Oleh:
Nama : Alfi Okta Pangestika
NIM : 155040207111158
Kelompok : D2 / Selasa, 07.00-08.40 WIB
Asisten : Jean Tambunan
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
Bab 3 Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Bahan Isolasi
a. Alat
Cutter : untuk memotong spesimen
Pinset : untuk mengambil spesimen
Cawan petri : untuk tempat sterilisasi dan tempat PDA
Bunsen : untuk sterilisasi alat
Plastik wrap : untuk menutup tepi bibir cawan petri
Tisu steril : untuk meniriskan spesimen
Kertas label : untuk melabeli cawan petri
Kamera : untuk mendokumentasi pengamatan
b. Bahan
Alkohol 70% : untuk sterilisasi spesimen
Aquades steril : untuk sterilisasi spesimen
Chlorox : untuk sterilisasi spesimen
PDA (Potato Dextrose Agar) : sebagai media tanam
Bagian tanaman yang akan diisolasi:
Alternaria porri : jamur patogen pada tanaman padi
Phytopthora infestans : jamur patogen pada tanaman
kentang
Fusarium oxysporum : jamur patogen pada tanaman tomat
Schlerotium rolfsii : jamur patogen pada tanaman
kedelai
yang mula-
mula bewarna putih,
akhirnya menjadi coklat
seperti biji sawit, dengan
garis tengah 1-1,5 mm.
4.1.2 Tabel Identifikasi
Hasil Identifikasi
Nama
Makroskopis (Dokumentasi + Mikroskopis (Dokumentasi +
Patogen
Literatur) Literatur)
Fusarium
oxysporum
Gambar 13. Dokumentasi
Gambar 15. Dokumentasi
Purifikasi
Hasil Identifikasi
Nama
Makroskopis (Dokumentasi + Mikroskopis (Dokumentasi +
Patogen
Literatur) Literatur)
Schlerotium
rolfsii
4.2 Pembahasan
4.2.1 Isolasi Jamur Patogen
Isolasi jamur patogen Alternaria porri pada tanaman bawang
dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang sehat dan setengah
bagian tanaman sakit yang memiliki gejala pada daun yang terserang
terdapat bercak melingkar seperti cincin berwarna abu-abu pada tepinya
dan keunguan pada bagian tengahnya, tanaman terlihat mengeriput dan
mengering. Bagian tanaman yang diambil untuk isolasi yaitu daun
bawang merah. Berdasarkan isolasi, diperoleh hasil berupa tumbuhnya
hifa pada ketiga potongan daun bawang merah dengan ciri-ciri hifa
berwarna putih seperti kapas, tumbuh secara melingkar, permukaannya
cembung dengan tepi berbentuk tidak beraturan seperti tersusun atas
serat-serat tebal. Pada hasil isolasi ini, tidak ditemukan kontaminasi pada
jamur yang tumbuh ataupun bagian lain di sekitar jamur pada cawan petri.
Isolasi jamur patogen Fusarium oxysporum pada tanaman
tomat dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang sehat dan
setengah bagian tanaman sakit yang memiliki gejala pada seluruh daun
menguning, mengering dan seluruh tanaman menjadi layu memucat
hingga terkulai seperti kekurangan air. Bagian tanaman yang diambil
untuk isolasi yaitu pangkal batang dan akar tanaman. Hasil isolasi yang
diperoleh berupa tumbuhnya jamur pada ketiga potongan pangkal batang
dengan ciri-ciri hifa berwarna putih kekuningan pada bagian pinggirnya,
dan coklat kehitaman pada bagian tengahnya. Hifa tumbuh dengan
bentuk yang tidak beraturan terutama pada bagian pinggir terlihat
bercabang-cabang seperti akar yang menjalar. Pada hasil isolasi ini,
ditemukan kontaminasi pada jamur yang tumbuh ditandai dengan
perbedaan warna yang mencolok pada bagian tengahnya yaitu berwarna
coklat kehitaman, serta di sekitar cawan petri tumbuh dua jamur lain
berwarna putih pada bagian tepi dan kuning pada tengahnya, berbentuk
lingkaran, sedangkan pada satu jamur lainnya berbentuk melingkar
dengan titik pusat berada di tengah, hifa terlihat berwarna putih dengan
permukaan tipis sehingga dapat diterawang.
Isolasi jamur patogen Phytopthora infestans pada tanaman
kentang dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang sehat dan
setengah bagian tanaman sakit yang memiliki gejala berupa umbi kentang
berwarna coklat kehitaman dengan muncul jamur berwarna putih kecil-
kecil pada bagian permukaan, umbi membusuk dengan bagiannya yang
terlihat basah berair. Bagian tanaman yang diambil untuk isolasi yaitu
pada bagian umbi kentang. Hasil isolasi yang diperoleh yaitu berupa
tumbuhnya hifa pada ketiga potongan umbi kentang, pada salah satu
potongan kentang hifa tumbuh lebih lebar jika dibandingkan pada dua
potongan kentang lainnya, hifa berwarna putih, permukaan terlihat tipis
pada salah satu bagiannya dan lebih tebal pada setengah bagian lainnya,
hifa tumbuh teratur dengan bagian tepi yang rapi. Sedangkan pada
potongan lainnya, hifa tumbuh berukuran lebih kecil, berwarma putih dan
permukaan terlihat tipis. Pada isolasi ini, ditemukan kontaminasi yaitu
berupa tumbuhnya jamur lain pada salah satu potongan kentang yang
juga telah ditumbuhi jamur P.infenstans, jamur kontaminasi berwarna
hitam, berbentuk lingkaran.
Isolasi jamur patogen Schlerotium rolfsii pada tanaman
kedelai dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang sehat dan
setengah bagian tanaman sakit yang memiliki gejala berupa tanaman
yang sakit layu dan menguning perlahan-lahan pada pangkal batang dan
permukaan tanah didekatnya terdapat miselium yang terdiri dari benang-
benang, berwarnah putih. Bagian tanaman yang diambil untuk isolasi
adalah pada bagian daun, pangkal batang dan akar. Hasil isolasi yang
diperoleh berupa tumbuhnya jamur pada ketiga potongan pangkal batang
dan akar dengan ciri-ciri jamur putih, berserat seperti kapas dengan
susunan terlihat kasar, bentuknya tidak beraturan. Pada salah satu
potongan pangkal batang, jamur tumbuh lebih melebar daripada kedua
potongan pangkal batang lainnya, jamur tumbuh memenuhi cawan petri
dan menutupi potongan pangkal batang tersebut, sedangkan pada
potongan pangkal batang ke-2 jamur tumbuh dengan ukuran sedang,
menutupi potongan pangkal batang tersebut dan terdapat kontaminasi
pada sisi lainnya, serta pada bagian potongan pangkal batang ke-3 jamur
tumbuh sangat kecil dan potongan pangkal batang masih terlihat jelas.
Pada isolasi ini, ditemukan kontaminasi yaitu ditandai dengan tumbuhnya
jamur pada bagian potongan pangkal batang ke-2 berwarna keabu-abuan
berbentuk setengah lingkaran, serta tumbuh jamur lainnya berbentuk
lingkaran, berwarna putih pada bagian tepi dan berwarna hijau keabu-
abuan pada bagian tengahnya.
4.2.2 Purifikasi Jamur Patogen
Purifikasi jamur patogen Alternaria porri pada tanaman
bawang dilakukan dengan mengambil satu gores hifa dari hasil isolasi.
Hifa yang dipilih harus pada bagian yang jauh dari kontaminasi. Hasil
yang diperoleh pada hasil purifikasi A. porri berupa tumbuhnya hifa
berwarna kuning keunguan, berbentuk tidak beraturan dengan
permukaan tipis dan halus, selain itu ditemukan kontaminasi pada sekitar
cawan petri atau tepat disekeliling tumbuhnya jamur A. porri, jamur
kontaminasi berwarna abu-abu dengan permukaan atas seperti terdapat
taburan serbuk berwarna hitam. Menurut Hanudin (2006), bahwa setelah
beberapa hari koloni menebal seperti butiran tepung berwarna putih dan
pada tengah koloni muncul warna ungu. Koloni menyebar ke seluruh
permukaan cawan petri secara beraturan. Diameter koloni jamur
mencapai 9 cm pada inkubasi ke 14 hari setelah purifikasi. Terdapat
perbedaan dan persamaan yang ditemukan antara kenampakan
makroskopis hasil purifikasi dan hasil literatur. Perbedaan terletak pada
bentuk penyebaran hifa jamurnya, sedangkan persamaannya yaitu baik
hasil purifikasi maupun literatur diperoleh warna hifa sama-sama
keunguan.
Purifikasi jamur patogen Fusarium oxysporum pada tanaman
tomat dilakukan dengan mengambil satu gores hifa dari hasil isolasi. Hifa
yang dipilih harus pada bagian yang jauh dari kontaminasi. Hasil yang
diperoleh pada hasil purifikasi F. oxysporum berupa tumbuhnya jamur
dengan hifa berwarna putih bersih seperti kapas, hifa mengalami
penebalan pada bagian tengahnya dan terlihat cembung, berbentuk bulat
teratur, dengan bagian tepi terdapat serat-serat tipis yang tersusun rapi.
Menurut Sastrahidayat (1990), jamur yang ditumbuhkan pada medium
PDA mula – mula miselium berwarna putih, semakin tua warna menjadi
krem atau kuning pucat, dalam keadaan tertentu berwarna merah muda
agak ungu dengan miselium bersekat dan membentuk percabangan.
Terdapat perbedaan dan persamaan hasil antara kenampakan
makroskopis hasil purifikasi dengan hasil literatur, yang mana persamaan
yang ditemukan berupa warna munculnya hifa berwarna putih, namun
perbedaan terletak pada literatur menjelaskan bahwa warna putih
tersebut lama-kelamaan akan berubah menjadi krem atau bahkan merah
muda, sedangkan pada hasil purifikasi yang dilakukan warna hifa tetap
sama yaitu putih bersih.
Purifikasi jamur patogen Phytopthora infestans pada tanaman
kentang dilakukan dengan mengambil satu gores hifa dari hasil isolasi.
Hifa yang dipilih harus pada bagian yang jauh dari kontaminasi. Hasil
yang diperoleh pada hasil purifikasi P. infestans berupa tumbuhnya hifa
berwarna putih dengan tekstur permukaan sangat halus sehingga serat
ataupun cabang – cabang sekat tidak terlihat, pada bagian tepi bentuknya
rapi dan berarturan. Namun pada hasil purifikasi ditemukan kontaminasi
yaitu berupa jamur lain berbentuk lingkaran, berwarna coklat kehitaman
sehingga keberadaannya terlihat agak menghalangi pertumbuhan
patogen P. infestans. Menurut Sunarmi (2010), Phytopthora infestans
memiliki ciri-ciri misellium yang tidak bersekat, berwarna putih, jika tua
agak coklat kekuningan, hifa berkembang sempurna, memiliki sporangium
berbentuk bulat telur. Hasil purifikasi ini telah sesuai dengan literatur yang
menjelaskan bahwa warna putih terlihat halus karena tidak adanya sekat
yang dimiliki serta bentuk permukaan dan tepi yang teratur dan
sempurna.
Purifikasi jamur patogen Schlerotium rolfsii pada tanaman
kedelai dilakukan dengan mengambil satu gores hifa dari hasil isolasi.
Hifa yang dipilih harus pada bagian yang jauh dari kontaminasi. Hasil
yang diperoleh pada hasil purifikasi S. rolfsii berupa tumbuhnya hifa atau
misellium berwarna putih dengan sekat-sekat yang sangat jelas terlihat
dan agak tebal, pada bagian tengah berwarna putih kekuningan sebagai
titik pusat pertumbuhan, hifa tumbuh melingkar dari titik pusat keluar
memenuhi cawan petri, pada bagian tepi hifa terlihat lebih tipis. Pada hasil
purifikasi ini, ditemukan kontaminasi berupa tumbuhnya jamur lain di
sebelah pinggir cawan petri dan mengenai langsung jamur S. rolfsii, jamur
kontaminasi berwarna coklat dengan bagian permukaan seperti terdapat
taburan serbuk berwarna hitam, berbentuk setengah lingkaran. Menurut
Magenda et al. (2011), S. rolfsii yang membentuk koloni dengan misellium
berwarna putih seperti kapas, kompak dan padat. Tipe perkecambahan
sklerotia berebentuk dispertif (hifa keluar dari semua sudut sklerotia)
dengan benang halus bercabang berbentuk seperti kapas berwarna putih.
Berdasarakan penjelasan – penjelasan diatas, dapat dipastikan bahwa
kenampakan makroskopis dari hasil purifikasi telah sesuai dengan
literatur.
4.2.3 Identifikasi
Identifikasi jamur patogen Alternaria porri dilakukan dengan
mengambil hifa dari hasil purifikasi untuk diamati pada mikroskop. Hasil
yang diperoleh berdasarkarkan kenampakan secara mikroskopis, bahwa
warna koloni dan bentuk konidia jamur seperti gada, bersekat, bercabang,
agak melengkung, pada bagian dekat ujung bentuknya tumpul
menggembung, pada ujungnya lancip dan konidiumnya berwarna coklat.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mayur and Borse (2015), pada hifa
muda merupakan hyaline slender dan bersepta kemudian membentuk
koloni dan menjadi berwarna coklat. Panjang konida adalah 100-300 μm,
dengan diamer 15-20 μm. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
(McKenzie, 2013) yang menyatakan konidiophores hidup sendiri atau
dalam kelompok kecil, berwarna pucat hingga agak kecoklatan,
panjangnya sampai 120 μm, tebal 5-10 μm. Pada konidia tunggal, lurus
atau sedikit melengkung, obclavate atau dengan tubuh conidium
ellipsoidal dan meruncing sampai paruh, panjang keseluruhan 100-300
μm, lebar 15-20 μm, pucat, halus atau minimal verruculose, 8-12 septa
transversal, 0-7. Paruhnya seringkali panjangnya sama dengan badan
conidium, kadang bercabang, berwarna pucat, tebal 2-4 μm, meruncing.
Identifikasi jamur patogen Fusarium oxysporum dilakukan
dengan mengambil hifa dari hasil purifikasi untuk diamati pada mikroskop.
Hasil yang diperoleh berdasarkarkan kenampakan secara mikroskopis,
bahwa bentuk konidia panjang dan tipis, ada yang bercabang dan tidak,
ada yang lurus maupun melengkung, warna konidia sedikit agak
kecoklatan namun terlihat transparan. Menurut Burgess et al. (1989),
perkembangan spora cendawan Fusarium oxysporum mampu
menghasilkan tiga tipe spora, yaitu mikrokonidia, makrokonidia, dan
klamidospora. Mikrokonidia spora diproduksi oleh cendawan ini di dalam
jaringan tanaman terserang, spora mikrokonidium bersel tunggal, tidak
bersekat, tidak berwarna, berdinding tipis, bentuknya bulat telur sampai
lurus. Sementara makrokonidia bentuknya lancip, ujungnya melengkung
seperti bulan sabit, bersekat 3–5,spora diproduksi dipermukaan tanaman
yang mati setelah terserang atau terinfeksi Sedangkan klamidospora
merupakan spora berwarna coklat muda, dindingnya tebal, dibentuk di
ujung terminal atau di tengah hifa. Makrokonidia terlihat panjang memiliki
bentuk seperti sabit dan memiliki tiga hingga empat septa sedangkan
mikrokonidia terliht pendek agak bulat dan ada yang memiliki satu septa
juga ada yang tidak memiliki septa, makrokonidia terlihat panjang
berbentuk seperti sabit dan biasanya memiliki tiga sampai empat septa.
Mikrokonidia terlihat pendek agak bulat atau meruncing, apikal berbentuk
sel pendek pada beberapa isolat.