Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RSUD

BEKASITAHUN 2015

Makalah

Disusun sebagai Materi Ujian Akhir Pendek Mata Kuliah

Bahasa Indonesia Tahun 2016

Oleh

JURUSAN FISIOTERAPI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2016
PENGARUH CHEST FISIOTERAPI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK)
EKSASERBRASI AKUT DI RSUD BEKASITAHUN 2015

Abstrak

Paru-paru berperan penting dalam kehidupan manusia ketika bernafas. Sayangnya dengan
tingginya polusi sekarang ini menyebabkan paru-paru rentan terkena serangan penyakit. Selain itu,
pola makan dan gaya hidup masyarakat sekarang yang kurang mementingkan kesehatanya.
Masyarakat di zaman modern ini lebih menyukai masakan cepat saji di bandingkan sayur mayur
segar. Gaya hidup yang tudak sehat juga contohnya kebasaan merokok di kalangan laki laki maupun
perempuan. Merokok juga dapat menimbulkan banyak macam penyakit, terutama paru-paru .Salah
satunya ialah PPOK atau penyakit paru obstruksi kronis. Penyakit ini merusak paru-paru secara
perlahan dan berlangsung lama karenanya penyakit ini termasuk kronis.

Dalam penyembuhanya pasien pengidap paru obtruksi kronik dapat ditangani oleh
fisioterapi. Beberapa metode di lakukan untuk memulihkan kesehatan pasien secara berkala. Dengan
memerhatikan hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk membuktikan kebenarannya. Agar
mendapatkan hasil yang terpercaya, penulis meniliti dan akan menjelaskan Penatalaksanaan
fisioterapi pada penyakit paru obtruktif pada tahun 2015

PENDAHULUAN

Menurut WHO yang dituangkan dalam Panduan Global Initiative for Chronic Obstructive
Lung Disease (GOLD) tahun 2010, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) didefinisikan sebagai penyakit yang dikarakterisir oleh adanya obstruksi
saluran pernafasan yang tidak reversible sepenuhnya. Sumbatan aliran udara ini umumya bersifat
progresif dan berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel atau gas yang
berbahaya. PPOK atau COPD juga sering disebut menggunakan istilah PPOM (Penyakit Paru Obstruksi
Menahun).

Menurut Jurnal Asosiasi Fisioterapi Amerika, fisioterapi merupakan sebuah profesi yang
dinamis dengan dasar teori dan aplikasi klinik yang luas untuk memelihara, mengembangkan dan
memulihkan fungsi fisik secara optimal. Kegiatan fisioterapi sangat penting bagi mereka yang sangat
membutuhkan, khususnya bagi mereka yang mengalami gangguan fungsi tubuh. Pelayanan
fisioterapi banyak jenis-jenisnya, tergantung seberapa besar pelayanan yang dibutuhkan.
Penatalaksanaan fisioterapi pada pasien pengidap paru obruktif dapat di lakukan dengan
penanganan Infra Red, Breathing Exercise, Postural Drinage, Tapotement, Batuk efektif, Terapi latihan
(Mobilisasi sangkar Thorak).

Infrared (inframerah) adalah gelombang elektromagnetik dan merupakan cahaya


monokromatis (pada level frekuensi tertentu) oleh karena itu gelombang ini merambat lurus.
Frekuensi inframerah di bawah level frekuensi cahaya tampak. Oleh karena itu inframerah tidak
terlihat oleh mata dan sebaliknya. Salah satu infrared yang paling banyak diaplikasikan adalah
menggunakan FIR (Far Infra Red atau dalam bahasa Indonesia ;Inframerah jarak jauh). Tubuh
manusia 70% nya terdiri dari air dan mengandung tinggi protein. Energi FIR dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kulit, menembus kulit sedalam 2-4 inci. Panas yang dihasilkan dari FIR ini akan
merangsang getaran mikro di dalam molekul tubuh, menggetarkan satu dengan yang lainnya dengan
cepat. FIR (Far Infra Red) mengionisasi dan mengakitfkan molekul air di dalam darah dan sel tubuh
manusia, membantu meningkatkan sirkulasi darah.

Breathing Exersice Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki ventilasi udara, melatih
pernafasan diafragma, memelihara elastisitas jaringan paru-paru dan menjaga expansi thorax.
Postural Drinage adalah Merupakan suatu teknik untuk mengalirkan sekresi dari berbagai segmen
menuju saluran nafas yang lebih besar, dengan menggunakan pengaruh gravitasi dan pengaruh
posisi pasien yang sesuai dengan letak sputumnya. Sebelum dilakukan PD memperbanyak minum
dahulu, ± 1 jam sebelum dilakukan PD.

Batuk efektif , Batuk merupakan suatu gerakan reflek untuk mengeluarkan benda asing atau
sputum dari dalam saluran pernafasan terapi latihan (mobilisasi sangkar thorak), latihan ini meliputi
gerakan-gerakan pada trunk dan anggota gerak atas, dapat dilakukan bersamaan dengan breathing
exercise. Sehingga otot-otot pernafasan dan otot bantunya yang mengalami ketegangan akan
menjadi rilex

Analisis

Pasien bernama Ikwan Syarif berumur 72 tahun, ia merupakan pensiunan PNS yang
beralamat di Lamper Lor Semarang Seletan. Setiap hari ia hanya melakukan pekerjaan ringan di
rumah seperti menyapu,mengepel dan mencuci pakaian. Sejak remaja ia merupakan perokok berat,
setiap hari ia bisa menghabiskan 7 batang rokok. Pada saat umur 50 tahun paru-parunya dinyatakan
mengalami penyakit yaitu penyakit paru kronik. Setelah ia mengetahui penyakit itu ia tetap merokok
tetapi dengan intensitas ringan kira-kira 4 batang perhari. Pada umurnya sekarang, setiap hari ia
merasakan sesak nafas disertai sakit di bagian dada dan batuk dengan dahak yang sulit dikeluarkan.
Gejala tersebut sering timbul pada malam hari di cuaca dingin.

Faktor yang memperberat, saat pasien melakukan aktivitas yang berat seperti mengangkat
barang,cuaca dingin, dan jalan jauh. Pasien merasa nyaman pada saat istirahat menggunakan
penyangga, seperti bantal yang tinggi.± 3 Tahun yang lalu pasien periksa di dokter spesialis penyakit
dalam RSUD Bekasi dengan keluhan sesak napas dan batuk-batuk, disana diberikan obat-obatan
inhalasi saat itu pasien mengkonsumsi obat selama 1 minggu,batuk hilang sementara setelah itu
kambuh lagi saat ini pasien kontrol rutin tiap 6 bulan sekali. Pasien menjalani Fisioterapi ± 1 tahun
yang lalu sampai saat ini pasien sudah merasakan ada perubahan dari sesak dan batuk sudah mulai
berkurang.

Pemeriksaan Fisik

a) Tanda-Tanda Vital :

1.Tekanan darah : 100/60 mmHg

2.Denyut nadi : 72 x/menit


3.Pernapasan : 22 x/menit

b) Inspeksi :

 Statis : wajah pasien sedikit pucat, pasien tampak tenang, postur sedikit kyposis.
 Dynamis : pola napas abdominal, Saat berjalan pasien terlihat sedkit khyposis, base
tungkai lebar

c) Palpasi :

 Suhu pada dada dan punggung sama dengan suhu daerah lainnya.
 Spasme pada otot pembantu pernafasan, terutama Upper trapezius, sternocleidomastoideus
dan pectoralis mayor dan minor

C. Pelaksanaan Fisioterapi :

1) Inframerah

Persiapan Alat : Siapkan alat kemudian cek keadaan lampu

Persiapan Pasien : Posisikan pasien senyaman mungkin, bebaskan area yang akan diterapi dari
kain atau pakaian, sebelum diterapi kulit harus kering dan dilakukan tes sensibilitas terlebih dahulu
serta berikan informasi yang jelas tentang tujuan terapi mengenai apa yang akan dirasakan dan apa
yang tidak boleh dilakukan selama terapi.

Pelaksanaan : Alat diatur sedemikian rupa, sehingga lampu sinar infra merah dapat
menjangkau daerah dada dan punggung dengan jarak 30-45 cm. Posisi lampu sinar infra merah tegak
lurus daerah yang akan diterapi. Setelah semuanya siap alat dihidupkan, kemudian atur waktu 10- 15
menit. Selama proses terapi berlangsung fisioterapi harus mengontrol rasa hangat yang diterima
pasien, jika selama pengobatan rasa nyeri, pusing, ketegangan otot meningkat. Dosis harus dikurangi
dengan menurunkan intensitasnya, dengan sedikit menjauhkan sinar infra merah. Hal ini berkaitan
dengan adanya over dosis. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan alat dirapikan seperti
semula.

2) Breathing Excercise

Persiapan Pasien : Pasien rileks, pasien duduk ditepi Bed

Pelaksanaan : Pasien diinstruksikan untuk menarik nafas panjang melalui hidung dan
mengeluarkannya secara pelan- pelan melalui mulut pengulangan 2-5 kali.

3) Postural Drinage dan Tapotemen

Persiapan Alat : Bantal

Persiapan Pasien : Pasien pada posisi gravitasi untuk memudahkan pengeluaran sekret yaitu
miring kekanan sedikit diganjal bantal bagian samping perut.

Pelaksanaan : Terapis melakukan tapotement pada daerah lateral costa kiri pasien dengan
posisi tangan membentuk arcus gerakan fleksi ekstensi. Latihan dihentikan bila ada keluhan dari
pasien seperti nyeri dada dan jantung berdebar.
4) Mobilisasi Sangka Thorak

Persiapan Pasien : Pasien tidur telentang

Pelaksanaan : Pasien diberi contoh oleh terapis kemudian disuruh untuk mengulanginya,
pasin disuruh ambil nafas panjang melalui hidung bersamaan dengan itu pasien menggerakkan
kedua lengannya keatas, kemudian disuruh untuk menghembuskannya secara pelan-pelan melalui
mulut sambil kedua tangannya diturunkan. Ulangi 1-8 kali.

5) Batuk Efektif

Persiapan Pasien : Posisi pasien duduk ditepi bed

Pelaksanaan : Tarik nafas pelan & dalam dengan pernafasan diafragma, Tahan nafas 2
detik atau hitung sampai 2 hitungan Batukkan 2 kali dengan mulut sedikit terbuka. Batuk pertama
akan melepaskan secret atau mucus dari tempatnya dan batuk kedua akan mendorong keluar
mucus tersebut. Batuk yang efektif adalah yang bersuara “hollow “. Sebagian penderita harus
didorong untuk berani batuk. Sugesti dapat diberikan dengan cara terapis batuk mendahului
penderita.

http://samuelpenuhperjuangan.blogspot.co.id/2012/07/penatalaksanaan-fisioterapi-pada-
kasus.html

http://repository.uksw.edu/handle/123456789/2023

http://dayunini97.blogspot.co.id/2014/12/infrared-diathermy-dalam-fisioterapi.html

Anda mungkin juga menyukai