusahaan tahun buku 2015 ditetapkan sebagai berikut:
Laba bersih Perusahaan tahun 2015 sebesar Rp700.396.937.267, Perusahaan menetapkan besaran Dana
untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2016 sebesar Rp12.000.000.000 (dua
belas milyar Rupiah) dihitung equivalen ±2% dari laba bersih tahun 2015, yang sumber dananya diambil
dari beban Perusahaan serta sisa saldo dana PKBL dari rangkaian tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana tertuang dalam Risalah RUPS No.
UM.50/9/18/PI-15.TU tanggal 13 Mei 2015, maka penggunaan laba bersih Perusahaan tahun buku 2014
ditetapkan sebagai berikut:
Laba bersih Perusahaan tahun 2014 sebesar Rp534.900.773.727, Perusahaan menetapkan Dana untuk
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) diambil dari laba bersih Perusahaan sesuai dengan
Risalah Umum Pemegang Saham Tahunan dan Surat dari Kuasa Menteri BUMN selaku RUPS No. S-
07/D4.MBU/07/2015 tanggal 14 Juli 2015 sebesar Rp11.732.100.168.
65
251
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
29. KEPENTINGAN NON PENGENDALI ATAS ASET BERSIH DAN LABA BERSIH ENTITAS ANAK
Kepentingan non pengendali atas aset bersih dan atas laba/(rugi) bersih entitas anak yang dikonsolidasikan
adalah sebagai berikut:
2016 2015
Pada tahun 2016, Perusahaan mengakui pendapatan KSMU sebesar Rp80.286.070.944 merupakan hasil
dari pendapatan jasa kepelabuhanan yang kegiatannya dikerjasamakan dengan pihak ketiga, sedangkan
pendapatan KSMU yang diakui di dalam pelayanan khusus/duks sebesar Rp100.030.084.590, yang terdiri
dari pelayanan jasa tambat sebesar Rp553.821.678, pelayanan jasa tunda non milik sebesar
Rp88.783.885.035, pelayanan jasa dermaga sebesar Rp10.668.539.927 dan pelayanan jasa lainnya
sebesar Rp23.837.950. Sehingga jumlah pendapatan KSMU dari pelayanan jasa kepelabuhanan
seluruhnya sebesar Rp180.316.155.534 dengan biaya KSMU sebesar Rp110.300.712.983.
66
252
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Pada tahun 2015, Perusahaan mengakui pendapatan KSMU sebesar Rp87.058.002.885 merupakan hasil
dari pendapatan jasa kepelabuhanan yang kegiatannya dikerjasamakan dengan pihak ketiga, sedangkan
pendapatan KSMU yang diakui di dalam pelayanan khusus/duks sebesar Rp92.394.413.517, yang terdiri
dari pelayanan atas jasa labuh sebesar Rp4.299.058.156, pelayanan jasa tambat sebesar
Rp7.739.951.954, pelayanan jasa tunda non milik sebesar Rp68.295.928.534, pelayanan jasa dermaga
sebesar Rp12.043.015.483 dan pelayanan jasa lainnya sebesar Rp16.459.390. Sehingga jumlah
pendapatan KSMU dari pelayanan jasa kepelabuhanan seluruhnya sebesar Rp179.452.416.402 dengan
biaya KSMU sebesar Rp114.607.837.616.
Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan pas pelabuhan, pendapatan sharing bongkar muat dan
pendapatan sharing persewaan tanah.
Beban pegawai sebesar Rp338.016.140.945 dan Rp324.744.569.933 untuk masing-masing tahun 2016
dan 2015 merupakan beban penghasilan merit pegawai, beban tunjangan pegawai, beban lembur, beban
bonus dan beban pegawai lainnya.
2016 2015
Beban bahan sebesar Rp146.153.199.442 dan Rp155.817.396.886 untuk masing-masing tahun 2016 dan
2015 merupakan beban bahan bakar, pelumas, listrik dan air.
Beban sewa sebesar Rp278.431.439.829 dan Rp225.087.239.295 untuk masing-masing tahun 2016 dan
2015 merupakan beban sewa alat-alat fasilitas pelabuhan, kapal dan kendaraan.
67
253
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Beban pemeliharaan sebesar Rp86.418.179.712 dan Rp78.116.767.430 untuk masing-masing tahun 2016
dan 2015 merupakan beban pemeliharaan bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, jalan, alat-alat fasilitas
pelabuhan, peralatan, dan kendaraan.
Beban administrasi kantor sebesar Rp32.892.892.395 dan Rp31.498.906.756 untuk masing-masing tahun
2016 dan 2015 merupakan beban alat tulis kantor, cetak dan fotocopy, jasa kirim paket, beban rumah
tangga, dan beban penanganan perkara.
Beban asuransi sebesar Rp31.383.137.999 dan Rp41.480.864.013 untuk masing-masing tahun 2016 dan
2015 merupakan beban asuransi bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan,
peralatan, kendaraan dan beban asuransi tenaga kerja.
