Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMIKA

ACARA I
PENGENALAN INSTRUMEN ERGONOMIKA

OLEH :

SAHRIADI
C1J 011 073
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah


Ergonomika.

Mataram, 17 Juni 2016

Mengetahui,
Co. Ass. Praktikum Ergonomika Praktikan,

Muhammad Salman Ibnu Chaer Sahriadi


Nim. J1B012090 Nim. C1J 011 073
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Dalam mengerjakan suatu
pekerjaan perlu adanya alat yang seergonomis mungkin supaya pekerjaan yang di
lakukan tidak menganggu kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran
rekayasa pada lingkungan pekerjaan menggunakan alat-alat yang sudah
direkayasa untuk lingkungan pekerjaan. Oleh karena itu dilakukannya praktikum
ini untuk mengetahui instrument-intrumen yang digunakan dalam ergonomika
serta cara menggunkan dan prinsip kerja dari instrumen ergonomika tersebut.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mengenal dan mengetahui nama,
fungsi dan prinsip kerja alat-alat ergonomi untuk mengurangi kesalahan dalam
penggunaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ergonomi
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka
membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien).
Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni
peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life) (Ivan, 2008).
Secara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan berikut ini
tujuan dalam penerapan ergonomi : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan
mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan
beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2.
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama
kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan
keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap
sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup
yang tinggi (Tarwaka, dkk., 2004).

2.2. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam
satuan decibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak
disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang tidak disukai, suara yang
mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Berdasarkan kepmenaker,
kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat,
proses produksi yang pada tingkat tertentu menimbulkan gangguan kesehatan dan
pendengaran. Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara
yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul
udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber
suara ini meyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam
medium suara menurut pola rambatan gelombang longitudinal. Rambatan
gelombang di udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan
konteks ruang dan waktu sehingga menimbulkan gangguan kenyamanan dan
kesehatan (Ikron, 2005).
Bising dalam kesehatan kerja, bising sebagai suara yang dapat menurunkan
pendengaran baik kwantitatif (penimbangan) maupun secara kwalitatif
(penyempitan spectrum pendengaran). Berkaitan dengan faktor intensitas,
frekuensi, durasi, dan pola waktu. Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang
tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan
sebagainya, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup
(JIS Z 8106 (IEC60050-801) kosa kata elektro teknik internasional Bab 801 ;
akustikal elektroakustikal) ( Dwi, 2000).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Mei 2016 di Laboratorium
Teknik dan Bioproses Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah rol meter,
penggaris, termometer, Sound Level Meter, Light Meter, Heart Rate Monitor,
Oxymeter, Vibrometer, Grip Strenght Dynamometer, Steptest, Flicker Meter, Back
Straight dan Anthropolometer.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu perlengkapan
menulis.

3.3. Prosedur Kerja


Adaapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Didengarkan penjelasan Co.Ass. tentang nama dan fungsi instrumen–instrumen
ergonomika.
3. Dicatat hasil yang telah didapatkan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Isian Inventarisasi Instrument Ergonomika
No Nama Alat Spesifikasi Fungsi Gambar
.
1. Sound - Pengukuran berkisar dari 94 Untuk
Level dB mengukur
Meter - Model LSM 760 tingkat
- Temperature pengoperasian kebisingan
0-50oC
- Dimensi 250x70x28 mm
- Berat 250 gram
2. Light - Model DLM 804 Untuk
Meter - intensitas maksimal yaitu mengukur
40,00 LUX intensitas
cahaya

3. Heart Rate- Sensor Untuk


Monitor - UG. Watch mengukkur
detak jantung

4. Oxymeter - Elitech Sp02 Range : 0-99% Untuk


- Accuracy : 70-99% : +/-2% mengukur
; <70 unspesified kebutuhan
- Pulse Rate Range : 30-250 kebutuhan
- Resolution : 1 BPM oksigen
Accuracy : +/-2 BPM or +/-
2% which one is greater
- Pulse Intensity : Bar Graph
and waveform display Pulse
Rate value display in 3
digital
- Alarm : Low Power
indicator
- Display : 0,96′ dual color
OLED ( blue and yellow )
- Screen Resolution : 128 x 64
dpi
5. Vibrometer Untuk
mengukur
getaran yang
dihasilkan
alat/mesin

6. Grip Untuk
Strenght mengukur
Dynamome kekuatan
ter genggam

7. Steptest Untuk
mengukur
kesanggupan
badan
seseorang
dalam
melakukan
aktifitas otot
8. Flicker Untuk
Meter mengukur
tingkat
kelelahan
mata
operator,
standar
waktu kerja
operator, dan
posisi kerja
operator
9. Back Mengukur
Straight kelurusan
tulang
punggung
10. Anthropolo Untuk
meter mengukur
dimensi
tubuh saat
diam dan
bergerak
11. Penggaris Untuk
mengukur
suatu benda

12. Termometer Untuk


mengukur
suhu tubuh
manusia
13. Rol Meter Untuk
mengukur
alat-alat
besaran
panjang
BAB V
PEMBAHASAN

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya


dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk
menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa
menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan
tubuh manusia.
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang
berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap
kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan
baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung.
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik
apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat,
aman dan selamat. Ketidak beresan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya
dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik
dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.
Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat
bekerja secara optimal dan produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus
ditangani dan atau di desain sedemikian sehingga menjadi kondusif terhadap
pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman.
Evaluasi lingkungan dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan
mengetahui respon pekerja terhadap paparan lingkungan kerja. Di dalam
perencanaan dan perancangan sistem kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja seperti, kebisingan, pencahayaan,
suhu dan lain-lain. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila dalam
kondisi tertentu manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan optimal.
Ketidak sesuaian lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada lingkungan
tersebut dapat terlihat dampaknya dalam jangka waktu tertentu. Faktor lingkungan
kerja, alat, dan cara sangat berpengaruh terhadap produktivitas. Pengendalian dan
penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur, getaran
dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus ditangani secara serius dan
berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang panas getaran dan
pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber
yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja.

Ketika akan menciptakan sebuah lingkungan kerja yang nyaman maka


yang harus diketahui adalah faktor apa yang menyebabkankan lingkungan
tersebut menjadi tidak nyaman, misalnya kebisingan atau pencahayaan, getaran
jika menggunakan alat yang bermotor dan lain-lain. Dalam hal ini untuk dapat
mengetahui dan mengukur faktor-faktor ketidaknyamanan tersebut maka perlu
untuk diketahui alat-alat yang digunakan untuk menciptakan sebuah lingkungan
yang ergonomis dengan alat-alat yang ergonomis juga. Beberapa alat yang
digunakan untuk mengukur kondisi lingkungan dengan beberapa faktor seperti
kebisingan, alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan tersebut yaitu Sound
Level Meter. Alat pengukur pencahayaan (intensitas) dengan Light Meter,
Vibration Meter untuk mengukur getaran dan ada lagi alat-alat lainnya.

Pencahayaan Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh


pada permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau
lux cahaya. alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan tersebut yaitu
Light Meter. Salah satu faktor penting dari lingkkungan kerja yang dapat
memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya penerangan yang baik.
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan pekerja dapat
melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya
yang tidak perlu. Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan
membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan
sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Telah kita ketahui hampir semua
pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering kita temui jenis
pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga kerja dapat
dengan jelas mengamati obyek yang sedang dikerjakan. Intensitas penerangan
yang sesuai dengan jenis pekerjaannnya jelas akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Intensitas penerangan yang kurang dapat menyebabkan
gangguna visibilitas dan eyestrain. Sebaliknya intensitas penerangan yang
berlebihan juga dapat menyebabkan glare, reflections, excessive shadows,
visibility dan eyestrain.
Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki manusia.
Dikatakan tidak dikehendaki karena dalam jangka panjang, bunyi-bunyian
tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan
menimbulkan kesalahan komunikasi bahkan kebisingan yang serius dapat
mengakibatkan kematian. Semakin lama telinga mendengar kebisingan, makin
buruk pula dampak yang diakibatkannya, diantaranya adalah pendengaran dapat
semakin berkurang Seseorang cenderung mengabaikan bising yang dihasilkannya
sendiri apabila bising yang ditimbulkan tersebut secara wajar menyertai
pekerjaan, seperti bising mesin ketik atau mesin kerja. Sebagai patokan, bising
yang hakekatnya mekanik atau elektrik, yang disebabkan kipas angin,
transformator, motor, selalu lebih mengganggu daripada bising yang hakekatnya
alami (angin, hujan, air terjun dan lain-lain). Pengukuran kebisingan dilakukan
dengan menggunakan sound level meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan
mengukur tingkat tekanan bunyi. Tekanan bunyi adalah penyimpangan dalam
tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara karena adanya
gelombang yang dinyatakan sebagai amplitudo dari fluktuasi tekanan.
Getaran merupakan gerakan teratur suatu benda atau media secara bolak-
balik dengan kedudukan keseimbangan. Getaran atau sering disebut dengan
vibrasi yaitu suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh sehingga membuat tubuh
bergerak secara teratur akibat memakai alat yang bergetar. Getaran ini terjadi saat
mesin atau alat yang menggunakan motor difungsikan atau dijalankan untuk suatu
aktifitas. Getaran biasanya dirasakan oleh operator yang biasanya menggunakan
alat yang difungsikan dengan menggunakan motor yaitu operator traktor roda dua.
Bahaya getaran tersebut antara lain : Pertama kelainan pada sistem syaraf dan
peredaran darah. Gejala kelainan seperti itu tentu dirasakan anggota tubuh seperti
tangan dan kaki manusia karena organ tubuh tersebut yang merasakan getaran saat
bekerja. Keadaan organ tubuh tersebut yaitu memucat kebiruan, anggota badan
kedinginan. Kedua, kerusakan-kerusakan pada persendian tulang dan sendi.
Gejala ini memang sering terjadi kepada para pekerja yang menggunakan alat
bergetar. Nyeri sendi dan sakit pinggang merupakan contoh dua keluhan yang
sering dirasakan oleh para pekerja. Vibration Meter merupakan alat pengukur
getaran yang digunakan pada alat/mesin yang mempunyai getaran pada
penggunaannya.
setelah mengetahui faktor-faktor yang dapat mengganggu keselamatan dan
kenyamana kerja, kemudian diukur dengan alat-alat ergonomi maka dengan
mempertimbangkan batas kemampuan dan kelemahan operator, sehingga akan
tercipta sebuah lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan dan keselamatan.
Dengan lingkungan yang ergonomis maka operator dapat bekerja lebih lama
akibatnya produktivitas pekerja menjadi meningkat khususnya di bidang
pertanian.
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik


beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
1. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka.
2. Alat untuk mengukur kebisingan yaitu sound level meter.
3. Getaran merupakan gerakan teratur suatu benda atau media secara bolak-balik
dengan kedudukan keseimbangan.
4. Alat yang digunakan untuk mengukur getaran pada alat/mesin yang
mempunyai getran pada penggunanya yaitu Vibration Meter
DAFTAR PUSTAKA

Dwi P. Sasongko, 2000. Kebisingan Lingkungan. Semarang : Universitas


Diponerogo.

Ivan, Havosan. 2008. Ergonomi. http:// ehsindonesia. edublogs.org. Di akses 1


Juni 2015

Tarwaka, dkk., 2004. Definisi dan ruang lingkup ergonomika.


http://tarwaka.blogspot.com/, diakses 1 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai