Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Absorbsi adalah perpindahan obat dari tempat pemberian ke sirkulasi sistemik. Cara
pemberian akan mempengaruhi absorbs suatu obat. Cara pemberian yang diuji kecepatan per
oral, subcutan, intra muscular, dan intraperitonial. Per oral, subcutan, intra muscular, dan
intraperitonial merupakan cara pemberian ekstravaskuler, dimana suatu senyawa obat yang
diberikan tidak langsung masuk kedalam system vaskuler atau peredaran darah melainkan
terlebih dahulu melalui suatu proses absorbsi. Pada percobaan mencit harus dipuasakan untuk
menghindari penurunan kadar obat karena berinteraksi dengan makanan. Setelah dilakukan
pemberian obat, mencit tidur bangun dan tidur lagi, hal ini disebabkan karena obat golongan
barbiturate larut dalam lemak sehingga tertimbun di depot lemak yang perlahan akan
dilepaskan kembali setelah anestesi berhenti ( redistribusi), dengan demikian efek obat hilang
dan timbul lagi.
Onset adalah waktu yang dibutuhkan obat untuk menimbulkan efek mulai obat itu
diberikan. Didapatkan hasil onset yang terpendek adalah intraperitonial, intra muscular,
subcutan , dan per oral. Cara pemberian peroral memiliki onset yang paling lama karena pada
peroral senyawa obat memerlukan proses absorbsi, setelah obat masuk mulut akan masuk
lambung melewati kerongkongan. Didalam lambung obat mengalami ionisasi kemudian
diabsorbsi oleh dinding lambung masuk kedalam peredaran darah, sehingga membutuhkan
waktu lebih lama untuk berefek. Sedangkan secara intraperitonial memiliki onset paling
pendek karena rongga perut banyak terdapat pembuluh darah dan tidak ada factor
penghambat sehingga dengan segera akan menimbulkan efek. Intra muscular memiliki onset
terpendek setelah ip karena obat yang disuntikkan melalui jaringan otot akan terdistribusi ke
pembuluh darah melalui otot, sedangkan pada subcutan melalui bawah kulit di mana obat
harus melalui lapisan- lapisan kulit baru masuk ke pembuluh kapiler bawah kulit, sehingga
onset yang dihasilkan lebih lama dari intra muscular.
Durasi adalah waktu yang diperlukan obat mulai dari obat berefek sampai efek hilang.
Didapatkan hasil durasi yang terpendek adalah per oral, intraperitonial, intra muscular, dan
subcutan. Durasi sipengaruhi oleh kadar obat dalam darah dalam waktu tertentu. Pada peroral
didapatkan durasi terpendek, disebabkan karena per oral melewati banyak fase seperti
perombakan dihati menjadi aktif dan tidak aktif. Semakin banyak fase yang dilalui maka
kadar obat akan turun sehingga obat yang berikatan dengan reseptor akan turun dan durasinya
pendek. Sedangkan pada pemberian secara intraperitonial obat dengan kadar tinggi akan
berikatan dengan reseptor sehingga akan langsung berefek tetapi efek yang dihasilkan
durasinya cepat karena setelah itu tidak ada obat yang berikatan lagi dengan reseptor. Pada
sub cutan memiliki durasi yang lama, hal ini disebabkan karena obat akan tertimbun di depot
lemak/ jaringan di bawah kulit sehingga secara perlahan- lahan baru akan dilepaskan
sehingga durasinya lama.
Cara pemberian yang tidak diberikan kepada manusia adalah secara intraperitonial,
karena akan menyebabkan infeksi dan perlekatan peritoneum. Bila infeksi membesar akan
terjadi adhesi yaitu terbentuknya jaringan fibrin yang disebabkan luka dari jaringan tubuh.
Cara pemberian obat yang baik, bila onset yang dihasilkan cepat dan durasi dalam obat lama.

Kesimpulan
1. Tempat pemberian obat sangat berpengaruh pada kecepatan dan durasi obat dalam
memberikan efek
2. Urutan tempat pemberian bila dilihat dari yang terpendek waktu onsetnya : intraperitoneal,
intramuscular, subcutan, per oral
3. Urutan tempat pemberian bila dilihat dari yang terbesar waktu durasinya : subcutan
>intramuscular > intraperitoneal > per oral
4. Cara pemberian yang baik bila onset pendek dan durasi lama

Daftar Pustaka
Anief. Moh, 1990, Perjalanan dan Nasib Obat Dalam Badan, Yogyakarta : UGM Press.
Anonim, 1995,Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta : Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai