t)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang,
st,
' Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang,
ttt) Dosen Program Studi D3, D4 Ilmu Keperawatan Politeknik Kesehatan Semarang.
ABSTRAK
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit degeneratif yang menempati urutan ke-4 terbesar di dunia
dalam jumlah pasien DM setelah India, China, dan Amerika Serikat. Persatuan Endokrinologi
Indonesia (PERKENI, 2006) menyebutkan bahwa neuropati diabetik disertai adanya nyeri merupakan
komplikasi yang banyak dijumpai pada penderita DM tipe 2. Sehingga akan berpengaruh pada kualitas
hidup penderita DM tersebut. Senam kaki diabetik bertujuan untuk memperlancar sirkulasi perifer dan
mencegah kekakuan sehingga diharapkan nyeri dapat berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh senam kaki diabetik terhadap intensitas nyeri neuropati diabetik pada penderita
DM tipe 2 di RSUD Ungaran. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan one
group pre-post test selama 4 hari dengan perlakuan 1 kali sehari. Sampel yang diambil sebanyak 16
responden dengan mengukur intensitas nyeri neuropati diabetik menggunakan skala NRS (Numerical
Rating Scale) sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil uji statistik Wilcoxon Match Pairs
diperoleh nilai p value 0,001 (< 0,05), disimpulkan bahwa ada pengaruh senam kaki diabetik terhadap
intensitas nyeri neuropati diabetik pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Ungaran Semarang.
Rekomendasi hasil penelitian ini adalah senam kaki diabetik dapat diaplikasikan dalam praktik
keperawatan sehingga pasien mampu melakukan secara mandiri.
ABSTRACT
Diabetes mellitus type 2 is a degenerative disease which the 4th largest in the world of total diabetic
patients after India, China, and the United States. Unity Endocrinology Indonesia (Perkeni, 2006)
mentions that neuropathy diabetic with pain is a complication that often found in patients with DM
type 2. So that would affect to the quality of diabetic patients life. Diabetic foot exercise aimed to
facilitate the peripheral circulation and prevent stiffness so it expected can reduce the pain. This study
aimed to determine the effect of exercise on the intensity of diabetic neuropathy pain in patients with
DM type 2 in hospitals Ungaran. The study design used was quasi-experimental with one group pre-
post test for 4 days and the treatment was 1 per day. Samples taken were 16 respondents by count
their diabetic neuropathy pain intensity using NRS before and after the intervention. Results of
statistical tests Wilcoxon Match Pairs p values obtained value of 0.001 (<0.05), concluded that there
was the influence of diabetic foot exercise on the intensity of diabetic neuropathy pain in patients with
DM type 2 in hospitals Ungaran Semarang. Recomendation of this research is a diabetic foot exercise
could be set in nursing practice, so the patient are able to do by theirselves.
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
Data karakteristik responden secara
keseluruhan ditunjukan pada tabel 1.
Dimana hasil penelitian menunjukkan
perempuan memiliki persentase yang lebih 2 > 5 tahun 15 93,8
besar dibandingkan dengan jenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 56,3% dengan rata- Total 16 100
rata menderita DM lebih dari 5 tahun
sebanyak 93,8%. Intensitas nyeri neuropati diabetik pada
kaki sebelum diberikan intervensi dan
Tabel 1 sesudah dilakukan 4 kali intervensi
Distribusi frekuensi responden disajikan pada tabel 2.
berdasarkan karakteristik responden
Tabel 2
No Karakteristik Frek Persentase Distribusi frekuensi intensitas nyeri
Responden (N=16) (%) neuropati diabetik pada pasien DM tipe 2
Usia sebelum dan sesudah diberikan intervensi
1 46-50 5 31,3
2 51-55 1 6,3 No Skala Intensitas Frek. Persen-
3 56-60 8 50,0 Nyeri (NRS) N=16 tase
4 61-65 2 12,5 (%)
Sebelum terapi
Total 16 100 1 nyeri sedang, kaku,
baal (4) 1 6,3
Jenis kelamin 2 nyeri sedang,
1 Perempuan 9 56,3 tertekan, dalam (5) 4 2,5
2 Laki-laki 7 43,8 3 nyeri sedang, rasa
terbakar (6) 8 50,0
Total 16 100 4 sangat nyeri namun
masih dapat
Lama DM dikontrol (7) 3 18,8
1 < 5 tahun 1 6,3
Total 16 100
No Skala Intensitas Frek. Persen- bahwa ada pengaruh senam kaki diabetik
Nyeri (NRS) N=16 tase terhadap intensitas nyeri neuropati
(%) diabetik pada penderita DM tipe 2 di
Sesudah terapi RSUD Ungaran.
1 Nyeri ringan,
seperti tersengat
listrik, muncul
tidak sering (3) 3 18,8 PEMBAHASAN
2 nyeri sedang, kaku,
baal (4) 6 37,5 Interpretasi Data dan Diskusi Hasil
3 nyeri sedang,
tertekan, dalam (5) 4 25,0 Berdasarkan hasil penelitian, data karakteristik
4 nyeri sedang, rasa responden menunjukkan bahwa sebanyak 50%
terbakar (6) 1 6,3
responden berada pada rentang usia 56-60
Total 16 100 tahun. Menurut Sudoyo (2009, hlm.1917),
seseorang yang berusia lebih dari 50 tahun
memiliki peningkatan risiko terhadap
B. Analisis Bivariat terjadinya DM dibandingkan seseorang yang
Hasil uji normalitas data dengan berusia kurang dari 40 tahun. Hal tersebut
menggunakan uji Sharpiro-Wilk dikarenakan adanya resistensi insulin dan
didapatkan nilai p < 0,05 maka dikatakan intoleransi glukosa oleh karena faktor
data berdistribusi tidak normal dan degeneratif yaitu menurunnya fungsi tubuh
dilanjutkan dengan uji non parametrik untuk memetabolisme glukosa dalam darah.
Wilcoxon Match Pairs. Hasil uji Wilcoxon Usia sangat erat kaitannya dengan terjadinya
Match Pairs menunjukkan nilai p = 0,001 kenaikan kadar glukosa darah, sehingga
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan semakin meningkat usia maka prevalensi
diabetes dan gangguan toleransi glukosa Data karakteristik responden menunjukkan
semakin tinggi (Sudoyo, 2009, hlm 1918). bahwa sebanyak 56,3% responden berjenis
kelamin perempuan, dimana perempuan pada
usia lebih dari 40 tahun lebih beresiko
menderita penyakit DM tipe 2 dikarenakan
pada wanita yang telah mengalami menopause,
kadar gula dalam darah lebih tidak terkontrol
dikarenakan terjadi penurunan produksi
hormon esterogen dan progesteron.
Berkurangnya produksi hormon esterogen dan
progesteron tersebut dapat mempengaruhi sel-
sel tubuh dalam merespon insulin (Nirvana,
2012, ¶2).
DAFTAR PUSTAKA