68
254
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Pendapatan lain-lain:
Laba penjualan aset tetap 841.224.100 249.383.677
Pendapatan atas denda 4.103.693.329 911.313.675
Pendapatan administrasi 246.201.897 128.969.063
Pendapatan di luar usaha lainnya 42.567.591.468 22.624.568.902
Jumlah 47.758.710.794 23.914.235.317
Pendapatan di luar usaha lainnya tahun 2016 antara lain merupakan penerimaan dari pemanfaatan atas
aset tanah, bangunan dan peralatan, penerimaan klaim asuransi Jasindo, koreksi pembukuan pendapatan
labuh tambat dan koreksi uang titipan.
Pendapatan di luar usaha lainnya tahun 2015 merupakan koreksi atas pengakuan utang KSMU, persewaan
tanah dan bangunan, dan persewaan peralatan.
2016 2015
Beban lain-lain:
Biaya denda dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) (25.929.115.002) (13.223.692.293)
Pengobatan pensiun (10.865.587.609) (12.224.298.131)
Penurunan nilai aset (2.385.781.504) (7.614.471.490)
Fee konsesi (38.399.885.988) (56.962.394.136)
Beban di luar usahanya lainnya (37.743.377.174) (19.489.816.176)
Jumlah (115.323.747.277) (109.514.672.226)
Beban di luar usaha lainnya tahun 2016 diantaranya, merupakan pencatatan pembebanan biaya Sektap,
biaya penjualan jasa kapal nasional Pertamina Trans Kontinental, penyesuaian pencatatan atas
penghapusbukuan aset tetap, penyesuaian pembukuan biaya penyusutan (bea masuk impor), dan
penyesuaian pembukuan pencatatan tagihan PNBP.
Beban di luar usaha lainnya tahun 2015 merupakan beban atas penghapusan aset tetap, beban penyisihan
piutang pegawai dan koreksi atas fee konsesi.
69
255
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Perusahaan dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang melakukan transaksi-transaksi dengan
pihak berelasi adalah sebagai berikut:
2016 2015
Penjualan:
PT Pertamina 137.433.030.491 96.410.381.270
PT Sarana Argo Nusantara 10.210.564.670 15.549.361
PT Arun NGL 7.397.890.112 14.990.296.681
PT Pupuk Sriwijaya Palembang 6.358.366.513 425.738.020
PT Semen Padang 5.854.585.889 1.447.507.565
PT Pelayaran Nasional Indonesia 5.416.961.151 7.727.580.653
PT Bahtera Adhiguna 2.544.977.595 4.050.772.619
PT Banda Graha Reksa 1.680.042.820 -
PT Perkebunan Nusantara III 1.438.886.862 -
PT A.S.D.P 485.937.395 315.279.831
PT Telekomunikasi Seluler Tbk. 374.794.439 1.020.121.398
PT Perkebunan Nusantara IV 329.133.168 320.353.166
PT Sarana Bandar Nasional 232.421.347 1.033.299.085
PT Pupuk Iskandar Muda 231.012.333 648.424.847
PT Jasa Prima Logistik Bulog 180.930.180 -
PT Waskita Karya 148.529.113 -
PT Adhi Karya 134.254.068 -
PT Wijaya Karya 128.309.816 -
PT Djakarta LLYOD 96.631.909 -
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 84.980.895 -
Balai Diklat Belawan 69.391.882 -
PT Varuna Tirta Prakarsa 41.319.311 -
PT Lafarge Cement Indonesia - 11.170.279.936
PT Adhiguna Putra - 674.513.658
PT Pengerukan Indonesia - 14.614.667
Jumlah penjualan 180.872.951.959 140.264.712.757
Persentase terhadap jumlah penjualan 7,51% 5,99%
2016 2015
Bank:
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 156.193.367.961 91.481.124.232
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. 54.912.903.732 46.555.012.983
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 243.791.247.404 1.451.466.829
454.897.519.097 139.487.604.044
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. 698.669.450 27.214.247.792
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 2.872.115.539 13.739.353.027
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 132.194.924 274.346.685
3.702.979.913 41.227.947.504
Sub jumlah 458.600.499.010 180.715.551.548
70
256
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Piutang usaha:
Rupiah
PT Pertamina Trans Kontinental 11.218.473.988 11.052.102.225
PT Pertamina UPPDN I 3.705.638.499 -
PT Arun NGL 1.906.808.930 4.329.239.907
PT Pertamina (Persero) 1.775.166.671 3.931.270.935
PT Pelni (Persero) 617.259.681 1.131.721.995
PT Telekomunikasi Selular Tbk. 349.510.406 1.105.505.603
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
dibawah Rp1.000.000.000) 2.354.286.821 7.385.736.571
Sub jumlah 21.927.144.996 28.935.577.236
2016 2015
Piutang lain-lain:
PT Prima Multi Terminal 40.000.000.000 3.175.038.425
Havenbedrijf Rotterdam N.V. 20.347.553.951 -
PT Pengerukan Indonesia (Persero) 4.550.000.000 4.550.000.000
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp1.000.000.000) 399.262.718 1.410.883.429
Jumlah piutang lain-lain 65.296.816.669 9.135.921.854
Persentase terhadap jumlah aset 0,89% 0,17%
71
257
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Utang usaha:
Rupiah
PT Wijaya Karya (Persero) 176.873.193.014 34.537.369.050
PT Hutama Karya (Persero) 91.430.336.409 12.117.273.500
PT Brantas Abipraya (Persero) 66.209.897.652 28.580.281.500
PT Nindya Karya (Persero) 30.560.811.595 -
Perusahaan Galangan Kapal 28.099.110.030 7.463.159.660
PT Adhi Karya (Persero), Tbk. 20.822.478.567 -
PT Prima Indoesia Logistik 19.733.476.316 -
PT Virama Karya (Persero) 8.730.375.500 -
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk. 7.281.447.301 1.416.957.888
PT Surveyor Indonesia (Persero) 3.447.901.956 -
PT Danareksa Sekuritas 2.119.000.000 -
PT Sucofindo (Persero) 1.745.165.907 2.771.275.300
PT Arkananta Indonesia - 4.248.805.350
Lain-lain (dengan saldo masing-masing
di bawah Rp 1.000.000.000) 1.686.280.000 433.028.819
458.739.474.247 91.568.151.067
2016 2015
Utang lain-lain:
PT Prima Terminal Petikemas 77.501.000.000 -
Jumlah utang lain-lain 77.501.000.000 -
Persentase terhadap jumlah liabilitas 2,58% 0,00%
2016 2015
Utang bank:
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 72.583.056.564 92.583.056.564
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. - 48.450.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 27.299.959.981 49.299.959.981
99.883.016.545 190.333.016.545
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. - 357.162.206.500
- 357.162.206.500
Jumlah utang bank 99.883.016.545 547.495.223.045
Persentase terhadap jumlah liabilitas 3,33% 29,57%
72
258
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
73
259
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Manajemen telah menentukan segmen operasi didasarkan pada laporan yang ditelaah oleh Direksi, yang
digunakan dalam mengambil keputusan strategis, Direksi mempertimbangkan operasi bisnis dari perspektif
jenis bisnis dan geografis. Transaksi seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi, informasi menurut
segmen sebagai berikut:
2016 2015
Sumatera Utara
Pelayanan terminal petikemas 1.017.346.648.042 967.863.952.174
Jasa kepelabuhan 578.430.682.276 613.393.297.294
Pelayanan rumah sakit 22.294.715.359 19.911.786.155
Depo petikemas 47.073.173.213 29.384.019.824
Usaha galangan kapal 9.073.859.607 12.932.436.909
Aceh
Jasa kepelabuhan 28.683.008.544 29.655.738.283
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan 640.661.723.147 606.990.341.596
Pelayanan terminal petikemas 59.789.932.805 55.738.204.804
Depo petikemas 5.545.921.970 4.854.231.305
Jumlah 2.408.899.664.963 2.340.724.008.344
Laba usaha sebelum pajak dihitung dengan mengurangkan pendapatan dengan beban usaha
2016 2015
Sumatera Utara
Pelayanan terminal petikemas 659.189.805.628 636.695.220.734
Jasa kepelabuhan 257.708.089.450 298.097.393.587
Depo terminal petikemas 17.510.254.498 8.622.491.153
Pelayanan rumah sakit 4.354.919.088 3.668.767.859
Usaha galangan kapal 739.000.087 928.654.806
Kantor pusat (240.434.851.154) (372.721.616.384)
Aceh
Jasa kepelabuhan (3.491.711.538) (2.028.738.205)
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan 259.325.297.097 250.870.260.683
Pelayanan terminal petikemas 40.945.561.594 22.135.179.523
Jumlah 995.846.364.750 846.267.613.756
74
260
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
2016 2015
Sumatera Utara
Kantor pusat 3.971.247.521.409 2.389.381.506.138
Pelayanan terminal petikemas 857.720.711.942 856.097.556.587
Jasa kepelabuhan 531.579.087.255 532.813.127.441
Depo terminal petikemas 45.358.805.125 13.300.941.832
Usaha galangan kapal 58.357.053.017 55.547.611.218
Pelayanan rumah sakit 17.734.508.073 19.559.605.124
Aceh
Jasa kepelabuhan 173.890.464.848 134.581.796.683
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan 1.467.766.114.574 1.324.811.064.106
Pelayanan terminal petikemas 177.697.044.016 165.822.372.942
Jumlah 7.301.351.310.259 5.491.915.582.071
2016 2015
Sumatera Utara
Kantor pusat 2.246.324.691.838 1.183.308.823.119
Pelayanan terminal petikemas 124.358.102.585 100.575.022.922
Jasa kepelabuhan 317.957.742.925 321.779.318.828
Depo terminal petikemas 24.609.185.275 6.016.446.330
Usaha galangan kapal 24.731.742.675 15.257.120.247
Pelayanan rumah sakit 3.684.478.495 3.206.901.691
Aceh
Jasa kepelabuhan 7.324.419.975 12.505.930.059
Riau dan Kepulauan Riau
Jasa kepelabuhan 221.848.533.678 187.223.144.170
Pelayanan terminal petikemas 29.336.501.495 21.817.785.455
Jumlah 3.000.175.398.941 1.851.690.492.821
Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tujuan perhitungan laba
komprehensif per saham adalah sebesar Rp726.417.633.453 tahun 2016 dan sebesar Rp715.332.734.752
tahun 2015. Laba per saham dasar pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah
sejumlah Rp427.304 dan Rp420.784 per lembar saham.
75
261
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
43. PERIKATAN
76
262
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
n. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menandatangani perjanjian kerjasama No. US.15/2/6/TBK-16 dan
448/OSCT/SK/VI/16 tanggal 09 Mei 2016 dengan PT Oil Spill Combat Team (OSCT) untuk kerjasama
Pelayanan Jasa Oil Spill Response (OSR). Kerjasama ini berlaku dari tanggal 09 Mei 2016 sampai
dengan 08 Mei 2017.
77
263
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
a. T. Aswandin menggugat Kantor Pertanahan Kota Medan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
dengan registrasi perkara No.43/TUN/2009/PTUN-MDN tanggal 18 Mei 2009 atas perbuatan Kantor
Pertanahan Kota Medan yang menolak permohonan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah seluas
2 2
±66.800 m yang terletak di Jalan Bagan Deli, Kelurahan Bagan Deli, tanah seluas ±7.100 m yang
terletak di Jalan Pelabuhan Kelurahan Belawan II, dan tanah seluas 10 Ha yang terletak di Jalan Bagan
Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan Propinsi Sumatera Utara, atas nama T. Aswandin, karena
tanah yang dimohonkan penerbitan sertifikatnya atas nama T. Aswandin tersebut merupakan bagian
sertifikat HPL No. 1 Belawan I tanggal 03 Maret 1993 atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Atas gugatan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), masuk sebagai Tergugat Intervensi dan
saat ini perkara telah diputus oleh Mahkamah Agung sesuai surat pemberitahuan putusan Peninjauan
Kembali No. 43/G/2009/PTUN-Mdn jo. No. 37/PK/TUN/2013 tanggal18 Juni 2014 yang putusannya
menyatakan menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali (PT Pelindo
I). Atas putusan tersebut, PT Pelindo I (Persero) telah membuat surat penolakan eksekusi ke Kepala
Kantor Pertanahan Kota Medan sesuai surat No. HK.45/1/12/PI-14 tanggal 30 Juni 2014 tentang
Penolakan Eksekusi Perkara Tata Usaha Negara Medan No. 43/G/2009/PTUN-Mdn.
b. Nurhayati Asmar, dan kawan-kawan mengajukan gugatan terhadap PT Pelabuhan IndonesiaI (Persero)
dengan registrasi perkara No. 07/Pdt.G/2000/PN-Dum tanggal 17 Pebruari 2000 karena PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) menguasai bidang-bidang tanah milik Nurhayati Asmar dan kawan-kawan seluas
2 2
1.839 m dan bangunan seluas 1832,34 m yang terletak di RT.03 RW.04 Kelurahan Buluh Kasap
Kecamatan Dumai Timur dengan gugatan ganti rugi tambahan sebesar Rp841.151.683. Saat ini perkara
masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
c. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selaku Penggugat mengajukan gugatan baru terhadap ahli waris
alm. Ali Umar dengan registrasi perkara No. 232/Pdt.G/2011/PN.Mdn tanggal 4 Mei 2011, dengan inti
gugatan menyatakan bahwa sah dan berharga surat jual beli tanah yang dibuat di antara PT Pelindo I
2
dengan Alm. Muhammad Ali Umar atas sebidang tanah seluas 20.028 m yang terletak di km 20 Medan
- Belawan Labuhan Deli Lingkungan X B Pekan Labuhan Kecamatan Medan Belawan dan pembayaran
Jual beli atas tanah tersebut telah lunas. Saat ini telah relaas pemberitahuan putusan Kasasi No. 1430
K/Pdt/2014 yang menyatakan menolak permohonan kasasi PT Pelindo 1 (Persero).
d. Hafizham menggugat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selaku Tergugat I dan Kepala Kantor
Pertanahan Kota Medan selaku Tergugat II dengan registrasi perkara No.561/Pdt.G /2011/PN.Mdn
tanggal 06 Nopember 2011 di Pengadilan Negeri Medan atas kepemilikan tanah seluas ± 10 Ha (yang
dikenal dengan tanah Pantai Anjing) yang merupakan bagian HPL No.1/Belawan I tanggal 03 Maret
1993 atas nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) di Belawan. Putusan Pengadilan Negeri tanggal
05 Juni 2012, antara lain:
- Menyatakan Penggugat sebagai pemilik sah dari tanah sengketa;
- Menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum Sertipikat Hak Pengelolaan No.1/Belawan I atas
nama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero);
Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melakukan upaya hukum
Banding ke Pengadilan Tinggi Medan. Pada 05 Juni 2013 Pengadilan Tinggi Medan memutuskan
perkara ini dengan No. 375/PDT/2013/PT.MDN, yang amarnya antara lain:
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 05 Juni 2012 Nomor
561/Pdt.G/2011/PN.Mdn;
- Menyatakan Gugatan Penggugat (Terbanding) tidak dapat diterima (Niet Ont Van Kelijke Verklaard).
78
264
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Atas putusan Banding ini, M. Hafizham mengajukan upaya hukum kasasi dan telah keluar putusan
Mahkamah Agung No. 2843 K/Pdt/2013 tanggal 19 Maret 2014 yang putusannya menyatakan
mengabulkan permohonan M. Hafizham.
