Anda di halaman 1dari 6

Tinjauan Pustaka

Interleukin-6 urin
sebagai pemeriksaan cepat pielonefritis pada neonatus

Nezman Nuri, Rafita Ramayati, Oke Rina Ramayani, Rosmayanti Syafriani Siregar, Beatrix Siregar
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

Abstrak
Pielonefritis merupakan infeksi yang sering dijumpai pada anak disemua kelompok usia, termasuk masa neonatus. Diagnosis
infeksi saluran kemih ditegakkan secara pasti dengan biakan urin. Pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosis seperti Interleukin-6 urin. Peningkatan jumlah Interleukin-6 urin berguna untuk
pemeriksaan cepat telah terjadinya pielonephritis.
Kata kunci : pielonefritis; neonatus; kultur urin; interleukin-6

Abstract
Pyelonephritis is a common infection to all children in all age groups, including the newborn. The diagnosis of urinary tract
infection is established certainly by urine culture. Additional investigations can be done to help confirm the diagnosis, such as
urinary interleukin-6. Increased number of urinary interleukin-6 is helpful to quickly confirm the occurrence of pyelonephritis.
Keyword : pyelonephritis; neonates; urine culture; interleukin-
PENDAHULUAN scan DMSA (Dimercaptosuccinic acid) menunjukkan daerah
Infeksi saluran kemih merupakan penyebab terpenting yang uptake korteks kontrasnya berkurang,8 diperkirakan
dari demam pada neonatus, tetapi diagnosis dari pielonefritis sebagai pielonefritis akut, hal ini jarang dibutuhkan pada
kadang dapat berlebihan oleh karena gejala kadang sering kenyataannya.9
tidak spesifik dan sampel steril sulit untuk didapatkan.1
Diagnosis yang akurat dan pengobatan dini pielonefritis
akut adalah penting karena resiko terjadinya parut ginjal dan
terjadinya hipertensi serta gagal ginjal.2
Interleukin-6 urin (IL-6 urin) berguna untuk pemeriksaan
cepat telah terjadinya pielonefritis akut, terutama pada neonatus,
dimana manifestasi klinis tidak terlihat dan terlewatkan. Oleh
karena itu, dengan pemeriksaan interleukin-6 urin yang cepat
serta hasil yang lebih akurat, maka pengobatan pielonefritis akut
dapat lebih cepat ditegakkan dan diobati. Sehingga komplikasi
seperti parut ginjal, yang dapat menyebabkan hipertensi dan
insufisiensi renal, dapat dihindari.3
Definisi
Pielonefritis adalah bertumbuh dan berkembang biaknya

101
kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna dan mengenai parenkim ginjal.4 Ketika diagnosis
pielonefritis ditegakkan, penting untuk untuk menentukan
lokasi dan beratnya kerusakan jaringan.5
Diagnosis pielonefritis berdasarkan bakteriuria yang
signifikan, bila terdapat pertumbuhan bakteri murni lebih dari
105 organisme per mililiter (108 per liter) dalam pengumpulan
urin yang sesuai. Bila jumlahnya kurang (102-104 per mililiter)
mungkin signifikan apabila urin dikumpulkan dalam keadaan
steril, contohnya aspirasi suprapubis atau dengan kateterisasi.6
Diagnosis pasti dari pielonefritis adalah isolasi dari
pertumbuhan murni bakteri dengan sampel yang tidak
terkontaminasi dari urin dengan menggunakan metode
kultur semikuantitatif.7
Gambar 1. Gambar A. Ginjal kanan dengan parut (ditunjuk
Pada neonatus dan bayi, diagnosis pielonefritis sulit karena oleh panah), Gambar B. Ginjal kanan dengan hypodysplasia.8
gambaran klinis dari sepsis terlihat pada kondisi lain. Meskipun

E-mail : nezmannuri80@yahoo.com / nezmannuri80@gmail.com

101 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 46 • No. 2 • Agustus 2013


Nezman Nuri, dkk Interleukin-6 urin sebagai pemeriksaan cepat pielonefritis pada neonatus

Berbagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk Gejala non spesifik termasuk gagal tumbuh, muntah,
membantu menegakkan diagnosis seperti leukosit esterase, diare mungkin disebabkan oleh pielonefritis. Urin mungkin
nitrit urin, leukositosis, peningkatan nilai absolut neutrofil, berbau tidak enak.
peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein, kadar Pada bayi, demam yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
prokalsitonin, TNF-•, Interleukin-6 urin urin, dan Interlueukin- mungkin gejala awal dari pielonefritis akut. Pielonefritis pada
1•.10 bayi usia dibawah 1 tahun mengindikasikan pielonefritis
akut.9,17,18
Epidemiologi
Pielonefritis pada masa neonatus bermanifestasi setelah Patofisiologi
72 jam kehidupan. Insidensinya berkisar antara 0.1% sampai Pielonefritis etiologinya multifaktorial dan secara jelas
10% pada semua neonatus. Lebih sering pada anak lelaki menunjukkan tidak seimbangnya antara pejamu dan patogen.
dan neonatus preterm dan dapat meningkat menjadi 10% Kelainan anatomi yang abnormal menyebabkan penyebaran
pada bayi berat badan lahir rendah.11 dan efek pielonefritis.
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang sering pada Penyebaran bakteri secara hematogen pada saluran kemih
anak termasuk masa neonatus. Prevalensi pada masa mungkin dapat muncul meskipun sangat jarang. Kebanyakan
neonatus berkisar antara 0.1% sampai 1%, dimana anak lelaki pielonefritis berasal dari kandung kencing kemudian asenden
lebih dominan dibandingkan wanita (antara 2:1 dan 6:1) sehingga menyebabkan pielonefritis.
kemungkinan oleh karena peningkatan insiden kelainan struktur. Infeksi asenden yang berasal dari kandung kencing
Pada kelompok neonatus preterm, prevalensi berkisar antara mungkin bakteri sangat virulen dan mempunyai vili yang
4% sampai 25%. Diagnosis dini sangat penting untuk menjaga memungkinkan bakteri untuk menem-pelkan dirinya pada ureter
fungsi dari ginjal yang sedang berkembang.12 dan bermigrasi ke atas; pasien mempunyai refluks ke pelvis
Berdasarkan penelitian di RS Cipto Mangunkusumo tahun renalis yang memungkinkan refluks intra renal dan merusak
2004, prevalensi pielonefritis pada neonatus 14.9%.13 parenkim ginjal; atau adanya kelainan seperti neurogenic
Pengetahuan tentang resiko pielonefritis pada neonatus atau bladder, katup uretra posterior, refluk vesikoureter dan obstruksi
faktor predisposisi penting untuk mengidentifikasi suatu ureteropelvic junction.17,23
keadaan untuk melakukan kultur urin serial untuk mendapatkan Ketika bakteri masuk kedalam parenkim ginjal dengan
diagnosis awal dan terapi yang adekuat.11 tekanan yang sangat tinggi, daerah fokal infeksi dan inflamasi
semakin berkembang dan beberapa tahap kompleks inflamasi
Etiologi bertingkat terbentuk. Bila proses ini tidak dicegah dengan
Escherichia coli bertanggung jawab sekitar 80% dari pengobatan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal
pielonefritis, organisme lainnya seperti Proteus, Enterococcus, berat atau jaringan parut.
Pseudomonas dan Klebsiella sp, Staphylococcus aureus dan Lebih lanjut, bila infeksi berulang terus menerus tanpa terapi
Staphylococcus epidermidis.4,14,15 yang adekuat, hasil jangka panjang adanya jaringan parut ginjal
yang signifikan, yang lebih ekstrim lagi menyebabkan refluk
Faktor predisposisi nefropati, menyebabkan end stage renal disease.23
Faktor predisposisi yang paling sering dijumpai pada Hal penting lainnya dalam patogenesis pielonefritis adalah
neonatus adalah : faktor pejamu. Kebanyakan pasien dapat terjadi infeksi saluran
 Neonatus lelaki kemih oleh karena mukosa kandung kencingnya yang mempu-
 Pemasangan kateter urin nyai afinitas yang tinggi untuk sel antigen permukaan pada
 Sepsis sistemik yang menyebar ke saluran kemih secara dinding sel bakteri. Keadaan ini dikenal sebagai kompleks
hematogen glikoprotein, dimana pada beberapa menjadi sensitif manosa.
 Kelainan anatomis (perlengketan labia) Pada kasus ini, reseptor ligan berinteraksi antara
 Refluk vesikoureter patogen dan pejamu berdasarkan rekognisi dari manosa-6
 Obstruksi saluran kemih urinphospate.23
 Neurogenic bladder
 Bakteri dengan fimbria.15-17 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pasti infeksi saluran kemih
Gejala dan tanda klinis adalah kultur urin.24 Biasanya hanya diperlukan 0.001 ml urin
Gejala dan tanda klinis pada neonatus dan bayi dalam loop steril dan digoreskan pada plat kultur yang
biasanya tidak spesifik dan tidak ada gejala pielonefritis, mengandung media padat yang memberikan nutrisi yang
kadang dapat dijumpai sepsis, demam, rewel, menyusu diperlukan untuk pertumbuhan bakteri.
yang tidak kuat, muntah, diare atau konstipasi, ikterik, Plat yang telah digores ditutup dan diinkubasi pada
hipotermi, gagal tumbuh, aktivitas yang menurun, letargi.18,19 inkubator dengan suhu 35°C dengan minimum 18 jam pem-
Pada neonatus, pielonefritis akut muncul dengan sepsis biakan.
dengan gejala letargi, kejang, shock, suhu yang tidak stabil, Plat dilihat dan dicari adanya dan jumlah koloni bakteri.
ikterik fisiologis yang persisten.20-22 Kemudian sampel koloni digoreskan pada plat kembali pada

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 102


Nezman Nuri, dkk

antibiotik yang dipilih untuk menentukan sensitifitas. 7 6 urin tidak ditemukan pada urin orang sehat, konsentrasi
Pada neonatus infeksi saluran kemih sudah dianggap interleukin-6 urin pada urin meningkat pada pielonefritis dan
dengan komplikasi pielonefritis, dimana infeksi parenkim lebih tinggi lagi pada pasien dengan pielonefritis akut.
ginjal yang merupakan lanjutan dari sistitis akut (penyebaran Sebaliknya, peningkatan interleukin-6 urin serum
asenden).6,25,26 kebanyakan ditemukan pada pasien dengan demam oleh
karena pielonefritis.28
Pemeriksaan penunjang Pada pielonefritis, bakteri telah mencapai kandung kencing
Selain kultur urin terdapat beberapa pemeriksaan lain dan atau ginjal yang menyebabkan respon lokal pejamu.
untuk menentukan telah terjadinya proses infeksi pada ginjal Diperkirakan infeksi bakteri meningkatkan respon sitokin
seperti, leukosituria; leukosit esterase; dan Interleukin-6 urin interleukin-6 urin lainnya yang diperantarai mediator pejamu.28
dan interleukin-8 (IL-6 urin dan IL-8).10 Berdasarkan penelitian di Denver tahun 2010, interleukin6
Jumlah Interleukin-6 dan 8 dari serum dan urin berguna urin urin meningkat dalam 6 urin jam pertama setelah terja-
untuk pemeriksaan cepat telah terjadinya pielonefritis akut. Hal dinya proses infeksi dengan tingkat sensitifitas 88%.25
ini sangat menjanjikan terutama pada kasus pielonefritis dimana Dari hasil penelitian di Swedia tahun 1997, menyatakan
kadang manifestasi klinis sering tidak tampak, oleh karena itu adanya peningkatan IL-6 urin di urin pada 24 jam pertama
dengan pemeriksaan cepat dan hasil yang akurat maka proses infeksi dan tetap meningkat setelah 6 urin jam
pengobatan pielonefritis akut dapat lebih cepat ditegakkan dan dimulainya terapi serta IL-6 urin serum meningkat lebih lama
diobati sehingga komplikasi seperti parut ginjal, yang dapat pada pasien bakterinemia.28
menyebabkan hipertensi dan insufisiensi renal.27 Respon sitokin saluran kemih diawali ketika bakteri
mencapai permukaan mukosa. Penempelan pada sel epitel
Interleukin-6 urin (IL-6 urin) sebagai pemeriksaan cepat mengaktifkan rangkaian pertama sitokin termasuk diantaranya
pielonefritis adalah IL-6 urin, IL-1, IL-8 dan kemokin lainnya. Besar dan
Interleukin-6 urin merupakan sitokin multifungsi dengan pelepasan sitokin dipengaruhi oleh virulensi dari infeksi
proinflamasi dan fungsi imunoregulator. Interleukin-6 urin kuman, termasuk fimbria.
merupakan kunci pengaktifan respon fase akut dan bekerja Aktivasi sel epitelial diikuti oleh munculnya neutrofil dan
pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus. sel inflamasi lainnya di daerah lokal dan beberapa saat
Hal ini sesuai dengan ditemukan pada pasien pielonefritis kemudian diikuti oleh respon sitokin. Inflamasi lokal
dengan peningkatan suhu tubuh dan sirkulasi reaktan fase menyebabkan gejala lokal yang berhubungan dengan
akut seperti C-reaktif protein (CRP). Interleukin-6 urin pada pielonefritis.
keadaan pielonefritis merupakan mediator kunci dari respon Peningkatan suhu dan respon fase akut bila bakteri,
ini.28 komponen bakteri, atau mediator pejamu, keluar dari saluran
Adanya bakteri pada saluran kemih menyebabkan kemih dan mencapai hepar, hipotalamus atau daerah
pelepasan sitokin proinflamasi seperti interleukin-6 urin dan sistemik lain dimana muncul respon pejamu.28
interleukin-8 ke aliran darah sehingga menyebabkan respon
pejamu pada pasien dengan pielonefritis. Normalnya interleukin

103

103 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 46 • No. 2 • Agustus 2013


Interleukin-6 urin sebagai pemeriksaan cepat pielonefritis pada neonatus

Bakteri Escherichia coli menempel pada reseptor pada Sistem reseptor interleukin-6 urin memiliki konfigurasi
permukaan sel dengan menggunakan vili atau fimbria, yang tidak lazim. Terdiri dari dua rantai polipeptida. Sebuah
setelah menempel bakteri akan masuk kedalam sel dimana reseptor IL-6 urin dengan berat 80 kDa dan sebuah signal
akan terjadi proses replikasi. Penempelan atau invasi transduser dengan berat 130 kDa. Reseptor terdiri dari
kemudian mengaktifkan proses apoptosis didalam sel yang bentuk transmembran dan bentuk terlarut. Bentuk
akan mengakibatkan eksfoliasi dan pelepasan sel rusak dari transmembran memiliki daerah inrasitoplasmik yang
pejamu. Interaksi antara Escherichia coli dan pejamu akan pendek dan stimulasinya oleh molekul IL-6 urin, pemicunya
menginduksi sitokin inflamasi yang akan mengakibatkan berhubungan dengan gp130.
masuknya leukosit polimorfonuklear kedalam sel.29 Reseptor terlarut dapat membentuk komplek stimulasi
Interleukin-6 urin adalah protein dengan berat 21 kDa-28 dengan IL-6 urin dan dapat berhubungan dengan gp130
kDa. Dengan crystalography menunjukkan bahwa IL-6 urin dan memicu peristiwa seluler yang disebut trans-
terbentuk oleh 4 heliks, terdiri dari 2 pasang heliks anti- signaling. Gp130 memiliki domain transmembran dan
pararel.30 berperan menghantarkan sinyal ke membran.31
Sinyal interleukin-6 urin diregulasi oleh umpan balik
negatif oleh supressors of cytokine signaling (SOCS) dan
protein inhibitors of activated STATs (PIAS). Interaksi
interleukin-6 urin atau reseptor IL-6 urin menyebabkan
aktivasi STAT3 kemudian SOCS-1.
Molekul SOCS-1 berikatan dengan janus activated kinase
(JAK) tyrosine kinase yang bertindak sebagai regulator
negatif dari transduksi sinyal gp130. SOCS-1, SOCS-2 dan
SOCS-3 diinduksi oleh beberapa sitokin termasuk IL-6 urin,
IFN-•, IL-4, dan granulocyte colony-stimulating factor serta
beberapa faktor lainnya, kemudian menghambat jalur sinyal
cytokine-activated JAK/STAT.31

Gambar 3. Empat struktur dari IL-6 urin yang terdiri


dari empat heliks (berwarna) yang dihubungkan
oleh sebuag loop (warna abu-abu).30
Interleukin-6 urin merupakan sitokin yang berkarakteristik
oleh reaksi pleiotropic, dapat berubah sesuai fungsi seperti
proliferasi sel dan diferensiasi serta apoptosis, akan tetapi
fungsi utamanya adalah proses inflamasi.30

Gambar 5. Regulasi umpan balik sinyal IL-6

104
urin oleh SOCS, IL.31

Gambar 4. Kaskade regulasi sinyal


Interleukin-6 urin.30

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 104


Nezman Nuri, dkk

Interleukin-6 urin diaktifkan pada pasien dengan management of pediatric urinary tract infections. Clin
pielonefritis yang akan mengaktifkan respon lokal dan Microbiol. 2005;18:417-22.
sistemik. IL-6 serum, IL-6 urin lebih tinggi pada pasien 4. Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi saluran kemih. In: Alatas
dengan demam yang disebabkan oleh pielonefritis diban- H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, editors. Buku
dingkan dengan bakteriuria asimptomatik. ajar nefrologi anak. 2nd Ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
Interleukin-6 urin merupakan mediator awal proses 2002. p.142-63.
inflamasi. Interleukin-6 urin merupakan pirogen endogen, 5. Williams G, Craig JC. Diagnosis and management of
yang mengaktivasi fase akut, terutama CRP dan faktor urinary tract infection. In: Geary DF, Schaefer F,
maturasi untuk limfosit mukosa. Interleukin-6 urin disintesis editors. Comprehensive pediatric nephrology.
oleh bermacam-macam sel termasuk makrofag, fibroblast, Philadelphia: Mosby; 2008. p. 539-48.
sel endotelial dan sel epitel tubulus renalis.32 6. Obi B, Sinha M. Diagnosis and treatment of urinary
Pemeriksaan awal konsentrasi IL-6 urin pada urin tract infection in children. Prescriber. 2007:66-71.
dapat berguna sebagai penanda diagnostik perubahan 7. Bensman A, Dunand O, Ulinski T. Urinary tract
pielonefritis pada neonatus untuk mencegah timbulnya infetions. In: Avner E, Harmon WE, Niaudet P,
parut ginjal. Konsentrasi interleukin-6 urin pada urin Yoshikawa N, editors. Pediatric nephrology. Berlin:
meningkat pada menit awal kerusakan mukosa. Setelah Springer; 2009. p. 1299-310.
beberapa jam, leukosit polimorfonuklear muncul dan 8. Giovanni M, Kjell T, Ian H. Medical progress: febrile
diekskresikan pada urin. urinary tract infections in children. NEJM.
Berdasarkan hasil penelitian di California tahun 2001, 2011;365:293- 50.
respon IL-6 urin stabil tetapi segera menurun setelah pembe- 9. Hari P, Srivastava RN. Urinary tract infection. In: Srivas-
rian antibiotik, hal ini menunjukkan adanya kerusakan ginjal tava RN, Bagga A, editors. Pediatric nephrology. New
pada saat awal terjadinya pielonefritis.33 Delhi; 2011. p. 273-300.
10. Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP,
RINGKASAN Hidayati EL. Konsensus pyelonefritis pada anak. In:
Pielonefritis merupakan infeksi yang sering pada anak Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP,
termasuk masa neonatus, dimana anak lelaki lebih dominan Hidayati EL, editors. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan
dibandingkan wanita kemungkinan oleh karena peningkatan Dokter Anak Indonesia; 2011. p. 1-7.
insiden kelainan struktur. 11. Falcao MC, Leone CR, D’Andrea RAP, Berardi R, Ono
Diagnosis dini sangat penting untuk menjaga fungsi dari NA, Vaz FAC. Urinary tract infection in full-term
ginjal yang sedang berkembang. Diagnosis dari pielonefritis newborn infants: risk factor analysis. Rev. Hosp. Clín.
kadang dapat belebihan oleh karena gejala kadang sering Fac. Med. 2000;55:9-16.
tidak spesifik dan sampel steril sulit untuk didapatkan. 12. Urinary tract infection in the newborn: clinical and radio
Diagnosis yang akurat dan pengobatan dini dari imaging studies. Pediatr nephrol. 2007;22:1735-41.
pielonefritis akut adalah penting karena resiko terjadinya 13. Amelia N, Amir I, Trihono PP. Urinary tract infection
parut ginjal dan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal. among neonatal sepsis of late-onset in Cipto
Sangat penting untuk membedakan infeksi saluran kemih Mangunkusumo Hospital. Paediatrica Indonesiana.
bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah, karena 2005;45:217- 22.
terlibatnya parenkim ginjal yang dapat memicu gagal ginjal 14. Watson AR. Pediatric urinary tract infection. EAU
pemanen dan gagal ginjal kronik. update. 2004;2:94-100.
Standar emas pemeriksaan pielonefritis adalah kultur 15. Twajj M. Urinary tract infection in children: a review of
dan sentitifitas urin. Interleukin 6 urin sebagai penanda its pathogenesis and risk factors. The Journal Of The
yang baru untuk diagnosa adanya pielonefritis sehingga Royal Society For The Promotion Of Health.
akan mencegah dan meminimalisi komplikasi yang 2000;120: 220-6.
mungkin akan timbul. 16. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Standon BF,
Dengan pemeriksaan IL-6 urin urin, tindakan invasif editors. Nelson textbook of pediatrics. Philadelphia:
pemeriksaan pielonefritis dapat dihindari. Saunders; 2007. p. 222-83.
17. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. Renal
DAFTAR PUSTAKA diseases. In: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG,
1. Lin CW, Chiou YH, Chen YY, Huang YF, Hsieh KS, Zenk KE, editors. Neonatology: management, procedu-
Sung PK. Urinary tract infection in neonates. Clinical res, on call problems, diseases, and drugs. United State
neonatology. 1999:1-4. of America: McGraw-Hill Companies; 2004. p. 553-7.
2. Pecile P, Miorin E, Romanello C, Falleti E, Valent F, 18. Pediatric lower urinary tract infection (UTI). eMedicine
Ggiacomuzzi F, et al. Procalsitonin: a marker of [serial on the internet]. [cited on February 2012].
severity of acute pyelonefritis among children. Available from: http://://www.emedicine.com
Pediatrics. 2004;114:249-54. 19. Fallahzadeh MH, Ghane F. Urinary tract infection in
3. Zorc JJ, Kiddoo DA, Shaw KN. Diagnosis and infants and children with diarrhoea. La revue de sante

105 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 46 • No. 2 • Agustus 2013


Interleukin-6 urin sebagai pemeriksaan cepat pielonefritis pada neonatus

de la mediterranee orientale. 2006;12:690 -4. 27. Dennen P, Altman C, Kaufman J, Klein CL, Hernando
20. Chen HT, Jeng MJ, Soong WJ, Yang CF, Tsao PC, AA, Ahuja NH, et al. Urine interleukin-6 is an early
Lee YS, et al. Hyperbilirubinemia with urinary tract biomarker of acute kidney injury in children undergoing
infection in infant younger than eight weeks old. Journal cardiac surgery. Critical care. 2010;14:1-13.
of the Chinese medical Association. 2011;74:159-63. 28. Otto G, Braconier JH, Andreasson A, Svanborg C.
21. Ghaemi S, Fesharaki RJ, Kelishadi R. Late onset Interleukin-6 urin and disease severity in patients with
jaundice and urinary tract infection in neonates. Indian bacterimic and nonbacterimic febrile urinary tract
journal of pediatrics. 2007;74:47-9. infection. JID. 1999;179:172-9.
22. Omar C, Hamza S, Bassem AM, Mariam R. Urinary 29. Gupta K, Stamm WE. Urinary tract infections. Urinary
tract infection and indirect hyperbilirubinemia in Tract Infection. 2008:1-14.
newborn. North American journal of medicine science. 30. Toumpanakis D, Vassilakopoulos T. Molecular mecha-
2011;12:544- 7. nisms of action of interleukin-6 urin (IL-6 urin).
23. Zderic SA. Urinary tract infections and vesicoureteral Pneumon. 2007;20:154-67.
reflux. In: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA, editors. 31. Kishimoto T. Interleukin-6 urin: dicovery of pleiotropic
Avery’s diseases of the newborn. Philadelphia: Elsevier; cytokine. Biomed. 2006.
2005. p. 1314-9. 32. Benson M, Jodal U, Agace W, Hellstrom M, Marild S,
24. Rosel. Neonatal nephrology and urinary tract infections. Rosberg S, et al. Interleukin-6 urin and interleukin-8 in
[Cited on March 2012]. Available from: http://www. children with febrile urinary tract infection and asym-
transmed.com ptomatic bacteriuria. The Journal of Infectious Disease.
25. NICE [homepage on the internet]. Urinary tract 1996;174:1080-4.
infection in children, diagnosis, treatment and long- 33. Kassir K, Shiraishi OV, Zaldivar F, Berman M, Singh J,
term management. [Cited on March 20th, 2013]. Arrieta A. Sitokine profile of pediatric patients treated
Available from : : www.guidance.nice.org.uk/cg54 with antibiotocs for pielonefritis: potential therapeutic
26. Roberts KB. Revised AAP Guideline on UTI in febrile impact. Clinical and Diagnostic Laboratory Immunology.
infant and young children. Am Fam Physician. 2001;11:1060-3.
2012;86: 940-6.

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 106

Anda mungkin juga menyukai