Pengertian Rekam Medis
Pengertian Rekam Medis
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 yang dimaksud rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55 tahun 2013
tentang penyelenggaraan pekerjaan perekam medis, yang dimaksud dengan rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas
pelayanan kesehatan.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 menekankan pada
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien, sedangkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 55 tahun 2013 ditambahkan pada fasilitas kesehatan. Namun
perbedaan pengertian rekam medis pada kedua peraturan menteri tersebut tidak
mengurangi makna dan saling menguatkan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dijelaskan bahwa penyelenggaraan rekam medis adalah kewajiban dalam setiap
pelayanan kesehatan dan yang tertulis dalam rekam medis bersifat rahasia dan
dimiliki oleh pasien. Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Identitas pasien.
Tanggal dan waktu.
Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
Rencana penatalaksanaan.
Pengobatan dan/atau tindakan.
Persetujuan tindakan bila diperlukan.
Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.
Ringkasan pulang (discharge summary).
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan.
Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, dan
Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
Formulir Rekam Medis Dasar
Dalam buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit (1997), pada
prinsipnya rumah sakit harus menyiapkan rekam medis yang dikategorikan sebagai
rekam medis dasar, sedangkan lembaran-lembaran lain yang menyangkut tindakan
medis spesialistik/subspesialistik dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan
pelayanan rumah sakitnya.
Yang dikategorikan rekam medis dasar, diantaranya:
Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis
Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan
dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan.
Pembetuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan
cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi
paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggungjawab atas
catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan rekam medis.
Pengisian Formulir Rekam Medis
Dalam pengisian formulir rekam medis ada beberapa hal yang harus diperhatikan
seperti:
Prosedur pengisisan
Pasal 46 ayat (1) Undang Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam
menjalankan praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran
kepada pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan
mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah dilakukannya.
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan
rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi
tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal
identification number (PIN).
Dalam Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia, 1997, rekam
medis harus segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien menerima pelayanan.
Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya
dalam waktu 1 X 24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis. Semua
pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/tenaga kesehatan lainnya sesuai
kewenangannya dan ditulis dengan terangnya serta diberi tanggal. Pencatatan yang
dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditanda tangani dan
menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh dokter pembimbingnya.
Catatan yang dibuat oleh residen harus diketahui oleh dokter pembimbingnya.
Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan dan melakukannya pada saat
itu juga serta dibubuhi paraf. Penghapusan dengan cara apapun tidak
diperbolehkan.
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan
dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan
catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan
pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan (Undang
Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran).
Dalam buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia, 1997,
yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas
perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan
praktik kedokteran. Tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non
perawatan yang langsung terlibat di dalamnya antara lain: Perawat, Perawat Gigi,
Bidan, Tenaga Laboratorium klinik, Gizi, Anestesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi
Medik, dan lain sebagainya.
Pustaka:
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, (1997), Pedoman Penyelenggaraan
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia, Jakarta
Hatta. G R., (2009), Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan,
Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
KEPMENKES RI No.129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis.
Pratiwi. Yulia Dirgantari, FKM Ul, 2009, Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap
Rumah Sakit Budi Kemuliaan Tahun 2008-2009. lib.ui.ac.id/file?file=digital/124735-S-5711