Anda di halaman 1dari 5

Percobaan III : Lokalisasi Taktil

 Tujuan : Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil)


 Alat dan bahan : Pensil
 Cara Kerja :
1. Tutup mata orang percobaan dan tekanan ujung pensil pada suatu titik di kulit
ujung jarinya.
2. Suruk sekarang OP melokasikan tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung
sebuah pensil pula.
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk.
4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung
jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.
 Hasil Percobaan
Titik Jarak (mm) Jarak rata – rata (mm)
Ujung jari 2 2.3
5
0.5
1
3
Telapak tangan 6 6
6
4
4
10
Lengan bawah 9 7.2
4
7
5
11
Lengan atas 14 15.4
14
17
20
12
Tengkuk 5 6.4
15
7
4
1

 Pembahasan
Neuron-neuron merupakan unit pemberian sinyal yang utama dari susunan
saraf. Sel-sel ini memberikan respons terhadap rangsangan dengan mengubah beda
potensial listrik yang terdapat diantara permukaan dalam dan luar dari membram
selnya. Membram sel termasuk sel saraf, tersusun sedemikian rupa sehingga
mempunyai perbedaan dalam potensial listrik di antara bagian dalam sel (negative)
dan bagian luar sel (positive). Serabut saraf dapat dibedakan menjadi 3 jenis
berdasarkan diameternya, kecepatan hantarannya, dan cirri-ciri fisiologisnya.
1. serabut A (ujung jari dan telapak tangan )
adalah serabut yang besar dan bermielin dengan hantaran yang cepat dan
menghantarkan berbagai impuls motorik atau sensorik. Serabut ini paling peka
terhadap gangguan akibat tekanan mekanik atau kekurangan oksigen. Dan serabut
ini paling mudah dirangsang dengan rangsangan listrik.
2. serabut B ( tengkuk)
serabut B lebih kecil daripada serabut A dan bermielin, serabut ini
menghantarkan dengan lambat dan berfungsi otonom.
3. serabut C ( lengan bawah dan Lengan Atas )
adalah serabut yang paling kecil dan tidak bermielin, serabut ini
menghantarkan impuls paling lambat dan menghantarkan rasa nyeri dan berfungsi
otonom. Serta serabut yang paling sulit dirangsang.

Percobaan IV : Diskriminasi Taktil

 Tujuan : Untuk memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil)
pada perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berurutan ( suksesif).
 Alat dan Bahan : Jangka
 Cara Kerja
1. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan
menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit
ujung jari.
2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan
berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan menjadi
dua titik.
3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka
ambang terkecil sebagai amabang diskriminasi taktil tempat itu.
4. Lakukan percobaan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan
kedua ujung jangja secara berturut-turut (suksesif).
5. Tentukan dengna cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan
dua titik ujung jari, tengkuk dan pipi.
6. Mencatat apa yang dialamai orang percobaan.

 Hasil Percobaan

Percobaan secara serentak (simultan)

Percobaan Jarak Jangka Yang dirasakan OP


Ujung Jari Pipi Tengkuk
1 2 cm 2 titik 2 titik 2 titik
2 1 cm 2 titik 2 titik 1 titik
3 0,5 cm 2 titik 2 titik 1 titik
4 0,3 cm 2 titik 1 titik 1 titik
5 0,1 cm 1 titik 1 titik 1 titik
6 0 cm 1 titik 1 titik 1 titik

Percobaan secara berturut-turut (sulsesif)

Percobaan Jarak Jangka Yang dirasakan OP


Ujung Jari Pipi Tengkuk
1 2 cm 2 titik 2 titik 2 titik
2 1 cm 2 titik 2 titik 2 titik
3 0,5 cm 2 titik 2 titik 1 titik
4 0,3 cm 2 titik 1 titik 1 titik
5 0,1 cm 1 titik 1 titik 1 titik
6 0 cm 1 titik 1 titik 1 titik
 Pembahasan

Untuk membedakan dua titik tekan baik secara serentak (simultan) maupun
secara berurutan (suksesif), sama halnya dengan respon terhadap rangsangan dalam
bentuk lainnya seperti panas, dingin, dll. bergantung pada intepretasi sadar seseorang
mengenai dunia eksternal seperti yang diciptakan oleh otak dari suatu pola impuls-
impuls saraf yang disampaikan ke otak oleh reseptor sensorik.

Persepsi yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya di dunia terajdi karena
manusia memiliki reseptor hanya untuk mendeteksi jumlah terbatas bentuk energi
yang ada. Hal itu pulalah yang menyebabkan manusia hanya bisa mempersepsikan
suara, warna, bentuk, tekstur, bau, rasa dan suhu.
Reseptor tekan pada ujung jari, pipi dan tengkuk memberikan persepsi yang
berbeda-beda sehingga pada jarak tertentu, walaupun jangka masih terlihat sebagai 2
titik yang berbeda, tetapi membuat OP hanya merasakan satu titik tekan saja.

Percobaan V : Perasaan Iringan (After Image)

• Tujuan : Menentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan


mekanisme terjadinya ( after image)

• Alat/ bahan : Pensil

• Cara Kerja:

1. Letakkan pencil antara kepala dan daun telinga dan biarkan di tempat itu
selama saudara selesai melakukannya percubaan VI

2. Setelah saudara selesai dengan percubaan VI angakatlah pensil dari telinga


saudara dan apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu di ambil.

• Hasil Percobaan :

Setelah pensil diambil dari telinga OP masih berasa terdapat pensil lagi di
telinganya.

• Pembahasan :

Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam
lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang , walaupun tidak ada stimulus lagi.

Perasaan kulit adalah perasaan yang reseptornya berada dalam kulit ,perasaan
visceral adalah perasaan yang berhubungan dengan persepsi keadaan interna.
Proprioreseptor yang member informasi mengenai sikap tubuh dalam ruang dalam
keadaan tertentu . Akan tetapi komponen kesadaran dan proprioseptor , sebenarnya
merupakan sintesis dari informasi yang datang tidak hanya dari reseptor dalam dan
sekitar sendi , tetapi juga perasaan sentuh dan tekan dari reseptor dalam kulit .

Daftar Pustaka
1. Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta:
EGC.
2. Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem..Edisi 8. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai