Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI BIAYA

ACTIVITY-BASED COSTING

8 DESEMBER 2017

OLEH:

KELOMPOK 8

NAMA ANGGOTA:

1. GABRIEL GUNAWAN (1607531012) / 04


2. NI WAYAN PITRIYANI (1607531047) / 14
3. PUTU MAS DIARSI UNTARI (1607531076) / 18

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017

Activity-Based Costing
0
Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya.
ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk
memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.

Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas
untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:

 Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
 Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya
overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.

 Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.

I. Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional:

 Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada


tahap produksi

 Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja
langsung atau hanya dengan volume produksi.

 Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya


overhead yang berbeda beda.

Dalam sistem kalkulasi biaya tradisional biaya overhead dialokasikan secara


arbitrer kepada harga pokok produk. Hal ini akan menghasilkan harga pokok produk
yang tidak akurat atau terjadinya distorsi penentuan harga pokok produk per unit
sehingga tidak bisa diandalkan dalam mengukur efisiensi dan produktivitas.

Penentuan harga pokok per unit yang lebih akurat penting bagi manajemen sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan. Manajemen dapat dipermudah dalam membuat
berbagai keputusan, antara lain:

 menentukan harga jual


 mempertimbangkan menolak atau menerima suatu pesanan
1
 memantau realisasi biaya

 menghitung laba/rugi tiap pesanan

 menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
akan disajikan di neraca.

Agar tidak terjadi distorsi penentuan harga pokok per unit, banyak perusahaan
yang mengadopsi penggunaan sistem penentuan harga pokok (costing) berbasis
aktivitas (ABC) dengan harapan manajemen melakukan analisis profitabilitas,
mendorong perbaikan proses, mengembangkan ukuran kinerja yang lebih inovatif, dan
dapat berpartisipasi dalam perencanaan strategis

Hal-hal yang tidak diberitahukan oleh sistem akuntansi biaya tradisional kepada
manajemen banyak sekali. Akuntansi biaya tradisional memberi sedikit ide kepada
manajemen pada saat harus mengurangi pengeluaran pada waktu yang mendesak.
Sistem tersebut hanya memberikan laporan manajemen dengan menunjukkan dimana
biaya dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya.

Dengan berkembangnya dunia teknologi, sistem biaya tradisional mulai dirasakan


tidak mampu menghasilkan produk yang akurat lagi. Hal ini disebabkan karena
lingkungan global menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab sistem
akuntansi biaya tradisional, antara lain:

1. Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu menekankan pada tujuan penentuan


harga pokok produk yang dijual. Akibatnya sistem ini hanya menyediakan
informasi yang relatif sangat sedikit untuk mencapai keunggulan dalam
persaingan global.
2. Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya overhead terlalu memusatkan
pada distribusi dan alokasi biaya overhead daripada berusaha keras untuk
mengurangi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai
tambah.

3. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak mencerminkan sebab akibat biaya


karena seringkali beranggapan bahwa biaya ditimbulkan oleh faktor tunggal
misalnya volume produk atau jam kerja langsung.

2
4. Sistem akuntansi biaya tradisional menghasilkan informasi biaya yang
terdistorsi sehingga mengakibatkan pembuatan keputusan yang menimbulkan
konflik dengan keunggulan perusahaan.

5. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan tidak


langsung serta biaya tetap dan variabel hanya mendasarkan faktor penyebab
tunggal misalnya volume produk, padahal dalam lingkungan teknologi maju
cara penggolongan tersebut menjadi kabur karena biaya dipengaruhi oleh
berbagai macam aktivitas.

6. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan suatu perusahaan kedalam


pusat-pusat pertanggung jawaban yang kaku dan terlalu menekankan kinerja
jangka pendek.

7. Sistem akuntansi biaya tradisional memusatkan perhatian kepada perhitungan


selisih biaya pusat-pusat pertanggungjawaban tertantu dengan menggunakan
standar.

8. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak banyak memerlukan alat-alat dan


teknik-teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada
lingkungan teknologi maju.

9. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya daur hidup


produk. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan akuntansi biaya tradisional
terhadap biaya aktivitas-aktivitas perekayasaan, penelitian dan pengembangan.
Biaya-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periode sehingga menyebabkan
terjadinya distorsi harga pokok daur hidup produk.

Perbandingan Sistem Tradisional dan ABC

Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan secara
memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost
driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai
biaya variabel.
Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk
berubah selain berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang

3
menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat
ditelusuri ke masing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan
manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat secara
signifikan memperbaiki pengambilan keputusan.

Perbedaan Metode Activity Based Costing dengan Tradisional

Metode Penentuan Harga Pokok Metode Activity Based


Produk Tradisional Costing
Tujuan Inventory level Product Costing
Lingkup Tahap produksi Tahap desain, produksi,
Tahap pengembangan
Fokus Biaya bahan baku, tenaga kerja Biaya overhead
langsung
Periode Periode akuntansi Daur hidup produk
Teknologi Metode manual Komputer telekomunikasi
yang
digunakan
II. Cost Driver
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan
mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang
tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian
biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan.
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang
terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah
overhead yang ditimbulkan oleh masingmasing jenis produk harus diidentifikasi
melalui cost driver.
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-
biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang
akan menyebabkan biaya dalam aktifitas.

Jenis-jenis ‘Cost Driver’


Ada empat jenis ‘cost driver’ untuk menggambarkan bagaimana biaya berubah yaitu
a) Dasar aktivitas (activity based)

4
Dasar aktivitas dikembangkan pada level yang rinci dari operasi dan
dihubungkan dengan aktivitas pemanufakturan yang ada, seperti set-up mesin,
inspeksi produk, penaganan bahan atau pengepakan.

b) Dasar volume (volume based)


Dasar volume dikembangkan pada level agregat, seperti level output (jumlah
unit yang diproduksi).
c) Cost driver yang bersifat structural
Melibatkan keputusan-keputusan stratejik dan operasional yang mempengaruhi
hubungan antara ‘cost driver’ dan biaya total.
d) Cost driver yang bersifat eksekusional
Sama dengan cost driver yang bersifat struktural.
Activity Based Cost Driver
Activity based cost driver diidentifikasi dengan menggunakan cara analisis
aktivitas, deskripsi yang rinci dari aktivitas spesifik yang dilakukan dalam operasi
perusahaan. Deskripsi tersebut meliputi setiap tahap dalam proses pembuatan produk
atau penyediaan jasa. Dan untuk setiap aktivitas, cost driver dikembangkan untuk
menjelaskan bagaimana biaya berubah jika terjadi perubahan dalam aktivitas.

Analisis aktivitas membantu perusahaan mengembangkan biaya-biaya yang lebih


akurat untuk produknya, meningkatkan pengendalian manajemen dan pengendalian
operasional perusahaan, jika kinerja pada level yang rinci dapat dimonitor dan
dievaluasi.

Volume Based Cost Driver


Banyak jenis biaya yang terjadi berdasarkan volume, seperti biaya bahan langsung
dan biaya tenaga langsung. Pada nilai cost driver yang rendah, biaya meningkat pada
tingkat kenaikan yang semakin menurun karena terkait dengan faktor-faktor seperti lebih
efisiennya penggunaan sumber daya atau produktivitas yang semakin tinggi melalui
proses pembelajaran. Pada level cost driver yang lebih tinggi, biaya mulai meningkat
dengan tingkat kenaikan yang semakin tinggi jika ada ketidakefisienan yang disebabkan
perusahaan beroperasi pada tingkat yang dengan batasan kapasitas yang dimiliki.
III. Tahap Aplikasi ABC
Menghitung Biaya/ Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Pendekatan
Kontemporer Berdasar Kegiatan/ Activity Based Costing (ABC)
5
Sistem perhitungan biaya produk kontemporer adalah sistem perhitungan biaya
produk berdasarkan aktivitas (Activity – Based Cost = ABC) dimana pertama adalah
menelusuri biaya aktivitas dan baru kemudian ke produk.. Oleh sebab itu, ABC juga
merupakan proses dua tahap, yakni

1. Tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktivitas bukan ke unit organisasi


seperti pabrik atau departemen.
2. Tahap Kedua meliputi pembebanan biaya, Pada tahap ini sistem ABC
menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran penggerak yang
menekankan hubungan sebab akibat. Jadi tidak seperti sistem tradisional yang
cenderung instensi alokasi yang cenderung mengabaikan hubungan sebab akibat.

A. Tahap Pertama
Pada tahap pertama kalkulasi biaya sistem ABC ini adalah mengidentifikasi
dan mengklasifikasi aktivitas. Biaya-biaya dikaitkan dengan masing-masing
aktivitas, aktivitas dan biaya yang berkaitan dibagi ke dalam kumpulan yang sejenis
(homogen).
a. Identifikasi Kegiatan

Aktivitas/ Kegiatan adalah pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi.


Oleh sebab itu, identifikasi aktivitas memerlukan suatu daftar dari semua jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh orgnisasi. Misalnya penanganan bahan,
pemeriksaan, proses rekayasa dan penyempurnaan produk. Mengidentifikasi
6
kegiatan adalah mengamati dan membuat daftar pekerjaan yang dilakukan oleh
organisasi. Daftar pekerjaan tersebut didokumentasi dalam dokumen yang
disebut Inventaris Kegiatan. Setelah inventaris kegiatan dibuat, kemudian
atribut kegiatan digunakan untuk menerangkan dan mengklasifikasikan kegiatan
lebih lanjut. Atrbut kegiatan adalah butir-butir informasi keuangan dan non-
keuangan yang menjelaskan masing-masing kegitan. Atribut yang digunakan
tergantung pada tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan tersebut. Bila
tujuannya adalah memperbaiki kinerja, maka digunakan atribut mutu dan
efisien. Bila tujuannya adalah perhitungan biaya produk maka digunakan atribut
yang mencerminkan bagaimana produk memerlukan kegiatan yang akan
digunakan.

b. Klasifikasi Kegiatan

Setelah kegiatan diidentifikasi, selanjutnya melakukan klasifikasi.


Klasifikasi kegitan yang terkait ke dalam set-set yang membentuk dasar bagi
kelompok-kelompok biaya yang sama,dilakukan dengan menggunakan atribut.
Pengelompokan ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah tarif overhead yang
diperlukan, menyederhanakan tugas penghitungan biaya produk, dan
mengurangi kerumitan keseluruhan model penghitungan biaya produk ABC.
Kegiatan diklasifikasikan ke dalam kelompok yang sama bila setidaknya
memiliki tiga kriteria yang sama yakni:

1) Atribut proses. Yakni kegiatan-kegiatan yang berbagi tujuan atau memiliki


maksud yang sama.
2) Atribut tingkat kegiatan. Maksudnya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan
pada tingkat kegiatan umum yang sama.
3) Atribut pendorong. Maksudnya kegiatan-keiatan tersebu menggunakan
pendorong/ penggerak yang sama untuk membebankan biaya ke suatu
obyek biaya yang sama.

7
c. Klasifikasi Proses

Klasifikasi proses dilakukan setelah klasifikasi kegiatan dilakukan dan


menghasilkan daftar kegiatan. Suatu proses didefinisikan sebagai rangkaian
kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

d. Klasifikasi Tingkat Kegiatan

Setelah klasifikasi Proses dilakukan, selanjutnya dklasifikasikan lagi ke


dalam salah satu dari empat kategori kegiatan umum yakni (1) tingkat unit, (2)
tingkat batch, (3) tingkat produk, (4) tingkat fasilitas, Mengklasifikasikan
kegiatan ke dalam kategori-kategori ini memudahkan perhitungan biaya produk
karena biaya-biaya kegiatan dikaitkan dengan berbagai tingkat yang berbeda
dengan jenis-jenis pendorong/ penggerak yang berbeda pula

e. Klasifikasi Pendorong Kegiatan

Setelah melakukan klasifikasi tingkat kegiatan, maka tiga tingkatan yang


pertama yakni tingkat unit, tingkat batch dan tingkat produk mengandung
kegiatan-kegiatan yang terkait produk. Hal ini memungkinkan untuk mengukur
8
kebutuhan yang ditempatkan pada kegiatan oleh masing-masing produk.
Kegiatan-kegiatan dalam tiga tingkatan tersebut dapat dibagi atas dasar
perbandingan konsumsi. Keiatan-kegiatan dengan perbandingan konsumsi yang
sama dapat menggunakan pendorong/ penggerak kegiatan yang sama untuk
pembebanan biaya. Dengan demikian, semua kegiatan di dalam masing-masing
tiga tingkat kegiatan tersebut yang memiliki pendorong/ penggerak yang sama
dikelompokkan menjadi satu dan membentuk satu rangkaian kegiatan yang
homogen. Maksudnya rangkaian kegiatan homogen di sini adalah suatu kumpulan
kegiatan yang memiliki tujuan berbagai atau maksud yang sama, berada pada
tingkat yang sama dan menggunakan pendorong/ penggerak kegiatan yang sama
pula.

Kategori kegiatan yang keempat yakni tingkat fasilitas merupakan persoalan


tersendiri dalam metode ABC dalam menelusuri biaya ke produk. Menelusuri biaya
kegiatan ke masing-masing produk bergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi jumlah masing-masing kegiatan yang dikonsumsi oleh produk,
Kegiatan tingkat fasilitas merupakan kegiatan umum untuk berbagai produk sehingga

9
hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi bagaimana masing-masing produk
mengkonsumsi kegiatan-kegiatan tersebut.

Setelah klasifikasi kegiatan/ aktivitas ditentukan, selanjutnya biaya pelaksanaan


aktivitas ditentukan dengan menggunakan penelusuran langsungdan penggerak
sumber daya. Selanjutnya bila perusahaan telah menentukan penggerak aktivitas yang
berkaitan dengan setiap aktivitas, maka masing-masing tarif overhead aktivitas dapat
dihitung. Pada situasi tertentu, dapat dihasilkan ratusan tarif overhead sehingga
menimbulkan kebingungan. Untuk mengurangi jumlah tarif overhead yang diperlukan
dan perampingan proses, aktivitas-aktivitas dikelompokkan pada kumpulan yang
sejenis berdasarkan karakteristik yang sama yakni (1) secara logika berkorelasi dan
(2) memiliki rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Kumpulan biaya
overhead overhead yang berkaitan dengan setiap kumpulan aktivitas disebut
kelompok biaya sejenis.. Karena aktivitas dalam suatu kelompok biaya sejenis
memiliki rasio konsumsi yang sama, maka perubahan biaya untuk kelompok ini dapat
dijelaskan dengan satu penggerak aktivitas

Setelah kelompok biaya ditentukan, biaya per unit dari penggerak aktivitas
dihitung dengan membagi biaya kelompok dengan kapasitas praktis penggerak
aktivitas dan disebut tarif kelompok. Hasil dari tahap pertama kalkulasi biaya
berdasarkan aktivitas adalah:

1) Identifikasi aktivitas
2) Biaya-biaya dibebankan ke aktivitas
3) Biaya aktivitas yang dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis
4) Biaya aktivitas yang dikelompokkan dan dijumlah untuk menentukan
kelompok biaya sejenis
5) Tarif overhead kelompok.

B. Tahap Kedua

Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk.
Penelusuran ke produk dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang
dihitung pada tahap pertama dan ukuran sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap
produk. Ukuran sumber daya yang dikonsumsi adalah kuantitas penggerak
aktivitas yang digunakan oleh setiap produk

10
Ilustrasi Kalkulasi Biaya/ Harga Pokok Produksi Berdasar Kegiatan

Berdasarkan data-data berikut

Dicoba untuk menghitung biaya/ harga pokok produksi per unit dengan pendekatan
berdasar kegiatan/ Activity Based Costing (ABC)

Tahap Pertama

Hasil pengelompokan biaya adalah sebagai berikut:

Tahap Kedua

11
Perhitungan Biaya per unit adalah sebagai berikut:

Keunggulan dari Sistem Biaya Activity-Based Costing (ABC)

Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing (ABC) dalam
penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut :

a. Biaya produk yang lebih realistik, khususnya pada industri manufaktur


teknologi tinggi dimana biaya overhead adalah merupakan proporsi yang
signifikan dari total biaya.
b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik yang
modem, terdapat sejumlah akrivitas non lantai pabrik yang berkembang.
Analisis sistem biaya ABC itu sendiri memberi perhatian pada semua aktivitas
sehingga biaya aktivitas yang non lantai pabrik dapat ditelusuri.
c. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya
(activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi
aktivitas.
d. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan
membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak
menambah nilai terhadap produk..
e. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang modem
dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak dari
pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based) dari pada
berbasis volume produk.
f. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya
produk variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang relevan
terhadap pengambilan keputusan yang strategik.
g. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan,
area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.

Contoh Soal
12
CV. Ananda memproduksi dan menjual 2 jenis karpet, yaitu wol dan sintesis. Pihak
manajemen sedang memperhitungkan ulang biaya produksi kedua jenis karpet tersebut
agar dapat memaksimalkan keuntungan dalam persaingan dewasa ini. Adapun data
biaya tidak langsung yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Aktifitas Biaya Kapasitas yang digunakan


Permesinan Rp. 180.000.000 150.000 jam mesin
Pengujian Rp. 120.000.000 40.000 jam pengujian
Pengerjaan Ulang Rp. 60.000.000 20.000 jam pengerjaan
ulang

Konsumsi dari kedua jenis karpet tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Produk Wol Sintesis


Unit yang diproduksi 10.000 100.000
Jam mesin 100.000 50.000
Jam pengujian 20.000 20.000
Jam pengerjan ulang 15.000 5.000

Untuk membebankan biaya tidak langsungnya CV. Ananda mendasarkannya pada jam
mesin. Hitunglah pembebanan biaya tidak langsung per unit jenis karpet dengan
menggunakan perhitungan ABC.
Jawab :
Perhitungan ABC
Pendekatan berdasarkan aktifitas biaya masing-masing aktifitas dihitung sebagai
berikut :
Permesinan : Rp. 180.000.000/100.000 Jam mesin : Rp. 1.200/jam
Pengujian : Rp. 120.000.000/40.000 jam pengujian : Rp. 3.000/jam
Pengerjaan ulang : Rp. 60.000.000/20.000 jam pengerjaan : Rp. 3.000/jam

Biaya tidak langsung masing-masing produk :


Wol
Pendekatan berdasarkan aktifitas, biaya masing-masing aktifitas dihitung sebagai
berikut :
Permesinan : Rp. 1.200/jam x 100.000 jam mesin : Rp. 120.000.000

13
Pengujian : Rp. 3.000/jam x 20.000 jam pengujian : Rp. 60.000.000
Pengerjaan ulang : Rp. 3.000/jam x 15.000 jam : Rp. 45.000.000 +
Jumlah total biaya tidak langsung :Rp. 225.000.000
Biaya tidak langsung per unit : Rp. 225.000.000 / 10.000 unit wol : Rp. 22.000 per unit.
Sintesis
Permesinan : Rp. 1.200/jam x 50.000 jam mesin : Rp. 60.000.000
Pengujian : Rp. 3.000/jam x 20.000 jam pengujian : Rp. 60.000.000
Pengerjaan ulang : Rp. 3.000/jam x 5.000 jam : Rp. 15.000.000 +
Jumlah total biaya tidak langsung :Rp. 135.000.000
Biaya tidak langsung per unit : Rp. 135.000.000 / 100.000 unit sintesis : Rp. 1.350 per
unit.

REFERENSI :

https://akuntansiterapan.com/2014/02/17/activity-based-costing

http://dominique122.blogspot.co.id/2015/05/manfaat-dan-keunggulan-dari-sistem.html

https://sites.google.com/site/pekembia/kalkulasi-menghitung-biaya-per-unit-harga-pokok-
produksi-berdasar-kegiatan-activity-based-costing-metode-abc

14

Anda mungkin juga menyukai