Kelas : 3C
SDN 01 Kalisari
Jakarta Timur
Tahun 2018
A. Definisi dan Ciri Ciri Giro
Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening
giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang
bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor rekening
pada bank yang sama atau bank yang lain.
Seperti cek, bilyet giro juga dapat ditarik dari bank lain yang bukan penerbit
rekening giro. Proses penarikan bilyet giro tentu melalui tahap kliring terlebih dahulu
untuk kota yang sama dan tahap inkaso untuk luar kota atau negara lain. Ciri-ciri Giro :
1. .Giro tidak dapat diuangkan secara tunai (misalnya kalau Hadi ingin langsung ke
Bank ABC untuk dibayar secara tunai dari Giro itu, maka hal ini tidak akan dilayani
oleh Bank ABC
2. Pembayarannya harus dengan pemindahbukuan (transfer antar rekening) yaitu saldo
Bapak Umar berpindah ke rekening Hadi.
3. Giro dapat diterbitkan untuk dibayarkan pada suatu tanggal tertentu di masa akan
datang. Misalnya Bapak Umar menerbitkan Giro pada tanggal 1January 2008 sebesar
Rp.20.000.000 untuk dibayarkan ke Hadi, tapi giro tersebut baru dapat dicairkan
pada tanggal 25 Maret 2008. Ini berarti Giro tersebut baru dapat dicairkan pada
tanggal 25 Maret 2008 atau setelah tanggal 25 Maret 2008. Jadi pada saat Hadi
menerima Giro tersebut, maíz bersifat tagihan yang baru akan dibayarkan pada
tanggal 25 Maret 2008.
4. Bila pada tanggal 25 Maret 2008, setelah Hadi menagihkan giro tersebut dan
ternyata rekening Bapak Umar tidak memiliki dana sebesar nilai giro Rp.20.000.000 ,
maka Giro tersebt akan ditolak oleh pembayarannya oleh Bank yang biasa dikenal
dengan istilah Giro kosong / Saldo tidak cukup.
5. Bila Giro kosong terjadi, maka Hadi tidak dibayar Rp.20.000.000. Tetapi Hadi tetap
dapat menagih/mengkliringkan lagi Giro tersebut keesokan harinya sampai Bapak
Umar memiliki saldo yang cukup direkeningnya sebesar Rp.20 juta. Atau bila perlu
Hadi dapat mengambil jalar hukum untuk menagih lepada Bapak Umar sesuai dengan
perjanjian kedua belah pihak sebelum transaksi terjadi.
B. Definisi dan Ciri-Ciri Cek
Cek adalah surat atau warkat yang berisi perintah tak bersyarat dari nasabah bank
agar bank tersebut membayarkan suatu jumlah uang yang tertera pada surat itu kepada
orang atau pembawanya. Dengan demikian, cek merupakan salah surat berharga yang
memiliki fungsi sebagai alat tukar seperti uang. Untuk membuat cek, terlebih dahulu
harus membuka giro di bank yang bersangkutan.
Dasar hukum pengaturan cek diatur dalam Pasal 178 sampai dengan 229 KUH
Dagang. Di samping itu, ada tambahan penjelasan yang dimuat dalam Surat Edaran Bank
Indonesia. Dalam Pasal 178 KUH Dagang ditentukan syarat untuk cek sebagai surat
berharga, yakni :
1. Harus terdapat perkataan “cek” dalam bahasa yang dipakai untuk merumuskan bunyi
cek tersebut;
2. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu;
3. Nama orang yang harus membayar (tertaik) harus selalu suatu bank;
4. Penunjukkan tempat pembayaran;
5. Penyebutan tanggal dan tempat penarikan cek;
6. Tanda tangan orang yang menarik cek.
Dengan demikian, syarat-syarat di atas merupakan syarat mutlak dan jika salah
satu tidak disebutkan maka surat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai cek sesuai Pasal
179 Ayat (1) KUH Dagang.
C. Definsi dan Ciri-Ciri Premi
Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagai
kewajiban dari tertanggung atas keikutsertaannya di asuransi. Besarnya premi atas
keikutsertaan di asuransi yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan
asuransi dengan memperhatikan keadaan-keadaan dari tertanggun.
Fungsi Premi Asuransi :
1. Fungsi premi asuransi ialah bisa mengembalikan keadaan dari pihak tertanggung jika
terjadi sebuah kebangkrutan sehingga bisa kembali kepada keadaan di saat sebelum
terjadi kebangkrutan.
2. Nasabah atau pihak tertanggung bisa menentukan besarnya dari jumlah premi yang
harus dibayarkan sesuai dengan kemampuannya.
3. Nasabah juga bisa menentukan besarnya dari jumlah uang pertanggungan sesuai
dengan yang dia butuhkan
Faktor Premi Asuransi
1. Faktor Eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diantaranya ialah :
a) Kondisi dari sebuah perekonomian
b) Persaingan dengan perusahaan yang lainnya
c) Dan juga peraturan undang-undang pemerintah
2. Faktor Internal, adalah yang berasal dari dalam diantaranya ialah :
a) Kondisi dari sebuah pertanggungan
b) Jenis barang ataupun fasilitas yang diasuransikan
c) Jenis alat dari pengukuran barang yang diasuransikan
d) Cara dari pengankutan barang
e) Dan jangka waktu dari pertanggungan