Jtptunimus GDL Totokanton 6303 2 Babiip U PDF
Jtptunimus GDL Totokanton 6303 2 Babiip U PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
1. Sectio Caesaria
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam rahim. ( Mochtar,
1998 )
2. Pre Eklamsi
tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik lebih dari 110
7
Jadi Post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia berat adalah
organ interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur
a. Struktur Eksterna
8
1) Mons Pubis
hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu sampai
dua tahun sebelum awitan haid. Fungsinya sebagai bantal pada saat
2) Labia Mayora
yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons
muara vagina ).
3) Labia Minor
9
memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus
4) Klitoris
5) Prepusium Klitoris
6) Vestibulum
10
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh
7) Fourchette
8) Perineum
tertukar,
b. Struktur Intenal
11
1) Ovarium
proprium.
normal.
12
pengaruh hormon oksitoksin yang dilepaskan oleh kelenjar pituteri.
tubuh dimana sel telur yang di buahi menjadi benda asing dalam
3) Uterus
cekung yang tampak mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
fase sekresi
13
ini esensial untuk reproduksi, tetapi tidak diperlukan untuk
4) Dinding Uterus
5) Serviks
6) Vagina
14
Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol tersebut
seks steroid.
2004)
15
a. Kulit
1) Lapisan Epidermis
bertingkat. Sel-sel
Sel sel yang menyusunya secara berkesinambungan
terkikis
erkikis oleh gesekan. Lapisan luar terdiri dari keratin, protein
2) Lapisan Dermis
16
3) Lapisan subkutan
pembuluh darah dan ujung syaraf. Lapisan ini mengikat kulit secara
b. Fasia
17
Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak
yang dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,.
dan perut dalam fasia membentang dari bagian atas paha bagian atas
c. Otot perut
18
1) Otot dinding perut anterior dan lateral
atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu disilang oleh beberapa pita
pada bagian samping dan depan. Serat externus berjalan kea rah
abdominis.
(Gibson, J. 2002)
Penyebab pre eklamsi sampai sekarang belum diketahui tetapi dewasa ini
banyak ditemukan sebab Pre eklamsi adalah iskemia placenta dan kelainan
19
yang menyertai penyakit ini adalah Spasmus, Arteriola, Retensi natrium dan air
teori yang mencoba menerangkan sebab musabab penyakit tersebut, akan tetapi
tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat
dan uterus
2002) antara lain Nuliparitas, riwayat keluarga dengan Eklamsi dan pre
D. Patofisiologi
peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid pada pre
20
membuat perfusi ke unit janin utero plasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut
Pertama, kondisi yang dikarenakan pengaruh anastesi, luka akibat operasi dan
masa nifas, anastesi akan berpengaruh pada peristaltik usus, luka akibat operasi
dan masa nifas, anastesi akan berpengaruh pada peristaltik usus, otot
pernafasan dan kons pengaturan muntah. Sedangkan pada luka akibat operasi
akan menyebabkan perdarahan, nyeri serta proteksi tubuh kurang. Pada masa
nifas akan berpengaruh pada kontraksi uterus, lochea, dan laktasi. Kontraksi
uterus yang berlebihan akan menyebabkan nyeri hebat. Sedangkan pada lochea
Kondisi kedua adalah kondisi fisiologis yang terdiri dari tiga fase yaitu
taking in, taking hold, dan letting go. Pada fase taking in terjadi saat satu
sampai dua hari post partum, sedangkan ibu sangat tergantung pada orang lain.
Fase yang kedua terjadi pada 3 hari post partum, ibu mulai makan dan minum
sendiri, merawat diri dan bayinya. Untuk fase yang ketiga ibu dan keluarganya
21
harus segera menyesuaikan diri terhadap interaksi antar anggota keluarga (
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang muncul pada penderita Pre Eklamsi Berat menurut
a. Bila tekanan sistolik > 140 mmHg kenaikan 30 mmHg diatas tekanan
jarak 6 jam
b. Proteinuria sebesar 300 mg/dl dalam 25 jam atau > 1 gr/dl secara
random dengan memakai contoh urin siang hari yang dikumpulkan pada
bervariasi
dalam seminggu atau lebih. Tambahan berat badan yang banyak ini
disebabkan oleh retensi air dalam jaringan dan kemudian baru edema
22
2. Pre Eklamsi Berat
a. Tekanan Darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg pada
dua kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan posisi ibu
tirah baring
b. Proteinuria > 5 gram dalam urin 24 jam atau lebih dari +3 pada
setidaknya 4 jam
3. Eklamsia
c. Nyeri epigastrium
e. Mual, muntah
1. transperitonealis
23
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
Kelebihan :
Kekurangan :
spontan
Kelebihan :
4) Perdarahan kurang
24
Kekurangan :
tredelenburg ringan. Diadakan insisi pada dinding perut pada garis tengah
rongga perut dengan satu kasa panjang atau lebih. Peritoneum pada
segmen bawah uterus yang sudah tidak ditutup lagi oleh peritoneum serta
selebar 10 cm dengan ujung kanan dan kiri agak melengkung ke atas untuk
25
dalam kehamilan tidak jarang memutar ke kanan, sebelum membuat insisi,
terbuka dan ketuban tampak, kemudian luka yang terakhir ini dilebarkan
terlebih dahulu. Sekarang ketuban dipecahkan dan air ketuban yang keluar
dalam uterus di belakang kepala janin dan dengan memegang kepala dari
melalui lubang insisi. Jika dialami kesulitan untuk melahirkan kepala janin
lubang insisi. Jika dialami ksulitan untuk melahirkan kepala janin dengan
tangan, dapat dipasang dengan cunan boerma. Sesudah kepala janin badan
terus dilahirkan muka dan mulut terus dibersihkan. Tali pusat dipotong dan
diangkat sebelum luka uterus ditutp sama seklai. Jahitan otot uterus
dilakukan dalam dua lapisan yaitu lapisan pertama terdiri atas kahitan
simpul dengan cagut dan dimulai dari ujung yang satu ke ujung yang lain
26
Keuntungan pembedahan ini:
dikemudian hari tidak besar, karena dalam masa nifas segmen bawah
lengan dipasang beberapa kain kasa panjang antara dinding perut dan
dinding uterus untuk mencegah masuknya air ketuban dan darah ke rongga
perut. Diadakan insisi pada bagian tengah korpus uteri sepanjang 10-12
lubang kecil pada batang kantong ketuban untuk menghisap air ketuban
dengan tarikan pada kakinya. Setelah anak lahir korpus uteri dapat
secara manual kemudian dinding uterus ditutup dengan jahitan catgut yang
kuat dalam dua lapisan, lapisan pertama terdiri atas jahitan simpul dan
27
miomtrium dan yang menutupi jahitan yang terlebih dahulu dengan rapi.
b. Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis
laparotomi
d. Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atasa rahim
Setelah janin lahir eluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong diantara
kedua penjepit.
28
3) Lapian III : Peritoneum aja, dijahit secara simpul dengan
atau simpul.
pelvis
kronik no.0 bladder flap yang telah dibuat pada waktu seksio sesarea
kiri di bawah adneksa dari arah belakang. Dengan cara ini ureter akan
29
Jaringan yang terpotong diikat dengan jahitan transfiks untuk
tempat yang ama di sisi rahim dijepit dengan cunam kocher luurs.
dengan cara yang sama, dan iligasi secara transfiks dengan benang
dapat diangkat.
30
i. Puntung vagina dijepit dengan beberapa cunm kocher untuk
dijahitkan pada ujung kiri dan kanan puntung vagina, sehingga terjadi
j. Setelah rongga perut dibersihkan dari sisa darah, luka perut ditutup
lama
a) Letak lintang
31
2) Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong
lain
b) Letak bokong
2. Gawat Janin
Kontra indikasi
hidup kecil. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk melakukan
operasi.
b) Janin lahir ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk
kurang memadai.
