Tugas Kelompok Audit Siklus Penjualan Dan Penagihan
Tugas Kelompok Audit Siklus Penjualan Dan Penagihan
Disusun oleh:
Cheryl Febriani 1451158
Raphael Alvin Nathanael 1451
Samuel Gautama Abidin 1551031
Kelas: AK-B
Dosen Pengampuh
Trimanto Setyo Wardoyo, S.E., M.Si., Ak., CA
Ilustrasi berikut menunjukkan akun-akun umum yang tercakup dalam suatu siklus
penjualan dan penagihan, cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus tersebut, serta jumlah yang dihasilkan setiap transaksi (kecuali penjualan
tunai) pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu
Materialitas
Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga
auditor dapat mengabaikannya.
Penekanan pada Tujuan Keterjadian
Pada umumnya, auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk
mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh
retur atau pengurangan penjualan fiktif. Walaupun auditor biasanya lebih menekankan
tujuan keterjadian untuk transaksi retur dan pengurangan penjualan, tujuan kelengkapan
juga merupakan hal yang penting, terutama dalam menguji saldo akun untuk menentukan
apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun.
Dalam mengaudit retur dan pengurangan penjualan, auditor harus menerapkan logika
yang sama untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian
substantif atas transaksi yang sesuai, guna memverifikasi jumlahnya.
Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika hal
tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya,
terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serentak atau simultan.
Sebagai contoh, jika seorang klerk toko bahan pangan mengambil kas dan dengan
sengaja tidak mencatat penjualan serta penerimaan kas diregister kas, akan sangat sulit
untuk mengungkapkan pencurian tersebut.
Sama seperti retur dan pengurangan penjualan, kekhawatiran utama auditor dalam
melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih adalah kemungkinan
karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha yang sudah
ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian). Pengendalian yang
penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan
piutang tak tertagih, dimana otorisasi hanya dapat dilakukan oleh tingkat manajemen
yang ditunjuk hanya setelah dilakukannya penyelidikan menyeluruh mengenai alasan
pelanggan tidak mampu membayar.
Estimasi beban piutang tak tertagih, yang merupakan kelas transaksi kelima dalam
siklus penjualan dan penagihan, berkaitan dengan penghapusan piutang tak tertagih.
Namun, karena estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada saldo piutang usaha akhir
tahun, auditor mengevaluasi estimasi piutang tak tertagih sebagai bagian dari pengujian
rincian saldo piutang usaha akhir.
7. Pengendalian Internal Tambahan atas Saldo Akun dan Penyajian serta
Pengungkapan
Pengendalian internal berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi. Untuk siklus
penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi tujuan
yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasikan.
Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang penting
bagi piutang usaha karena kolektibilitas piutang sering kali merupakan pos laporan
keuangan yang penting. Biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat yang tinggi
untuk tujuan nilai realisasi. Idealnya, klien harus menetapkan beberapa pengendalian
untuk mengurangi kemungkinan piutang tak tertagih. Dua pengendalian lainnya adalah:
Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan tindak
lanjut oleh personil manajemen yang tepat.
Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk
ditagih.
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang
usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan publik
maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap penilaian risiko pengendalian, yang mungkin mempengaruhi resiko deteksi yang
didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa. Pengaruh yang paling signifikan
dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi piutang usaha.
Gambar 14-7 mengilustrasikan akun-akun utama dalam siklus penjualan dan penagihan
serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk mengaudit akun-akun tersebut.