Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sawi (Brassica juncea L.) termasuk sayuran daun dari keluarga cruciferae yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi. Tanaman sawi berasal dari Tiongkok (cina) dan Asia Timur, di daerah Cina
tanaman ini dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, dan menyebar ke daerah Filipina dan Taiwan.
Masuknya sawi ke Indonesia pada abad XI bersama dengan lintas perdagangan jenis sayuran
subtropis lainya. Daerah pusat penyebarannya antara lain di Cipanas (Bogor), Lembang Pangalengan
(Rukmana, 2007). Manfaat sawi untuk kesehatan yaitu untuk mencegah kanker, hipertensi, penyakit
jantung, membantu kesehatan sistem pencernaan, mencegah dan mengobati penyakit pellagra,
serta menghindari ibu hamil dari anemia (Suleman, 2013). Sawi merupakan tanaman semusim
mengandung kalori sebesar 22,0 kalori juga mengandung vitamin seperti protein, kalsium, posfor,
vitamin A, vitamin B, vitamin C. Selain itu sayuran sawi kaya akan serat yang berguna untuk
kesehatan pencernaan (Sunarjono, 2007 dalam Sompotan, 2013).

sekilas pupuk organik

Penggunaan pupuk organik cair kotoran sapi yang dibuat dari kotoran sapi padat yang
difermentasikan dengan menggunakan mikroorganisme diharapkan akan memberikan kontribusi
yang besar. Kontribusi ini dimaksudkan dalam mendukung upaya penerapan pertanian organik.
Banyak pihak menganggap bahwa persoalan pertanian organik terletak pada bahan baku yang
kurang tersedia, tetapi dalam penilaian di lapangan persoalan tersebut bukan hal yang perlu
dipersoalkan. Hal ini diakibatkan karena rata-rata pupuk kotoran sapi tersebut belum dapat
dimanfaatkan oleh petani. Dengan pembuatan pupuk organik cair akan menambah variasi
penggunaan pupuk sehingga akan memberikan beberapa pilihan kepada petani.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
1.4 Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai