Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR HUKUM BISNIS EKU 220 A3

HAK MEREK
Dosen Pengampu: Dr. I Wayan Wiryawan, SH., MH.

OLEH
KELOMPOK 12
MADE IRNA WIKANADI (1506305094 / 17)
NI MADE SRI PAWITRI (1506305097 / 24)
NI KADEK DWITA LESTARI (1506305132 / 31)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk dan rahmatnya, serta dukungan dari Dosen, orang tua, dan juga teman-
teman karena kami dapat menyelesaikan tulisan ini yang berupa paper dengan judul “Hak
Merek” untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar hukum bisnis, oleh dosen Dr. I Wayan
Wiryawan, SH., MH.

Dengan membaca paper ini kami berharap dapat membantu teman-teman serta
pembaca dalam memahami materi tentang hak merek sebagai ruang lingkup atas hak kekayaan
intelektual.

Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan paper ini terdapat kekurangan dan
kesalahan dari segi kata-kata, bahasa, atau penulisan dalam menyajikan materi. Saran dan kritik
sangat kami harapkan agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca.

Denpasar, 3 Desember 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II Pembasahan ............................................................................................................ 2

2.1 Pengaturan dan Pengertian Hak Merek ................................................................... 2

2.2 Subjek dan Objek Hak Merek ................................................................................. 6

2.3 Pendaftaran Hak Merek........................................................................................... 7

BAB III Penutup ................................................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 15

3.2 Saran ......................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin pesatnya persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini mendorong semua
perusahaan baik yang memproduksi barang maupun jasa berlomba-lomba menarik minat
masyarakat akan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaannya, salah satunya yaitu dengan
membuat sebuah nama atau merek yang unik dan se-kreativ mungkin baik dalam hal susunan
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut. Begitu banyaknya pelanggaran-pelanggaran dalam pembuatan merek baik merek
dagang maupun merek jasa seperti halnya kasus-kasus penjiplakan merek dengan maksud
untuk mencari keuntungan maupun hanya sekedar kebetulan memiliki beberapa kesamaan.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu kiranya mempelajari mengenai hak atas merek
yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam
Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut
atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Sedangkan merek itu sendiri
adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang maupun jasa. Diharapkan dengan memperlajari hak atas merek
tersebut, sebagai mahasiswa kita dapat menganalisa kasus-kasus pelanggaran yang terjadi
dalam dunia persaingan baik dagang maupun jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dan pengaturan hak merek?
1.2.2 Apa subjek dan objek hak merek?
1.2.3 Bagaimana cara pendaftaran hak merek?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan pengaturan hak merek
1.3.2 Untuk mengetahui subjek dan objek hak merek
1.3.3 Untuk mengetahui cara pendaftaran hak merek

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Pengaturan Hak Merek


2.1.1 Pengertian (UU NOMOR 20 TAHUN 2016)
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi,
suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa. (Pasal 1 Ayat 1).
Pengertian Merek ini, berbeda dengan pengertian merek dalam UU Merek yang lama
dimana dalam UU Merek No. 15 Tahun 2001, pengertian merek hanya berhubungan dengan
merek konvensional sedangkan pada undang-undang terbaru memperluas merek yang akan
didaftarkan.
Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik Merek
yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Sesuai pengertian merek yang diatur pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis pada dasarnya memiliki Daya Pembeda dan
digunakan untuk perdagangan barang dan/atau jasa. Daya pembeda (distinctiveness) dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Alasan absolut (absolut grounds) → Pasal 20 yaitu jenis merek yang tidak dapat
didaftar;
2. Alasan relatif (relative grounds) → Pasal 21 yaitu jenis merek yang ditolak.

Istilah-istilah merek Menurut UU NOMOR 20 TAHUN 2016 yaitu sebagai berikut:


1. Merek Dagang
Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa
Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa sejenis lainnya.

2
3. Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta
pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
4. Hak Atas Indikasi Geografis
Hak atas Indikasi Geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan
karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas Indikasi Geografis tersebut
masih ada.

Menurut para ahli mengenai hak merek yaitu sebagai berikut :


a. Menurut Philip kothler, menyatakan bahwa
Merek adalah tanda yang berupa gambar naa, kata, huruf,-huruf, angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
b. Menurut djaslim saladin, menyatakan bahwa
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan
semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk
pesaing.
c. Menurut Dr. Buchari alma, menyatakan bahwa
Merek adalah tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa
tertentu yang dapat berua kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.

Selain batasan juridis di atas, beberapa sarjana juga memberikan pendapatnya tentang
merek, diantaranya:
1. H.M.N. Purwo Sutjipto, memberikan rumusan bahwa,
Merek adalah suatu tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan ,
sehingga dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis.
2. R. Soekardono memberikan rumusan bahwa,
Merek adalah suatu tanda (Jawa: cirri atau tengger) dengan mana dipribadikan
sebuah barang tertentu, dimana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau menjamin

3
kualitetnya barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang dibuat atau
diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan perusahaan lain.
3. Harsono Adisumarto, merumuskan bahwa,
Merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik seseorang dengan milik
orang lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi tanda cap pada punggung
sapi yang kemudian dilepaskan di tempat penggembalaan yang luas. Cap seperti itu
memang merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang
bersangkutan adalah milik orang tertentu. Biasanya,untuk membedakan tanda atau
merek digunakan inisial dari mana pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.
4. Iur Soeryatin, mengemukakan rumusannya dengan meninjau merek dari aspek
fungsinya yaitu,
Suatu merek dipergunakan untuk membedakan barang yang bersangkutan dari
barang sejenis lainnya oleh karena itu, barang yang bersangkutan dengan diberi merek
tadi mempunyai: tanda asal, nama, jaminan terhadap mutunya.
5. Soeryatin, merumuskan bahwa,
Barang-barang yang dihasilkan oleh pabriknya dengan dibungkus dan pada
bungkusnya itu dibubuhi tanda tulisan dan/atau perkataan untuk membedakannya dari
barang-barang sejenis hasil pabrik pengusaha lain. Tanda itu disebut merek perusahaan.
6. OK. Saidin mengemukakan bahwa,
Merek adalah suatu tanda (sign) untuk membedakan barang-barang atau jasa
yang sejenis yang dihasilkan atau diperdagangkan seseorang atau kelompok orang atau
badan hukum dengan barang-barang atau jasa yang sejenis yang dihasilkan oleh orang
lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai jaminan atas mutunya dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.

Dengan diberlakukan UU Merek dan Indikasi Geografis ini terdapat beberapa hal
positif, yaitu diantaranya:
1. Biaya pendaftaran relatif murah karena tidak membatasi jumlah jenis barang/jasa dalam
satu kelas (Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia);
2. Jangka waktu proses permohonan relatif lebih singkat;

4
3. Memperluas objek jenis barang dan/atau jasa yang akan didaftar karena dapat
mendaftarkan merek-merek non konvensional.

2.1.2 Pengaturan Hak Merek


Hak Merek di Indonesia diatur awalnya dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
tentang Merek, sebelumnya diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek
yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan
Terhadap UU No. 19 tahun 1992 tentang Merek. Sehingga sekarang dalam rangka menunjang
dan meningkatkan iklim usaha di Indonesia, Pemerintah dan DPR RI telah mengesahkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis yang
diberlakukan pada tanggal 25 November 2016.
Selanjutnya, pengaturan untuk merek terkenal di dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis pada dasarnya tidak mengatur secara rinci,
namun pengaturan tentang merek terkenal dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 21 ayat 1 huruf
b, yaitu:
Penolakan permohonan yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan
dengan merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan
dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang
usaha yang bersangkutan. Di samping itu, diperhatikan pula reputasi merek tersebut yang
diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran, investasi di beberapa negara di dunia
yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran Merek dimaksud di beberapa
negara. Jika hal tersebut belum dianggap cukup, Pengadilan Niaga dapat memerintahkan
lembaga yang bersifat mandiri untuk melakukan survei guna memperoleh kesimpulan
mengenai terkenal atau tidaknya Merek yang menjadi dasar penolakan.
Terdapat konsep dari Amerika tahun 1920 yang dikenal dengan doktrin Dilution, yaitu
merek bukan murni kreasi intelektual, namun perlindungan reputasi (well known mark and
famous mark). Doktrin Dilution terdiri dari blurring, tarnishment, dan cybersquatting (Prof.
Dr. Rahmi Jened, S.H., M.H, Seminar Perlindungan Merek Menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, Universitas Surabaya, 23 Maret 2017).
1) Doktrin dilution blurring (pengaburan) yaitu pemudaran atas kekuatan merek
melalui identisifikasinya untuk produk yang tidak sejenis, meskipun kesamaan merek
tersebut tidak menyebabkan kebingungan diantara konsumen kedua produk tersebut,
namun masing-masing mengurangi kualitas pembeda dari merek yang bersangkutan.
Contoh: Tiffany (merek perhiasan yang sudah terkenal) → Tiffany (rumah makan).

5
2) Doktrin dilution tarnishment (pemudaran) merupakan akibat dari penggunaan
untuk mengencarkan, menodai, menurunkan karakter atau kualitas pembeda dari
merek terkenal, terutama penggunaan produk yang lebih rendah atau produk yang tidak
pantas. Contoh: Starbucks Coffee (merek kedai kopi yang sudah terkenal) → Pecel
Lele Lela.
3) Doktrin dilution cybersquatting yaitu mendaftarkan nama domain yang mirip atau
sama dengan sesuatu merek terkenal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
melalui lalu-lintas pengunjung yang mengunjungi alamat bersangkutan. Contoh:
www.celinedion.com → seperti diketahui Celine Dion adalah merupakan penyanyi
internasional yang sudah terkenal.

2.2 Subjek dan Objek Hak Merek


2.2.1 Subjek Hak Merek
Subyek hak merek adalah pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merk
untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merk tersebut atau membuat izin kepada
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum. Pemilik merk dapat
terdiri satu orang, atau bersama-sama atau badan hukum.
Menurut Soedjono Dirdjosisworo, subjek hukum atau subject van een recht yaitu
“orang” yang mempunyai hak, manusia pribadi atau badan hukum yang berhak, berkehendak
atau melakukan perbuatan hukum . Subjek hukum memiliki kedudukan dan peranan yang
sangat penting didalam bidang hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum
tersebut yang dapat mempunyai wewenang hukum. Menurut ketentuan hukum, dikenal 2
macam subjek hukum yaitu manusia dan badan hukum.
Orang yang memperoleh hak atas merek disebut pemilik hak atas merek, namanya
terdaftar dalam Daftar Umum Merek yang diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Menurut
Abdulkadir Muhammad Pemilik Merek terdiri dari:
a. Orang perseorangan (one person);
b. Beberapa orang secara bersama-sama (several persons jointly), atau
c. Badan hukum (legal entity).
Merek dapat dimiliki secara perorangan atau satu orang karena pemilik merek adalah
orang yang membuat merek itu sendiri. Dapat pula terjadi seseorang memiliki merek berasal
dari pemberian atau membeli dari orang lain.
Subjek hak atas merek yang diatur dalam UUM 2001 adalah pihak yang mengajukan
permohonan pendaftaran merek dan pihak yang menerima permohonan pendaftaran merek

6
dalam hal ini adalah kuasa yang telah diberikan oleh pemohon atau pejabat kantor Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI).

2.2.2 Objek Hak Merek


Objek Hak Merek adalah merek Yang sudah terdaftar di daftar umum merek. Untuk
mengetahui merek yang sudah terdaftar dapat mengunjungi situs resmi Direktorat Jendaral
Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan HAM R.I.
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum (manusia atau
badan hukum) yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum, karena sesuatu itu dapat
dikuasai oleh subjek hukum. Dalam hal ini tentunya sesuatu itu mempunyai harga dan nilai,
sehingga memerlukan penentuan siapa yang berhak atasnya, seperti benda-benda bergerak
ataupun tidak bergerak yang memiliki nilai dan harga, sehingga penguasaannya diatur oleh
kaidah hukum.
Barang adalah objek hak milik. Hak juga dapat menjadi objek hak milik. Karena itu
benda adalah objek hak milik. Dalam arti hukum, yang dimaksud dengan benda ialah segala
sesuatu yang menjadi objek hak milik. Semua benda dalam arti hukum dapat diperjualbelikan,
dapat diwariskan dan dapat diperalihkan kepada pihak lain.
Adapun objek hukum yang dinyatakan dalam Pasal 503 KUHPdt yaitu: “Tiap-tiap
kebendaan adalah bertubuh atau tidak bertubuh”. Benda dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Benda berwujud (lichamelijke zaken), yaitu segala sesuatu yang dapat diraba oleh panca
indera seperti tanah, meja dan sebagainya;
b. Benda yang tidak berwujud (onlichamelitje zaken), yaitu segala hak.

2.3 Pendaftaran Hak Merek

7
BAB III
PENUTUP

2.4 Kesimpulan
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi,
suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa. (Pasal 1 Ayat 1).
Hak Merek di Indonesia diatur awalnya dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
tentang Merek, sebelumnya diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek
yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan
Terhadap UU No. 19 tahun 1992 tentang Merek. Sehingga sekarang dalam rangka menunjang
dan meningkatkan iklim usaha di Indonesia, Pemerintah dan DPR RI telah mengesahkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis yang
diberlakukan pada tanggal 25 November 2016.
Subyek hak merek adalah pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merk
untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merk tersebut atau membuat izin kepada
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum. Pemilik merek dapat
terdiri satu orang, atau bersama-sama atau badan hukum.
Objek Hak Merek adalah merek Yang sudah terdaftar di daftar umum merek. Untuk
mengetahui merek yang sudah terdaftar dapat mengunjungi situs resmi Direktorat Jendaral
Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan HAM R.I.
Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan atau pendaftaran sudah
tidak mengalami kesulitan karena Pemerintah melalui DITJEN HKI telah menunjukan tata cara
pendaftaran merek dengan jelas melalui situs resmi DITJEN HKI www.dgip.go.id.

2.5 Saran
Dengan adanya paper ini, disarankan kepada masyarakat agar mengetahui pentingnya
menghargai hak merek dalam kehidupan. Pemerintah harus memberikan sosialisasi kepada
semua masyarakat untuk tidak menggunakan merek orang/pihak lain. Pemerintah harus
bertindak tegas untuk menghukum pelaku yang terlibat dalam kasus pelanggaran hak merek di
Indonesia. Sehingga negara Indonesia ini dapat mencapai tujuannya untuk menjadi bangsa
yang lebih baik dari sebelumnya dalam segala bidang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Dirdjosisworo, Soedjono. 2001. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sumber Internet:
http://www.dgip.go.id/
http://weloje.id/news-posts/poin-penting-uu-no-20-tahun-2016-tentang-merek-dan-indikasi-
geografis-dan-pengetahuan-tentang-merek-terkenal/#

Sumber Peraturan Undang-Undang:


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS

Anda mungkin juga menyukai