Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

Audit Siklus Penjualan dan Penagihan

Resume Ini Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah


Pengauditan II

Disusun oleh:
Cheryl Febriani 1451158
Raphael Alvin Nathanael 1451
Samuel Gautama Abidin 1551031
Kelas: AK-B

Dosen Pengampuh
Trimanto Setyo Wardoyo, S.E., M.Si., Ak., CA

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi


Universitas Kristen Maranatha
Bandung
2018
1. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan standar akuntansi. Akun-akun yang tercakup dalam siklus
penjualan dan penagihan begitu bervariasi, tergantung pada industri dan klien yang
terlibat. Sifat dan judul akun bagi suatu industri jasa, perusahaan ritel, dan perusahaan
akuntansi berbeda satu sama lain, namun memiliki konsep yang sama.
Terdapat lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan (classes of
transactions in the sales and collection cycle), antara lain:
a. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)
b. Penerimaan kas
c. Retur dan pengurangan penjualan
d. Penghapusan piutang tak tertagih
e. Estimasi beban piutang tak tertagih

Ilustrasi berikut menunjukkan akun-akun umum yang tercakup dalam suatu siklus
penjualan dan penagihan, cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus tersebut, serta jumlah yang dihasilkan setiap transaksi (kecuali penjualan
tunai) pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu

akun piutang usaha atau penyisihan piutang tak tertagih.


2. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait
Siklus penjualan dan penagihan (sales and collection cycle) melibatkan keputusan
serta proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada
pelanggan setelah keduanya tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan
oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang
usaha yang akhirnya menjadi kas.
Terdapat delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan (business
function for the sales and collection cycle) yang ditunjukkan dalam tabel berikut :

2.1 Pemrosesan Pesanan Pelanggan


Permintaan pelanggan atas barang akan mengawali siklus penjualan dan
penagihan secara keseluruhan. Penerimaan pesanan pelanggan sering kali diikuti
dengan pembuatan pesanan penjualan.
a. Pesanan Pelanggan (Customer Order)
Pesanan pelanggan adalah permintaan akan barang dagang yang diajikan oleh
pelanggan. Pesanan dapat diterima melalui telepon, surat, formulir tercetak yang
telah dikirimkan kepada calon pelanggan atau pelanggan yang sudah ada, melalui
tenaga penjualan, pesanan pelanggan yang diajukan secara elektronik melalui
internet, atau hubungan jaringan lainnya antara pemasok dan pelanggan.
b. Pesanan Penjualan (Sales Order)
Pesanan penjualan adalah dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi,
kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.
Dokumen tersebut sering kali digunakan untuk menunjukkan persetujuan kredit
dan otorisasi pengiriman.

2.2 Pemberian Kredit


Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus menyetujui kredit bagi
pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit. Indikator diberikannya
persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali juga berfungsi sebagai
persetujuan untuk mengirimkan barang. Dalam beberapa perusahaan yang
terkomputerisasi, komputer memungkinkan penjualan dilanjutkan hanya jika pesanan
penjualan yang diusulkan ditambah saldo pelanggan yang ada jumlahnya lebih kecil
dari batas kredit yang ada pada file induk.

2.3 Pengiriman Barang


Fungsi ini merupakan titik awal siklus di mana perusahaan akan menyerahkan
aset. Penjualan diakui sebagian besar perusahaan ketika barang telah dikirim.
Dokumen pengiriman dibuat pada waktu pengiriman, yang dapat dilakukan secara
otomatis dengan komputer, berdasarkan informasi pesanan penjualan.
Dokumen Pengiriman
Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang
menunjukkan deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan, dan data yang
relevan lainnya. Dokumen pengiriman juga berfungsi sebagai signal untuk menagih
pelanggan dan dapat secara elektronik atau bentuk kertas.
Salah satu dokumen pengiriman adalah bill of lading, yang merupakan kontrak
tertulis mengenai penerimaan dan pengiriman barang antara pembawa dan penjual.

2.4 Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan


Penagihan pelanggan harus dilakukan tepat waktu dan dilakukan dengan benar
karena merupakan cara untuk memberi informasi kepada pelanggan mengenai jumlah
yang akan ditagih atas barang yang dibelinya. Terdapat beberapa aspek penting dari
penagihan, antara lain :
a. Kelengkapan / Completeness
Artinya, semua pengiriman telah ditagih
b. Keterjadian / Occurrence
Artinya, tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali
c. Keakuratan / Accuracy
Artinya, setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat
Ketepatan dari jumlah yang ditagih sangat tergantung pada beban yang dikenakan
kepada pelanggan atas kuantitas yang dikirimkan dengan harga yang telah disetujui,
yang mencakup pertimbangan untuk ongkos angkut, asuransi, dan syarat pembayaran.
Dalam sebagian besar sistem penagihan, penagihan pelanggan mencakup :
Faktur Penjualan
Faktur penjualan adalah dokumen yang dokumen yang menunjukkan deskripsi dan
kualitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan data yang
relevan lainnya. Faktur penjualan merupakan metode untuk menunjukkan kepada
pelanggan jumlah penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
File Transaksi Penjualan
File ini merupakan file yang dihasilkan komputer yang mencantumkan semua
transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti
sehari, seminggu, atau sebulan.
Informasi yang ada dalam file transaksi penjualan akan digunakan untuk membuat
berbagai catatan, listing, atau laporan, tergantung pada kebutuhan perusahaan.
Jurnal Penjualan atau Listing
Jurnal ini merupakan listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi penjualan
yang biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun
atau klasifikasi bagi setiap transaksi, seperti divisi atau lini produk. Jurnal atau listing
juga dapat mencantumkan retur dan pengurangan penjualan atau dapat menjadi jurnal
atau listing yang terpisah bagi transaksi penjualan tersebut.

File Induk Piutang Usaha


File ini merupakan file komputer yang digunakan untuk mencatat penjualan
individual, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan penjualan bagi setiap
pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan. Istilah file induk (master
file) sendiri mengacu pada file komputer atau printout dari file tersebut, yang
terkadang juga disebut buku besar pembantu piutang usaha atau subbuku besar.
Neraca Saldo Piutang Usaha
Daftar atau laporan ini menunjukkan jumlah piutang dari setiap pelanggan pada
suatu titik waktu. Laporan tersebut dibuat langsung dari file induk piutang usaha, dan
biasanya merupakan neraca saldo menurut umur (aged trial balance) yang
mencantumkan total saldo yang beredar dan jumlah hari piutang yang telah beredar,
menurut kategori hari.
Laporan Bulanan
Laporan ini merupakan dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya,
jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima, memo kredit yang
diterbitkan, dan saldo akhir yang jatuh tempo.
2.5 Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran, dan
pencatatan kas, yang mencakup uang tunai, cek, dan transfer dana elektronik. Yang
menjadi fokus utama dalam fungsi ini adalah kemungkinan terjadinya pencurian yang
dapat terjadi sebelum penerimaan dicatat atau setelah pencatatan dilakukan.
Terdapat beberapa dokumen dan file yang terkait dengan fungsi pemrosesan dan
pencatatan penerimaan kas, antara lain :
Remittance Advice
Remittance advice merupakan dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan
biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas. Remittance Advice
digunakan sebagai catatan kas yang diterima untuk memungkinkan kas tersebut dapat
segera disetor dan untuk memperbaiki pengendalian atas aktiva.
Prelisting Penerimaan Kas
Prelisting penerimaan kasmerupakan daftar yang disusun ketika kas diterima oleh
seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang
usaha, atau kas, dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi. Daftar ini
digunakan untuk memverifikasi apakah kas yang diterima telah dicatat dan
didepositokan pada jumlah yang benar serta atas dasar tepat waktu.
File Transaksi Penerimaan Kas
File transaksi penerimaankasadalah fileyang dihasilkan komputer, dimana di
dalamnya mencantumkan semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem
akuntansi selama suatu periode. File ini mencantumkan jenis informasi yang sama
seperti file transaksi penjualan.
Jurnal Penerimaan Kas atau Listing
Listing atau laporan ini berasal dari file transaksi penerimaan kas dan
mencantumkan semua transaksi selama suatu periode waktu. Transaksi yang sama,
termasuk semua informasi yang relevan, juga akan dimasukkan ke dalam file induk
piutang usaha dan buku besar.

2.6 Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Penjualan


Apabila seorang pelanggan tidak puas dengan barang yang dibelinya, sering kali
penjual menerima retur barang atau memberikan pengurangan harga. Perusahaan akan
menyiapkan laporan penerimaan atas barang yang diretur dan mengembalikannya ke
gudang. Selain itu perusahaan juga akan membuat 2 jenis dokumen, antara lain :
Memo Kredit
Memo kredit adalah dokumen yang mengindikasikan pengurangan jumlah dari
pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga. Memo kredit biasanya
bentuknya sama seperti faktur penjualan, hanya saja fungsinya mengurangi piutang
usaha.
Jurnal Retur dan Pengurangan Penjualan
Jurnal ini merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat retur dan
pengurangan penjualan. Banyak perusahaan yang mencatat transaksi retur dan
pengurangan penjualan ini pada jurnal penjualan (tidak dalam jurnal yang terpisah).

2.7 Penghapusan Piutang Usaha Tak Tertagih


Tanpa memandang kinerja departemen kredit, beberapa pelanggan belum
membayar tagihannya. Setelah suatu jumlah tertentu dianggap tidak dapat ditagih,
perusahaan harus melakukan penghapusan piutang usaha dan akuntan harus
mensyaratkan penyesuaian untuk piutang tak tertagih. Biasanya, hal ini terjadi setelah
pelanggan mengajukan kebangkrutan atau penagihan piutangnya diserahkan kepada
agen penagihan. Terdapat dokumen dalam fungsi penghapusan piutang usaha tak
tertagih ini, antara lain :
Formulir Otorisasi Piutang Tak Tertagih
Formulir ini adalah dokumen yang digunakan dalam lingkungan internal untuk
menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha dan mengklasifikasikannya
sebagai piutang tak tertagih.
2.8 Penyediaan Piutang Tak Tertagih
Karena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya, prinsip
konservatisme dalam akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban
piutang usaha tak tertagih sebesar jumalh yang diperkirakan tidak dapat ditagih, yang
dilakukan pada akhir bulan atau setiap kuartal.

3. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


atas Transaksi Penjualan
3.1 Memahami Pengendalian Internal ─ Penjualan
Dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan, auditor
mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal,
dan melaksanakan pengujian penjualan walkthrough.

3.2 Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan ─ Penjualan


Terdapat empat langkah penting dalam penilaian ini:
a. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risikopengendalian.
b. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya
bagi penjualan, hal tersebut akan berbeda bagi setiap audit karena setiap klien
memiliki pengendalian internal yang berbeda.
c. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu
mengkaitkannya dengan tujuan.
d. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan. Langkah ini sangat penting karena
mempengaruhi keputusan yang akan diambil audtior baik mengenai pengujian
pengendalian maupun pengujian substantif.

Aktivitas yang diuji dalam pengendalian kunci dan kelemahannya untuk


penjualan, antara lain :
Pemisahan Tugas yang Memadai
Pemisahan tugas yang memadai dapat membantu mencegah berbagai jenis saji
(misstatement) baik akibat kesalahan maupun penipuan atau kecurangan. Untuk
mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses ke kas bagi siapa pun yang
bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi penjualan dan penerimaan kas ke
dalam komputer.
Otorisasi yang Tepat
Auditor akan memeriksa otorisasi pada tiga titik kunci:
a. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan.
b. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan.
c. Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon, harus diotorisasi.
Dokumen dan Catatan yang Memadai
Karena setiap perusahaan memiliki sistem penerimaan, pemrosesan, dan
pencatatan transaksi yang unik, auditor mungkin sulit mengevaluasi apakah setiap
prosedur klien telah dirancang untuk pengendalian maksimum. Akan tetapi, prosedur
pencatatan yang memadai harus sudah tersedia sebelum sebagian besar tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi dapat dipenuhi.
Dokumen yang Telah Dipranomori
Memberi nomor terlebih dahulu dokumen ditunjukkan untuk mencegah baik
kegagalan dalam menagih atau mencatat penjualan dan terjadinya penagihan serta
pencatatan duplikat. Tentu saja, tidak ada banyak gunanya memiliki dokumen yang
telah dipranomori kecuali hal itu diperhitungkan dengan layak.
Laporan Bulanan
Pengiriman laporan bulanan merupakan pengendalian yang bermanfaaat karena
mendorong para pelanggan untuk segera merespons jika ada saldo yang dinyatakan
tidak benar. Laporan tersebut harus dikendalikan oleh orang yang tidak bertanggung
jawab menangani kas atau mencatat penjualan atau piutang usaha untuk menghindari
kegagalan yang disengaja dalam mengirimkan laporan itu.
Prosedur Verifikasi Internal
Program komputer atau personil yang independen harus mengecek bahwa
pemrosesan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.

3.3 Menentukan Luas Pengujian Pengendalian


Luas pengujian pengendalian dalam audit perusahaan nonpublik tergantung pada
keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat
diandalkan untuk mengurangi risiko pengendalian. Dalam menentukan tingkat
keandalan pengendalian, auditor juga mempertimbangkan kenaikan biaya pengujian
pengendalian dibandingkan dengan penurunan pengujian substantif yang potensial.

3.4 Merancang Pengujian Pengendalian untuk Penjual


Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus
dirancang untuk memverifikasi keefektifannya. Dalam sebagian besar audit, relatif
mudah menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendalian tersebut.
Sebagai contoh, jika pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan
pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa
apakah pesanan pelanggan telah ditandatangani dengan benar.

3.5 Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan


Dalam memutuskan pengujian substantif atas transaksi, auditor sering kali
menggunakan beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa memandang situasinya,
sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan pengendalian dan hasil pengujian
pengendalian. Menentukan prosedur pengujian substantif atas transaksi penjualan yang
tepat relatif sulit karena sangat bervariasi tergantung pada situasinya.
Mencatat Penjualan yang Terjadi
Untuk tujuan ini, auditor memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin
terjadi:
a. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan.
b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
c. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

4. Retur dan Pengurangan Penjualan


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang
telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan, antara lain :

Materialitas
Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga
auditor dapat mengabaikannya.
Penekanan pada Tujuan Keterjadian
Pada umumnya, auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk
mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh
retur atau pengurangan penjualan fiktif. Walaupun auditor biasanya lebih menekankan
tujuan keterjadian untuk transaksi retur dan pengurangan penjualan, tujuan kelengkapan
juga merupakan hal yang penting, terutama dalam menguji saldo akun untuk menentukan
apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun.
Dalam mengaudit retur dan pengurangan penjualan, auditor harus menerapkan logika
yang sama untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian
substantif atas transaksi yang sesuai, guna memverifikasi jumlahnya.

5. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


atas Transaksi Penerimaan Kas
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas. Berdasarkan
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini:
a. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.
b. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan risiko pengendalian.
c. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi
setiap tujuan.

5.1 Menentukan Apakah Kas yang Diterima Telah Dicatat

Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika hal
tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya,
terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serentak atau simultan.
Sebagai contoh, jika seorang klerk toko bahan pangan mengambil kas dan dengan
sengaja tidak mencatat penjualan serta penerimaan kas diregister kas, akan sangat sulit
untuk mengungkapkan pencurian tersebut.

5.2 Penyiapan Bukti Penerimaan Kas


Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan
kas selama satu periode tertentu, seperti satu bulan, akan direkonsiliasi dengan
deposito atau setoran aktual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.
Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan
(deposit in transit) dan pos-pos lainnya.

5.3 Pengujian untuk Mengungkapkan Lapping Piutang Usaha

Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat


jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada.
Penggelapan dilakukan oleh seseorang yang menangani penerimaan kas dan kemudian
memasukkannya ke dalam sistem komputer, lalu menunda pencatatan penerimaan kas
dari satu pelanggan dan menutupi kekurangannya dengan penerimaan kas lainnya,
yang selanjutnya ditutupi dengan penerimaan dari pelanggan ketiga beberapa hari
kemudian.

6. Pengujian Audit untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih

Sama seperti retur dan pengurangan penjualan, kekhawatiran utama auditor dalam
melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih adalah kemungkinan
karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha yang sudah
ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian). Pengendalian yang
penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan
piutang tak tertagih, dimana otorisasi hanya dapat dilakukan oleh tingkat manajemen
yang ditunjuk hanya setelah dilakukannya penyelidikan menyeluruh mengenai alasan
pelanggan tidak mampu membayar.

Estimasi beban piutang tak tertagih, yang merupakan kelas transaksi kelima dalam
siklus penjualan dan penagihan, berkaitan dengan penghapusan piutang tak tertagih.
Namun, karena estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada saldo piutang usaha akhir
tahun, auditor mengevaluasi estimasi piutang tak tertagih sebagai bagian dari pengujian
rincian saldo piutang usaha akhir.
7. Pengendalian Internal Tambahan atas Saldo Akun dan Penyajian serta
Pengungkapan

Pengendalian internal berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi. Untuk siklus
penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi tujuan
yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasikan.

Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang penting
bagi piutang usaha karena kolektibilitas piutang sering kali merupakan pos laporan
keuangan yang penting. Biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat yang tinggi
untuk tujuan nilai realisasi. Idealnya, klien harus menetapkan beberapa pengendalian
untuk mengurangi kemungkinan piutang tak tertagih. Dua pengendalian lainnya adalah:

 Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan tindak
lanjut oleh personil manajemen yang tepat.
 Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk
ditagih.

8. Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang
usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan publik
maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap penilaian risiko pengendalian, yang mungkin mempengaruhi resiko deteksi yang
didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa. Pengaruh yang paling signifikan
dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi piutang usaha.
Gambar 14-7 mengilustrasikan akun-akun utama dalam siklus penjualan dan penagihan
serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk mengaudit akun-akun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai