Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN INDUSTRI PT.

KRAKATAU STEEL
INDUSTRI BAJA

Oleh :
Nama : Ananda Dipta Swatejasa (15307141037)
Nama : Sintani Nur Choirin (15307141055)
Nama : Kurnia Kusuma Devi (15307144003)

Program Studi Kimia


Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
2018
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Industri PT Krakatau Steel”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah


wawasan mengenai industri baja di Indonesia khususnya PT Krakatau Steel. Kami
ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat
pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang
berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat menambah khazanah keilmuan


masyarakat.

Yogyakarta , 16 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memasuki era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi


berperan besar untuk memajukan negara agar dapat bersaing terutama di
bidang industri. Perkembangan iptek saat ini ikut mempengaruhi
perkembangan industri di Indonesia. Industri baja sebagai industri strategis
yang digunakan sebagai bahan baku penting bagi industri-industri secara
keseluruhan, baik untuk infrastruktur (pembangunan gedung, jalan, jembatan,
jaringan listrik dan telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan
material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta
api dan relnya), otomotif, hingga persenjataan. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat menuntut tersedianya tenaga kerja yang siap langsung
diterjunkan dalam kegiatan industri. Dengan adanya industri baja PT. Krakatau
Steel dapat membuka kesempatan bekerja bagi calon tenaga kerja.

Indonesia termasuk salah satu konsumen sekaligus produsen baja yang


besar. Berdasarkan data Kementrian Perindustrian, industri logam dasar besi
dan
baja Indonesia tumbuh sebesar 12,74% pada semester I tahun 2012 dan pada
tahun 2018 konsumsi baja di Indonesia meningkat menjadi 14,3 juta ton , lebih
besar dari tahun 2017 sebesar 13,5 ton. Permintaan baja nasional juga akan
terus meningkat yang didukung oleh pembangunan infrastruktur yang banyak
dilaksanakan sekarang ini, sebagai contoh tingginya pembangunan
infrastruktur oleh pihak swasta dan meningkatnya kebutuhan perumahan bagi
masyarakat. Dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur maka akan
dapat menyerap kebutuhan baja dalam jumlah yang besar. Berdasarkan laporan
keuangan perseroan, pada kuartal III/2017, KRAS mencatatkan penjualan
domestik senilai US$872,89 juta dan penjualan ekspor senilai US$16,30 juta.
Pada tahun ini, perseroan membidik pertumbuhan penjualan sebesar 40%
menjadi 2,8 juta ton dan dapat meraih laba.

Sebagai negara yang berkembang, Indonesia berusaha memajukan


sektor industrinya untuk dapat bersaing dengan negara lainnya, terutama
industri logam seperti industri baja yang saat ini sangat berkembang pesat.
Salah satunya adalah PT. KRAKATAU STEEL, merupakan industri baja
terpadu yang pertama berkembang dan berkualitas di Indonesia, bahkan
merupakan salah satu BUMN dalam pengolahan baja terbesar di kawasan Asia
Tenggara. PT. Krakatau Steel merupakan salah satu perusahaan pembuatan
terkemuka di Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara. Tidak
hanya di Indonesia, PT. Krakatau Steel juga terkenal sebagai perusahaan
pengekspor baja ke negara besar. Peralatan yang digunakan pun cukup cangih
sehingga menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Perkembangan
teknologi yang semakin pesat menuntut tersedianya tenaga kerja yang siap
langsung diterjunkan dalam kegiatan industri. Dengan adanya industri baja PT.
Krakatau Steel dapat membuka kesempatan bekerja bagi calon tenaga kerja. PT
Krakatau Steel memiliki 13 anak perusahaan yakni Krakatau Wajatama,PT
Krakatau Medika ,PT Krakatau Perbengkelan dan Perawatan, PT Krakatau
Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Bandar Samudra, PT Krakatau National
Rescue, PT Puma Sentana Baja, PT KHI Pipe Industries,PT Krakatau
Information Technology, Meratus Jaya Iron & Steel,PT Krakatau Daya Listrik,
PT Krakatau Tirta Industries, PT Krakatau Enginering.

PT. Krakatau Steel yang berlokasi di Cilegon merupakan


industri pengolah baja terbesar di Indonesia. Pabrik ini merupakan permulaan
proyek baja dari pemerintah yang mulai berdiri pada bulan Mei 1962. Pada
mulanya proyek tersebut dikenal dengan nama proyek pabrik baja “ TRIKORA
“ yangmendapat bantuan dari pemerintah Rusia.Akibat adanya pemberontakan
G30S PKI, proyek pembangunan daritahun 1966 sampai sekitar tahun 1972
dapat dikatakan terhenti sama sekali,kesulitan utamanya adalah pembiayaan
pembangunan pabrik. Akhirnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 35
Tahun 1970 proyek pabrik baja ”TRIKORA “ menjadi PT. Krakatau Steel yang
disahkan dengan ditandatangani akte notaris No. 35 pada tanggal 23 Oktober
1971. Pembangunan proyek PT. Krakatau Steel pada akhir tahun 1976, yaitu
pabrik Besi Beton telah dapat diselesaikan dan dapat mulai dioperasikan secara
komersil sejak tahun 1977.Pabrik Besi Siku yang berada di dalam satu gedung
dengan pabrik BesiBeton, selesai pembangunannya pada bulan Juli 1977.
Dengan selesainya pabrik besi siku tersebut, maka seluruh pembangunan
pabrik baja yang mulanya merupakan proyek bantuan Rusia sudah dapat
diselesaikan. Selanjutnya PT. Krakatau Steel melaksanakan pembangunan
pabrik- pabrik baru sebagai perluasan usaha. Produk-produk baja Krakatau
Steel tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, tetapi juga
dipasarkan secara internasional.

Sama halnya dengan perseroan lainnya, PT.Krakatau Steel mempunyai


struktur organisasi. Struktur Organisasi merupakan suatu pembagian
wewenang dan pembagian tugas kerja, karena itu setiap karyawan suatu
organisasi perusahaan harus mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Struktur PT.Krakatau Steel ini berdasarkan fungsional, berbentuk garis dan staf
secara terbatas. Struktur ini telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
dalam mencapai tujuan dan misi yang diembannya. Berikut bagan struktur
organisasi secara umum PT.Krakatau Steel:
B. TUJUAN PENDIRIAN PABRIK
PT. Krakatau Steel didirikan pada tahun 1970 berdasarkan peraturan
pemerintah RI No. 35 tahun 1970. menurut pasal 1 peraturan pemerintah
tersebut, PT. Krakatau Steel didirikan dengan tujuan untuk menyelesaikan dan
mengoperasikan proyek industri besi baja bekas bantuan Rusia dan
mengembangkan industri baja Indonesia. PT Ktakatau Steel (PT KS) resmi
berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 35
tanggal 31 Agustus 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia
untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Krakatau Steel, dengan
maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan penyelesaian pembangunan
Proyek Baja Trikora serta industri baja dalam arti luas. Pendirian PT Krakatau
Steel disahkan dengan Akte Notaris Tan Thong Kie nomor 34 tanggal 23
Oktober 1971 di Jakarta, dan diperbaiki dengan naskah nomor 25 tanggal 29
Desember 1971. Secara umum tujuan pendirian PT. KrakatauSteel,yaitu
dapat mengolah biji besi sampai dengan produk-produk jadi dari baja. Sebagai
tujuan pendirian PT. Krakatau Steel, maka pabrik-pabrik yang dibangun
adalah yang terpadu yaitu dapat mengolah biji besi sampai dengan
produk-produk jadi dari baja. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT krakatau
Steel antara lain baja lembaran panas,baja lembaran dingin, batang kawat,besi
spons,baja billet, dan baja slab.
BAB II
PERANCANGAN PABRIK

A. TEORI
1. Definisi Besi Dan Baja
Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang
sangat besar dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti
sekarang. Kelimpahannya juga sangat besar, 50.000 ppm atau 5% dan
merupakan jenis logam terbanyak kedua di kulit bumi. Karena kelimpahannya
yang sangat besar itulah maka besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari dan industri konstruksi. Besi berada dalam bentuk senyawanya, terutama
sebagai bijih besi, yang mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3.H2O (limonit),
Fe3O4 (magnetic), FeCO3(siderite), dan FeS2 (pirit).
Di udara besi mudah mengalami korosi, yaitu proses perusakan (keropos)
pada permukaan besi yang disebkan reaksi dengan oksigen membentuk oksida
besi, yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai karat besi. Korosi besi
berlangsung sangat cepat pada kondisi lembab dan adanya garam.
Dalam industri, besi diisolasi melalui proses reduksi dari oksidanya,
Fe2O3, atau oksida-oksida besi lainnya yang terkandung dalam bijih besi. Zat
pereduksi yang digunakan adalah gas karbon monoksida (CO) pada suhu
tinggi. Agar besi tahan karat maka besi dicampurkan logam-logam lain yang
memenuhi syarat, yaitu sifat fisika dan sifat kimianya yang mirip besi.
Bijih besi merupakan bahan baku dalam pembuatan besi. Bijih besi dapat
diolah menjadi besi kasar. Besi kasar adalah bahan baku untuk pembuatan besi
cor (cast iron), besi tempa (wrought iron), dan baja (steel). Besi cor adalah
logam paduan antara besi dan karbon yang kadarnya 1,7% sampai 3,5%. Besi
tempa adalah baja yang mempunyai kadar karbon rendah.
Baja dapat didefinisikan suatu campuran dari besi dan karbon dimana
unsur karbon (C) menjadi dasar campurannya. Di samping itu, mengandung
unsur campuran lainnya seperti sulfur (S), posfor (P), silikon (Si), dan mangan
(Mn) yang jumlahnya dibatasi. Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1 -
1,7% sedangkan unsur lainnya dibatasi persentasenya.
Baja merupakan produk utama industri besi-baja. Baja tahan terhadap
pengaruh lingkungan mudah dibentuk dan ditempa, memiliki kekerasan yang
baik, mengandung 0.02%-1.5% karbon.
2. Jenis-jenis Besi dan Baja
Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur lain yang terdapat di dalamnya,
besi dapat dibedakan menjadi:
a. Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi. Sifat besi tuang
antara lain:

1) Mengandung 3-6% karbon serta sejumlah kecil silikon, mangan ,


fosfor, dan belerang.
2) Sangat keras tetapi rapuh.

3) Tidak dapat ditempa

4) Titik leleh rendah.

Berdasarkan sifat ini, besi tuang mudah digunakan pada alat-alat


yang dibuat dengan cetakan, seperti kaki mesin jahit, setrika, lumpang
besi , dan sebagainya. Karena titik lelehnya rendah maka mudah
dicairkan dan dituangkan ke dalam cetakan.

b. Baja

Sifat baja antara lain:

1) mengandung 0,1 - 1,7% karbon.

2) keras tetapi dapat ditempa

3) tahan korosi
c. Besi Tempa

Sifat besi tempa, antara lain:

1) mengandung kurang dari 0,5% karbon.

2) kurang keras dan mudah ditempa.


Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk
paku, kawat.

Baja adalah besi yang mengandung 0,1%- 1,7% karbon. Sifat baja
tergantung pada jumlah karbon yang dikandungnya. Berdasarkan
kandungan karbon, jenis baja dibagi menjadi :
a. Baja Karbon Rendah

Baja ini disebut baja ringan (mild steel) atau baja perkakas. Baja
karbon rendah bukan baja yang keras karena kandungan karbonnya
rendah yaitu kurang dari 0,3%. Baja ini dapat dijadikan mur, baut, ulir
sekrup, peralatan senjata, batang tarik, dan sebagainya.

b. Baja Karbon Sedang


Baja ini mengandung 0,3 - 0,6% karbon dan kandungan
karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan sebagian dengan
pengerjaan panas (heat treatment) yang sesuai. Proses pengerjaan
panas menaikkan kekuatan baja dengan cara digiling. Baja ini
digunakan untuk membuat peralatan mesin, seperti roda gigi
otomotif, poros bubungan, rel, alat angkat presisi, dan sebagainya.

c. Baja karbon Tinggi


Baja karbon tinggi mengandung 0,6 - 1,5% karbon dan
memiliki sifat keras dan kaku. Baja ini dibuat dengan cara digiling
panas. Pembentukan baja ini dilakukan dengan cara menggerinda
permukaannya, misalnya batang bor dan batang datar. Apabila baja
ini digunakan untuk bahan produksi maka harus dikerjakan dalam
keadaan panas dan digunakan untuk peralatan mesin-mesin berat,
batang-batang pengontrol, alat-alat tangan seperti palu, obeng, tang,
kunci mur, pegas kumparan, dan sejumlah peralatan pertanian.

Di samping itu, untuk memperoleh efek khusus pada baja, maka baja
dicampur dengan logam-logam transisi yang sesuai dengan sifat, kualitas dan
kegunaan tertentu. Pencampuran dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk
mendapatkan komposisi campuran yang memenuhi sifat yang diinginkan.
Jenis baja ini disebut baja alloy atau baja paduan.
Berdasarkan komposisi dan jenis logam transisi yang dicampurkan,
baja dibagi menjadi:

1. Stainless steel
Stainless steel merupakan baja tahan karat mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan
Fe 72%.

2. Baja krom
Baja ini merupakan baja yang tahan karat, tahan panas, dan mengandung
12%- 18% Cr.

3. Baja nikel
Baja ini mengandung 0,3% C, 3% Ni, dan 0,6% Mn serta mempunyai
kekuatan dan kekerasan yang baik.

4. Baja dengan mangan rendah


Baja ini mengandung 0,35% C dan 1,5% Mn dan baja ini termasuk baja
murah tetapi kekuatannya baik.

B. PROSES PENGOLAHAN /DIAGRAM ALIR

1. Proses produksi besi spons (Iron Melting)


Proses produksi besi spons terjadi pada Pabrik Besi Spons (Direct
Reduction Plant) yang mana menerapkan teknologi berbasis gas alam
dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko.
Pabrik ini menghasilkan besi spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet
bijih besi (Fe2O3 and Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan
air (H2O).

Direct Reduction Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan


menghasilkan 2,3 juta ton besi spons per tahun. Pabrik spons mereduksi
langsung bahan baku biji besi (pellet) menjadi besi spons(sponge iron) yang
nantinya akan menjadi bahan baku bagi pabrik lainnya, yaitu slab
steeldan billet plant. Direct Reduction Iron (DRI) atau besi spons adalah
material hasil olahan dari pellet (bijih besi) yang direduksi dengan H2 dan
CO.

Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan


dibanding sumber lain terutama disebabkan karena rendahnya kandungan
residual. Sementara itu tingginya kandungan karbon menyebabkan proses di
dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi lebih efisien dan proses
pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin
konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.Alat dan bahan yang
digunanakan dalam proses produksi ini adalah Tanur, dan bahan bakar yang
digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah dikeringkan
(kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya
berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas
CO yang berfungsi sebagai reduktor.

Proses produksi besi spons (Iron Melting)


2. Proses produksi baja billet (Billet Steel)
Pabrik billet baja adalah pabrik yang membuat baja dalam bentuk
batangan yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja profil,
baja tulang beton, dan baja kawat. Bahan baku pabrik ini adalah besi spons,
besi tua (scrap), dan paduan ferro yang dilebur dan diolah di dalam dapur
listrik (Electric Arc Furnace) untuk dicairkan. Setelah mencair, selanjutnya
baja dituang dalam cetakan atau sebuah mesin pengecoran kontinyu
(Continuous Casting Machine) sehingga menjadi billet baja. Baja yang telah
didinginkan dan berbentuk billet tersebut dikenakan proses penarikan dan

pelurusan, kemudian dilakukan proses pemotongan dengan ukuran tertentu


sesuai dengan pemesanan.

Proses produksi baja billet (Billet Steel)

3. Proses produksi baja slab (Slab Steel)


Pabrik baja slab memproduksi lembaran baja yang bahan baku utamanya
adalah besi spons dan scrap ditambah dengan batu kapur, serta dicampur
dengan unsur-unsur lain seperti C, Fe, dan Si. Pabrik ini juga memanfaatkan
peleburan ulang baja-baja reject (rusak) dari pabrik-pabrik yang memproses
baja jenis lainnya.
Dalam proses ini baja dicairkan dengan cara memasukkan kedalam
furnace (tungku) secara manual dan continues feeding. Cairan baja yang
sudah memenuhi komposisi metalurgy dan temperatur, dituang dari canal
furnace ke ladle yang diangkut oleh brige crane.
Pabrik ini memproduksi baja slab dengan ukuran : tebal 200 mm, lebar
950 – 2080 mm, dan panjang maksimum 12.000 mm, dengan berat
maksimum 30 ton.
Slab baja yang sudah didinginkan dengan udara selama 24 – 36 jam,
dipotong sesuai dengan pesanan dengan menggunakan mesin ripping
cutting. Kemudian dilakukan inspeksi visual. Apabila ditemukan cacat fisik
permukaan maka dilakukan pengupasan permukaan dengan menggunakan
Unit Scarfing atau Scarfing machine.

4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

Pabrik Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM) merupakan
pabrik yang menghasilkan baja lembaran tipis berupa coil, plat, dan sheet
dengan proses pemanasan sampai suhu ± 1250 0C, yang merupakan
pemrosesan lanjutan dari baja lembaran yang dihasilkan oleh pabrik slab
baja dan kemudian dilakukan pengerolan panas (milling).

Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM)
mempunyai kapasitas produksi 2 juta ton/tahun. dengan menghasilkan
produk dengan ukuran – ukuran sebagai berikut :

 Tebal : 18 - 25 mm.

 Lebar : 650 - 2080 mm.

 Berat maksimal : 30 ton per gulung.


Pengendalian proses dilakukan secara otomatis dengan control set up
computer, sehingga dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan dalam
hal kekuatan mekanik, toleransi ukuran, maupaun kualitas bentuk (shape).
Perlengkapan utama Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas adalah :

1. Dua buah dapur pemanas dengan kapasitas 300 ton/jam dengan bahan
bakar gas alam, yang berfungsi untuk memanaskan slab.

2. Sebuah sizing press yang digunakan untuk mengatur lebar

3. Sebuah roughfing yang dilengkapi flange edgerroll dan water descaler


dengan tekanan air 180 bar

4. Sebuah pemotong kepala dan ekor slab crospshar

5. Enam buah finishing stand yang dilengkapi dengan alat ukur pengontrol
lebar, panjang, tebal, dan temperatur strip secara otomatis

6. Dua buah measuring house.

Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin atau Cold Rolling Mill


(CRM) merupakan pabrik yang menghasilkan baja lembaran tipis seperti
divisi Hot Strip Mill, tetapi hasil produksinya berdimensi lebih tipis, dengan
proses tarik dan tekan yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja
produksi HSM. Hasil produksi dalam bentuk gulungan atau coil. Kapasitas
dari pabrik CRM yaitu 850 ribu ton/tahun.
Coil yang dihasilkan berukuran :
 Lebar : 600 - 1300 mm
 Tebal : 0,18 - 3 mm

Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

Pabrik ini menggunakan bahan setengah jadi dari pabrik baja billet
sebagai bahan baku utama untuk diolah menjadi batang baja kawat.
Kapasitas produksi saat ini sebesar 600 ribu ton/tahun batang kawat baja.
Dengan variasi produk :
1. Batang kawat karbon rendah
2. Batang kawat untuk elektroda las
3. Batang kawat untuk cold heading diameter 5,5mm, 8mm, 10mm, dan
12mm.
Aliran proses produksinya adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku (billet baja) dipanaskan dalam furnace dengan temperature
mencapai 13000 C selama 2-3 jam.
b. Direduksi pada roughing dan intermediate roughing tram terdiri dari 10
stand sedangkan intermediate terdiri dari 12 stand. Pada setiap stand
dilakukan penyemprotan air untuk mengurangi tingkat keasaman pada
roll di tiap stand.
c. Pada finishing area billet baja baja direduksi menjadi batang kawat
sesuai ukuran yang diminta oleh konsumen
d. Batang kawat dalam bentuk bar diubah menjadi bentuk gulungan
melalui LHD. Setelah digulung setiap 1-10 gulungan diambil satu
sample untuk digunakan sebagai bahan pengujian kualitas sesuai
dengan kualifikasi diinginkan.
e. Hasil dari pabrik berupa batang kawat yang berbentuk coil batang
kawat dengan ukuran diameter 5,5 mm- 20 mm sedangkan kapasitas
produksinya adalah 600.000 ton pertahun.
Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

C. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENDIRIAN PABRIK


a. Letak Pasar dan Prospek Penjualan
PT. Krakatau Steel berada di Kota Cilegon, dimana sebelah utara
terdapat pelabuhan Merak, sebelah barat terdapat pelabuhan Cigading,
sebelah timur dan selatan terdapat Kabupaten Serang, yang keduanya
masuk dalam provinsi Banten. Cakupan wilayah pasar dari produk baja ini
didominasi daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) mencapai sekitar 75% atau sekitar 140.000 ton per bulan
sedangkan Jawa Timur sekitar 40.000 ton per bulan atau sekitar 20% dan
sisanya 10% sebesar 20.000 ton dipasarkan ke luar Jawa. Fasilitas
produksi PT Krakatau Steel berada pada letak lokasi yang strategis yaitu
Cilegon, Banten. Lokasi strategis ini memberikan akses memadai ke
pelanggan/konsumen produk baja dan juga bahan baku. Selain itu juga
dekat dengan infrastruktur transportasi antara lain pelabuhan, jalur kereta
api dan jalan raya. Lokasi ini juga berfungsi sebagai kegiatan keuangan
dan akuntansi serta pengaturan pengiriman baja. Sedangkan kegiatan
pemasaran dilakukan melalui kantor yang berlokasi di Jakarta.
b. Letak sumber Bahan Baku
Sumber bahan baku pembuatan baja yakni bijih besi. Selama ini
sebagian besar bahan baku masih impor, tetapi setelah didirikan PT
Meratus Jaya Iron Steel (MJIS) pada tahun 2013 berdampak pada
ketersediaan bahan baku baja lokal. Peningkatkan kontribusi bahan baku
baja lokal dengan mengoperasikan pabrik pengolahan bijih besi di
Kalimantan Selatan.
Kebutuhan bahan baku baja KS selama ini sebagian besar masih
diimpor, sudah dapat dipasok dari MJIS. Hal ini tentunya dapat
mengurangi risiko fluktuasi kurs dan keterlambatan pasokan bahan baku
jika mengimpor dari luar negeri. Lokasi pabrik MJIS di Batulicin,
Kalimantan Selatan telah memenuhi tiga kriteria utama, yaitu ketersediaan
kandungan bijih besi, ketersediaan batu bara, dan aksesibilitas transportasi
untuk pengiriman produk ke Cilegon. Pasokan dalam negeri untuk slab
baja yaitu dari PT Krakatau POSCO dan pasokan luar negeri untuk slab
baja , billet baja dan bahan baku lainnya yaitu dari Negara Brazil,
Ciprus,Australia,Rusia,Tiongkok,Jepang dan Korea Selatan. Pasokan
sumber daya energi, perseroan memperoleh dari PT Pertamina , PT
Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk untuk pasokan gas alam, PT Air
Liquide Indonesia (PT Alindo) untuk pasokan gas industri serta dari PT
Perusahaan Listrik Negara (PT PLN ) untuk pasokan listrik.

c. Fasilitas Pengangkutan
Pengiriman dilakukan melalui transportasi darat dan laut yaitu
menggunakan truk dan kereta api ke daerah jabodetabek dan menggunakan
kapal untuk pengiriman ke luar pulau. Pengiriman baja ke luar negeri juga
menggunakan kapal.
d. Pengadaan Tenaga Kerja
Informasi mengenai rekruitmen tenaga kerja PT Krakatau Steel dapat
diketahui melalui website resmi yaitu www.krakatausteel.com. Adapun
proses seleksi pada PT Krakatau Steel antara lain administrasi, tes
keahlian(jobtest), wawancara users, psikotest, wawancara SDM, Medical
Check up. Untuk pendekatan seleksi yang digunakan adalah Successive
Hurdles Selection Approach dimana setiap tahapan seleksi, pelamar diuji
dan dievaluasi oleh tim seleksi.
e. Rencana Pengembangan Masa Depan
Kondisi masa depan bisnis penuh ketidakpastian dan sulit untuk
diprediksi. Realitas ini mengharuskan perusahaan untuk melakukan
perbaikan strategi secara terus menerus berdasarkan pengalaman
perusahaan selama ini. Oleh karena itu PT Krakatau Steel harus
memperbaiki strategi agar selalu ada kesesuaian dengan perubahan
eksternal dan internal perusahaan. Selain itu perusahaan dituntut untuk
dapat mempersiapkan diri untuk bersaing di masa depan dengan kondisi
persaingan yang berubah.
Perusahaan berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi
produk baja dan memperluas cakupan wilayah pasarnya dengan membuka
perwakilan di wilayah Indonesia Timur (Banjarmasin, Balikpapan dan
Makassar) untuk memperkuat keberadaan perusahaan di segmen galangan
kapal dan konstruksi serta peningkatan kapasitas produksi untuk segmen
otomotif.

BAB III

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian kualitas dalam suatu produksi sangatlah berperan penting


dalam dunia usaha untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Pengendalian kualitas
dapat membantu perusahaan dalam mengetahui kelayakan/kesesuaian kualitas
produk berdasarkan batas-batas kontrol yang telah ditentukan oleh konsumen.
Dalam hal kepuasan pelanggan PT Krakatau Steel menerapkan sistem kendali mutu
yang ketat dan selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya serta ketepatan
dalam pengiriman barang kepada pelanggan. Terbukti dengan sistem manajemen
mutu produk PT Krakatau Steel telah diakui secara nasional maupun internasional.
Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya berbagai sertifikasi mutu produk seperti
ISO 9002, JIS, dan standar SII. Disamping itu pula sistem manajemen mutu
lingkungan PT Krakatau Steel juga telah mendapat pengakuan secara nasional
maupun internasional yaitu dengan diperolehnya standar ISO 14001 mengenai
standar manajemen mutu lingkungan.

Faktor-faktor pengendalian mutu industri :

1. Faktor Sumber Daya Manusia


Bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu bagian penting dalam
mendukung aktivitas perusahaan. Oleh karena itu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan dan mempertahankan
karyawan agar karyawan mempunyai kemampuan yang mumpuni dan dapat
berkontribusi secara maksimal.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyadari bahwa adanya jaminan kesejahteraan
bagi setiap karyawannya merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan kinerja
karena secara psikologis setiap karyawan yang telah merasa tercukupi
kebutuhannya akan lebih berkonsentrasi dalam pekerjaannya.
Untuk itu, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menerapkan system kesejahteraan
terpadu. Maksudnya adalah pemenuhan kesejahteraan yang diberikan tidak hanya
menyangkut pada individu karyawan semata, tetapi juga pada keluarganya.
Perseroan melakukan berbagai strategi untuk memastikan tersedianya sumber daya
manusia yang dapat mendukung kinerja perseroan diantaranya :
 Melakukan rekrutmen secara periodik
 Membangun program pengembangan talent people
 Melakukan regenerasi karyawan pada posisi kunci.
 Mengadakan program training khusus bagi karyawan yag akan ditempatkan
pada posisi yang membutuhkan keahilan tertentu.
 Mengembangkan karyawan melalui berbagai program peningkatan
kompetensi.
 Menerapkan reward dan punishment secara konsisten.

