Anda di halaman 1dari 7

A.

DISLOKASI TMJ
Dislokasi adalah kasus yang sering ditemukan pada praktek
kedokteran gigi. Dislokasi didefinisikan sebagai pergerakan kondilus ke
arah depan dari eminensia artikulare yang memerlukan beberapa
manipulasi untuk mereduksinya. Penderita dengan gangguan ini akan
merasa tidak nyaman walaupun gangguan ini jarang disertai dengan rasa
sakit yang hebat. Dislokasi dapat terjadi unilateral maupun bilateral, dan
dapat bersifat akut atau emergensi maupun kronis dan kronis rekuren.
Pada sebagian kasus dislokasi terjadi secara spontan saat mulut
membuka terlalu lebar, misal: menguap, berteriak, makan, bernyanyi,
atau pada saat perawatan gigi akibat membuka mulut terlalu lebar dan
lama.

Penatalaksanaan dislokasi TMJ (temporomandibular joint) tergantung


pada kejadian dislokasi. Pada keadaan akut, sebaiknya segera dilakukan
reposisi secara manual sebelum spasme otot bertambah dalam.
Sedangkan pada keadaan kronis rekuren diperlukan tindakan
pembedahan dan non pembedahan lainnya untuk menghindari
redislokasi. Prosedur terapi manual merupakan metode reduksi yang telah
lama diperkenalkan. Tahapan penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Senyum , Salam , Sapa Pasien


2. Perkenalkan Nama, memastikan identitas pasien benar
3. Menanyakan keluhan utama pasien, jika tidak bisa berbicara karena tidak bisa menutup
mulut, pasien diminta mengangguk
4. Jika kemungkinan ada fraktur, perlu dilakukan rontgen foto terlebih
dahulu. Jika tidak ada trauma, dapat dilakukan proses penanganan
secara langsung.
5. Jelaskan kepada pasien prosedur apa yang akan dilakukan, dan meminta persetujuan pasien.
6. Cuci tangan tangan dengan teknik WHO, gunakan masker dan glove
7. Siapkan alat dan bahan. Alat : Alat Standar, Kassa, Barton head Bandage.
8. Posisikan pasien duduk tegak di dental unit atau bisa juga ditempatkan pada kursi
yang tidak bersandaran dan menempel dinding sehingga punggung
dan kepala pasien bersandar pada dinding.
9. Posisi operator berada di depan pasien.
10. Sebelum melakukan pertolongan, balut ibu jari dengan kain kasa
yang agak tebal untuk mencegah tergigitnya ibu jari karena setelah
berada pada posisi yang benar maka rahang akan mengatup
dengan cepat dan keras dan juga untuk memfiksir daerah yang di pegang.
11. Letakkan ibu jari pada daerah retromolar pad (di belakang gigi molar terakhir) pada kedua
sisi mandibula setinggi siku-siku operator dan jari-jari yang lain
memegang permukaan bawah mandibula (gambar A).
12. Berikan tekanan ke arah inferior pada gigi molar RB untuk membebaskan kondilus dari posisi
terkunci di depan eminensia artikulare (Gambar B).
13. Dorong mandibula ke posterior untuk mengembalikan ke posisi
anatominya (C & D).
14. Tanda keberhasilan reposisi adalah gigi geligi kembali beroklusi dengan cepat karena spasme
dari otot masseter.
15. Jika tidak mudah untuk direlokasi, operator dapat merujuk untuk
dilakukan rontgen foto dengan teknik oblique lateral
16. Dapat dilakukan pemberian midazolam intra vena (untuk
mengendorkan otot) dan 1-2 ml 1% lidokain intraarticular (untuk
mengurangi nyeri). Injeksi dilakukan pada sisi kiri daerah yang
tertekan dari kondilus yang displacement.
17. Pemasangan Barton Head Bandage untuk mencegah relokasi dan
menghindari pasien membuka mulut terlalu lebar dalam 24-48 jam.
Pasien juga diinstruksikan untuk diet makanan lunak.
18. Pemberian obat berupa analgetik dan pelemas otot (jika perlu)
Borang Penilaian OSCE : Penatalaksanaan Dislokasi TMJ

Penilaia
n*
No. Kegiatan
0 1 2
1 Komunikasi dengan pasien (memberi salam)
2 Memberikan penjelasan mengenai tujuan dan
tindakan apa yang akan dilakukan
3 Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
4 Membalut ibu jari dengan kain kasa dan menggunakan handscoon
5 Menempatkan ibu jari pada daerah retromolar dan gigi-
gigi molar rahang bawah dan keempat jari lainnya
menahan rahang bawah
6 Melakukan tindakan reposisi
7 Memberikan instruksi pasca perawatan reposisi
*Keterangan: 1=tidak dilakukan sama sekali, 2=dilakukan, tapi tidak sempurna, 3=dilakukan
dengan sempurna

B. AVULSI GIGI

Avulsi didefinisikan sebagai keluarnya seluruh gigi dari soket akibat


trauma. Secara klinik dan foto ronsen, gigi tidak ada di dalam soket
(Dalimunte,2003). Gutmann dan Gutmann (1995) memaparkan penyebab
gigi avulsi adalah: (1) kecelakaan lalu lintas; (2) perkelahian; (3) jatuh; (4)
kecelakaan olahraga; (5) kerusakan jaringan periodontal; dan (6) penyakit
sistemik, seperti diabetes melitus.
Keparahan trauma pada gigi geligi tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian, salah satu diantaranya adalah lepasnya seluruh
bagian gigi dari soket atau yang biasa disebut dengan avulsi. Untuk
menanganinya, dokter gigi perlu melakukan suatu tindakan untuk
mengembalikan gigi ke dalam soketnya semula, tindakan ini disebut
replantasi gigi. Golden periode untuk melakukan replantasi gigi adalah 2 jam
setelah gigi tersebut terlepas. Apabila gigi direplantasi lebih dari 2 jam,
kemungkinan gigi akan menjadi non vital sehingga gigi tersebut perlu
mendapat perawatan endodontik setelah difiksasi. Bila gigi avulsi tidak
segera dirawat, maka dapat menimbulkan dampak negatif, yaitu gangguan
fungsi, estetis, dan psikologi.
Gambar 2. Anantomi Gigi Avulsi

Keberhasilan perawatan dari gigi yang avulsi dipengaruhi oleh:


berapa lama terjadinya, tempat kejadian, tindakan apa yang dilakukan
pertama kali ketika terjadinya gigi avulsi dan bagaimana cara
penanganan gigi avulsi tersebut. Prognosis perawatannya dipengaruhi
oleh 3 faktor, yaitu: tingkat kerusakan atau luas dari kerusakan yang
dialami, apakah kerusakan yang dialami meliputi jaringan lain di sekitar
gigi, seperti jaringan lunak maupun jaringan keras seperti tulang rahang,
kualitas dan kesegeraan dari perawatan yang dilakukan setelah terjadi
trauma, serta evaluasi dari penatalaksanaan selama masa penyembuhan.

4 | Blok M e d i c a l E m e r g e n c y
KEDOKTERAN GIGI UNSOED
Website: dentistry.unsoed.ac.id

Tahapan penatalaksanaan avulsi:


1. Ketika pasien sampai di tempat praktek, gigi diletakkan di gelas
yang berisi larutan saline (sedikit garam dimasukkan pada air akan
menghasilkan salinitas sekitar 0,7%). Seperti prosedur pada
umumnya, perlu dilakukan anamnesis untuk mengetahui riwayat
kesehatan pasien, periksa area gigi dan lakukan rontgen gigi
secepat mungkin.
2. Peganglah gigi pada bagian mahkota, jangan pada akarnya (karena
dapat merusak sel-sel yang diperlukan untuk perlekatan pada
dinding soket)
3. Cuci gigi pada air yang mengalir atau saline atau susu (jangan
digosok) dan irigasi soket perlahan-lahan tanpa menyentuh
dindingnya.

Gambar 3. Penatalaksanaan Avulsi Gigi

4. Lakukan penanaman kembali (replantasi) dan fiksasi gigi


5. Lakukan reposisi dengan cara meletakkan gigi pada soket dengan
tekanan secara lembut untuk mengembalikan gigi ke posisi semula,
kemudian RA dan RB dikatupkan untuk mencegah pergerakan gigi,
kemudian segera lakukan splinting (Weine, 2004).

C
A

B D

Gambar 4. Splinting dengan metode essig (A) Persiapan alat; (B) Adaptasikan
kawat primer pada semua gigi yang terlibat, menyusur daerah
singulum; kedua ujung kawat ditautkan; (C) & (D), Kawat sekunder
dimasukkan dari arah palatinal/ lingual sebelah apikal dan insisal kawat
primer ke labial melalui daerah titik kontak, kedua ujung kawat
ditautkan dan dipelintir searah jarum jam sambil ditarik (dipotong 3-4
mm) dan diselempitkan ke arah interdental.
6. Peringatkan pasien atau orang tuanya akan bahaya terjadinya
nekrosis pulpa, resorpsi akar, atau ankilosis di masa mendatang.

5 | Blok M e d i c a l E m e r g e n c y
KEDOKTERAN GIGI UNSOED
Website: dentistry.unsoed.ac.id

Apabila avulsi terjadi lebih dari 2 jam, maka biasanya jaringan


periodontal telah mati dan jaringan pulpa pada gigi telah non vital
sehingga perlu dilakukan perawatan saluran akar sebelum dilakukan
replantasi.

Borang Penilaian Skill Lab: Penatalaksanaan Avulsi Gigi

Penilaian*
No. Kegiatan
0 1
2
1 Komunikasi dengan pasien (memberi salam)
2 Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
3 Menentukan dan memeriksa daerah avulsi
4 Melakukan tindakan replantasi
5 Melakukan splinting (Essig)
6 Memberikan instruksi pasca perawatan avulsi
*Keterangan: 1=tidak dilakukan sama sekali, 2=dilakukan, tapi tidak sempurna, 3=dilakukan dengan
sempurna

6 | Blok M e d i c a l E m e r g e n c y

Anda mungkin juga menyukai