32
I. Adaptasi Post Sectio Caesaria
(2004) meliputi
1. Adaptasi Fisiologi
a. Involusi
1) Involusi uterus
33
penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka pada endometrium ini
b. Lochea
Yaitu kotoran yang keluar dari liang senggama dan terdiri dari jaringan-
jaringan mati dan lendir berasal dari rahim dan liang senggama. Menurut
1) Lochea rubra
Berwarna merah, terdiri dari lendir dan darah, terdapat pada hari
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna coklat, terdiri dari cairan bercampur darah dan pada hari ke-
3 - 6 post partum.
3) Lochea serosa
lendir, leucocyt dan jaringan yang telah mati, pada hari ke-7 - 10.
4) Lochea alba
Berwarna putih / jernih, berisi leucocyt, sel epitel, mukosa serviks dan
bakteri atau kuman yang telah mati, pada hari ke-1 – 2 minggu setelah
melahirkan.
34
2. Adaptasi psikososial
Ada 3 fase perilaku pada ibu post partum menurut Bobak, Lowdermik,
ketidaknyamanan.
bayinya.
35
2) Ketidaktergantungan dalam merawat diri dan bayinya lebih
meningkat.
J. Penatalaksanaan
a. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama
c. Mobilisasi
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur
dengan dibantu paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita sudah
36
d. Pemulangan
1. Tujuan pengobatan
2. Dasar Pengobatan
a. Istirahat
d. Luminal 100 mg ( IM )
f. Induksi persalinan
37
c. Penambahan BB 1 kg / lebih dalam 1 minggu harus dilakukan observasi
yang teliti
e. BB ditimbang 2x sehari
i. Pemeriksaan darah
dapat diberikan NH4cl + 4 gram sehari tapi jangan lebih dari 3 hari
K. Komplikasi
Wiknjosastro (2002)
1. Infeksi puerperal
beberapa hari dalam masa nifas yang bersifat berat seperti peritonitis,
sepsis.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
38
4. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, kurang kuatnya jaringan parut
pada dinding uterus sehingga bisa terjadi ruptur uteri pada kehamilan
berikutnya
2001 yaitu:
Tinjauan ulang catatan pre natal dan intra operatif dan adanya indikasi untuk
kelahiran caesarea
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
39
6. Neurosensori
7. Nyeri / Ketidaknyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
parenteral bila digunakan, paten dan insisi bebas eritema, bengkak dan nyeri
tekan
10. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus aliran lochea sedang dan
Jumlah darah lengkap Hb/Ht, mengkaji perubahan dan pra operasi dan
kebutuhan individual
40
M. Pathways Keperawatan
41
N. Diagnosa Keperawatan
pembedahan
nyeri
(Doenges, 2001).
Itervensi :
42
a. Awasi frekuensi pernafasan
Intervensi
selanjutnya
Rasional : Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi
meningkat
43
d. Dorong penggunaan teknik relaksasi misal latihan nafas dalam
penyembuhan
KH :- Tidak ada tanda- tanda infeksi (rubor, tulor, dolor, tumor, dan
fungsiolaesa )
Intervensi
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat luka
infeksius
44
d. Catat /pantau kadar Hb dan Ht
cairan
Intervensi :
menunjang intervensi
pengosongan
Rasional : Masa post operasi semakin lama durasi anestesi semakin besar
45
d. Periksa pembalut , banyaknya pendaraan
aktvitas
Intervensi :
b. Catat tipe anestesi yang di berikan pada saat intra partus pada waktu
klien sadar
Rasional : Dapat memberikan rasa tenang dan aman pada klien karena
46
e. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
koping emosional
peras.
Intervensi :
serat
mencegah konstipasi
Intervensi :
47
a. Kaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting
yang tepat
pertumbuhan optimal
Rasional : Menjaga agar ASI tetap bisa digunakan dan tetap hygiene bagi
bayi
48
49