Anda di halaman 1dari 13

Macam Spektrofotometri dan Perbedaannya (Vis, UV, dan IR)

Pada artikel tempo hari telah dibahas tentang perbedaan antara spektrometri dan
spektrofotometri, serta beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia spektrometri.

Kali ini akan dibahas mengenai jenis spektrofotometri dan perbedaannya. Spektrofotometri
terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Spektrofotometri Vis (Visible)


2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)

1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)

Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak
(visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata
manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar
yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat
oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).

Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten.
Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W
dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam
lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu.

Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini
menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.

Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna
dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent
yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa.
Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.

Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein terlarut
dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna agar
dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.

Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada
protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada
panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan
banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein
terlarut dalam sample.

2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)

Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV


berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380
nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.

Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang
terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu
neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama
deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang
memiliki dua pertikel.

Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar
ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.

Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent
tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu
diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar
pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid
apalagi suspensi.

Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble protein). Jika menggunakan
spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan reagent Folin, maka bila
menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa.

Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar
280 nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi tinggi), maka
konsentrasi protein terlarut semakin besar.

Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible,


terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan
terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang
UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.

3. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.


Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.

Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan.
Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample
tak berwarna.

4. Spektrofotometri IR (Infra Red)

Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar


pada penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra
merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh
dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm.

Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih
kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi
pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu
menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.

Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang
gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal standard. Perlu
juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak,
gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang diperoleh.

Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR
pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR). Aplikasi NIR
banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang bersifat rutin
dan cepat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam
spektrofometri disebut spektrofotometer.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam
mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan
visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat
kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian
lebih besar.
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan
mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer
campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra
merah, metoda pengukuran fotometer UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa
bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang
teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif bahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer


2. Sebutkan bagian atau komponen dari spektrofotometer
3. Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometer
4. Bagaimana cara kerja spektrofotometer
5. Sebutkan cara kalibrasi dari alat spektrofotometer
6. Bagaimana cara perawatan dari alat spektrofotometer
7. Sebutkan Jenis – jenis spektrofotometer

1.3 TUJUAN

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari alat spektrofotometer


2. Mengetahui komponen serta fungsi dari alat spektrofotometer
3. Mengetahui prinsip kerja alat spektrofotometer
4. Mengetahui cara kerja alat spektrofotometer
5. Dapat mengetahui cara kalibrasi alat spektrofotometer
6. Dapat mengetahui cara untuk merawat spektrofotometer
7. Dapat mengetahui jenis – jenis alat spektrofotometer

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan


cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di
dalam kuvet.
sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar
putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun
celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh
dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek
panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan
bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau
blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun
pembanding.

2.2 BAGIAN ATAU KOMPONEN SPEKTROFOTOMETER

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat
dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang
gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda
(terdispersi).
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai
sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di
daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan
konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur
intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum
melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase
(% T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T.

2.3 PRINSIP KERJA

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun


campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang
diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi
sampel.
Prisinp kerja dari spektrofotometer dapat di gambarkan sebagai berikut :
2.4 CARA KERJA SPEKTROFOTOMETER

Sinar berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible
(sinar tampak = 38 – 780nm) dan lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada
video lampu yang besar. Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua
karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi
untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi
pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader.
Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat
menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur menjadi
bertambah.

2.5 KALIBRASI ALAT SPEKTROFOTOMETER

Kalibrasi yang dimaksud ini adalah men-seting blank alat spektrofotometer, sebelum
digunakan untuk analisis. Secara umum sbb:
1. Nyalakan alat spektrofotometer
2. Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)
3. Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.
4. ->keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu diukur saat kuvet
dalam keadaan terisi larutan.
5. Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer
6. lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting blank (dalam bentuk
teks)

2.6 CARA PERAWATAN SPEKTROFOTOMETER

Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat :


1. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.
2. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya dari
matahari akan dapat mengganggu pengukuran.
3. Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang permanen.
4. Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.
5. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.
6. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

 Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna


Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka
larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna. Kecuali apabila
diukur dengan menggunakan lampu UV.
Panjang gelombang maksimum
 Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang
mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang
maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan
absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang
gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-
Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil
sekali.
 Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan
cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh
benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan
absorban pada spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.

2.7 JENIS – JENIS SPEKTROFOTOMETER

Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)

1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)

Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua
sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat
dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu
Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan
simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding
logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat
dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan
tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak
memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang
akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya
bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang
dihasilkan harus benar-benar stabil.
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein
terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna
agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.
Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide
pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada
panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan
banyaknya senyaw a kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein
terlarut dalam sample.

2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan
interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai
sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia
merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom
deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu
proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang
berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat
dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan
senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.
Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan
reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun
perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip
dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna.
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh pada analisa protein terlarut
(soluble protein). Jika menggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat
berwarna dengan reagent Folin, maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat
langsung dianalisa. Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang
gelombang sekitar 280 nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi
tinggi), maka konsentrasi protein terlarut semakin besar. Spektrofotometri UV memang lebih
simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample.
Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari
senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi
menimbulkan bias pada hasil analisa.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem
spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan
metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah
dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm. Pada spektro IR meskipun bisa
digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya
spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama
senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu
gugus fungsi spesifik.
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap
panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal
standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni.
Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang
diperoleh. Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan
sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR). Aplikasi
NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang bersifat
rutin dan cepat.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang.
 Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari
sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium.
 Spektrofotometri memiliki 4 bagian penting yaitu: sumber cahaya, monokromator, kuvet dan
detector.
 Spektofotometri dibagi menjadi 2 jenis, menurut optika sinarnya dan daerah spectrum. Jenis
tersebut juga dibagi menjadi beberapa jenis,
 Cahaya dari spektofotometri dilewatkan ke sampel dan diteruskan ke detector.
 Kalibrasi terdiri dari kalibrasi alat, matching kuvet, dan membuat spectrum serapan.
 Perawatan yang harus dilakukan cairan jangan sampai ada yang tumpah pada alat.

3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh data kata sempurna oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/04/makalah-spektrofotometer.html

http://wahyuriyadi.blogspot.com/2009/07/macam-spektrofotometri-dan-perbedaannya.html

Anda mungkin juga menyukai