Anda di halaman 1dari 15

BAB I

LAPORAN KASUS

IDENTITAS :

Nama : Ny. IA

Tempat, tanggal, lahir : Jakarta, 2 Juni 1982

Usia : 31 tahun

Alamat : Jalan sunter agung RT 01 Jakarta Utara

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Tanggal masuk RS : 22 Mei 2013, Pukul 22.00 WIB

No. Rekam medis : 17.96.05

Dokter yang merawat : dr. Bobbin Amirul, Sp.OG

AUTOANAMNESIS 29 Juni 2013, Pukul 08.00 WIB

Keluhan utama

Keluar darah kurang lebih 2,5 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Os mengaku hamil 7 minggu disertai keluar darah dari kemaluan sedikit-sedikit hingga saat Os
datang ke rumah sakit, hampir setiap hari darah keluar, keluar darahnya berupa bercak, tidak
menggumpal, berwarna agak kehitaman, tidak disertai lendir, disertai nyeri disekitar perut, nyeri
perut pada sekitar simpisis pubis, nyeri seperti kram pada perut, tidak menjalar, tidak merasakan
lemas, pusing, tidak demam, mual, dan kadang muntah.

Riwayat Pemeriksaan Kehamilan

1. Os memeriksakan dirinya ke RSIJ Sukapura dengan Spesialis Obstetri dan Ginekologi


pada tanggal 21 Juni 2013.
2. Hasil pemeriksaan USG bahwa terdapat gambaran gestasional sac dengan gambaran fetal
echo
3. Tanggal 28 Juni 2013, pukul 22.00 WIB Os datang ke VK dengan surat pengantar dari
dokter

1
Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat asma disangkal


2. Riwayat DM disangkal
3. Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit keluarga

1. Tidak ada yang pernah seperti ini


2. Riwayat asma tidak ada

Riwayat pengobatan

Tidak mengkonsumsi obat-obatan

Riwayat Alergi

1. Debu atau cuaca tidak ada


2. Makanan tidak ada
3. Obat tidak ada

Riwayat Kebiasaan

1. Tidak merokok
2. Tidak konsumsi alkohol
3. Sering pulang malam karena bekerja di salah satu rumah makan
4. Pasien mengaku memelihara kucing dirumah
5. Suami merokok

Riwayat Perkawinan

Kawin ke 1, masih kawin hingga saat datang ke RS, sudah menikah selama 1 tahun

Riwayat Haid

1. Pertama menstruasi pada umur 15 tahun


2. Tidak teratur
3. Nyeri
4. Lama 4 hari dengan silus 28 hari
5. Haid terakhir 25 februari 2013, taksiran lahir 4 november 2013

Riwayat operasi

Tidak ada

2
Riwayat persalinan

No. Tempat Penolong Tahun Aterm Jenis penyulit Anak


Bersalin persalinan
sex berat keadaan
- - - - - - - - - -

Pemeriksaan Umum :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital : TD  120/70 mmHg TB : 169 cm

N  86 x / menit BB : 45 Kg

S  36ºC

RR  22 x / menit

Pemeriksaan Fisik

Rambut : Tidak mudah rontok, distribusi merata, warna hitam

Mata : Tidak anemis, Sclera tidak icterik

Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak terlihat pucat, lidah tidak kotor

Gigi : Tidak caries

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tyroid tidak membesar

Dada : Jantung normal, BI-BII regular, gallop -, murmur –

Paru normal, Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Payudara : Simetris, putting susu menonjol, colostrums tidak ada

Abdomen : Tidak ada distensi abdomen, nyeri tekan, tympani

Vagina : Keluar darah

Ekstremitas : Akral  hangat, simetris, edema (-/-)


3
RCT  < 2 detik

Pemeriksaan Penunjang

USG : Tampak gestasional sac intrauterin (3,3 cm), fetal echo (-)

Laboratorium : PEMBEKUAN

- Perdarahan 1’30” nilai normal 1-3


- Pembekuan 3’30” nilai normal 2-6

IMUNOSEROLOGI

HbSAg negatif

HEMATOLOGI

- Hb  12,1 g/dl nilai normal : L 13,8-17 g/dl


P 11,3-15,5 g/dl
- Leukosit  11.300 sel/mm 3

- Ht  35,7 %
- Trombosit  277 ribu/mm3

Diagnosa

Blighted Ovum

Tindakan

Dilatasi servik + Kuretase

Data Umum

Pre Operasi

Diagnosis : Blighted Ovum TB : 169 cm

Jenis Operasi : Kuret BB : 50 kg

Dokter : Bobbin Amirul, Sp.OG TD : 100/70 mmHg

Makan Minum : Pukul 00.00 WIB N : 80x/menit

Riwayat Asma : Tidak Ada P : 20x/menit

Alergi : Tidak Ada S : 36ºC

4
LAPORAN KURETASE

1. Pasien posisi litotomi


2. Asepsis dan ansepsis vagina, vulva, dan sekitarnya
3. Kateterisasi urin ± 30 cc
4. Pasang spekulum sims post
5. Jepit posio dengan tenakulum gigi satu pada jam 11
6. Sondase uterus ± 9 cm
7. Ambil jaringan dengan obortic tang
8. Kuretase sampai bersih
9. Jaringan ± 20 cc, tampon -, PA –
10. Kuret selesai

KEADAAN POST OPERASI

1. Keluhan Utama : Baik


2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TD : 100/70 mmHg
4. N : 76x/menit
5. S : 36ºC
6. RR : 22x/menit

5
Catatan Perkembangan

30 Juni 2013  S : Mules, sedikit nyeri post operasi, sudah tidak keluar darah, lemas,

belum BAB

O : KU  Baik Kesadaran  Compos mentis

TD : 90/60 mmHg

N : 80x/menit

S : 36,5ºC Abdomen : BU + , tidak cembung,


RR : 22x/menit

A : P0A1 post kuret hari ke 1

P : terapi lanjut

1 Juli 2013  S : Sudah tidak ada keluhan, tidak keluar darah

O : KU  baik Kesadaran  Compos mentis

TD : 110 / 70 mmHg

N : 60x/menit

S : 36,5ºC Abdomen : BU (+), tympani

RR : 18x/menit

A : P0A1 Post Kuret hari ke 2

P : Lanjut, pulang

6
BLIGHTED OVUM

Definisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak
ada janin di dalam kandungan. Blighted ovum (kehamilan anembrionik) merupakan kehamilan
patologik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Di samping mudigah,kantong kuning telur juga tidak ikut
terbentuk. Seorang wanita yang mengalaminya jugamerasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat
menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi
pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.
Blighted ovum (anembryonic pregnancy) terjadi pada saat ovum yang sudah dibuahi menempel ke
dinding uterus, tapi embrio tidak berkembang. Sel-sel berkembang membentuk kantong kehamilan, tapi tidak
membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi pada trimester pertama sebelum wanita tersebut
mengetahui tentang kehamilannya.
Etiologi

Blighted ovum merupakan penyebab sekitar 50% keguguran trimester pertama dan
biasanya merupakan akibat dari masalah kromosom yang diduga hampir 60% untuk kejadian blighted ovum ini.
Pada seseorang yang menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol itu sendiri bisa menyebabkan keluhan ini
karena terganggunya proses metabolisme di dalam tubuh. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada
janin dan secara alami tidak mencoba untuk melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi
bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel abnormal, atau kualitas sperma yang buruk.

Faktor genetik. Translokasi parenteral keseimbangan genetik.

1. Mendelian
2. Multifaktor
3. Robertsonian
4. Resiprokal

Kejadian tertinggi kelainan sitogenik konsepsi terjadi awal kehamilan. Kelainan sitogenik embrio
biasanya berupa aneuploid yang disebabkan oleh keliainan sporadis, misalnya nondisjungction meiosis atau
poliploidi dari fertilitas abnormal. Separuh dari abortus karena kelainan sitogenik pada trimester pertama berupa
trisomi autosom. Triploidi ditemukan pada 16% kejadian abortus, dimana terjadi fertilisasi ovum normal haploid

7
oleh 2 sperma ( dispermi ) sebagai mekanisme patologi primer. Trisomi timbul akibat nondisjunction meiosis
selama gametogenesis pada pasien dengan kariotip normal. Untuk sebagian besar trisomi, gangguan meiosis
maternal bisa berimplikasi pada gametogenesis. Isiden trisomi meningkat dengan bertambahnya usia. Trisomi 16,
semua kromosom trisomi berakhir abortus kecuali pada trisomi kromosom 1. Sindroma turner merupakan
penyebab 20 – 25 % kelainan sitogenik pada abortus. Sepertiga dari fetus dengan sindrom down ( trisomi 21) bisa
bertahan.

Pengelolaan standar menyarankan untuk pemeriksaan genetik amniosintesis pada semua ibu hamil
dengan usia lanjut , yaitu diatas 35 tahun karena angka kejadian kelainan kromosom / trisomi akan meningkat
setelah usia 35 tahun. Kelainan lain umumnya bergubungan dengan dengan fertilisasi abnormal (tetraploid,
triploid). Kelainan ini tidak bisa dihubungkan dengan kelangsungan kehamilan. Tetraploid terjadi pada 8 %
kejadian abortus karena kelainan kromosom, di mana terjadinya kelainan pada fase sangat awal sebleum proses
pembuahan.

Struktur kromosom merupakan kelainan ketiga. Kelainan struktural terjadi pada sekitar 3% kelainan
sitogenik pada abortus. Ini menunjukan bahwa kelainan struktur kromosom sering diturunkan oleh ibunya.
Kelainan struktur kromosom pada pria bisa berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas, dan bisa
mengurangi peluang kehamilan dan terjadi keguguran. Kelainan sering juga berupa gen yang abnormal, mungkin
karena adanya mutasi gen yang bisa mengganggu proses implantasi bahkan menyebabkan abortus. Contoh untuk
kelainan gen tunggal yang sering menyebabkan abortus berulang adalah myotonik dystrophy, yang berupa
autosom dominan dengan penetrasi yang tinggi, kelainan ini progresif, dan penyebab abortusnya mungkin karena
kombinasi gen yang abnormal dan gangguan fungsi uterus. Kemungkinan juga karena adanya mosaic gonad pada
ovarium atau testis.

Gangguan konektif lain, misalnya sindroma marfan, sindroma Ehlers-Danlos, homosisteinuri dan
pseudoaxanthoma elasticum. Juga pada perempuan dengan sickle cell. Anemia beresiko tinggi mengalami
abortus. Hal ini karena adanya mikroinfark pada plasenta. kelainan hematologik lain yang menyebabkan abortus
misalnya disfibrinogenemi, defisiensi faktor XIII, dan hipofibrinogenemi afibrinogenemi congenital. Abortus
berulang bisa berulang bisa disebabkan oleh penyatuan oleh 2 kromosom yang abnormal, di mana salah bila
kelainannya hanya pada salah satu orangtua, faktor tersebut tidak diturunkan. Studi pernah dilakukan menunjukan
bahwa bila didapatkannya kelainan kariotip pada kejadian abortus, maka kehamilan berikutnya juga beresiko
abortus.

8
Faktor Infeksi

Teori peran mikroba infeksi terhadap kejadian abortus mulai diduga sejak 1917, ketika DeForest dan
kawan-kawan melakukan pengamatan kejadian abortus berulang pada perempuan yang ternyata terpapar
brucellosis. Beberapa jenis organisme tertentu diduga berdampak pada kejadian abortus antara lain :

1. Bakteria
 Listeria monositogenes
 Klamidia trakomatis
 Ureaplasma urealitikum
 Mikoplasma hominis
 Bekterial vaginosis
2. Virus
 Sitomegalovirus
 Rubella
 Herpes Simpleks Virus
 HIV
 Parovirus
3. Parasit
 Toksoplasmosis gondii
 Plasmodium falsiparum
4. Spirokaeta
 Treponema pallidum

Berbagai teori diajukan untuk mencoba menerangkan bahwa pada infeksi terhadap resiko abortus / EPL,
diantaranya sebagai berikut :

 Adanya metabolik toksik, endotoksin, eksotoksin, atau sitokin yang berdampak langsung
pada janin atau unit fetoplasenta.
 Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin atau cacat berat sehingga janin sulit bertahan
hidup.
 Infeksi plasenta yang berakibat insufisiensi plasenta dan bisa berlanjut kematian janin.

9
 Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genitalia bawah ( missal Mikoplasma
hominis, Klamidia, Ureaplasma urealitikum, HSV ).
 Amnionitis.
 Memacu perubahan genetic dan anatomi embrio, umumnya oleh karena virus selama
kehamilan awal.

Faktor hormonal

Ovulasi implantasi, serta kehamilan dini bergantung pada koordinasi yang baik sistem pengaturan
hormone maternal. Oleh karena itu, perlu perhatian langsung terhadap sistem hormone secara keseluruhan, fase
luteal, dan gambaran hormone setelah konsepsi terutama kadar progesterone

 Diabetes Mellitus
Perempuan dengan diabetes mellitus yang dikelola dengan baik risiko abortusnya tidak lebih jelek jika
disbanding perempuan yang tanpa diabetes. Akan tetapi perempuan diabetes dengan kadar HbA1c tinggi
pada trimester pertama, resiko abortus dan malformasi janin meningkat signifikan. Diabetes jenis insulin-
dependen dengan kontrol glukosa tidak adekuat punya peluang 2-3 kali lipat mengalami abortus.
 Kadar progesterone yang rendah
Progesterone mempunyai peran penting dalam mempengaruhi reseptivitas endometrium terhadap
implantasi korion. Pada tahun 1929, allen dan corner mempublikasikan tentang proses fisiologis korpus
luteum, dan sejak itu diduga kadar progesteron yang rendah berhubungan dengan resiko terjadinya
blighted ovum. Support fase luteal punya peran kritis pada kehamilan sekitar 7 minggu, yaitu saat di mana
trofoblas harus menghasilkan banyak steroid untuk menunjang kehamilan. Pengangkatan korpus luteum
sebelum usia 7 minggu akan menyebabkan abortus. Dan bila progesterone diberikan akan
mempertahankan kehamilan.

Patogenensis

Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai
penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk atau terdapatinfeksi torch), maka unsur janin tidak
berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil
konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan
gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya, hal ini

10
disebabkan Plasenta menghasilkan hormone hCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan
memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil
konsepsi di dalam rahim. Hormon hCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual,
muntah, dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. .Karena tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut
juga sebagai hormon kehamilan.

Meski tak ada janin, blighted ovum bisa membuat ibu merasa hamil sungguhan. Ini wajar
saja karena ibu memang mengalami beberapa gejala kehamilan, seperti menstruasi terhenti,
mengalami mual dan muntah, perut makin membesar dan payudara mengeras. Bahkan hasil
pemeriksaan air seni melalui test pack maupun laboratorium, bisa saja menunjukkan hasil positif.
Mengapa bisa seperti itu? Begini penjelasan ilmiahnya. Pada saat pembuahan, sel telur yang
matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab (di antaranya
kualitas telur/sperma yang buruk, atau terdapat infeksi TORCH), maka unsur janin tidak
berkembang sama sekali.

Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam di dalam rahim. Lalu rahim yang berisi hasil
konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan
bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil
konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
lainnya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah ibu
hamil mengeluh adanya perdarahan sedikit dari kemaluan. Perlu diketahui juga, perut yang
membesar seperti orang hamil, tidak hanya bisa disebabkan blighted ovum. Mungkin saja ada
penyakit lain misalnya tumor rahim atau penyakit usus.

Manifestasi Klinis

1. Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan
2. Kantung kehamilan terlihat jalas, tes kehamilan urin positif
3. Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6-7minggu.
4. kemungkinan memiliki kram perut ringan, dan atau perdarahan bercak ringan.
5. Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali.

11
Gejala dan tanda-tanda
1. Periode menstruasi terlambat
2. Kram perut
3. Minor vagina atau bercak perdarahan
4. Tes kehamilan positif pada saat gejala
5. Ditemukan setelah akan tejadi abortus spontan dimana muncul keluhan perdarahan
6. Hampir sama dengan kehamilan normal
7. Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram perut, bertambahnya ukuran
rahim yang lambat)
8. Ditemukan pada pemeriksaan USG
Diagnosa
1. Anamnesis (tanda - tanda kehamilan)
Dari anamnesis ini untuk mengetahui faktor – faktor penyebab walaupun tidak pasti dalam mendiagnosis
untuk blighted ovum ini, bisa ditanyakan apakah sebelumnya pernah mengalami hal yang sama pada
kehamilan yang lalu, karena kejadian blighted ovum ini bisa berulang. Lalu menanyakan apakah dirumah
ada yang memelihara binatang yang berbulu seperti kucing untuk mengetahui kemungkinan adanya
infeksi dari TORCH, merokok juga bisa ditanyakan kepada perempuan maupun kepada suaminya bisa
menyebabkan kualitas sperma yang tidak baik atau karena ovumnya yang tidak baik.
2. Pemeriksaan fisik
Biasanya pada pemeriksaan ini didapatkan pembesaran dari kehamilan yang terlambat walaupun pada
dasarnya kehamilan ini bisa diraba pada kehamilan 12 minggu, adanya nyeri tekan pada perut karena
suatu respon untuk pengeluaran benda yang dianggap asing oleh tubuh.
3. Diagnosis pasti dengan pemeriksaan penunjang (USG)
Didapatkan gambaran adanya kantung kosong pada pemeriksaan ini, hanya ada amnion dan cairan
ketuban tetapi didalamnya tidak ditemukan pertumbuhan janin yang seharusnya terjadi.
4. Diagnosis kehamilanan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7minggu. Sebab saat
itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari
hasil itu juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis
kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30
mm, tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur.

12
Kehamilan Normal

Blighted Ovum

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari
rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa
penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian
ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat
hamil. Lebih penting adalah trauma mental untuk pasangan. Hal ini membutuhkan konseling dan meyakinkan
mereka bahwa proses ini sangat umum. Hal ini lebih baik untuk menghindari kehamilan selama 2 bulan dan
dapat mencoba lagi. Tidak perlu menunggu sangat lama.Umumnya sel telur blighted adalah kejadian acak dan ke
mungkinan pengulangan cukup kurang.

13
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya melakukan tes
genetika dan konseling jika terjadi abortus berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian
satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita. Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka
dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang
hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan
kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik,
memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
Jika diagnosis blighted ovum, diskusikan dengan dokter Anda apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Beberapa wanita memilih dilatasi dan kuretase (D & C). Prosedur ini melibatkan
dilatasi serviks dan mengeluarkan isi rahim. Karena D & C segera membersihkan setiap jaringan
yang tersisa, ini akan lebih membantu anda secara mental dan fisik. Hal ini juga dapat sangat
membantu jika anda ingin ahli patologi memeriksa jaringan untuk mengkonfirmasi alasan
penyebab anda keguguran. Menggunakan obat seperti misoprostol secara rawat jalan juga dapat
menjadi pilihan lain. Namun, mungkin memakan waktu beberapa hari bagi tubuh anda untuk
mengusir semua jaringan. Dengan obat ini, anda mungkin mengalami perdarahan dan lebih
banyak efek samping. Hal ini terutama keputusan pribadi, tetapi diskusikan dengan dokter
anda.Setelah keguguran, dokter mungkin menyarankan anda menunggu setidaknya satu sampai
tiga siklus haid sebelum mencoba untuk hamil lagi.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Seorang
wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan
USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia
6-7 minggu. Jadi alangkah baiknya kita melakukan pencegahan secara dini seperti:
 Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus rubella ke dalam
tubuh.
 Rencanakan kehamilan yang sehat. Konsultasikan dengan Dokter mengenai rencana
kehamilan dan keadaan ibu harus benar-benar sehat.
 Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan
merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
 Melakukan pemeriksaan kromosom
 Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang terdekteksi
saat usia kandungan masih muda.

14
DAFTAR PUSTAKA

Saifudidin, Abdul Bari, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Cunningham, F. Gary, dkk. 2005. Obstetric Williams edisi 21. Jakarta : EGC.

http : // Reproduksi umj.blogspot.com/2011/.html.

Protap Blighted Ovum. PDF, library USU.

Toret-labeeuw et al world jounal pf emergency 2013. www.wjes.org/content./

The New England Jounal of Medicine. www.nejm.org.

Sastrawinata, S. 2003. Obstetri Patologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Bari, Abdul S. 2003. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PB POGI,
FKUI. Jakarta.

Sach, Acker, Friedman. 1998. Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Obstetri. Jakarta :
Binarupa Aksara.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, Obstetri Patologi. Editor :
Delfi Lutan, EGC, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Presus Hepatitis Kronis Dan Anemia Ringan
    Presus Hepatitis Kronis Dan Anemia Ringan
    Dokumen9 halaman
    Presus Hepatitis Kronis Dan Anemia Ringan
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Dokumen22 halaman
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • MALARIA2
    MALARIA2
    Dokumen40 halaman
    MALARIA2
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Diagram
    Diagram
    Dokumen2 halaman
    Diagram
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Referat Hati Ok
    Referat Hati Ok
    Dokumen14 halaman
    Referat Hati Ok
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Shelpi Surisdiani
    Belum ada peringkat
  • SH Pulmon Al
    SH Pulmon Al
    Dokumen3 halaman
    SH Pulmon Al
    Abdullah Syukur
    Belum ada peringkat
  • Fibrosis Hati
    Fibrosis Hati
    Dokumen24 halaman
    Fibrosis Hati
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Fibrosis Hati
    Fibrosis Hati
    Dokumen39 halaman
    Fibrosis Hati
    Richky Nurhakim
    Belum ada peringkat
  • Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Dokumen10 halaman
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Dokumen22 halaman
    Colisistitis, Gastritis, Anemia
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen9 halaman
    Journal Reading
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Resep Padat
    Resep Padat
    Dokumen12 halaman
    Resep Padat
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Macam Diare
    Macam Diare
    Dokumen2 halaman
    Macam Diare
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Skizo
    Skizo
    Dokumen9 halaman
    Skizo
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • OBAT
    OBAT
    Dokumen7 halaman
    OBAT
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Interpersonal
    Hubungan Interpersonal
    Dokumen7 halaman
    Hubungan Interpersonal
    raka
    Belum ada peringkat
  • Imun
    Imun
    Dokumen19 halaman
    Imun
    Achmad Fadhil Adiputra Umar
    100% (1)
  • PP
    PP
    Dokumen3 halaman
    PP
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Amenore
    Amenore
    Dokumen2 halaman
    Amenore
    Suci Joe Armstrong
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa Tutorial
    Plasenta Previa Tutorial
    Dokumen6 halaman
    Plasenta Previa Tutorial
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • 8702 - Soal-Soal Ikm
    8702 - Soal-Soal Ikm
    Dokumen26 halaman
    8702 - Soal-Soal Ikm
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • (Cover) Dengue Vaccine
    (Cover) Dengue Vaccine
    Dokumen1 halaman
    (Cover) Dengue Vaccine
    Setiani Imaningtias
    Belum ada peringkat
  • Referat BPPV Finish
    Referat BPPV Finish
    Dokumen20 halaman
    Referat BPPV Finish
    Muhammad Danil Firdaus
    Belum ada peringkat
  • 1 F Trauma Urogenital
    1 F Trauma Urogenital
    Dokumen24 halaman
    1 F Trauma Urogenital
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading - Debi LR
    Journal Reading - Debi LR
    Dokumen9 halaman
    Journal Reading - Debi LR
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • OMSK
    OMSK
    Dokumen50 halaman
    OMSK
    Nur Chumairoh
    100% (1)