Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab.1

Dalam proses belajar mengajar peserta didik mendapatkan ilmu

pengetahuan yang sangat berguna untuk mencapai cita-cita dimasa depan. Selain

untuk mendapatkan ilmu pengetahuan peserta didik juga perlu diajarkan tentang

nilai-nilai ke Islaman yang tidak hanya didapatkan dari pelajaran agama semata,

tetapi dapat juga diperoleh dalam proses belajar mengajar ilmu kimia.

Zaman yang modern ini banyak diantara kita yang beranggapan ilmu

agama dan sains adalah satu pendidikan yang terpisah pisah, sehingga antara ilmu

agama dan sains sering berjalan dengan sendiri-sendiri tanpa ada keterkaitan

keduanya. Namun jika kita mengkaji lebih dalam ilmu agama dan sains adalah

suatu ilmu yang saling berkaitan dan menyatu dalam sebuah bingkai ilmu

pengetahuan.

____________
1
Trianto, mendesain model model pembelajaran inovatif-progresif , (Jakarta: kencana
2010), h. 1.

1
2

Ilmu kimia misalnya dalam sejarah Islam telah dikenal sejak abad 8 M
yang lalu, ilmu kimia sendiri telah dikenal oleh dunia Islam contohnya saja
ilmuan muslim yaitu Jabir Ibnu Hayyan. Beliau adalah salah satu ilmuan muslim
yang telah memberikan sumbangan-sumbangan orisinil terutama dibidang
laboratorium. Tidak hanya itu beliau adalah salah satu ilmuan yang memiliki
keunggulan dalam bereksperimen dan juga inovator yang kaya akan pengetahuan
dan pengalaman mulai dari cara-cara menghasilkan besi, baju anti air, tata warna
kulit, pertenunan, pembalsaman, pembuatan gelas, hingga penyedap minyak
wangi dan lain-lainnya yang saat itu belum dikuasai oleh ilmuan lainnya.2

Dalam dunia pendidikan Kimia merupakan salah satu mata pelajaran

yang ada di tingkat SMA/ MAN, yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib,

sehingga mata pelajaran ini termasuk salah satu mata pelajaran yang dimasukan

kedalam Ujian Nasional (UAN). Tujuan pembelajaran kimia ini diharapkan siswa

dapat mengetahui cita, rasa, dan karsa tentang keberadan alam dan lingkunganya

serta mengambil manfaat positif untuk dapat direalisasikan dalam segala segi

kehidupan pribadi mereka masing masing. Seperti halnya dalam buah kelapa yang

diambil santannya, mereka mengetahui bahwa santan itu merupakan sistem

koloid.

Koloid merupakan salah satu materi ajar kimia kelas dua semester II

yang menjelaskan perbedaan dari larutan dan suspensi. Sistem koloid perlu

dipelajari karena berkaitan erat dalam kehidupan sehari – hari, sebagai contoh

siswa mengetahuai bahwasanya di langit seperti awan, asap, kabut, dan lainya

merupakan sistem koloid.

Seorang guru harus bisa memilih metode dan media bahkan pendekatan

untuk melakukan proses pembelajaran karena dengan metode, media, atau

pendekatan ini bisa meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa. Guru juga

____________
2
Yuwono Budi, Ilmuan Islam Pelopor Sains Moderen seri 1, (Jakarta: Pustaka Qalami,
2005), h. 71.
3

harus mampu menanamkan moral kepada siswa saat proses pembelajaran

berlangsung. Materi koloid lebih banyak ditemukan dalam kehidupan nyata,

sehingga perlu belajar menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang

konkrit.

Dewasa ini banyak model atau pendekatan pembelajaran telah digunakan

dalam dunia pendidikan untuk membantu siswa dalam memahami materi

pelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar dan keterampilan siswa adalah dengan menggunakan Pendekatan SAVI

(Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual). Pendekatan SAVI merupakan “suatu

model pembelajaran yang menggabungkan unsur-unsur Somatis, Auditori, Visual,

dan Intelektual”.3

Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan pengamatan. Di sekitar kita

banyak sekali materi yang tergolong sebagai materi kimia, misalnya besi berkarat,

petasan meledak, gula melarut, atau minyak dalam santan. Untuk mengetahui

tahapan-tahapan hingga terjadi materi materi tersebut, maka siswa harus belajar

ilmu kimia terlebih dahulu dengan menggunakan metode yang benar. Dalam hal

ini, siswa tidak sekedar mendengarkan ceramah atau diskusi, tetapi terjun

langsung melalui penelitian di laboratorium atau alam sekitar.4

Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu Achmad Daldiri, menyatakan

bahwa dengan menggunakan pendekatan “SAVI”, maka penguasaan materi

sebagaimana dilihat dari kemampuan, penugasan dan juga mendemonstrasikan


____________
3
Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook,PanduanKreatif & Efektif Merancang
Program Pendidikan dan Pelatihan, (terj. Rahmani Astuti), (Bandung: Kaifa, 2002), h. 91.
4
Mastur Faizi, ragam metode mengajarkan sakta pada murid, (Jogjakarta: Dipa press,
2003), h. 246.
4

tentang cara-cara penggunaan orthose prothese bagi mahasiswa pendidikan luar

biasa ternyata lebih baik. Selain itu tentang berbagai pemahaman mengenai dasar-

dasar gerak dan cara-cara pengajaran tentang bina gerak dan aksesibilitas juga

semakin baik.5 Menurut Suara Menda Ginting dan Hermansyah Amir, dengan

menggunakan model somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI) dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah Kimia Fisik II di program Studi

pendidikan kimia JPMIPA FKIP, dimana hasil belajar siswa secara umum

meningkat walaupun terjadi fluktuasi akibat perbedaan tingkat kesulitan materi

yang diajarkan. Keaktifan mahasiswa meningkat dari 70 % hingga 90% dalam

pembelajaran menggunakan model SAVI berbantuan media berbasis komputer.6

Sedangkan menurut Rohim Carito berpendapat bahawa pendekatan SAVI tepat

digunakan untuk mempelajari Matematika dengan materi Volume bangun ruang

yang melibatkan semua indra bergerak aktif secara fisik sehingga terciptanya

kreatifitas siswa.7

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri 5

Takengon pada tanggal 25 januari 2015 mengatakan bahwasanya pembelajaran

kimia di SMAN 5 Takengon jarang mengaplikasikan materi kimia dalam

____________
5
Achmad Daldiri, jurnal pendidikan khusus, vol. 7, No. 2, November 2010, h 15. Diakses
pada tanggal 2 januari 2015 dari situs : http:// staff. uny.ac.id/ sites/ default/ files/ penelitian/
Hermanto ,%20S.Pd.,M.Pd. / scan0009.pdf.
6
Suara Menda Ginting, Hermansyah Amir, penerapan model pembelajaran Somatis,
Auditori, Visual dan Intelektual(SAVI) berbantuan media komputer untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran kimia fisika II, Vol. X No. 1 juni 2012, dari situs: http:// repository. unib.ac.id/
497/1/12. %20Isi %20vol% 20x% 202012 %20-%20 Sura%20Menda %20Ginting% 20098-
105.pdf
7
Rohim Carito, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis AuditoriVisual dan Itelektual)Untuk
Meningkatkan Kreativitas dalam Pembelajaran Matematika Volume Bagun Ruang,
(Surakarta:PGSD FKIP USM,2013) http: //jurnal. fkip.uns.ac. id/index. php/ pgsdsolo/ article/
view/ 960 ,diakses 02 ferbruari 2015.
5

praktikum. Pembelajaran koloid memang belum pernah diajarkan dengan cara

praktikum, dikarenakan guru beranggapan tanpa praktikum siswa juga bisa

memahaminya, sehingga pembelajaran dilakukan di kelas dengan model ceramah

atau presentasi kelompok. Pembelajaran kimia di SMAN 5 Takengon belum

pernah mengintegrasikan nilai-nilai Islam, karena guru berpatokan bahwa SMA

merupakan sekolah umum dan tidak dibawah wewenang DEPAG dibandingkan

sekolah MAN/MA. Hal lain menyatakan bahwa guru di SMAN 5 Takengon juga

belum bisa menguasai materi yang mengintegrasikan nilai Islam. Menurut Elmita

Fitri, S.Pd mengatakan bahwasanya “ ketuntasan hasil belajar materi koloid

sangatlah di bawah rata-rata, yaitu dengan nilai kriteria ketuntasan minimum 75,

hanya 40% saja yang tuntas sedangkan 60% tidak tuntas. Hal ini dikarenakan

materi koloid hanyalah teori yang mengajarkan siswa untuk lebih banyak

membaca, sehingga siswa menyepelekan materi koloid ini, dibandingkan dengan

materi-materi sebelumnya, yang indikator materinya mencari-cari atau

berhitung”.8

Berdasarkan pandangan inilah penulis tertarik mengkaji lebih dalam

permasalahan melalui suatu penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan

SAVI Terintegrasi Nilai Islam dalam Praktikum untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas XI IPA Pada Materi Sistem Koloid di SMA Negeri 5

Takengon”

____________
8
Wawancara dengan Elmita Fitri, guru kimia SMAN 5 Takengon pada tanggal 26 februari
2015 di Jagong Jeget, Aceh Tengah
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah pendekatan SAVI mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam

praktikum?

2. Bagaimana respon siswa terhadap pendekatan SAVI terintegrasi nilai Islam

dalam praktikum ?

3. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi koloid dengan menggunakan

pendekatan SAVI di kelas XI SMAN 5 Takengon?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam praktikum berdasarkan

pendekatan SAVI.

2. Untuk megetahui respon siswa terhadap pendekatan SAVI terintegrasi nilai

Islam dalam praktikum.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan

SAVI terintegrasi nilai Islam dalam praktikum terhadap materi koloid.


7

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian di atas penelitian

ini diharapkan untuk:

1. Memudahkan siswa dalam memahami materi koloid melalui Pendekatan

SAVI

2. Menciptakan siswa yang berfikir terampil dalam praktikum

3. Menanamkan nilai nilai agama kepada siswa untuk mengenal kekuasaan

Allah.

E. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

Ha: terdapat peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan penerapan

pendekatan SAVI terintegrasi nilai Islam dalam praktikum

Ho: tidak terdapat peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan

penerapan pendekatan SAVI terintegrasi nilai Islam dalam praktikum

Ha: terdapat peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan penerapan

pendekatan SAVI terintegrasi nilai Islam dalam praktikum

Ho: tidak terdapat peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan

penerapan pendekatan SAVI terintegrasi nilai Islam dalam praktikum

Ha: terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan penerapan

pendekatan SAVI terintegrasi nilai Islam dalam praktikum

Ho: tidak terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan penerapan

pendekatan SAVI terintegrasi nilai Islam dalam praktikum


8

F. Defenisi Oprasional

Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalah pahaman para pembaca

dalam memahami istilah yang dimaksud, penulis merasa perlu menjelaskan

istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini. Adapun istilah-istilah yang perlu

dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan daya yang ada

atau timbul dari sesuatu orang atau benda dan sebagainya, orang yang berkuasa

atau kekuatan ghaib dan sebagainya.9

2. Pendekatan SAVI

SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Teori yang

mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak

kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik);

teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan

pengalaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu

kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan

emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan

pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang

belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat

realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.10

____________
9
P oerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (jakarta : Balai pustaka, 1976), h. 665.
10
Meier Dave, The Accelerated ..., h. 91.
9

4. Koloid

sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya larutan

dan suspensi, sistem koloid ini mempunyai sifat sifat khas yang berbeda dari

larutan maupun suspensi. Keadaan koloid bukan merupakan ciri dari zat tertentu,

karena semua zat baik padat, cair, maupun gas dapat dibuat dalam keadaan koloid

Koloid atau dispersi koloid adalah bentuk materi yang memiliki sifat di

antaralarutan dan campuran atau suspensi. Bidang ini pertama kali dikenalkan

olehThomas Graham.11

5. Hasil belajar

Hasil belajar adalah nilai. Hasil sering juga disebut dengan tingkat

keberhasilan yang ditempuh dengan upaya. Hasil belajar dapat didefenisikan

sebagai nilai yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran.12

6. Keterampilan

Keterampilan merupakan upaya memotivasi subjek pendidik agar mampu

mengapresiasikan ilmu yang telah mereka punyai dalam kehidupan sehari hari.13

____________
11
Ari Harnanto, KIMIA UNTUK MAN / SMA, (Jakarta : DPPN, 2009), h. 237.
12
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1976), h. 28
13
Alwahidi Ilyas, Pendidikan Spiritual (Banda Aceh : Ar-Raniry Press,2007),h. 71.

Anda mungkin juga menyukai