Anda di halaman 1dari 2

Nama: Arief Ja’far

Nim: 44116010167
Matakuliah: Metode Peneltian Kuantitatif

Bab 1

Judul Penelitian

Meneliti topic terkait stress kerja dan kelelahan kerja yang disebabkan oleh factor resiko fisik
dan psikososial kepada pemadam kebakaran kota depok.

Latar Belakang

Alasan nya karena angka kecelakaan setiap tahun nya terus meningkat yg disabab kan oleh factor
kelehan dan stress kerja. Selain itu profesi sebagai petugas pemadam kebakaran merupakan profesi yg
diangggap paling beresiko dan stress full hasil dari surfei amerikan psychological association pada tahun
2017. Penelitian merupakan jenis penelitian kuantitatif.

Menganalisis faktor risiko fisik dan psikososial terhadap terjadinya stres kerja dan kelelahan
kerja pada petugas pemadam kebakaran berdasarkan shift kerja dalam satuan Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok pada tahun 2018.

Stres kerja merupakan hasil dari pengalaman emosional negatif yang seringkali dikaitkan
dengan respon psikologis yang berasal dari interaksi antara pekerja dan lingkungan pekerjaan
(Cox, Tom, Griffiths, A., Rial-Gonzalez, 2000). Proses yang terjadi pada interaksi tersebut
berdasarkan pada urutan kejadian antara lingkungan pekerjaan (objektif) dengan persepsi pekerja
(subjektif) yang menyebabkan gangguan pada pekerja. Survey of Self Reported Workrelated III
Health (SWI) di Inggris menyatakan bahwa 500.000 individu menderita gangguan kesehatan
akibat stres di tempat kerja dan terdapat sekitar 30 % peningkatan kasus stres akibat kerja setiap
tahunnya Penelitian lain menyebutkan Industri di Eropa mengeluarkan biaya sekitar € 20 miliar
per tahun karena gangguan kesehatan yang disebabkan oleh stres akibat kerja (Balayysac et al.
2017). Berdasarkan data Eurobarometer, terdapat 52% pekerja melaporkan kejadian stress terkait
kerja (work related stress) dan 40% diantaranya mengantakan bahwa permasalahan stres kerja
belum dikelola dengan baik di lingkungan kerja (Campaign, 2014).

Stres kerja menjadi salah satu masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang serius dan
berkaitan dengan fatigue (Kompier et al. 2012). Fatigue atau kelelahan dapat didefinisikan
sebagai penurunan kemampuan untuk melakukan aktifitas karena penurunan kekuatan fisik dan
atau kelelahan mental yang terjadi pada suatu individu (Hallowell et al. 2010 dalam Gander et al.
2011). Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif disertai dengan adanya
perasaan segan untuk melakukan suatu aktifitas dan melemahnya keseimbangan secara fisik dan
mental disertai dengan perasaan pusing dan berat (Grandjean, 1979 dalam (Safe Work Australia,
2013). Kelelahan mengurangi kemampuan memproses informasi, penyimpangan memori,
linglung, kesadaran menurun, kurangnya perhatian, meremehkan risiko, mengurangi fungsi
koordinasi dan lain-lain. Fatigue seringkali dianggap sebagai masalah biasa dan diperbandingkan
dengan cacat yang ditemukan pada penyakit akibat kerja lainnya (Kroenke et al.1988 dalam
Chandler, dkk. 2010).
Berdasarkan penelitian Lerman et al (2012) hampir 40% pekerja di Amerika Serikat pernah
mengalami kelelahan kerja yang mengakibatkan kerugian milyaran dolar karena turunnya
produktivitas. Turunnya produktivitas karena alasan kesehatan juga lebih tinggi (66%
dibandingkan 26%) pada pekerja yang mengalami kelelahan kerja. Total hilangnya waktu kerja
mencapai 5,6 jam per minggu untuk pekerja yang menderita kelelahan kerja dibandingkan 3, 3 jam
pada pekerja yang tidak menderita kelelahan kerja. Untuk pekerja di Amerika Serikat, pembiayaan
kesehatan terkait kelelahan kerja mencapai 136 milyar dolar/tahun dibandingkan 101 milyar
dolar/tahun pada pekerja yang tidak menderita kelelahan kerja (Lerman et al., 2012)

Kelelahan dan stres terkait kerja menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan di
tempat kerja. Data ILO (2013), sebanyak dua juta pekerja menjadi korban setiap tahun karena
kecelakaan kerja akibat faktor kelelahan. Hasil ini melibatkan 18.828 pekerja dari 58.118 populasi
atau sekitar 32,8% pekerja mengalami kelelahan saat bekerja. Berdasarkan penelitian lain terdapat
sekitar 40% kecelakaan fatal dari seluruh sektor industri terjadi ditempat kerja disebabkan oleh
kelelahan dan stres kerja (Vondráčková, Voštová, & Nývlt, 2017). Hubungan antara faktor seperti
pekerjaan, lingkungan, karakteristik individu, fisik dan psikososial memiliki keterkaitan dengan
meningkatnya kejadian kelelahan dan stres yang mempengaruhi kemampuan individu untuk
bekerja dengan aman dan sehat (Safe Work Australia, 2013).

Pertanyaan/Hipotesa Penelitian

Apakah ada hubungan antara faktor pekerja (karakteristik individu) terhadap terjadinya kelelahan
kerja dan stres kerja pada petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan kota Depok tahun 2018?

Anda mungkin juga menyukai