a. Rekruitmen Tenaga Kerja


Informasi mengenai rekruitmen tenaga kerja PT Krakatau Steel dapat diketahui
melalui website resmi yaitu www.krakatausteel.com. Pada tahun 2015 jumlah
karyawan Perseroan sebanyak 4.690 orang. Perseroan berkeyakinan memiliki
karyawan yang mempunyai kapabilitas tinggi dalam bekerja. Usaha –usaha untuk
meningkatkan kapabilitas dan berkontribusi terhadap pencapaian target dan tujuan
perusahaan juga terus dilakukan. Adapun proses seleksi pada PT Krakatau Steel
antara lain administrasi, tes keahlian(jobtest), wawancara users, psikotest,
wawancara SDM, Medical Check up. Berikut adalah komposisi jumlah karyawan
aktif berdasarkan level,pendidikan, dan usia.
Komposisi karyawan berdasarkan level dibagi menjadi 6 level,yakni general
manager, manager, superintendent,supervisor,foremen,dan pelaksana.
Selain itu Perseroan memperhatikan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki oleh
karyawan. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya tingkat pendidikan di
perguruan tinggi dari tahun 2014-2015.

Pada tahun 2015 ,sebaran demography karyawan banyak diisi oleh karyawan
berusia 50 tahun ke atas. Hal ini menuntut kegiatan transfer knowledge harus lebih
digiatkan agara generasi selanjutnya di perseroan mampu memiliki pengetahuan
yang lebih matang.
b. Finansial
1. Gaji

Gaji pokok PT Krakatau Steel diberikan secara rutin setiap satu bulan.
Jumlah gaji pokok sesuai dengan gaji yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan
jabatan yang diduduki. Perusahaan juga selalu memberikan tambahan upah kepada
para pekerjanya yang terbukti telah memajukan perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Berikut daftar gaji pegawai PT Krakatau Steel:

Manager : 25.000.000
Superintendent : 20.300.000
Senior Manager : 19.500.000
Engineer : 12.000.000
Pengembang bisnis : 10.000.000
Automation Engineer : 10.000.000
HRD specialist : 9.500.000
Supervisor : 9.450.000
Staff : 6.000.000
Foreman : 6.300.000
Pelaksana : 4.070.000
(sumber : https://job-like.com)

2. Uang Lembur
Uang lembur akan diberikan kepada yang bekerja lebih dari 8 jam per harinya.
3. Tunjangan Kesehatan
4. Tunjangan Transportasi
5. Tunjangan Pendidikan
6. Tunjangan Hari Raya
7. Dana Pensiun

c. Non Finansial
1. Fasilitas Ruang Kerja ( Luas,penerangan, Ventilasi/AC)
2. Bebas Polusi dan Limbah
Faktor lingkungan yang asri bagi karyawan PT Krakatau Steel (Persero), juga
termasuk dalam program kebijakan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan PT
Krakatau Steel (Persero) telah mengadakan penghijauan diseluruh lingkungan
sekitar perusahaan serta daerah lingkungan pabrik dan daerah lingkungan sekitar
perusahaan daerah yang dihuni oleh karyawan beserta keluarganya.
3. Makan Siang
Setiap hari karyawan mendapatkan makan siang, untuk yang bekerja shift malam
mendapatkan jatah makan malam beserta susu.
4. Rekreasi
Rekreasi karyawan bertujuan untuk mengurangi kepenatan yang disebabkan
aktifitas bekerja.
5. Fasilitas Kesehatan
Baik karyawan yang masih aktif maupun yang telah pensiun, masih diberikan
fasilitas kesehatan.
6. Pakaian Seragam
PT Krakatau Steel memberikan seragam bagi para karyawan,salah satunya seragam
berwarna biru dongker.
7. Perumahan
Bagi yang menempati rumah dinas listrik dan air ditanggung perusahaan.

8. Pelatihan

PT. Krakatau Steel memberikan kesempatan bagi semua karyawannya untuk


dapat terus maju dalam pekerjaan yang ditekuninya. Perusahaan memberikan
pelatihan kerja bagi karyawannya agar mereka bisa menghasilkan produk baru yang
lebih baik lagi. Pekerja dibrikan pengarahan-pengarahan dalam menggunakan
mesin-mesin canggih agar para pekerja mengerti akan teknologi dan bisa
memanfaatkannya secara optimal. Pelatihan yang diadakan perseroan meliputi
pelatihan karyawan baru, pelatihan berbasis kompetensi ,dan sertifikasi.
9. Istirahat
Istirahat tentu diberikan pada seluruh karyawan PT Krakatau Steel, umumnya
istirahat diberikan pada siang hari saat jam makan siang tiba.
10. Cuti
Perusahaan memberikan kompensasi kepada semua pegawainya tanpa terkecuali
untuk mendapatkan hari libur tambahan beberapa hari dalam setahun.

2. Faktor Proses Produksi


a. Pemilihan Proses

PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi
beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).

2. Proses produksi baja billet (Billet Steel)

3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).

4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling


Mill)

6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM).

Didalam melakukan proses produksinya PT. Krakatau Steel mendapatkan


bahan baku dari dalam negeri dan juga impor. Kebutuhan bahan baku baja KS
selama ini sebagian besar masih diimpor, sudah dapat dipasok dari MJIS.
Pasokan dalam negeri untuk slab baja yaitu dari PT Krakatau POSCO dan
pasokan luar negeri untuk slab baja , billet baja dan bahan baku lainnya yaitu
dari Negara Brazil, Ciprus,Australia,Rusia,Tiongkok,Jepang dan Korea
Selatan. Pasokan sumber daya energi, perseroan memperoleh dari PT
Pertamina , PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk untuk pasokan gas alam,
PT Air Liquide Indonesia (PT Alindo) untuk pasokan gas industri serta dari PT
Perusahaan Listrik Negara (PT PLN ) untuk pasokan listrik.
b. Optimalisasi Proses
Oleh karena itulah, dalam Perusahaan Krakatau Steel (Persero) Tbk terdapat
divisi utility and management energy, dimana divisi tersebut membawahi dinas
bengkel mesin listrik yang bertugas untuk memperbaiki semua mesin listrik yang
terdapat di pabrik yaitu motor listrik dan juga trafo. Selain itu fakor pendukung
produksi lain adalah dibangunnya sumber bahan baku bijih besi yang ada di
Kalimantan,hal ini dapat mempercepat pasokan bahan baku sehingga tidak perlu
menunggu dari luar negeri dan dapat mempercepat proses produksi. Selain itu PT
Krakatau Steel telah mendapatkan berbagai sertifikat yang berguna untuk
menunjang proses produksi, diantaranya adalah laboratorium yang bersertifikat
KAN, ISO 17025, ASTM, JIS B, JIS C. PT Krakatau steel guna meningkatkan
produksi dan meminimalisir kesalahan maka mengadakan perawatan pabrik dan
perbengkelan yang ditunjang oleh bagian fabrikasi struktur,Repair and
Assembly,Inspeksi Teknik,Automasi Proses dan sebagainya.

c. QC (quality control)
Dalam mengendalikan kualitas, perusahaan berusaha untuk menyelidiki
dengan cepat produk yang tidak sesuai dengan standar perusahaaan sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan ketika ada produk yang tidak sesuai spesifikasi.
Bagian penunjang suatu pabrik yang bertugas sebagai pengendali mutu adalah
divisi quality control yang berada dalam laboratorium. Laboratorium memiliki
program kerja menganalisa kesesuaian produk-produk yang dihasilkan dengan
pesanan konsumen. Analisa rutin yang dilakukan meliputi analisa bahan bakar,
analisa air proses, analisa gas proses, analisa oli dan pelumas ,analisa komposisi
kimia besi spons,pellet , baja hasil produksi. Produk sampingan yang dihasilkan
dari proses pembuatan baja meliputi CO2 dengan spesifikasi food grade, Ferro
Oxide , condensate water.
d. Riset dan Pengembangan
Untuk menjawab tuntutan pasar yang semakin beragam dan permintaan
kualitas yang semakin meningkat, PT. Krakatau Steel (Persero) terus
mengembangkan fasilitas dan kualitas produksinya dengan mempertimbangkan
kebutuhan pasar, kepuasan pelanggan serta ramah
terhadap lingkungan. Didukung dengan fasilitas penelitian yang canggih serta
sumberdaya manusia handal dalam bidang pengembangan material industri baja,
PT. Krakatau Steel (Persero) semakin yakin mampu bertahan pada era mendatang.
Kegiatan riset dan pengembangan PT. Krakatau Steel (Persero) meliputi :
1. Pengembangan produk
2. Peningkatan efisiensi dan efektivitas produksi
3. Pengembangan keandalan fasilitas produksi
Perseroan telah berupaya menyesuaikan situasi dan keadaan yang telah
berubah dengan cara terus meyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Selain itu perseroaan melaksanakan study banding
ke perusahaan terkemuka nasional dan internasional guna mempelajari
pengaaman dalam menghadapi setiap perubahan atas pengembangan atau
penerapan teknologi, jasa atau standar baru.

BAB IV

KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk siap memasuki millennium baru,sebuah


millenium yang penuh harapan perdamaian dan keselarasan global, sebuah
millenium yang menghargai dan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di dalam
kegiatan industri, masyarakat, dan keseimbangan ekosistem. Sudah selayaknya
kalangan industri harus mengubah cara dalam menjalankan bisnisnya. Mereka
harus memperhatikan dampak lingkungan yang merugikan dan resiko
keselamatan dan kesehatan kerja dalam menghasilkan produk-produk dan
pelayanan.
Komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dilaksanakan melalui program yang dikelola oleh divisi
Health , Safety and Environment (HSE). Perusahaan memiliki komitmen yang
kuat dalam hal keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan. Hal ini ditunjukkan
dengan penerapan yang baik dari Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001,
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dan Sistem
Manajemen Laboratorium ISO 17025 terdiri dari sertifikat Laboratorium kalibrasi
,laboratorium kimia dan mekanik, laboratorium lingkungan yang diakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN). Sistem pengelolaan keselamatan kerja di PT
Krakatau Steel dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku,
yaitu sebagai berikut:

1) Pengendalian kondisi dan tindakan tidak aman .


Kegiatan ini dilaksanakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
produktif bagi tenaga kerja. Pengendalian kondisi dan tindakan tidak aman
dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No. 1 ahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, pasal 3 ayat a yaitu mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2) Pengawasan, pengujian dan perizinan peralatan berbahaya:
a. Crane, lift dan conveyor
Pengawasan pesawat angkat-angkut merupakan tanggung jawab ahli K3
pesawat angkat-angkut, sehingga pengawasan dapat dilakukan secara
optimal.
b. Boiler ,Pengawasan
Boiler merupakan tanggung jawab ahli K3 boiler, sehingga pengawasan
boiler dapat dilaksanakan secara optimal karena ditangani oleh ahlinya.
Pengawasan dilakukan berdasarkan Peraturan Uap tahun 1930 dan
Undang-Undang Uap tahun 1930. Didalam Peraturan Uap tahun 1930
disebutkan bahwa pemeriksaan dan pengujian sekurang-kurangnya 2 tahun
sekali, sedangkan pemeriksaan boiler di PT Krakatau Steel dilakukan
setahun sekali. Hal ini dilakukan agar perubahan-perubahan pada bagian
ketel uap (pipa) serta adanya zat-zat di dalam ketel uap dapat diketahui
secara lebih dini.
c. Bejana Tekan
Pengawasan bejana tekan juga merupakan tanggung jawab ahli K3 boiler.
Pengawasan dilakukan berdasarkan Permenaker No. 1 tahun 1982 tentang
Bejana Tekan. Di dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa pemeriksaan
bejana tekan sekurang-kurangnya dilakukan 5 tahun sekali, sedangkan di
PT Krakatau Steel pemeriksaan bejana tekan dilakukan 3 tahun sekali
sebagai tindakan preventif serta bertuan untuk mengetahui adanya
perubahan struktur bejana tekan.
d. Pemanfaatan zat radioaktif
Pengawasan dan pemantauan merupakan tanggung jawab ahli K3 radiasi,
segala yang berkaitan dengan K3 radiasi dapat ditangani oleh ahlinya.
3) Pembinaan dan penyuluhan keselamatan kerja
Pembinaan dan penyuluhan keselamatan kerja dilaksanakan sebagai
perwujudan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
pasal 9 ayat 3 bahwa “Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan
bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama
pada kecelakaan”.
4) Pengadaan APD
Penerapan K3 yang telah berjalan dengan baik dapat dilihat dari penyediaan
APD secara cuma-cuma bagi karyawan PT Krakatau Steel. Pengadaan APD
bagi tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan SK Direksi No. 64/Ci/DU-
KS/Kpts/2003 tentang Pemberian dan Penggunaan Alat dan Keselamatan
Kerja.

PT. Krakatau Steel secara aktif menggalakkan perlindungan lingkungan,


keselamatan dan kesehatan kerja dengan menerapkan SML dengan tujuan :

 Berupaya untuk menekan serendah mungkin dampak negatif terhadap


lingkungan dengan meminimalisasi limbah dan emisi serta penghematan
energi dan sumber daya.
 Berupaya mengembangkan semaksimal mungkin dampak positif
terhadap lingkungan dengan meningkatakan pemanfaaatan dan daur
ulang limbah.
 Berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman
dengan meminimalkan kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja.
 Melalui sistem ini PT. Krakatau Steel akan berupaya untuk mencegah
pencemaran dan perbaikan lingkungan secara berkesinambungan.
 PT. Krakatau Steel akan berupaya mematuhi Peraturan dan Perundangan
yang menyangkut Perlindungan Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta menjaga hubungan baik dengan pemerintah.
 Setiap karyawan bertanggung jawab menghindarkan pencemaran,
menekan kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja.

Pembinaan dan penyuluhan keselamatan kerja:

a) Karyawan baru
Karyawan baru sebelum menempati tempat kerjanya wajib mendapatkan
training K3, lingkungan dan pelatihan yang berbasis kompetensi.
b) Karyawan Lama
Karyawan diprogramkan pelatihan K3 seperti pelatihan P2K3, Supervisi
K3, TKTD, SMK3, ISO 14001, P3K, Promosi Kesehatan, Pemadam
Kebakaran.

c) Kontraktor Pembinaan dan penyuluhan bagi tenaga kerja kontraktor


disesuaikan dengan penempatan kontraktor tersebut bekerja.

5. Mengelola limbah ,emisi dan sumber daya untuk mencegah


terjadinyan pencemaran lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017 . Lowongan Kerja BUMN PT Krakatau Steel


(Online) (http://bursakerjadepnaker.com/lowongan-kerja-bumn-pt-krakatau-
steel.html Diakses pada tanggal 15 September 2017)

Mahanani,pebri.2009. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Krakatau Steel


serta Implementasi SMK3 di SSP II PT Krakatau Steel Cilegon.Surakarta:Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Ratna Nur Amala . 2015. Makalah PT.Krakatau Steel


(Online). (https://dokumen.tips/documents/142347825-makalah-pt-krakatau-
steel.html Diakses pada tanggal 14 September 2017)

Sumadiono.2014. Pengendalian kualitas Berdasarkan Peta Kendali P di Krakatau


Steel.Rangkasbitung:Jurnal Of Management Asia Pasific

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja “Managemen dan


Implementasi K3 di Tempat Kerja”. Surakarta: HARAPAN PRESS
http://anitasipil.wordpress.com/2008/01/10/pt-kerakatau-steel/ (diakses tanggal 15
maret 2018)

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/BESI_BAJA.pdf (diakses tanggal 15
maret 2018)

http://www.docstoc.com/docs/20978830/PROSES-PRODUKSI (diakses tanggal


15 maret2018)

http://www.krakatausteel.com/pdf/KS-PROSPEKTUS.pdf(diakses tanggal 15
maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai