Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

PADA MASA NEO-KLASIK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Pada Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


PROGRAM STUDI S.I PERBANKAN SYARIAH

Dosen: Ika Trisnawati Alawiyah, M.S.I

Di Susun Oleh :

1. Eko Purbayanto 161130018


2. Dwi Yulianty 161130016

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU


METRO LAMPUNG
1439 H/ 2018 M

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.
Dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis sehingga semua yang ditulis masih sangat
jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
Makalah ini dapat bermanfaat dan kami minta ma’af sebelumnya kepada Dosen,
apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas kritik dan
saran-saran nya yang sifatnya membangun tentunya.

Metro, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. Sejarah dan Pengertian Neo Klasik ................................................ 2

1. Madhzab Austia ....................................................................... 2

2. Madhzab Lausanne................................................................... 4

3. Mazhab Cambridge .................................................................. 5

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak


tanggapan dari para ekonom pada waktu itu, baik dari kaum sosialis sendiri
maupun dari kaum liberal-kapitalis. Pemikir-pemikir ekonomi dari kaum liberal
ini kemudian dimasukkan ke dalam suatu kelompok pemikir ekonomi tersendiri
yang disebut Mazhab Neo-Klasik.
Karena analisis yang dibuat Marx untuk meramal keruntuhan kaum
kapitalis bertitik tolak dari nilai kerja dan tingkat upah, maka para pakar neo-
klasik mempelajari kembali secara mendalam.
Oleh W. Stanley Jevons, Leon Walras, Karl Menger dan Alfred Marshall
teori tersebut kembali dikaji. Kemudian mereka mendapat kesimpulan yang sama,
bahwa teori surplus value Marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang
nilai komoditas (modal). Dari kesimpulan ini mereka telah menghancurkan
seluruh bangunan teori sosialis yang dikembangkan oleh Marx dan Engels, dan
menyelamatkan sistem kapitalis dari kemungkinan krisis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Pengertian Neo Klasik


Para pakar neo-klasik dalam membahas ramalan Marx menggunakan
konsep analisis marginal (Marginal Analysis) atau Marginal Revolution. Pada
initinya, konsep ini merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap
tingkah laku konsumen dan produsen, serta penentuan harga-harga di pasar.
Teori ini telah lama digunakan dan dikembangkan Heindrich Gossen
(1810-1858) dalam menjelaskan kepuasaan (utility) dari pengkonsumsian sejenis
barang. Menurutnya, kepuasan marginal (Marginal Utility) dari pengkonsumsian
suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi
semakin banyak (Hukum Gossen I). Dalam Hukum Gossen II, menjelaskan bahwa
sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas, secara relatif, untuk
memenuhui berbagai kebutuhan yang relatif tidak terbatas.
Karena pada masanya teori ini tidak mendapat perhatian lebih dari para
ekonomnya, maka sekitar 40 tahun kemudian, Jevons, Menger, Bohm-Bawerk
dan von Wieser (yang tergabung dalam Mazhab Austria) memberi pengakuan dan
penghargaan atas karya Gossen tersebut. Sejak itulah konsep marginal ini sering
diakui sebagai kontribusi utama dari mazhab Austria.1
1. Mazhab Austria2
Adalah kelompok pemikir ekonomi yang mendukung dan memakai
konsep marginal, dan berasal dari Universitas Wina (Austria). Mereka
mempunyai ciri pandang khusus, yaitu penerapan kalkulus dalam
pengembangan teori-teori mereka.
Tokoh utama Mazhab Austria adalah:
a. Karl Menger (1840-1921)

1
Sadono Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2004), hlm. 76
2
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata Publishing, 2010),
hlm. 57-60

2
Karya utamanya adalah Grusatze der Volks Wirtschaftslehre (1817).
Dalam bukunya ia mengembangkan teori utilitas marginal.
b. Friedrich von Wieser (1851-1920)
Karya utamanya adalah Uber der Ursprung und die Hauptyesetze des
Wirtschaftlichen Wertes (1884), Der Naturliche Wert (1889) dan Theory
der Gesellschatlichen Wirtschaft (1914). Ia sangat berjasa dalam
mengembangkan teori utilitas Menger dengan menambahkan formulasi
biaya-biaya oportunitas (Opportunity Cost).
c. Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914)
Karyanya adalah Capital an Interest (1884) dan Positive Theory of Capital
(1889). Kontribusi utamanya adalah dalam pengembangan teori tentang
modal (theory of Capital) dan teori tentang tingkat suku bunga.
Kemudian teori-teori mereka dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh-
tokoh lain, seperti:
a. Knut Wicksell (1851-1926)
Ia berjasa dalam mengasimilasikan analisis keseimbangan umum Walras
dengan teori kapital dan suku bunga Bohm-Bawerk menjadi teori
distribusi. Dan pengembangan teori moneter yang dihubungkan langsung
antara tingkat suku bunga dengan harga-harga. Karya utamanya adalah
Lectures on Political Economy (1901).
b. Ludwig Edler von Mises (1881-1973)
Karya-karyanya antara lain The Theory of Money and Credit (1912),
Bureaucracy (1944) dan The Ultimate Foundation of Economic Science
(1962).
Menurutnya, sistem harga merupakan basis paling efisien dalam
mengalokasikan sumber day. Oleh karena itu, ia sering mengkritik sistem
ekonomi komando yang tidak mempunyai sistem harga, dan sistem
ekonomi komando tidak akan mendapat melembagakan sistem harga tanpa
terlebih dulu menghancurkan prinsip-prinsip poltik.

3
Teori lain yang dikembangkan von Mises adalah teori paritas daya beli
(Purchasing Power Parity), teori trade cycle dan mengaplikasikan teori
marginal utility untuk mengembangkan teori baru tentang uang.
c. Friedrich August von Hayek (1899)
Karyanya antara lain: Monetary Theory an The Trade Cycle (1929), Profit,
Interest, Investment (1939) dan The Pure Theory of Capital (1941).
Dia dianggap sangat berjasa dalam mengembangkan teori siklus
perdagangan (Theory of Trade Cycle) dari von Mises yang
diintegrasikannya dengan teori kapitalnya Bohm-Bawerk.

2. Mazhab Lausanne3
Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah
analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon
Walras. Dan Walras dianggap sebagai pelopor mazhab Lausanne (Lausanne
School of Economic). Karyanya, Elements of Pure Economics (1878),
dianggap sebagai suatu mahakarya dalam bidang ekonomi. Dalam bukunya itu
dia menjelaskan teori keseimbangan umum dengan pendekatan matematis.
Walaupun telah disinggung oleh para pendahulunya, hanya dialah yang
mampu memberikan kisi yang lebih jelas tentang interdependensi bagian-
bagian ekonomi ini dengan gamblang dengan model keseimbangan umumya
(general equilibrium model). Dan ia menguraikan dengan jelas bahwa
perubahan suatu faktor atau bagian ekonomi akan membawa perubahan pada
variabel-variabel lain dalam sistem ekonomi tersebut secara menyeluruh.
Sayang, konsep dan model ini tidak diperhatikan oleh para ekonom
pada zamannya, sampai dengan Alfred Marshall menyelamatkannya, sehingga
konsep ini dihargai orang dengan sepantasnya. Kemudian ia dianggap sebagai
pendiri dan pengembang ilmu ekonometrika.
Sejak Walras meninggal, ia digantikan oleh Vilfredo Pareto. Ia
meneruskan aliran matematika Walras dan banyak membantu dalam
menjelaskan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar sumber-sumber daya

3
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam., hlm. 60-61

4
dapat dialokasikan sehingga memberikan hasil yang optimum dalam suatu
model keseimbangan umum.
Menurutnya, suatu pengalokasikan sumber-sumber disebut efisien jika
keadaan atau kondisi yang dicapai secara jelas dan tidak bisa dibuat menjadi
lebih baik lagi (Hukum Pareto/Pareto’s Law).

3. Mazhab Cambridge4
Tokoh paling utama mazhab ini adalah Alfred Marshall (1842-1942),
karena dia dianggap sebagai pelopor atau pendiri mazhab Cambridge
(Cambridge School of Economics) di Inggris.
Beberapa karya utamanya antara lain The Pure Theory of Foreign
Trade (1829), The Principles of Economy (1890), Industry and Trade (1919)
dan Money, Credit and Commerce (1923).
Dia dianggap berjasa dalam memperbarui asas dan postulat pandangan-
pandangan ekonomi pakar klasik dan neo-klasik sebelumnya. Dimana kaum
klasik berpendapat bahwa yang menentukan harga adalah sisi penawaran;
sedangkan neo-klasik beranggapan bahwa yang menentukan harga adalah
kondisi permintaan.
Akan tetapi Marshal menggabungkan kedua konsep tersebut. Sehingga
ia menyimpulkan bahwa harga terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan di
pasar: penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen.
Selanjutnya Marshall diangap sangat berjasa dalam memperbarui
postulat pandangan ekonomi yagn dikemukakan pakar kalasik dan neo-klasik
sebelumnya. Menurut kalangan klasik, harga ditentukan oleh seberapa besar
pengorbanan untuk memperoleh barang tersebut. Pendapat kaum klasik
tersbut jelas ditentang oleh tokoh-tokoh neo-klasik seperti Jevons, Menger dan
Walras dengan menyatakan bahwa yang menentukan harga adalah kondisi
permintaan.
Perbedaan lain antara Marshall dan kaum klasik adalah dalam metode
penelitiannya. Jika kaum klasik lebih banyak menggunakan metode induktif.

4
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam., hlm. 61-63

5
Lain halnya dengan Marshall yang mengombinasikan metode induktif dan
deduktif (abstraksi digabung dengan realisme yang didukung oleh data
statistik) agar terhindar dari kemiskinan dan kemelaratan itu.
Pada tahun 1908 kedudukan Marshall diganti oleh muridnya, Arthur
Cecil Pigou (1877-1959). Karya-karyanya antara lain Principles and Methods
of Industrial Peace (1905), Wealth and Welfare (1912), The Theory of
Unumployment (1933) dan Employment and Equilibrium (1941).
Pigou adalah orang pertama yang mengemukakan konsep real balance
effect (dampak pigou/Pigou’s Effect). Pigou’s Effect adalah suatu stimulasi
kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya nilai riil dari kekayaan
likuid sebagai konsekuensi dan turunnya harga-harga. Pandangan ini
merupakan salah satu dasar mengapa kaum klasik dan neo-klasik percaya
bahwa keseimbangan kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium)
dapat dicapai sebagai hasil penurunan dalam tingkat upah.

6
BAB III
KESIMPULAN

Para pakar neo-klasik dalam membahas ramalan Marx menggunakan


konsep analisis marginal (Marginal Analysis) atau Marginal Revolution. Pada
initinya, konsep ini merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap
tingkah laku konsumen dan produsen, serta penentuan harga-harga di pasar.
Teori ini telah lama digunakan dan dikembangkan Heindrich Gossen
(1810-1858) dalam menjelaskan kepuasaan (utility) dari pengkonsumsian sejenis
barang. Menurutnya, kepuasan marginal (Marginal Utility) dari pengkonsumsian
suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi
semakin banyak (Hukum Gossen I).
Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi neo-klasik generasi kedua
melakukan revesi terhadap pemikiran-pemikiran neo-klasik generasi pertama.
Tokoh yang ikut serta merevisi pemikiran-pemikiran mereka adalah Piero Sraffa
(1898-1983), Joan Violet Robinson (1903-1983) dan Edward Hasting Chamberlin
(1899-1967).

7
DAFTAR PUSTAKA

Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata Publishing,


2010)
Sadono Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2004)

Anda mungkin juga menyukai