Atas putusan Kasasi ini, PT Pelindo I mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, dan telah keluar
putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 227 PK/PDT/2015 yang putusannnya menyatakan
mengabulkan permohonan PK PT Pelindo I (Persero) dan membatalkan putusan PN Medan. Sehingga
perkara perdata tersebut telah berkekuatan hukum tetap dan telah selesai.
e. Gunawan Lusman selaku Penggugat mengajukan gugatan Tata Usaha Negara karena yang
bersangkutan tidak dapat mengurus sertifikat hak milik atas tanahnya, dengan register perkara No.
59/G.TUN/2007/PTUN-Mdn dimana Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan selaku Tergugat dan PT
Pelindo I (Persero) masuk dalam perkara ini selaku Tergugat Intervensi karena objek gugatan yakni
tanah seluas ± 6,3 Ha yang terletak di Pelabuhan Belawan dan merupakan bagian dari Sertifikat HPL
No.1/Belawan I. Dasar gugatannya adalah 7 (tujuh) Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
(SPMHAT) yang dibuat oleh M. Hafizham selaku Penjual dengan Gunawan Lusman selaku Pembeli
dihadapan Camat Medan Belawan. Inti gugatannya adalah menggugat Kepala Kantor Pertanahan Kota
Medan untuk melakukan pembatalan Sertifikat HPL No. 1/1993 di Pelabuhan Belawan khusus tanah
2
seluas sekitar 63.000 m . Putusan PTUN Medan No. 59/G.TUN/2007/PTUN-Mdn tanggal 06 Desember
2007 adalah batal dan mencabut sertifikat Hak Pengelolaan (HPL) No. 1 Belawan I tertanggal 03 Maret
1993 a.n PT Pelindo I (Persero) khusus terhadap tanah Penggugat seluas sekitar 6,3 Ha dan
memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan untuk mencabut Sertifikat HPL No.1 Belawan I
tanggal 03 Maret 1993 a.n PT Pelindo I (Persero) khusus terhadap tanah Penggugat seluas sekitar 6,3
Ha, dimana putusan ini telah dikuatkan sampai dengan tingkat Peninjauan Kembali oleh MA RI, sesuai
putusan Banding No. 12/BDG/2008/PT.TUN-MDN tanggal 15 April 2008, Kasasi MA RI No. 248
K/TUN/2008 tanggal 3 Februari 2009 dan Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 PK/TUN/2009
tanggal 13 Januari 2010.
Pada tanggal 23 Oktober 2015 Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Utara mengirimkan surat
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI No. 1393/19-12.600/X/2015 perihal
Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang telah memiliki Kekuatan Hukum Tetap. Untuk menolak
pelaksanaan putusan dimaksud PT Pelindo I (Persero) telah mengirimkan surat kepada Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala BPN RI No. HK. 45/4/7/PI-15 tanggal 14 Desember 2015 perihal Penolakan
Pembatalan Sertifikat HPL No.1 Belawan I Khusus terhadap tanah seluas sekitar 6,3 Ha atas Putusan
PTUN Medan.
M. Hafizham dan kawan-kawan membuat dan menggunakan surat yang diduga palsu berupa 7(tujuh)
buah SPMHAT yang dikeluarkan oleh Camat Medan Belawan atas tanah seluas sekitar 6,3 Ha, dimana
7 (tujuh) SPMHAT tersebut digunakan oleh M. Hafizham mengajukan gugatan Perdata atas tanah
seluas 10 Ha di PN Medan dan oleh Gunawan Lusman di PTUN Medan atas tanah seluas sekitar 6,3
Ha. PT Pelindo I (Persero) telah melaporkan M. Hafizham dan Gunawan Lusman kepada Direskrimum
Polda Sumatera Utara atas dugaan tindak pidana membuat surat palsu atau menggunakan surat palsu
dan atau menjual tanah di atas tanah yang sudah bersertifikat sebagaimana pasal 263 ayat (1) dan (2)
dan/atau pasal 385 KUH Pidana, sesuai LaporanPidanaNo.LP/796/VII/2014/SPKT “I” tanggal 07 Juli
2014 dan sesuai surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) tanggal 22 Desember
2015 M. Hafizham, dkk telah ditetapkan sebagai tersangka dan penetapan M. Hafizham masuk sebagai
Daftar Pencarian Orang (DPO) sesuai Daftar Pencarian Orang No. DPO/258/XII/2015/Ditreskrimum dan
saat ini menunggu pelimpahan berkas kembali dari Penyidik Polda Sumut kepada Penyidik Kejaksaan
Tinggi Sumut. Saat ini PT Pelindo I (Persero) melalui kuasa hukum sedang mengajukan Peninjauan
79
265
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Kembali atas Putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 106 PK/TUN/2009 tanggal 13 Januari 2010
sesuai akta Peninjauan Kembali tertanggal 21 September 2016.
e. CV SAA Inti Karya Tehnik melalui kuasanya Abraham Law Firm mengajukan gugatan di Pengadilan
Negeri Medan yang terdaftar dengan register perkara No. 256/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 18 Mei 2016
terkait PT Pelindo I (Persero) dianggap melakukan perbuatan melawan hukum karena telah
menimbulkan kerugian atas pemotongan Plat Deck seberat 8.528,99 kg sehingga total kerugian yang
harus dibayar PT Pelindo I (Persero) sebesar Rp505.107.690. Putusan pengadilan Negeri Medan
tanggal 14 Nopember 2016 menyatakan:
- Mengabulkan gugatan CV SAA Inti Karya Tehnik untuk sebagian;
- Menyatakan PT Pelindo I telah melakukan perbuatan melawan hukum;
- Menghukum PT Pelindo I untuk mengembalikan DP kepada CV SAA Inti Karya Tehnik sebesar
Rp186.209.000.
Saat ini PT Pelindo I sedang mengajukan Banding atas putusan PN Medan sesuai akta banding No.
170/2016 tanggal 23 Nopember 2016.
Manajemen berkeyakinan bahwa peristiwa hukum tidak berdampak material pada laporan keuangan
Perusahaan.
2015
USD Rupiah Equivalen
Aset
Kas dan setara kas 45.286.578 624.728.342.538
Piutang usaha 1.757.298 24.241.931.769
Pendapatan yang masih harus diterima 8.164 112.627.622
47.052.040 649.082.901.929
Liabilitas
Utang bank jangka pendek 13.557.000 187.018.815.000
Utang bank jangka panjang 12.333.700 170.143.391.500
Utang usaha 2.504.302 34.546.840.149
Utang lain-lain 652.892 9.006.643.821
29.047.894 400.715.690.470
Aset (Liabilitas) bersih dalam
mata uang asing 18.004.146 248.367.211.459
80
266
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perusahaan menghadapi berbagai macam risiko keuangan,
termasuk dampak perubahan nilai tukar mata uang asing. Program manajemen risiko yang dimiliki
Perusahaan ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan untuk
meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perusahaan. Beberapa risiko yang
dihadapi oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko perubahan nilai wajar arus kas di masa mendatang dari
suatu instrumen keuangan yang berfluktuasi sebagai akibat perubahan nilai tukar mata uang asing yang
digunakan oleh Perusahaan. Eksposur Perusahaan terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari kas
dan setara kas, dan utang bank dalam mata uang asing.
Pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2016 terdapat aset dalam mata
uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD21.713.511 dengan kurs buku Rp13.436/Dolar AS, sedangkan
liabilitas sebesar USD1.598.131, apabila dibandingkan antara aset dan liabilitas pada saat tanggal
penerbitan laporan keuangan audited tahun 2016 (3 Februari 2017 kurs BI Rp13.362/Dolar AS) terdapat
pengurangan rugi selisih kurs sebesar Rp1.488.538.120.
Risiko suku bunga atas arus kas merupakan suatu risiko dimana arus kas masa mendatang suatu
instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur yang ada saat ini
terutama berasal dari utang bank dalam mata uang asing dengan suku bunga mengambang. Pinjaman
dengan suku bunga mengambang menimbulkan risiko arus kas.
Manajemen Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal untuk lindung nilai atas risiko suku bunga.
Kebijakan yang diambil oleh Manajemen dalam mengantisipasi risiko suku bunga adalah dengan
melakukan evaluasi secara periodik perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga mengambang
sejalan dengan perubahan suku bunga yang relevan di pasar. Manajemen juga melakukan survei di
perbankan untuk mendapatkan perkiraan mengenai suku bunga yang relevan.
Perusahaan memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan campuran yang
sesuai atas tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap. Di samping itu, suku bunga bank di
dalam perjanjian ditetapkan berdasarkan angka JIBOR plus margin untuk rupiah dan SIBOR plus margin
untuk valuta asing.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak
lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko
kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
Perusahaan memiliki risiko kredit yang terutama berasal dari simpanan di bank, piutang usaha, pendapatan
yang masih harus diterima, piutang lain-lain, dan aset lancar lainnya.
81
267
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Manajemen mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan usaha dengan pihak lain yang memiliki
kredibilitas, dan menerapkan cash management system pada operasional pelabuhan serta melakukan
pemantauan atas posisi piutang pelanggan secara teratur. Perusahaan meminimalkan risiko kredit aset
keuangan seperti simpanan di bank dengan memilih bank yang berkualitas untuk penempatan dana.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah suatu risiko yang dapat terjadi dimana pendapatan jangka pendek tidak dapat
menutupi pengeluaran jangka pendek.
Mengingat kebutuhan dana Perusahaan saat ini cukup signifikan akibat dari meningkatnya aktivitas
pengembangan atau perluasan bisnis, maka dalam mengelola risiko likuiditas, Perusahaan terus menerus
memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas agar memadai untuk membiayai kebutuhan operasional
Perusahaan.
Selain itu, Perusahaan juga secara rutin melakukan evaluasi proyeksi arus kas untuk mengatasi dampak
dari fluktuasi arus kas, termasuk jadwal jatuh tempo liabilitas jangka panjang, dan terus menelaah kondisi
pasar keuangan untuk inisiatif penempatan dan penggalangan dana yang meliputi pinjaman bank,
penerbitan ekuitas utang dan ekuitas pasar modal.
Perusahaan memiliki aset keuangan yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
Pengelolaan Modal
Tujuan Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usaha serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya, dan mempertahankan struktur permodalan yang optimal untuk mengurangi
biaya modal.
Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola permodalannya untuk memastikan struktur
modal dan pengembalian yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi
penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, mempertimbangkan kebutuhan
modal di masa yang akan datang.
Perusahaan memonitor modal berdasarkan rasio pinjaman bank terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan
membagi total pinjaman bank dengan total modal. Modal terdiri dari seluruh komponen ekuitas yang ada
sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya
perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh
tempo dalam jangka pendek atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
82
268
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan
tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang
memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama.
2016
Aset keuangan Liabilitas
Pinjaman dan keuangan
Piutang Biaya perolehan Nilai tercatat Nilai wajar
Aset keuangan
Kas dan setara kas 2.200.769.796.594 - 2.200.769.796.594 2.200.769.796.594
Piutang usaha 152.125.495.776 - 152.125.495.776 152.125.495.776
Piutang lain-lain 66.087.137.688 - 66.087.137.688 66.087.137.688
Uang muka 14.638.571.077 - 14.638.571.077 14.638.571.077
Jumlah 2.433.621.001.135 - 2.433.621.001.135 2.433.621.001.135
Liabilitas
Utang bank - 99.883.016.545 99.883.016.545 99.883.016.545
Utang usaha 1.075.335.306.782 - 1.075.335.306.782 1.075.335.306.782
Utang lain-lain 112.864.937.500 - 112.864.937.500 112.864.937.500
Biaya masih harus
dibayar 209.002.860.663 - 209.002.860.663 209.002.860.663
Jumlah 1.397.203.104.945 99.883.016.545 1.497.086.121.490 1.497.086.121.490
2015
Aset keuangan Liabilitas
Pinjaman dan keuangan
Piutang Biaya perolehan Nilai tercatat Nilai wajar
Aset keuangan
Kas dan setara kas 1.479.384.440.740 - 1.479.384.440.740 1.479.384.440.740
Piutang usaha 155.877.564.385 - 155.877.564.385 155.877.564.385
Piutang lain-lain 181.563.973.844 - 181.563.973.844 181.563.973.844
Uang muka 13.085.701.905 - 13.085.701.905 13.085.701.905
Jumlah 1.829.911.680.874 - 1.829.911.680.874 1.829.911.680.874
Liabilitas
Utang bank - 547.495.223.045 547.495.223.045 547.495.223.045
Utang usaha 369.076.778.798 - 369.076.778.798 369.076.778.798
Utang lain-lain 58.561.040.391 - 58.561.040.391 58.561.040.391
Biaya masih harus
dibayar 301.653.375.812 - 301.653.375.812 301.653.375.812
Jumlah 729.291.195.001 547.495.223.045 1.276.786.418.046 1.276.786.418.046
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah
diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 3 Februari 2017.
83
269
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Referensi Kriteria
Annual Report Award
Catatan: Apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak, perusahaan menyajikan laba (rugi) dan penghasilan komprehensif
periode berjalan secara total.
2. Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya
jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
4 Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik 14
1. Jumlah saham yang beredar;
2. Informasi dalam bentuk tabel yang memuat:
a. Kapitalisasi pasar berdasarkan harga pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan;
b. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan berdasarkan harga pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan; dan
c. Volume perdagangan saham pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan.
3. Informasi dalam bentuk grafik yang memuat paling kurang:
a. Harga penutupan berdasarkan harga pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan; dan
b. Volume perdagangan saham pada Bursa Efek tempat saham dicatatkan.
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kapitalisasi pasar, informasi harga saham, dan volume perdagangan saham,
agar diungkapkan.
270
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Informasi memuat:
1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding); 14
2. Tingkat bunga/imbalan; 14
3. Tanggal jatuh tempo; dan 14
4. Peringkat obligasi/sukuk tahun 2015 dan 2016. 14
Catatan: apabila perusahaan tidak pernah melakukan perubahan nama, agar diungkapkan
3. Bidang usaha
271
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Catatan: apabila Direktur dan Komisaris tidak memiliki saham langsung dan tidak langsung, agar diungkapkan.
10. Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi
Struktur grup perusahaan dalam bentuk bagan yang menggambarkan entitas induk, entitas anak, entitas asosiasi, joint 51
venture, dan special purpose vehicle (SPV).
12. Kronologi penerbitan saham (termasuk private placement) dan/atau pencatatan saham dari awal penerbitan sampai
dengan akhir tahun buku
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kronologi pencatatan saham, agar diungkapkan.
272
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kronologi penerbitan dan pencatatan efek lainnya, agar diungkapkan
14. Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak, kantor cabang, dan kantor perwakilan, agar diungkapkan
17. Informasi pada Website Perusahaan
Meliputi paling kurang informasi (jenis dan pihak yang relevan dalam mengikuti):
1. Pendidikan dan/atau pelatihan untuk Dewan Komisaris; 138
2. Pendidikan dan/atau pelatihan untuk Direksi; 143
3. Pendidikan dan/atau pelatihan untuk Komite Audit; 68-69
4. Pendidikan dan/atau pelatihan untuk Komite Nominasi dan Remunerasi; 68-69
5. Pendidikan dan/atau pelatihan untuk Komite Lainnya; 68-69
6. Pendidikan dan/atau pelatihan untuk Sekretaris Perusahaan; dan 68-69
7. Pendidikan dan/atau pelatihan untuk Unit Audit Internal. 68-69
Catatan: apabila tidak terdapat pendidikan dan/atau pelatihan pada tahun buku, agar diungkapkan
273
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya dan penyebab kenaikan/penurunan suatu akun (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:
1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset; 100-101
2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang dan total liabilitas; 101-102
3. Ekuitas; 102
4. Penjualan/pendapatan usaha, beban, laba (rugi), penghasilan komprehensif lain, dan penghasilan komprehensif periode 103-104
berjalan; dan
5. Arus kas. 104-105
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan
menyajikan perhitungan rasio yang relevan sesuai dengan jenis industri perusahaan
Penjelasan tentang:
1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang; dan –
2. Tingkat kolektibilitas piutang. –
4. Bahasan tentang struktur modal (capital structure) dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)
Penjelasan atas:
1. Rincian struktur modal (capital structure) yang terdiri dari utang berbasis bunga/sukuk dan ekuitas; dan –
2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies); dan –
3. Dasar pemilihan kebijakan manajemen atas struktur modal. –
5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal (bukan ikatan pendanaan) pada tahun buku terakhir
Penjelasan tentang:
1. Nama pihak yang melakukan ikatan; –
2. Tujuan dari ikatan tersebut; –
3. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut; –
4. Mata uang yang menjadi denominasi; dan –
5. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait. –
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal pada tahun buku terakhir agar
diungkapkan.
6. Bahasan mengenai investasi barang modal yang direalisasikan pada tahun buku terakhir
Penjelasan tentang:
1. Jenis investasi barang modal; 105
2. Tujuan investasi barang modal; dan 105
3. Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada tahun buku terakhir. 105
Catatan: apabila tidak terdapat realisasi investasi barang modal, agar diungkapkan.
7. Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi
yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, dan lainnya yang dianggap penting bagi
perusahaan.
274
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa 109
mendatang.
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan.
9. Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung 116-117
kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya.
10. Uraian tentang aspek pemasaran
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar. 118-119
11. Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau
dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Catatan: apabila tidak memiliki informasi realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum, agar diungkapkan.
14. Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi
275
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.
16. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan pada tahun buku terakhir
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.
17. Informasi kelangsungan usaha
Pengungkapan informasi mengenai:
1. Hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir; 117
2. Assessment manajemen atas hal-hal pada angka 1; dan 117
3. Asumsi yang digunakan manajemen dalam melakukan assessment. 117
Catatan: apabila tidak terdapat hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan
pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan asumsi yang mendasari manajemen dalam meyakini bahwa tidak terdapat hal-
hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir.
VI. Good Corporate Governance
1. Uraian Dewan Komisaris
Catatan: apabila tidak ada penilaian penerapan GCG untuk tahun buku 2015, agar diungkapkan.
276
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Catatan: apabila tidak terdapat bonus kinerja, bonus non kinerja, dan opsi saham yang diterima setiap anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, agar diungkapkan.
6. Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat yang dihadiri mayoritas anggota pada rapat Dewan Komisaris (minimal 1 kali dalam
2 bulan), Rapat Direksi (minimal 1 kali dalam 1 bulan), dan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi (minimal 1 kali
dalam 4 bulan)
Dalam bentuk skema atau diagram yang memisahkan pemegang saham utama dengan pemegang saham pengendali. 131-132
Catatan: yang dimaksud pemegang saham utama adalah pihak yang, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) hak suara dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan
oleh suatu Perseroan, tetapi bukan pemegang saham pengendali.
8. Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau
pengendali
277
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
278
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Catatan: dalam hal perusahaan, entitas anak, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi tidak memiliki perkara penting,
agar diungkapkan.
22. Akses informasi dan data perusahaan
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa 161
Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya.
23. Bahasan mengenai kode etik
Catatan: apabila tidak terdapat pelanggaran kode etik pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.
24. Pengungkapan mengenai whistleblowing system
Catatan: apabila tidak terdapat pengaduan yang masuk dan telah selesai diproses pada tahun buku terakhir, agar
diungkapkan.
25. Kebijakan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi
Uraian kebijakan tertulis Perusahaan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi dalam pendidikan 143
(bidang studi), pengalaman kerja, usia, dan jenis kelamin.
Catatan: apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar diungkapkan alasan dan pertimbangannya.
279
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan. 184
2. Opini auditor independen atas laporan keuangan √
3. Deskripsi Auditor Independen di Opini 187
Meliputi sekurang-kurangnya:
1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK; √
2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan; √
3. Pajak penghasilan; √
4. Imbalan kerja; dan √
5. Instrumen Keuangan. √
8. Pengungkapan transaksi pihak berelasi 255-258
280
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) • Laporan Tahunan 2016
281
Halaman ini sengaja dikosongkan
Laporan Tahunan 2016