SEMESTER II – 2016/2017
MODUL DPP
DINAMIKA PERAMBATAN PANAS
Laporan Singkat
Oleh:
Kelompok B2.1617.K.25
Stephen Ariel Kristiandi (13014088)
Diondy Ramadhan (13014044)
Dosen Pembimbing:
Dr. Yogi Wibisono Budhi
∂T ∂ ∂T ∂T
ρinert Cpinert =
∂t ∂x (
λ eff
∂x )
−u superfisial ροgas Cpgas
∂x
+Qheater +Qloss (R.1)
Karena reaktor aliran bolak-balik (RABB) dibagi menjadi 3 zona operasi, yakni zona
inert awal, zona katalis atau heater, dan zona inert akhir, maka RABB memiliki syarat
batas berupa:
1. Padat=0, T =T lingkungan (R.2)
{
1−κ (t)
x= x
Padal=0 2
2. (R.3)
∂ T 1+κ (t)
λ eff = usuperfisial ρgas Cp gas ( T −T 0 )
∂x 2
{
1+κ (t )
x= x
Padal=L 2
3. (R.4)
∂ T −1−κ (t )
λeff = u superfisial ρ gas Cp gas ( T −T 0 )
∂x 2
Keterangan:
ε gas = Fraksi gas dalam uggun diam
ρinert = Massa jenis zat padat
Cinert = Kapasitas panas zat padat
C gas = Kapasitas panas gas
ρ gas = Massa jenis gas
ρ°gas = Massa jenis gas kondisi normal
κ (t ) = Fungsi arah pengumpanan, ±1
usuperfisial = Kecepatan linear gas superfisial
T = Temperatur
T0 = Temperatur awal (sama dengan suhu lingkungan)
L = Panjang Reaktor
λef = Konduktivitas panas
Qloss = Kalor yang hilang
Qh = Kalor yang dihasilkan heater atau reaksi
Gambar 3.1. Kurva regresi linear laju alir gas terhadap Δh 0,5 hari
pertama
Gambar 3.2. Kurva regresi linear laju alir terhadap Δh0,5 pada hari
kedua
Gambar 3.4 Grafik perbandingan hasil simulasi untuk T3, T4, dan T5 untuk ST 40 menit.
Gambar 3.5 Grafik perbandingan hasil simulasi untuk Th dan T6 untuk ST 40 menit.
Gambar 3.6 Grafik perbandingan hasil simulasi untuk T7, T8, dan T9 untuk ST 40 menit.
Gambar 3.7 Grafik perbandingan hasil simulasi untuk T1 dan T2 untuk ST 75 menit.
Gambar 3.8 Grafik perbandingan hasil simulasi untuk T3, T4, dan T5 untuk ST 75 menit.
Gambar 3.9 Grafik perbandingan hasil simulasi untuk Th dan T6 untuk ST 75 menit.
Gambar 3.10 Grafik perbandingan hasil simulasi untuk T7, T8, dan T9 untuk ST 75
menit.
Tabel 3.1 Penentuan galat dari nilai rata-rata temperatur untuk ST 40 menit.
Ttermokope T1 T2 T3 T4 T5
l
Ttermokopel 301,308 K 303,589 K 316,957 K 327,378 K 336,220 K
Tsimulasi 301,952 K 303,482 K 321,164 K 335,889 K 337,068 K
Galat (%) 0,213 0,035 1,310 2,534 0,251
Termokopel Th T6 T7 T8 T9
Ttermokopel 421,150 K 342,501 K 310,782 K 308,466 K 308,922 K
Tsimulasi 422,254 K 341,344 K 308,925 K 307,024 K 309,452 K
Galat 0,261 0,339 0,601 0,470 0,171
Tabel 3.2 Penentuan galat dari nilai rata-rata temperatur untuk ST 75 menit.
Ttermokope T1 T2 T3 T4 T5
l
Ttermokopel 301,019 K 304,248K 319,035 K 329,068 K 339,461 K
Tsimulasi 303,168 K 304,956 K 323,236 K 337,371 K 338,500 K
Galat (%) 0,709 0,232 1,300 2,461 0,284
Tabel R.2 Penentuan galat dari nilai rata-rata temperatur untuk ST 75 menit (lanjutan).
Termokopel Th T6 T7 T8 T9
Ttermokopel 421,380 K 341,691 K 310,101 K 307,232 K 306,314 K
Tsimulasi 422,424 K 343,512 K 310,838 K 308,816 K 311,395 K
Galat 0,247 0,530 0,237 0,513 1,632
Berdasarkan hasil yang didapat, galat yang dimiliki bernilai maksimal sekitar 2,5%
dengan nilai galat rata-rata 0,6185% untuk switching time 40 menit dan 0,8145% untuk
switching time 75 menit. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil yang didapat
pada simulasi menyerupai hasil percobaan. Perbedaan terbesar terjadi pada termokopel
T4. Hal ini diperkirakan terjadi karena perbedaan porositas searah dari packing material
inert sehingga porositas yang dihasilkan pada saat aliran bergerak dari x=0 ke x=L
berbeda ketika aliran bergerak dari x=L ke x=0. Hasil pada grafil memperlihatkan
rezim dynamic.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, didapatkan nilai konstanta UA sebesar 8,2
J/m2s untuk switching time 40 menit dan 7,7 J/m2s untuk switching time 75 menit.
Perbedaan tersebut mengindikasikan nilai konstanta UA rata-rata sebesar 7,95
J/m2s. Perbedaan nilai konstanta UA pada ST 40 menit dengan ST 75 menit
diperkirakan terjadi akibat dua hal utama, yaitu perbedaan porositas searah yang
menyebabkan intensitas jumlah interaksi permukaan yang terpapar dinding
berbeda sehingga membedakan hasil panas yang hilang dan lebih seringnya terjadi
switching pada ST 40 menit sehingga membuat panas yang terkandung lebih mudah
terdisipasi akibat kontak dengan temperatur yang tergolong rendah seperti
temperatur udara lingkungan umpan dan temperatur dinding yang kerap berubah
375
355
335
315
295
275
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Panjang reaktor (m)
240 min eks 280 min eks 240 min sim 280 min sim
Gambar 3.11 Grafik profil temperatur reaktor pada switching time 40 menit
375
355
335
315
295
275
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Panjang reaktor (m)
225 min eks 300 min eks 225 min sim 300 min sim
Gambar 3.12 Grafik profil temperatur reaktor pada switching time 75 menit
Berdasarkan pengamatan galat dan grafik, didapatkan bahwa profil yang dihasilkan
pada kedua switching time akhir dalam kedua variasi membentuk cermin. Hal ini
mengindikasikan kestabilan profil temperatur reaktor, namun belum dalam rezim
quasi steady-state. Selain itu, galat rata-rata yang dihasilkan tidak melampaui nilai
5%, sedangkan galat spesifiknya tidak melampaui nilai 10%, maka dapat dikatakan
bahwa hasil eksperimen menyerupai teori. Namun, terdapat sedikit asimetri pada
daerah panjang reaktor 0,3 hingga 0,4 cm. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
porositas searah. Hal tersebut pula yang menyebabkan nilai galat rata-rata pada
termokopel ke 7 dan 9 cukup tinggi dibandingkan termokopel lainnya. Nilai galat
pada menit ke-225 untuk switching time 75 menit lebih tinggi dibandingkan galat
rata-rata lainnya, sebab pada menit ke-225 dan switching time 75 menit, kondisi
aliran masih terjadi pada switching ketiga, nilai yang terendah dibandingkan
switching lainnya. Namun, tetap tervalidasi karena galatnya yang bernilai rendah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dinamika temperature pada pengoperasian RABB memiliki profil naik-turun
terhadap satuan waktu sesuai dengan switching time. Daerah operasi RABB dalam
percobaan berupa dynamic regime, karena switching time berupa 40 menit dan 75 menit
kurang dari waktu untuk mencapai kondisi steady state. Nilai UA yang didapat dari
pendekatan model monodimensional PDE dengan hasil percobaan adalah
7,95 J/m2s.
4.2. Saran
Sebaiknya laju alir yang digunakan lebih tinggi agar kalibrasi lebih mudah
dilakukan.
LAMPIRAN SINTAKS PROGRAM FLEXPDE
VARIABLES
Temp
SELECT
{ method controls }
ngrid = 1
errlim = 1e-3
{variasi percobaan}
u= 0.01*8 {laju linear pada hari pertama}
ST=40*60 {nilai switching time adalah 40 menit}
tbegin = 0
tend = 280*60
v2=sin(pi * (t-tbegin) / ST) {fungsi vektor}
v=swage(v2,1,-1,0.0000000001)
Us= u*v {laju yang sudah divektorkan}
{tuning parameter}
heat0=2600 {Daya kompresor, W}
heat= if (Temp>423.15) then 0 else heat0 {temperatur heater}
Qh=heat / Vr {panas yang diambil udara dari pemanas, J/(m3.s)}
Twall=25 + 273.15
UA=8.2 {tebak}
Ql=UA * (Temp - Twall) / Vr {panas yang hilang melalui dinding reaktor, J/(m3.s)}
INITIAL VALUES
Temp = temp0
EQUATIONS
Temp: (rhos*Cps)*dt(Temp) = dx(keff*dx(Temp)) - (Us*rhog*Cpg)*dx(Temp) + Qh -
Ql
BOUNDARIES
REGION 1 {zona inert kiri}
Qh = 0
START(0,0) NATURAL(temp) = 0 LINE TO (z5a,0)
NATURAL(temp) = 0 LINE TO (z5a,d/2)
NATURAL(temp) = 0 LINE TO (0,d/2)
NATURAL(temp) = ((1+v)/2 * rhog * Cpg * u * (Temp-temp0)) / keff LINE TO CLOSE
TIME
tbegin to tend
PLOTS
for time = endtime
elevation(Temp) from (0,d/2) to (z10,d/2)
export file='TransferTemp2.dat' format'#x#r #i'
for time = 240*60
elevation(Temp) from (0,d/2) to (z10,d/2)
export file='TransferTemp1.dat' format'#x#r #i'
for cycle = 1000
elevation(Temp) from (0,d/2) to (z10,d/2)
HISTORIES
history(Temp)
at(z1+0.14,d/2);(z2+0.01,d/2);(z3+0.02,d/2);(z4+0.022,d/2);(z5-0.006,d/2)
history(Temp)
at(z10/2,d/2);(z6-0.002,d/2);(z7+0.048,d/2);(z8-0.03,d/2);(z9-0.195,d/2)