Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan

Diabetes Mellitus

1. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi

Diabetes mellitus berasal dari Bahasa yunani yaitu “diabaenin” yang artinya
tembus/ rembesan air dan kata “mellitus” yang artinya rasa manis, dalam bahasa awam
penyakit ini sering disebut kencing manis. Diabetes mellitus adalah penyakit
metabolik,hal ini dapat terjadi akibat insulin yang kurang efektif.

Menurut H Masriadi. (2016) DM ada 2 tipe,tipe 1 adalah diabetes yang


ditandai oleh hiperglikemia akibat dari ketidakmampuan pancreas untuk menghasilkan
insulin (pancreas sudah rusak). Diabetes tipe 1 sangat bergantung pada insulin atau
biasa disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dikarenakan DM tipe ini
mengalami ketidakmampuan pancreas untuk memproduksi insulin. Sebagian besar
DM tipe 1 sering terjadi pada usia <30 tahun,banyak ditemukan pada balita,anak-
anak,dan remaja.

B. Etiologi
Menurut Nur Aini dan Ledy Martha. (2016) Diabetes tipe 1 disebabkan karena
pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup bahkan tidak menghasilkan
sama sekali,factor yang menyebabkan pancreas tidak menghasilkan insulin yang
cukup antara lain:
1. Factor keturunan atau genetic,yaitu jika salah satu dari keluarga kita menderita
diabetes mellitus maka kita juga akan beresiko akan terkena diabetes mellitus
2. Autoimunitas,yaitu tubuh mengalami alergi terhadap salah satu selnya sendiri.
Sehingga tubuh (pancreas) kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan
insulin,dikarenakan system imun menghancurkan sel yang memproduksi insulin
3. Factor lingkungan / virus atau zat kimia, yaitu adanya suatu virus atau zat kimia
yang menghancurkan sel dalam pancreas sehingga rusak dan akhirnya tidak
dapat memproduksi insulin

C. Manifestasi klinik
Menurut Baradero, Dayrit M& Y Siswandi. (2009) Orang dengan defisiensi
insulin tidak dapat mempertahankan insulin didalam pembuluh darah,hal ini akan
menyebabkan hiperglikemia ( gula darah dalam pembuluh darah meningkat).
Hiperglikemia berat dan melebihi ambang batas ginjal akan menyebabkan glikosuria
(pembuangan glukosa bersaama urin), glikosuria akan menyebabkan diuresis osmotic
dengan meningkatkan volume pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa haus yang
berlebihan (polidipsi), karena glukosa dibuang bersama urin maka akan menyebabkan
balance kalori negative dan pasien mengalami penurunan BB. Akibat dari hilangnya
kalori akan menyebabkan Polifagia.
Gejala umum yang akan terjadi,antara lain:
1. Rasa haus yang berlebih (polidipsi)
2. Volume urin meningkat saat buang air kecil (polyuria : >5 liter)
3. Merasakan lapar yang luar biasa (polifagia)
4. Merasa lelah dan kurang energy
5. Bb menurun
6. Hiperglikemia
7. Urin mengandung glukosa
8. Pusing dan mual
D. Komplikasi
1. Akut ( Menurut Smeltzer, S. C dan B.G Bare. 2002)
 Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolism lemak,
dengan gambaran klinis dehidrasi,kehilangan elektrolit, dan asidosis.
Gejala yang muncul yaitu poliuri,polidipsi, penglihatan kabur, kelemahan,
sakit kepala, nafas bau aseton, anoreksia, hiperventilasi, dan nyeri
abdomen
 Hipogklikemia
Adalah keadaan dimana kadar glukosa darah menurun (<60 mg/dl) alibat
dari pemberian insulin yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu
sedikit atau aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia diabgi menjadi
3,antara lain:
1. Hipoglikemia ringan : dengan gejala
tremor,takikardi,palpitasi,kegelisahan dan rasa lapar
2. Hipoglikemia sedang : dengan gejala ketidakmampuan
berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo,baal di daerah bibir dan lidah,
gerakan tak terkoordinasi, bicara pelo, penglihatan ganda, gerakan
tak terkoordinasi
3. Hipoglikemia berat : disorientasi, sulit dibangunkan dari tidur, dan
penurunan kesadaran
2. Kronis
 Komplikasi Makrovaskuler :
o Penyakit arteri koroner, penderita Diabetes mellitus mengalami
peningkatan resiko terkena penyakit infark miokard akibat
perubahan artherosklerotik pada arteri koroner
o Penyakit serebrovaskuler
o Penyakit vaskuler perifer

 Komplikasi Mikrovaskuler :
o Retinopati diabetik, kelainan patologis mata yang disebabkan oleh
perubahan dalam pembuluh darah kecil pada retina. Biasanya
ditandai dengan penglihatan yang kabur
o Nefropati diabetik
 Neuropati diabetik :
o Neuropati perifer, biasanya mengenai bagian distal serabut saraf
ekstremitas bawah dengan gejala parastesia ( rasa tertusuk-tusuk,
kesemutan atau peningkatan rasa peka terhadap rangsangan ) dan
rasa seperti terbakar. Bila terus berlanjut klien akan mengalami
rasa baal (matirasa) di bagian kaki,penurunan sensibilitas nyeri dan
suhu sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan cedera
di kulit
o Neuropati otonom,hampir mengenai seluruh organ bagian tubuh
 Jantung coroner
 Stroke
 Ulkus/gangrene, terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:

 Grade 0 : tidak ada luka


 Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
 Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
 Grade III : terjadi abses
 Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
 Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
Menurut Aala & Malazy (2012) Gangrene kaki diabetic juga dapat dibagi
menjadi 2 golongan,yaitu :
 KDI ( Kaki diabetic akibat Iskemia),akibat dari menurunnya aliran
darah ke tungkai disebabkan oleh makroangiopati (arterosklerosis)
dari pembuluh darah besar di tungkai. Gambaran klinisnya pasien
mengeluh nyeri waktu istirahat,pada daerah perabaan terasa dingin,
terdapat ulkus sampai gangrene.
 KDN ( Kaki diabetic akibat Neuropati ),terjadinya kerusakan saraf
somatic dan otonom,tidak ada gangguan sirkulasi. Dengan
gambaran klinis kaki yang kering, hangat, kesemutan, baal, edema
di kaki.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Baradero, M., Dayrit, M, W., & Siswandi, Y. (2009)
1. Gula darah meningkat (>200 mg/dl)
2. Aseton plasma positif ( dengan jelas )
3. Kadar lipid dan kolestrol meningkat
4. Osmolalitas serum meningkat
5. Amilase darah meningkat ( penanda adanya pankreatitis)
6. Pada DM tipe 1 insulin menurun bahkan tidak ada
7. Urin mengandung gula dan asam keton

F. Penatalaksanaan
Menurut Baradero, M., Dayrit, M, W., & Siswandi, Y. (2009
1. Edukasi
Pada penderita DM mereka membutuhkan perubahan perilaku untuk mengikuti
pola makan sehat,meningkatkan kegiatan jasmani (olahraga),menggunakan obat
diabetes/obat yang lain dengan aman dan teratur sesuai indikasi,melakukan
pemantauan gula darah secara mandiri,dll. Dalam merubah atau mengajak
penderita penyakit DM agar memperbaiki perilaku mereka ,tenaga kesehatan
membutuhkan edukasi yang tepat .
2. Terapi gizi/diet

a. Syarat diet DM hendaknya dapat:


1) Memperbaiki kesehatan klien
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Mempertahankan kadar gula darah normal
4) Menekan dan menunda timbulnya komplikasi
5) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan klien
6) Menarik dan mudah diberikan
b. Prinsip diet DM, adalah:
1) J1 : Jumlah kalori sesuai kebutuhan
2) J2 : Jadwal diet harus sesuai
3) J3 : Jenis yang sesuai kebutuhan

Penentuan kebutuhan gizi dapat diukur dengan indeks massa tubuh (IMT) atau
dengan Rumus broca.
 Cara penghitungan IMT
Rumus = BB : TB 2 (m)
Nilai normal

 Rumus Broca
Pertama hitung BBI atau berat Badan Ideal dengan rumus
(TB cm – 100) -100%
Perhitungan status gizi laki-laki dengan tinggi badan <160 dan wanita
<150 ,maka BBI tidak dikurangi 10 %.
Penentuan status gizi dengan rumus:
(BB actual : BB Ideal) x 100%
Keterangan :
No Klasifikasi Relative body weight (RBW)
1. BB kurang < 90%
2. BB normal 90-110%
3. BB lebih 110-120
4. Gemuk >120%

 Penentuan kebutuhan kalori per hari


a. Kebutuhan basal
Laki-laki : BBI (kg) x 30
Perempuan : BBI (kg) x 25
b. Penyesuaian
1) Umur diatas 40 tahun : -5%
2) Aktivitas ringan : +10%
3) Aktivitas sedang : +20%
4) Aktivitas berat :+30%
5) Berat badan gemuk : -20%
6) Berat badan lebih : -10%
7) Stress metabolic : +10-30%
8) Kehamilan trimester 1 :+300
9) Kehamilan trimester 3 : +500

3. Pengaturan aktivitas
Pengaturan aktivitas dapat menurunkan kadar gula dalam darah,dengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot, memperbaiki pemakaian insulin
dan mengurangi factor resiko penyakit kardiovaskuler
4. Pemberian insulin
G. Patofisiologi

Menurut Smeltzer, S. C dan B.G Bare. (2002) Apabila tubuh mengalami suatu
keadaan dimana jumlah atau fungsi insulin kurang,maka akan terjadi hiperglikemia.
Kekurangan insulin ini dapat mengganggu metabolisme karbohidrat,lemak dan
protein didalam tubuh.

Diabetes Melitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang kronis dan bersifat
sistemik dengan karakteristik peningkatan gula darah/glukosa atau hiperglikemia
yang disebabkan menurunnya sekresi atau aktivitas dari insulin sehingga
mengakibatkan terhambatnya metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah dan sangat
dibutuhkan untuk kebutuhan sel dan jaringan. Glukosa dibentuk dihati dari makanan
yang dikonsumsi. Makanan yang masuk sebagaimana digunakan untuk kebutuhan
energi dan sebagaian lagi disimpan dalam bentuk glikogen dihati dan jaringan lainnya
dengan bantuan insulin. Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta
pulau langerhans pancreas yang kemudian meningkat jika terdapat makanan yang
masuk. Pada orang dewasa rata-rata diproduksi 40-50 unit, untuk mempertahankan
gula darah tetap stabil antara 70-120 mg/dl
Insulin disekresi oleh sel beta, satu diantara empat sel pulau langerhans pancreas.
Insulin merupakan hormon anabolic, hormon yang dapat membantu memindahkan
glukosa dari darah ke otot, hati dan sel lemak. Pada diabetes terjadi berkurangnya
insulin atau tidak adanya insulin berakibat pada gangguan tiga metabolism yaitu
menurunnya penggunaan glukosa, meningkatnya mobilisasi lemak dan meningkat
pengguanaan protein. Pada DM tipe 1 sel beta pancreas tidak dapat menghasilkan
insulin,sehingga membutuhkan insulin dari luar supaya dapat mempertahankan kadar
glukosa darah.

H. Patoflowdiagram
DM Tipe I

Factor genetic Reaksi Autoimun Faktor lingkungan

Sel β Pancreas hancur

Definisi Insulin

Hiperglikemia Katabolisme protein meningkat Liposis Meningkat

Pembatasan Diit Penurunan BB

Fleksibilitas
darah merah

Intake tidak adekuat Resiko Nutrisi kurang

Pelepasan O2

poliuria Kurang volume


cairan
Hipoksia Perifer

Perfusi jaringan
perifer tidak efektif
nyeri

2. Konsep ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Menurut Aini, Nur dan Aridiana, Ledy Martha. (2016).
1) Data Demographi
2) Pendidikan dan pekerjaan
3) Keluhan utama
4) Riwayat penyakit
5) Riwayat kesehatan dulu
Penyakit yang dapat menjadi pemicu timbulnya diabetes melitus dan perlu
dilakukan pengkajian diantaranya :
a. Penyakit pankreas
b. Gangguan penerimaan insulin
c. Gangguan hormonal
d. Pemberian obat-obatan seperti :
i. Glukokortikoid (obat radang)
ii. Furosemid (diuretik)
iii. Thiazid (diuretik)
iv. Beta bloker ( gangguan jantung)
6) Riwayat kesehatan keluarga
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat
menghasilkan insulin dengan baik akan disampaikan informasinya pada keturunan
berikutnya

7) Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa darah tinggi
c. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa insulin dan elektrolit
d. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan perubahan status
metabolik
f. Kurang pengetahuan penyakit dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurang informasi

C. Perencanaan
Menurut Aini, Nur dan Aridiana, Ledy Martha. (2016)
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin .
Kemungkinan dibuktikan dengan data :
Berat badan tidak normal ( lebih rendah 10% dari berat badan ideal), lingkar
lengan <10 cm, kelemahan, mudah lelah, tonus otot buruk (dibuktikan dengan
skor kekuatan otot). Untuk etiologi ketidakcukupan insulin ditambah dengan data
kadar gula darah >150 mg/dl.
Kriteria hasil evaluasi :
a. Pasien tidak lemah atau penurunan tingkat kelemahan
b. Peningkatan berat badan atau berat badan ideal
c. Lingkar lengan meningkat atau mendekati 10 cm
d. Nilai laboratorium yang terkait DM normal (terutama GDS 60-100 mg/dl)

Intervensi

a. Timbang berat badan atau ukur lingkar lengan setiap hari sesuai dengan
indikasi
b. Tentukan program diet dan pola makan pasien sesuai dengan kadar gula yang
dimiliki
c. Libatkan keluarga pasien pada dalam memantau waktu makan, jumlah nutrisi
d. Observasi tanda-tanda hipoglikemi
e. Pantau pemeriksaan glukosa darah
f. Berikan pengobatan insulin secara teratur
g. Lakukan konsultasi dengan ahli die

Daftar Pustaka

Aini, Nur dan Aridiana, Ledy Martha. (2016). Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin dengan
pendekatan NANDA NIC NOC. Jakarta : Salemba Medika

Aalaa, M, Malazy, T, Sanjari,(2012). Nurses role in diabetic foot prevention and care: a review.
Journal of diabetes metabolic disorder.

Smeltzer, S. C dan B.G Bare. (2002). Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC.
Jakarta

Baradero, M., Dayrit, M, W., & Siswandi, Y. (2009). Klien dengan gangguan endokrin seri
asuhan keperawatan. EGC.

Masriadi, H. (2016). Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta : Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai