Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN VISSIM MODEL

PADA JALUR LALU LINTAS EMPAT RUAS

Dhebys Suryani Hormansyah1), Very Sugiarto2), Eka Larasati Amalia 3)

1) Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang


Email: dhebys.suryani@gmail.com
2) Teknologi Informasi,Politeknik Negeri Malang
email: yrevsan@gmail.com
3) Teknologi Informasi,Politeknik Negeri Malang
email: ekalarasati.a@gmail.com

Abstrak
Penggunaan simulasi lalu lintas adalah salah satu pendekatan yang paling banyak
digunakan untuk mengukur keakuratan dari sebuah simulasi dengan kondisi nyata pada lalu
lintas. VISSIM merupakan software simulasi yang digunakan oleh profesional untuk membuat
simulasi dari skenario lalu lintas yang dinamis sebelum membuat perencanaan dalam bentuk
nyata.

Pada penelitian ini , VISSIM digunakan untuk membangun sebuah simulasi pada
perempatan di kota Malang tepatnya pada Jl.Bandung. Sebelum melakukan perbandingan
dengan kondisi nyata dilapangan, pembuatan simulasi ini bertujuan untuk membangun sebuah
prototype simulasi pada sebuah perempatan jalan raya yang mempunyai karakteristik sama
dengan Jl. Bandung.

Kata kunci: Simulasi, Simulasi Lalu Lintas,VISSIM, VISSIM Model

1. PENDAHULUAN membantu pemerintah setempat untuk bisa


membuat rencana dalam menentukan sistem
1.1 Latar Belakang yang baik untuk mengatasi masalah kemacetan
Tools simulasi adalah software yang
lalu lintas.
sangat kompleks untuk membuat sebuah
simulasi dengan skala yang besar dan dinamis.
1.2 Rumusan Masalah
Penerapan sebuah simulasi pada jalan raya Rumusan masalah dari penelitian ini
sangat cocok untuk diaplikasikan, dengan adalah:
kondisi yang dinamis dan ruang lingkup yang
 Bagaimana mengetahui tingkat
besar penggunaan simulasi pada jalan raya
kemacetan pada sebuah wilayah.
akan lebih efektif untuk manajement dari lalu
 Bagaimana membangun sebuah sistem
lintas itu sendiri.
Salah satu masalah terbesar dari negara untuk mengatasi masalah kemacetan
lalu lintas.
berkembang adalah transportasi lalu lintas.
Banyaknya populasi penduduk akan diikuti 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
banyaknya jumlah kendaraan yang digunakan
di jalan raya, tetapi tidak diimbangi dengan mendapatkan data tingkat kemacetan pada
pembangunan insfrastruktur jalan raya itu sebuah wilayah dan mengatasi masalah
kemacetan lalu lintas
sendiri. Dari kasus ini kemacetan sudah
menjadi masalah sehari - hari di negara ini.
Manajemen lalu lintas yang mahal juga 1.4 Batasan Masalah
menjadi hambatan bagi pemerintah untuk Penelitian ini akan dibatasi pada:
melakukan uji coba penerapan sistem lalu • Skenario lalu lintas menggunakan
software simulasi VISSIM
lintas.
Dari uraian kasus diatas pembuatan • Data yang disimulasikan adalah
perempatan pada Jl Bandung Malang
simulasi pada jalan raya akan sangat

Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1


57
2. KAJIAN LITERATUR b. Terbagi (dengan median) (4/2 D)
2.1 Pengertian Kemacetan Lalu Lintas 3. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D)
Kemacetan lalu lintas adalah situasi 4. Jalan satu arah (1-3/1)
dimana arus lalu lintas melebihi kapasitas Menurut Highway Capacity Manual
jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan (HCM) 1994, jalan perkotaan dan jalan luar
bebas ruas jalan tersebut mendekati atau kota adalah jalan bersinyal yang menyediakan
melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan pelayanan lalu lintas sebagai fungsi utama, dan
terjadinya antrian kendaraan (MKJI, 1997). juga menyediakan akses untuk memindahkan
Kemacetan akan meningkat apabila arus barang sebagai fungsi
kendaraan besar sehingga kendaraan saling pelengkap.
berdekatan satu sama lain.
Beberapa penyebab kemacetan lalu 2.4 Metode Kapasitas Statis dan Dinamis
lintas adalah:
- arus kendaraan meningkat melebihi dari Kapasitas adalah istilah yang biasa
kapasitas jalan digunakan untuk mengukur kemampuan ruas
- terjadi kecelakaan yang menyebabkan jalan untuk menampung volume kendaraan.
terjadinya ganggua kelancaran arus lalu Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia
lintas (MKJI) 1997 kapasitas adalah jumah
- terdapat bangunan liar di pinggir jalan maksimum kendaraan atau orang yang dapat
yang mengakibatkan lebar jalan menjadi melintasi suatu titik pada lajur jalan pada
sempit periode tertentu dalam kondisi jalan tertentu.
- pemakai jalan yang tidak mematuhi Secara umum, pengukuran kapasitas dapat
aturan lalu lintas dibedakan menjadi dua cara, yaitu metode
- adanya parkir liar di sepanjang jalan kapasitas statis dan metode kapasitas dinamis.

2.2 Dampak Negatif Kemacetan Metode kapasitas statis apabila nilai yang
Kemacetan lalu lintas memberikan digunakan adalah konstan. Pada umumnya
dampak negatif bagi para pengguna jalan, metode kapasitas statis digunakan untuk
diantaranya: keperluan perencanaan, yang dihitung
- waktu perjalanan menjadi panjang menggunakan guidelines, seperti Manual
dan makin lama Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) atau
- biaya operasi kendaraan menjadi US Highway Capacity Manual (HCM,
lebih besar 2000).Sedangkanmetode kapasitas dinamis
- polusi kendaraan yang dihasilkan digunakan untuk menganalisa kondisi aliran
makin bertambah lalu lintas tidak stabilpada segmen jalan bebas
- pemakaian bbm menjadi sangat hambatan.
boros
- mesin kendaraan menjadi lebih 2.5 Segmen Jalan
cepat aus MKJI 1997, mendefinisikan segmen jalan
sebagai panjang jalan diantara dan
2.3Jalan Perkotaan tidakdipengaruhi oleh simpang bersinyal atau
Pengertian jalan perkotaan menurut simpang tak bersinyal utama, dan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) mempunyaikarakteristik yang hampir sama
1997, merupakan segmen jalan yang sepanjang jalan. Titik dimana karakteristik
mempunyai perkembangan secara permanen jalan berubahsecara berarti menjadi batas
dan menerus sepanjang seluruh atau hampir segmen walaupun tidak ada simpang
seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, didekatnya. Perubahankecil dalam geometrik
apakah berupa perkembangan lahan atau tidak dipersoalkan (misalnya perbedaan lebar
bukan. jalur lalu-lintas kurangdari 0,5 meter),
Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai terutama jika perubahan tersebut hanya
berikut ini. sebagian.
1. Jalan dua lajur dua arah (2/2 UD) Akses segmen jalan perkotaan bebas hambatan
2. Jalan empat lajur dua arah dapat membuat jalur penghubungmenjadi
a. Tak terbagi (tanpa median) (4/2 UD) daerah kritis untuk kapasitas. Analisa
tambahan untuk jalinan atau jalur
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1
58
penghubungmungkin diperlukan terutama 6. Alinyemen Jalan
dalam analisa operasional jalan layang yang Lengkung horisontal dengan
kompleks. jari-jari kecil, akan
mengurangi kecepatan arus
2.6 Karakteristik Jalan dan Geometrik bebas.
Jalan Tanjakan yang curam juga
2.6.1 Karakteristik Jalan mengurangi kecepatan arus
Kapasitas dan kinerja jalan bebas, karena secara umum
dipengaruhi oleh karakteristik jalan itu kecepatan arus bebas di
sendiri seperti daerah perkotaan adalah
geometrik jalan, komposisi arus dan rendah maka pengaruh ini
pemisahan arah, pengaturan lalu- diabaikan.
lintas, b. Komposisi Arus dan Pemisah
hambatan samping, perilaku Arah
pengemudi dan populasi kendaraan. 1. Pemisahan arah lalu lintas
Setiap titik pada jalan Kapasitas jalan dua arah
tertentu dimana terdapat perubahan paling tinggi pada pemisahan
penting dalam karakteristik utama arah 50-50, yaitu jika arus
jalan tersebut menjadi pada
batas segmen jalan. kedua arah adalah sama pada
a. Geometrik periode waktu yang dianalisa
1. Tipe Jalan (umumnya satu jam).
Berbagai tipe jalan akan 2. Komposisi lalu lintas
menunjukkan kinerja berbeda, Komposisi lalu-lintas akan
misalnya jalan terbagi dan tak mempengaruhi hubungan
terbagi atau jalan satu arah. kecepatan-arus, tergantung
2. Lebar Jalan Lalu Lintas pada rasio sepeda motor atau
Pelebaran jalur lalu-lintas kendaraan berat dalam arus
dapat meningkatkan kecepatan lalu-lintas.
arus bebas dan c. Pengaturan Lalu Lintas
kapasitas. Batas kecepatan jarang
3. Kereb diberlakukan di daerah perkotaan
Sebagai batas antara jalur lalu- di Indonesia, dan
lintas dan trotoar, menjadi karenanya hanya sedikit
hambatan samping pada berpengaruh pada kecepatan arus
kapasitas dan kecepatan. bebas. Aturan lalu-lintas lainnya
Kapasitas jalan dengan kereb yang berpengaruh pada kinerja
lebih kecil dari jalan dengan lalu-lintas adalah : pembatasan
bahu parkir, berhenti sepanjang sisi
4. Bahu jalan, pembatasan akses tipe
Lebar dan kondisi permukaan kendaraan tertentu, pembatasan
pada bahu jalan akan akses dari lahan samping jalan
mempengaruhi dan sebagainya.
penggunaannya, 2.6.2 Karakteristik Geometrik Jalan
berupa penambahan kapasitas Tipe jalan menentukan jumlah lajur dan
dan kecepatan pada arus arah pada beberapa segmen jalan (MKJI
tertentu. 1997):
5. Median a. 2-lajur; 1-arah (2/1)
Median adalah jalur yang b. 2-lajur; 2-arah; tak terbagi (2/2 UD)
terletak di tengah jalan untuk c. 4-lajur; 2-arah; tak terbagi (4/2 UD)
membagi jalan dalam d. 4-lajur; 2-arah; terbagi (e. 2-lajur; 2-
masingmasing arah. Median arah; terbagi (2/2 D)
yang direncanakan dengan Jalan dua-lajur dua-arah tak terbagi (2/2
baik akan meningkatkan UD) dengan kondisi dasar tipe jalan yang
kapasitas suatu ruas jalan. didefinisikan sebagai berikut :
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1
59
a. Lebar lajur lalu-lintas 7 meter e. Jumlah jalan masuk dibatasi, jarak
4/2 D) antara jalan masuk tidak boleh lebih
b. Lebar bahu efektif paling sedikit 2 pendek dari
meter pada setiap sisi 500 meter.
c. Tidak ada median 2.6.4 Berdasarkan Fungsi Jalan
d. Pemisahan arah lalu-lintas 50-50 a. Jalan Arteri Primer, ialah jalan yang
e. Hambatan samping rendah menghubungkan kota jenjang kesatu
f. Ukuran kota 1.0-3.0 juta dengan kotajenjang kedua, dengan
kriteria sebagai berikut :
2.6.3 Klasifikasi dan Fungsi Jalan 1. Merupakan terusan arteri primer
Berkembangnya angkutan darat, luar kota, melalui atau menuju
terutama kendaraan bermotor yang meliputi kawasan primer.
jenis 2. Dirancang berdasarkan kecepatan
ukuran dan jumlah, maka masalah rencana paling rendah 60 km/jam
kelancaran arus lalu-lintas, keamanan, 3. Lebar badan jalan tidak kurang
kenyamanan dandaya dukung dari dari 8 meter.
perkerasan jalan harus menjadi perhatian. 4. Lalu-lintas jarak jauh pada jalan
Pengaturan transportasi inidiawali dengan ini adalah lalu-lintas regional.
menentukan klasifikasi dan fungsi jalan Untuk itu lalu-lintastersebut tidak
(Alamsyah, 2003). boleh tergangu oleh lalu-lintas /
1. Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan kegiatan lokal.
a. Sistem Jaringan Jalan Primer 5. Jumlah jalan masuk dibatasi, jarak
Sistem jaringan yang disusun antara jalan masuk tidak boleh
mengikuti ketentuan pengaturan lebih pendek dari500 meter.
wilayah tingkat b. Jalan kolektor primer, adalah jalan
nasional,menghubungkan kawasan yang menghubungkan kota jenjang
yang berfungsi primer seperti industri kedua dengan kotajenjang
berskala regional,bandara, pasar induk kedua/ketiga dengan kriteria sebagai
dan pusat perdagangan skala regional. berikut :
b. Sistem Jaringan Jalan Sekunder 1. Merupakan terusan jalan kolektor
Sistem jaringan yang disusun primer luar kota, melalui kawasan
mengikuti ketentuan pengaturan tata primer
ruang kota yangmenghubungkan 2. Merupakan terusan jalan kolektor
kawasan-kawasan yang memiliki primer luar kota, melalui kawasan
fungsi primer, fungsi sekunder primer
pertama, fungsi sekunder kedua dan 3. Lebar badan jalan tidak kurang
seterusnya hingga ke perumahan. dari 7 meter.
2. Berdasarkan Fungsi Jalan 4. Jumlah jalan masuk dibatasi
Jalan Arteri Primer, ialah jalan yang secara efisien dan jarak antaranya
menghubungkan kota jenjang kesatu lebih dari 400 meter
dengan kotajenjang kedua, dengan kriteria 5. Lokasi parkir pada badan jalan
sebagai berikut : sangat dibatasi.
a. Merupakan terusan arteri primer luar c. Jalan lokal primer, menghubungkan
kota, melalui atau menuju kawasan kota jenjang kesatu dengan kota
primer jenjangkedua/ketiga, dengan kriteria
b. Dirancang berdasarkan kecepatan sebagai berikut :
rencana paling rendah 60 km/jam 1. Merupakan terusan jalan lokal
c. Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 primer luar kota.
meter. 2. Melalui atau menuju kawasan
d. Lalu-lintas jarak jauh pada jalan ini primer/jalan primer lainnya
adalah lalu-lintas regional. Untuk itu 3. Dirancang untuk kecepatan
lalu-lintastersebut tidak boleh rencana 20 km/jam.
tergangu oleh lalu-lintas / kegiatan 4. Lebar jalan tidak kurang dari 6
lokal. meter.

Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1


60
d. Jalan arteri sekunder, 2.7 Simulasi
menghubungkan kawasan primer Model simulasi dibedakan menjadi tiga
dengan kawasan kategori, yaitu makroskopik, mesoskopik dan
sekunderkesatu/kedua, dengan microskopik. Makroskopik adalah simulasi
kriteria: jaringan transportasi secara section-by-section.
1. Dirancang berdasarkan Mikroskopik adalah simulasi pergerakan
kecepatan rencana paling rendah kendaraan individu dalam arus lalu lintas.
10 km/jam. Mesoskopik adalah model simulasi yang
2. Lebar badan jalan tidak kurang menggabungkan sifat makroskopik dan
dari 5 meter. mikroskopik. Simulasi sistem transportasi kini
3. Kendaraan bus tidak diijinkan semakin diminati karena kemudahannya dalam
melalui jalan ini. proses pergantian berbagai skenario dengan
2.6.5 Berdasar Wewenang Pembinaan tetap melihat potensi yang dapat
a. Jalan Nasional, yang termasuk diimplementasikan di lapangan. VISSIM
kelompok ini adalah jalan arteri termasuk dalam perangkat lunak dengan
primer, jalankolektor primer yang kategori mikroskopik yang memiliki
menghubungkan antar ibukota keunggulan yaitu dapat memodelkan berbagai
provinsi dan jalan lainyang jenis kendaraan termasuk sepeda motor dan
strategis dalam kepentingan kendaraan tidak bermotor.
nasional. Penerapan statusnya
diputuskan oleh Menteri 2.5 VISSIM
b. Jalan Provinsi, yang termasuk VISSIM merupakan alat bantu atau
kelompok ini adalah jalan kolektor perangkat lunak simulasi lalulintas untuk
primer yangmenghubungkan keperluan rekayasa lalulintas, perencanaan
ibukota provinsi dengan ibukota transportasi, waktu sinyal, angkutan umum
Kabupaten/Kotamadya atau antara serta perencanaan kota yang bersifat
ibukota Kabupaten/Kotamadya. mikroskopis dalam aliran lalulintas multi –
Statusnya ditetapkan oleh moda yang diterjemahkan secara visual dan
Mendagri atas usulan dikembangkan pada tahun 1992 oleh salah
PemdaTingkat I. satu perusahaan IT di negara Jerman.
c. Jalan Kabupaten/Kotamadya, yang (Siemens,2012). VISSIM berasal dari kata
termasuk kelompok jalan ini VerkehrStadten – Simulationsmodel (dalam
adalah kolektor primeryang tidak bahasa Jerman) yang artinya model simulasi
termasuk jalan nasional dan jalan lalulintas kota
provinsi, jalan lokal primer, VISSIM merupakan software simulasi
jalansekunder dan jalan lain yang yang digunakan oleh profesional untuk
tidak termasuk jalan kelompok membuat simulasi dari skenario lalu lintas
jalan nasional ataujalan provinsi. yang dinamis sebelum membuat perencanaan
Statusnya ditetapkan oleh dalam bentuk nyata[1]. VISSIM mampu
Gubernur atas usulan Pemda menampilkan sebuah simulasi dengan
TingkatII. berbagai jenis dan karakteristik dari kendaraan
d. Jalan Khusus, yang termasuk yang kita gunakan sehari –hari, antara lain
dalam kelompok ini adalah jalan vehicles (mobil, bus, truk), public transport
yang dibangun/dipeliharaoleh (tram, bus), cycles (sepeda, sepeda motor), dan
instansi/badan hukum/perorangan pejalan kaki. Dengan visual 3D, VISSIM
untuk kepentingan masing- mampu menampilkan sebuah animasi yang
masing, sesuaipedoman Menteri realistis dari simulasi yang dibuat dan tentunya
Pekerjaan Umum penggunaan VISSIM akan mengurangi biaya
e. Jalan Tol, adalah merupakan jalan dari perancangan yang akan dibuat secara
yang dibangun dimana pemilikan nyata.Pengguna software ini dapat
danpenyelenggaraannya ada pada memodelkan segala jenis perilaku pengguna
pemerintah atas usulan Menteri. jalan yang terjadi dalam sistem transportasi.
Spesifikasinya lebih tinggidari
pada jalan umum yang ada. Vissim digunakan pada banyak kebutuhan
simulasi lalu lintas dan transportasi umum
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1
61
yang dikembangkan oleh PTV Planung
Transport Verkehr AG di Karlsruhe, 1. ¬prio(x,y)˄¬prio(y,x) :kendaraan x
Jerman.Vissim merupakan simulasi dan y tidak diprioritaskan , karena
mikroskopik atau mikrosimulasi, yang berarti tidak terjadi konflik.
tiap karakteristik kendaraan maupun pejalan 2. prio(x,y)˄¬prio(y,x) : kendaraan x
akan disimulasikan secara individual. lebih diprioritaskan daripada
kendaraan y, karena kendaraan x
Vissim dapat mensimulasikan kondisi berada pada lebih dekat dengan
operasional unik yang terdapat dalam sistem perempatan daripada kendaraan y.
transportasi. Pengguna dapat memasukkan 3. ¬prio(x,y)˄prio(y,x) : kebalikan
data-data untuk dianalisis sesuai keinginan dengan prioritas sebelumnya, disini
pengguna. Perhitungan-perhitungan kendaraan y lebih diprioritaskan
keefektifan yang beragam bisa dimasukkan daripada kendaraan x.
pada software Vissim, pada umumnya antara 4. prio(x,y)˄prio(y,x) : kendaraan x dan
lain tundaan, kecepatan, antrian, waktu y mempunyai prioritas yang sama.
tempuh dan berhenti. Vissim telah digunakan
untuk menganalisis jaringan-jaringan dari Mekanisme penerapan prioritas diatas adalah
segala jenis ukuran jarak persimpangan ketika sebuahkendaraan tidak mempunyai
individual hingga keseluruhan daerah prioritas kepada kendaraan yang lain, maka
metropolitan dalam kasus ini kendaraan yang tidak
diprioritaskan akan mengurangi kecepatan
Studi kasus simulasi pada sebuah perempatan berkendara. Desain ini mengacu pada system
adalah salah satu yang tersulit untuk lalu lintas yang ada di Eropa , yaitu penerapan
diaplikasikan [2]. Peneliti terdahulu lajur kanan untuk mengemudi. Untuk
menggambarkan desain kondisi awal pada menyesuaikan dengan system yang ada di
sebuah perempatan lau lintas jalan raya [3]. Indonesia , kami akan merubahnya menjadi
Berawal dari desain ini kami akan mencoba lajur kiri ketika penerapan pada simulasinya.
mengaplikasikan sebuah simulasi jalan raya
pada sebuah perempatan dengan menggunakan
sebuah simulation tools.
VisSim dipergunakan secara luas dalam
desain sistem kontrol dan pemrosesan sinyal
digital untuk simulasi multidomain. Program
ini dilengkapi dengan blok diagram untuk
operasi aritmetika, boolean, fungsi
transendental, filter digital, fungsi transfer,
integrasi numeris, dan pencitraan interaktif.
Contoh aplikasi dari VisSim adalah pemodelan
sistem untuk aeronautika, biologi, power
digital, motor elektrik, elektronika, hidrolika,
mekanika, proses, thermal / HVAC, dan
ekonometri`

2.6 Pemodelan Perempatan


Pemodelan perempatan yang dibuat akan Gambar 1. Kondisi awal sebuah perempatan
didasarkan pada kondisi awal sebuah (Champion et all.,2003)
perempatan dan di dalamnya terdapat dua
kendaraan. Pemodelan ini menitikberatkan Kondisi lalu lintas yang akan kami
pada prioritas kendaraan terhadap kendaraan simulasikan adalah kondisi jalan yang ada di
yang lain berdasar pada kondisi kendaraan daerah malang raya, yaitu Jl. Bandung,
tersebut [2][3]. Sebuah prioritas pada desain Malang. Kondisi jalan bandung dengan model
ini akan dituliskan dengan keterangan prio. awal yang di buat oleh champion et all sangat
Berikut adalah empat kemungkinan dari cocok dan bisa untuk diterapkan untuk sebuah
prioritas yang terjadi pada sebuah perempatan simulasi.
:
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1
62
2.9 Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah kendaraan
jumlah kendaraan yang menempati
panjang ruas jalan tertentu atau lajur
yang umumnya dinyatakan sebagai
jumlah kendaraan per kilometer
(Alamsyah,2008).
Rumus yang digunakan untuk
meghitung nilai kerapatan (k) adalah:
k = volume/kecepatan ruang rata –
rata

3. METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data

Gambar 2. Kondisi Jalan Bandung, Malang


Menentukan Jenis Kendaraan

2.7 Arus Lalu Lintas


Arus lalulintas adalah jumlah Memberikan Prioritas
kendaraan yang melewati suatu ruas
jalan per satuan mobil penumpang
(smp/jam). Untuk mengkonversikan Behavior
jumlah kendaraan dalam smp, maka
jumlah kendaraan dikalikan dengan
nilai ekivalen mobil penumpang Menentukan Prioritas
(emp).

2.8 Kapasitas Jalan


Berhenti / Jalan
Kapasitas jalan adalah kemampuan
maksimal jalan dalam menampung
jumlah kendaraan (MKJI,1997).
Rumus untuk menghitung kapasitas
ruas jalan perkotaan adalah:
a. Karakteristik Jalan
C = Co*FCw* FCsp* FCsf*
Rekapitulasi data geometrik jalan
FCcs…………………………………
tertera pada tabel 1.
……………………..1
Parameter Hasil Pengamatan
Keterangan : Lajur
Co = kapasitas dasar Lebar lajur A B
(smp/jam). 4,5 m 3,5 m

FCw = faktor penyesuaian kapasitas Panjang segmen jalan 220 m

terhadaplebar jalur lalulintas efektif. Panjang median non – permanen 300 m


Lebar median 0,7 m
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas
Tipe jalan 2/2 D
terhadap pemisahan arah.
Tabel 1. Rekapitulasi data geometrik segmen
FCsf = faktor penyesuaian kapasitas
jalan
terhadap hambatan samping.
FCcs = faktor penyesuaian kapasitas
b. RekapitulasiVolume Kendaraan
terhadap ukuran kota.
Volume kendaraan dari hasil survei
ditunjukkan pada tabel 2.

Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1


63
penggunaan kendaraan dari simulasi yang
Nama segmen jalan Jenis kendaraan Volume Kendaraan per Lajur
dibuat ada tujuh : 1) Car, 2) Trucks, 3) Bus, 4)
A B
Total
(kendaraan/jam)
Bike, 5) Car2, 6) Car3, 7) Car4.
Sepeda motor 3232 2154 5386
(motorcycle/MC)

Kendaraan ringan (light 785 524 1309


vehicle/LV)
Depan pasar
Mranggen (Jalan
Kendaraan berat (heavy
vehicle/HV)
185 123 308
Ken Max Desired Max Desired
Raya Mranggen)
Kendaraan tak bermotor 65 44 109 dara Accelera Acceler Deceler Deceler
(unmotorcycle/UMC)
an tion ation ation ation
Total (kendaraan/jam) 4267 2845 7112
Car (3.5 , (3.5 , (-7.5 , - (-2.8 , -
Tabel 2. Rekapitulasi volume kendaraan per 160.0) 160.0) 6.0) 2.8)
lajur Truc (2.2 , (2.2 , (-6.0 , - (-1.3 , -
ks 160.0) 160.0) 1.8) 1.3)
Pada tahap awal pembuatan simulasi ini, Bus (1.5 , (3.5 , (-7.5 , - (-1.0 , -
langkah awal yang dilakukan adalah 170.0) 160.0) 6.0) 1.0)
menentukan jenis kendaraan yang akan Bike (3.5 , (3.5 , (-7.5 , - (-2.8 , -
digunakan dalam simulasi. Setelah 160.0) 160.0) 6.0) 2.8)
menentukan jenis kendaraan pada simulasi ,
Car2 (3.5 , (3.0 , (-7.0 , - (-1.3 , -
langkah selanjutnya adalah memasukkan rule
prioritas yang sudah ditentukan sebelumnya ke 160.0) 150.0) 7.0) 1.0)
dalam software VISSIM. Behavior kendaraan Car3 (3.5 , (2.8 , (-7.5 , - (-2.5 , -
terdiri dari dua jenis driving behavior pada 160.0) 140.0) 6.0) 2.5)
VISSIM, yang pertama adalah Driving Car4 (3.5 , (2.5 , (-8.0 , - (-3.5 , -
Behavior Parameter Set digunakan untuk 160.0) 120.0) 7.5) 2.5)
3.2 Flowchart
Flowchart atau bagan alur merupakan
metode untuk menggambarkan tahap-tahap
penyelesaian masalah (prosedur) beserta aliran
data dengan symbol-simbol standar yang
mudah dipahami. (Bonnie Soeherman dan
Marion Pinontoan, 2008: 133).
Berikut adalah symbol flowchart yang umum
digunakan: menentukan jalur yang akan dilalui
oleh kendaraan dengan menggunakan car
following models dari wideman74 dan
wideman99. Sedangkan Driving Behavior
yang keduaadalah untuk menentukan Gambar 4.1. Jenis Kendaraan
kecepatan dan kemauan kendaraan untuk Setiap jenis kendaraan yang digunakan
melaju di jalan raya. Penentuan prioritas akan dikelompokkan berdasarkan dari behavior
secara otomatis diberikan kepada kendaraan kendaraan yang akan diberikan, pemberian
dengan posisi berkendara yang lebih behavior pada kendaraan tidak dilakukan di
diprioritaskan. Dan yang terakhir penentuan setiap kendaraan , melainkan untuk kelompok
kendaraan untuk tetap melaju atau berhenti kendaraan. Berikut adalah pengelompokan
ketika ada sebuah event dalam simulasi. dari behavior pada setiap kendaraan :
Tabel3. Pengelompokan Behavior
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis Kendaraan Setelah pengelompokan behavior pada tiap


Jenis kendaraan yang digunakan dalam kelompok kendaraan, behavior selanjutnya
simulasi ini ada tujuh kendaraan, hanya saja yang perlu dimasukkan adalah Driving
untuk kendaraan secara nyata pada Jl.Bandung Behavior Parameter Set .Jenis pengelompokan
tidak sesimpel ini , tapi karena keterbatasan ini berdasar pada jalur yang akan diambil oleh
dari software yang digunakan maka kendaraan , ketika melewati sebuah
perempatan.Driving Behavior Parameter Set
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1
64
dibagi menjadi lima bagian , seperti pada table 4.3 Pemodelan Jalur
berikut ini : Terdapat empat jalur pada sebuah perempatan,
masing – masing jalur akan mempunyai rute
yang berbeda dan setiap rute akan mempunyai
Name Following Lane Lateral Signal perlakuan yang berbeda pula, disesuaikan
Model Change Control dengan rule sebenarnya pada kondisi
Jl.Bandung.
Urban Widemann Free Middle Continu
(motorized 74 Lane of Line ous
) Selectio Check
n
Left- Widemann Left- Middle Continu
side rule 99 side of Line ous
(motoriz Rule Check
ed)
Freeway Widemann Free Middle Continu
(free 99 Lane of Line ous
lane Selectio Check
selectio n
n)
Footpat No Free Any Continu
h (no Interaction Lane Position ous
interacti Selectio Check Gambar 4.2 Pemodelan Rute pada Jl.Bandung
on) n
Cycle- Widemann Free Right Continu Rute pertama diambil dari jalur sebelah kiri
Path 99 Lane Position ous (Jl.Bogor) (pada Gambar 2), pada rute
(free Selectio Check pertama ini kendaraan akan mempunyai tiga
overtaki n pilihan jalur setelah memasuki perempatan,
ng) dari rute pertama ada tiga prioritas yang bisa
Tabel 4. Pengelompokan Driving behavior digunakan ;
Parameter Set 1) prio(x,y)˄¬prio(y,x) : kendaraan dari
rute pertama adalah x, kendaraan x
mendapat prioritas lebih besar
4.2 Karakteristik Kendaraan daripada kendaraan lain yang berada
Pada Simulasi Vissim terdapat dua jenis pada jalur persimpangan.
karakteristik kendaraan yaitu jenis kendaraan 2) ¬prio(x,y)˄¬prio(y,x) : tidak adanya
statis dan dinamis. Pada parameter ini prioritas antara kendaraan x dan
penentuan jenis kendaraan sangat berpengaruh kendaraan y ketika melewati arah
terhadap keakuratan hasil simulasi dengan lurus.
kondisi nyata di jalan raya. Kendaraan 3) ¬prio(x,y)˄prio(y,x) : kendaraan x
mempunyai kecepatan bebas ketika melewati tidak diprioritaskan ketika keluar dari
sebuah tanda pada persimpangan jalan, untuk jalur satu menuju ruas sebelah kanan.
kendaraan bermotor jarak yang digunakan
untuk melihat sebuah tanda adalah 20 meter Rute kedua diambil dari jalur bawah
sebelum melakukan aksi, sedangkan untuk non (Jl.Bandung) (pada Gambar 2), pada rute
- kendaraan bermotor adalah 5 meter [4]. keduahanya akan ada dua rule yang
digunakan, karena pada rute 2 , kendaraan
Pada penelitian ini pengelompokan kecepatan tidak diperbolehkan mengambil arah ke kanan
kendaraan akan disesuaikan dengan jenis (Jl.Bogor 2) , hanya pada arah kiri dan lurus ;
behavior kendaraan yang sudah ditentukan 1) prio(x,y)˄¬prio(y,x) : kendaraan x
pada tabel1 dan tabel 2. mendapat prioritas lebih besar
daripada kendaraan lain yang berada
pada jalur persimpangan , ketika
mengambil arah (Jl Bogor).
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1
65
2) ¬prio(x,y)˄¬prio(y,x) : tidak ada Bus 2 4 3 0 3 Tidak
prioritas , ketika kendaraan x dan y Bike 66 62 76 108 102 Tidak
(dari Jl.Bogor) bertemu di Car2 34 43 44 41 52 Tidak
persimpangan (Jl. Veteran). Car3 16 11 24 12 22 Tidak
Car4 18 17 16 8 18 Tidak
Untuk rute ke3 (Arah Jl.Bogor 2) mempunyai
rule yang sama dengan rute pertama,
sedangkan rute ke 4 (Jl. Veteran) juga
mempunyai rule yang sama dengan rute ke 2.

4.4 Lampu Lalu Lintas


Pada umumnya setiap perempatan akan
mempunyai lampu lalu lintas, hanya saja yang
membedakan adalah lama waktu dan system
yang digunakan. Untuk membuat simulasi ini
durasi waktu lampu pada perempatan akan
dibagi menjadi empat bagian yang
memungkinkan tidak terjadinya gridlock
(penumpukan kendaraan) ketika berada
ditengah perempatan. Berikut adalah
pembagian durasi pada lampu lalu lintas yang
digunakan pada simulasi perempatan : Gambar 4.5 Pengujian Simulasi

Dari hasil simulasi diatas tidak ditemukan


gridlock (penumpukan kendaraan), dan arus
lalu lintas berjalan dengan lancer. Pada
pengujian ini tidak ada perbandingan dengan
data riil pada situasi lalu lintas jalan Bandung.
Ketika pengujian selama lima menit sudah
banyak kendaraan yang berada pada
persimpangan , akan tetapi arus kendaraan
masih lancar dan belum ada penumpukan.

Gambar 4.3 Pembagian durasi Lampu Lalu 5. KESIMPULAN


lintas
VISSIM adalah salah satu simulasi
Pada signal pertama , durasi waktu yang professional yang dapat digunakan untuk
diberikan adalah 26 detik , dengan durasi pemodelan lalu lintas. Dengan kelengkapan
penuh 110 detik. Setelah durasi pertama habis, fitur yang disediakan , pembuatan simulasi
maka durasi kedua akan berjalan antara detik menjadi lebih nyata dan mendekati kondisi
ke 30 sampai 50. Durasi waktu ini akan terus yang sebenarnya. Di dalam penelitian ini,
berulang selama simulasi berjalan. VISSIM digunakan untuk memodelkan sebuah
perempatan jalan raya dengan kondisi lalu
4.5 Pengujian Simulasi lintas yang disesuaikan dengan kondisi yang
sebenarnya. Dari hasil pengujian, bisa ditarik
Pengujian simulasi dilakukan selama 5 menit , kesimpulan jika VISSIM bisa digunakan untuk
berikut data kendaraan yang memasuki area membangun sebuah prototype pada simulasi
perempatan : jalan raya pada kondisi dan dengan
karakteristik dari kendaraan yang berbeda.
Tabel5. Pengujian
Kendara 1 2 3 4 5 Gridloc
an Meni Meni Meni Meni Meni k
t t t t t
Car 43 42 102 86 112 Tidak
Trucks 6 11 6 11 7 Tidak
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1
66
6. REFERENSI

[1] Transforum,Traffic Analysis & Applied


Microsimulation Modeling, Practical
approach with computer-based exerciseson
traffic microsimulation modeling.
[2] S. Piechowiak and A. Doniec, 2008 “A
behavioral multi-agent model for road
traffic simulation,”. In Engineering
Applications of Artificial Intelligence, vol.
21, pp. 1443–1454.
[3] Champion, A.,Espie´, S.,Mandiau,R.,
Kolski,C., 2003. A game - based, multi -
agent coordination mechanism application
to road traffic and driving simulations. In:
Summer Computer Simulation Conference,
Canada, pp.644 - 649.
[4] Hoque, MD, 1994, "The Modeling of
Signalised Intersections in Developing
Countries", PhD Thesis, Department of
Civil and Environment Engineering,
University of Southampton, UK.

Jurnal Teknologi Informasi Vol. 7 No. 1


67

Anda mungkin juga menyukai