Anda di halaman 1dari 51

DAFTAR PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK M

NO PENYAKIT KODE ICD X


1 KOLERA A00

2 DIARE A09
3 DIARE BERDARAH A03

4 TIFUS PERUT KLINIS A01

5 TBC PARU BTA (+) A15

6 TERSANGKA TBC PARU A16

TB Paru BTA Negatif A16.7


(Rontgen Positif)

TUBERKULOSIS EXTRA PARU A 18

7 KUSTA PB A30.1

8 KUSTA MB A30.5

9 CAMPAK B05

10 DIFTERI A36

11 BATUK REJAN A37

12 TETANUS A33 Tetanus neonatorum


A34 Tetanus yang terkait dengan kebidanan
A35 Tetanus lainnya

13 HEPATITIS KLINIS B15 Hepatitis A akut


B16 Hepatitis B akut
B17 Hepatitis virus akut lainnya
B18 Hepatitis virus kronik
13 HEPATITIS KLINIS

NO PENYAKIT KODE ICD X


B19 Hepatitis virus tidak terspesifikasi
HIV B20 Human immunodeficiency virus

AIDS B23.0 AIDS

HIV TB dan lainya B23. 8

14 MALARIA KLINIS B54 Malaria tidak terspesifikasi

15 MALARIA VIVAX B51


16 MALARIA FALSIFARUM B50
17 MALARIA MIX B53
18 DEMAM BERDARAH A91
DENGUE

19 DEMAM DENGUE A90

20 PNEUMONIA J18

21 SIFILIS A51

22 GONORRHEA A54

23 FRAMBUSIA A66

24 FILARIASIS B74

25 INFLUENZA J10

26 HIPERTENSI I10 Hipertensi esensial (primer)


I11 Jantung hipertensi
I12 Ginjal hipertensi
I13 Jantung dan ginjal hipertensi
I15 Hipertensi sekunder
27 DIABETES MELLITUS E10 Diabetes mellitus bergantung insulin
E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
E12 Diabetes mellitus terkait malnutrisi
E13 Diabetes mellitus spesifik lainnya
E14 Diabetes mellitus tak terspesifik
MENULAR DAN TIDAK MENULAR BERSUMBER PUSKESMAS

DEFINISI OPERASIONAL
Penderita diare klinis dengan pemeriksaan laboratorium pada tinja dan atau muntahan menunjukkan adanya kolera (vibrio
cholerae)
Buang air besar lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari biasanya
Diare klinis yang disertai darah sebagai bercak coklat atau merah. Apabila dilakukan pemeriksaan tinja ditemukan sel darah merah

Demam tinggi terus menerus 7 (tujuh) hari atau lebih, permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah (thypoid tongue) dapat
disertai sembelit (obstipasi), diare, kesadaran menurun
Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk selaput paru (pleura) dan 2 dari 3 spesimen dahak
sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) BTA positif, atau 1 spesimen dahak SPS BTA positif dengan foto rontgent dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif, termasuk penderita berobat atau belum berobat dengan DOTS

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih disertai antara lain dahak bercampur darah/ batuk darah, sesak
nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise, berkeringat
malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan)

Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan paru, 3 spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) BTA negatif, spesimen
dahak SPS BTAnegatif dengan foto rontgent dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif, termasuk penderita berobat atau
belum berobat dengan DOTS

Tuberkulosis pada organ-organ lain selain paru dimana tuberkulosis yang menyerang pada organ selain paru bisa pada tulang ,
sendi, genital kemih, linfadenopati, usus, kulit jaringan subkutan, mata, telinga, kelenjar adrenal dan organ organ spesifik lainya

Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa/ anestesi yang jumlah bercak 1-5 buah, atau ditemukan hanya satu
kerusakan syaraf tepi dan bila dilakukan pemeriksaan skin smear BTA negatif
Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa/ anestesi yang jumlah bercak lebih dari 5 buah, atau ditemukan
hanya satu kerusakan syaraf tepi dan bila dilakukan pemeriksaan skin smear BTA negatif
Panas tinggi (38 derajat celcius atau lebih) dengan bercak kemerahan (rash) di kulit selama 3 hari atau lebih sesudah 3 hari panas
atau lebih, disertai salah satu gejala batuk, pilek dan mata merah (conjunctivitis)
Panas lebih kurang 38 derajat celcius disertai adanya pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorokan
(laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti leher
sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat kuman
difteri

Batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas panjang terdengar suara "hup" (whoop) yang khas, biasanya disertai muntah.
Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat batuk yang berat dapat terjadi perdarahan selaput lendir mata (conjunctiva)
atau pembengkakan disekitar mata (edema periorbital). Lamanya batuk bisa mencapai 1 - 3 bulan dan penyakit ini sering disebut
penyakit batuk 100 hari. Pemeriksaan laboratorium pada apusan lendir tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis (Bordatella
pertussis)

Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Terdiri dari tetanus neonatorum dan tetanus. Tetanus neonatorum adalah bayi
lahir hidup normal dapat menangis dan menetek selama 2 hari kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang
pada umur 3 - 28 hari. Tetanus dengan gejala riwayat luka, demam, kejang rangsang, risus sardonicus (muka setan), kadang-
kadang disertai perut papan dan opistotonus (badan melengkung) pada umur diatas 1 bulan

Demam, badan lemas, mual, selaput mata berwarna kuning atau air kencing berwarna seperti air the
Demam, badan lemas, mual, selaput mata berwarna kuning atau air kencing berwarna seperti air the

DEFINISI OPERASIONAL

Infeksi penyakit akibat virus yang melemahkan kekebalan tubuh manusia

Kumpulan sindrom infeksi HIV akut, dimana sudah mulai muncul infeksi penyakit penyerta lainya

Penyakit HIV yang mengakibatkan kondisi-kondisi spesifik lainnya dengan munculnya infeksi penyerta lainya diantaranya TB, dan
penyakit spesifik lainya

Demam, menggigil dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare pada anak-anak, nyeri otot atau pegal-pegal pada orang
dewasa, anemi, limpa dan hati membesar, kejang dan kesadaran menurun
Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat parasit plasmodium vivax
Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat parasit plasmodium falcifarum
Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat dua jenis parasit plasmodium atau lebih
Demam tinggi mendadak 2-7 hari, tanpa penyebab yang jelas terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie,
mimisan, perdarahan pada gusi, muntah/berak darah). Ada perbesaran hati dan dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan
lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab, kesadaran menurun). Pada pemeriksaan laboratorium terdapat hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit 20 %) dan trombositopeni (trombosit < 100.000/mm3)

Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, muka kemerahan, keluhan nyeri kepala, nyeri belakang bola mata,
nyeri sendi, ruam pada kulit dapat disertai dengan tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik) merah/ptekie, mimisan. Pada
pemeriksaan laboratorium terdapat leukopenia dan penurunan trombosit

Batuk dan atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas sesuai umur atau penarikan dinding dada bagian bawah
(severe chest indrawing). Frekuensi nafas pada umur 2 - 11 bulan sebesar 60 kali permenit atau lebih, sedang pada umur 1-5
tahun sebesar 40 kali atau lebih

Suatu penyakit dengan ulcus (primer) atau lesi mukokutaneus (sekunder) dan tes serologi reaktif (non-treponema, RPR/VDRL
dengan titer > 1 : 4 atau tes treponema, TPHA kuantitatif)
Keluarnya duh tubuh (nanah) pada uretra atau vagina. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan kuman Neisseria
gonococcus
Pada permukaan kulit terdapat papiloma bentuk buah arbei dengan permukaan basah tanpa nanah. Pada pemeriksaan usapan
pada papiloma dapat ditemukan kuman Treponema pertenue
Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis) berupa benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya
luka, dapat disertai demam berulang selama 3-4 hari. Pada keadaan lanjut terjadi pembesaran tungkai, lengan, payudara, kantong
buah zakar. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan mikrofilaria wuchereria bancrofti, Brugia malayi atau Brugia timori

Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh influenza virus yang menyerang saluran pernafasan manusia dengan tanda-tanda
demam, sakit kepala, letih, batuk kering, tenggorokan kering, hidung tersumbat, dan badan lesu
Meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukurang dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang)

Penderita dengan reduksi urin positif (benedik atau tes celup dengan kertas lakmus)
DAFTAR DIAGNOSIS KASUS AFP YANG DILA

NO DIAGNOSIS KOD
1 AFP G81.0
G82.0
G82.3
2 ANEMIA APLASTIC DENGAN AFP D61
D61.0
D61.1
D61.2
D61.3
D61.8
D61.9
3 ARTHRITIS M05
M05.3
M05.8
M05.9
M06
M06.0
4 BRAIN TUMOR D33
D33.0
D33.1
D33.2
5 BRONCHOPNEUMONIA DENGAN AFP J18.0
6 CEREBRAL PALSY G80
G80.0
G80.3
G80.4
G80.8
G80.9
7 DIARHEA DENGAN AFP A09
8 DUCHENE MUSCULAR DYSTROPHY G71.0
9 ENCHEPALITIS DENGAN AFP G05
10 FEBRIS DENGAN AFP R50
R50.0
R50.1
R50.9
11 HEMIPARESIS G81
12 HYPOKALEMIA E87.6
13 LEUKEMIA C91
C91.0
C91.1
C91.2
C91.3
C91.4
NO DIAGNOSIS KOD
C91.5
C91.7
C91.9
C92
C92.0
C92.1
C92.2
C92.4
C92.5
C92.7
C92.9
C93
C93.0
C93.1
C93.2
C93.7
C93.9
C94
C94.1
C94.2
C94.3
C94.7
C95
C95.0
C95.1
C95.2
C95.7
C95.9
14 MALARIA DENGAN AFP B54
B51
B50
B53
15 MALNUTRITION E44
E44.0
E44.1
E46
16 MENINGITIS DENGAN AFP G00
G00.0
G00.1
G00.2
G00.3
G00.8
G00.9
G01
NO DIAGNOSIS KOD
G02
G03
G03.0
G03.1
G03.2
G03.8
G03.9
17 MENINGOCHEPALITIS DENGAN AFP G04.2
18 MONONEURITIS G58.7
19 MONOPARESIS G83.1
G83.2
G83.3
20 MYALGIA M79.1
21 MYELITIS G04
G04.8
G04.9
22 MYELOPATHY M43.3
M47.1
M50.0
G95.1
23 MYOSITIS M33
M33.0
M33.1
M33.2
M33.3
M60
M60.0
M60.1
M60.8
M60.9
M61.0
M61.1
24 NEURALGIA M79.2
G50.0
25 NEURITIS M79.2
H46
26 NEUROBLASTOMA C72.9
27 NEUROPATHY G56
G56.8
G56.9
G57
G57.8
G57.9
G58
NO DIAGNOSIS KOD
G58.8
G58.9
G60
G60.0
G60.2
G60.3
G60.8
G60.9
28 PARALYSIS G72.3
29 PARAPARESIS G82
G82.0
G82.1
G82.2
30 PARESIS N VII G51
G51.0
G51.1
G51.2
G51.3
G51.4
G51.8
G51.9
31 POLIOMYELITIS A80
A80.0
A80.1
A80.2
A80.3
A80.4
A80.9
32 POLYNEUROPATHY G61
G61.8
G61.9
G62
G62.0
G62.1
G62.2
G62.8
G62.9
G63
33 RADICULITIS M54.1
34 RHEUMATIC FEVER I00
I01
35 SLE L93
L93.0
L93.1
35 SLE

NO DIAGNOSIS KOD
L93.2
36 SPINAL MUSCULAR ARTHROPHY G12
G12.0
G12.1
G12.2
G12.8
G12.9
37 SPONDILITIS TB A18.0
38 TETRAPHARESIS G82
G82.3
G82.4
G82.5
39 VIRAL INFECTION DENGAN AFP A81
A81.8
A81.9
A88
A89

Contact Persons :
1 Kabid P2P
DAFTAR DIAGNOSIS KASUS AFP YANG DILAPORKAN DALAM SISTEM SURVEILANS

KODE ICD X
Hemiplegia flaksid
Paraplegia flaksid
Tetraplegia flaksid
Anemia aplastik lainnya
Anemia aplastik konstitusional
Anemia aplastik akibat induksi obat
Anemia aplastik akibat agen-agen luar
Anemia aplastik idiopatik
Anemia aplastik spesifik lainnya
Anemia aplastik, tidak terspesifikasi
Artritis rematoid seropositif
Artritis rematoid dengan keterlibatan organ dan sistem lain
Artritis rematoid seropositif lainnya
Artritis rematoid seropositif, tidak terspesifikasi
Artritis rematoid lainnya
Artritis rematoid seronegatif
Neoplasma jinak pada otak dan bagian-bagian lain dari sistem saraf pusat
Neoplasma jinak pada otak, supratentorial
Neoplasma jinak pada otak, infratentorial
Neoplasma jinak pada otak, tidak terspesifikasi
Bronkopneumonia, tidak terspesifikasi
Serebral palsi infantil
Serebral palsi spastik
Serebral palsi diskinetik
Serebral palsi ataksia
Serebral palsi infantil lainnya
Serebral palsi infantil, tidak terspesifikasi
Diare dan gastroenteritis yang diduga disebabkan oleh infeksi
Distrofi otot
Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit-penyakit yang terklasifikasi
Demam tanpa diketahui penyebab
Demam disertai menggigil
Demam menetap
Demam, tidak terspesifikasi
Hemiplegia
Hipokalemia
Leukemia limfoid
Leukemia limfoblastik akut
Leukemia limfositik kronis
Leukemia limfositik subakut
Leukemia prolimfositk
Leukemia sel rambut (hairy-cell)
KODE ICD X
Leukemia sel T dewasa
Leukemia limfoid lain
Leukemia limfoid, tidak terspesifikasi
Leukemia mieloid
Leukemia mieloid akut
Leukemia mieloid kronis
Leukemia mieloid subakut
Leukemia promielositik akut
Leukemia mielomonositik akut
Leukemia mieloid lain
Leukemia mieloid, tidak terspesifikasi
Leukemia monositik
Leukemia monositik akut
Leukemia monositik kronik
Leukemia monositik subakut
Leukemia monositik lain
Leukemia monositik, tidak terspesifikasi
Leukemia lain pada tipe sel spesifik
Leukemia kronis
Leukemia megakaryoblastik akut
Leukemia sel mast
Leukemia spesifik lain
Leukemia tipe sel yang tidak terspesifikasi
Leukemia akut pada tipe sel yang tidak terspesifikasi
Leukemia kronis pada tipe sel yang tidak terspesifikasi
Leukemia subakut pada tipe sel yang tidak terspesifikasi
Leukemia lain pada tipe sel yang tidak terspesifikasi
Leukemia, tidak terspesifikasi
Malaria tidak terspesifikasi
Malaria Vivax
Malaria Falcifarum
Malaria Mix
Malnutrisi protein-energi derajat sedang dan ringan
Malnutrisi protein-energi sedang
Malnutrisi protein-energi ringan
Malnutrisi protein-energi tidak terspesifikasi
Meningitis bakterial, tidak terklasifikasi ditempat lain
Meningitis hemofilus
Meningitis pneumokokkus
Meningitis streptokokkus
Meningitis stafilokokkus
Meningitis bakterial lainnya
Meningitis bakterial, tidak terspesifikasi
Meningitis pada penyakit-penyakit bakterial yang terklasifikasi ditempat lain
KODE ICD X
Meningitis pada penyakit-penyakit infeksi dan parasit lain yang terklasifikasi
Meningitis yang diakibatkan oleh penyebab-penyebab lain dan tidak terspesifikasi
Meningitis nonpiogenik
Meningitis kronik
Meningitis berulang jinak [Mollaret]
Meningitis yang diakibatkan oleh penyebab-penyebab spesifik lainnya
Meningitis, tidak terspesifikasi
Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, tidak terklasifikasi ditempat
Mononeuritis multipleks
Monoplegia alat gerak bawah
Monoplegia alat gerak atas
Monoplegia, tidak terspesifikasi
Mialgia
Ensefalitis, mielitis dan encefalomielitis
Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis
Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak terspesifikasi
Subluksasi atlantoaksial berulang dengan mielopati
Spondilosis dengan mielopati lainnya
Kelainan diskus servikal dengan mielopati
Mielopati vaskular
Dermatopolimiositis
Dermatomiositis juvenil
Dermatomiositis lainnya
Polimiositis
Dermatopolimiositis, tidak terspesifikasi
Miositis
Miositis infektif
miositis interstisial
Miositis lainnya
Miositis, tidak terspesifikasi
Miositis ossifikans traumatik
Miositis ossifikans progresif
Neuralgia dan neuritis, tidak terspesifikasi
Neuralgia trigeminal
Neuralgia dan neuritis, tidak terspesifikasi
Neuritis optik
Neoplasma ganas pada sistem saraf pusat, tidak terspesifikasi
Mononeuropati alat gerak atas
Mononeuropati lain alat gerak atas
Mononeuropati alat gerak atas, tidak terspesifikasi
Mononeuropati alat gerak bawah
Mononeuropati lain alat gerak bawah
Mononeuropati alat gerak bawah, tidak terspesifikasi
Mononeuropati lainnya
KODE ICD X
Mononeuropati spesifik lainnya
Mononeuropati, tidak terspesifikasi
Neuropati herediter dan idiopatik
Neuropati motor dan sensor herediter
Neuropati yang terkait dengan ataksia herediter
Neuropati progresif idiopatik
Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
Neuropati herediter dan idiopatik, tidak terspesifikasi
Paralisis periodik
Paraplegia dan tetraplegia
Paraplegia flaksid
Paraplegia spastik
Paraplegia, tidak terspesifikasi
Kelainan-kelainan saraf wajah
Bell palsi
Ganglionitis genikulat
Sindrom Malkersson
Kejang klonik hemifasial
Miokmia wajah
Kelainan-kelainan lain saraf wajah
Kelainan saraf wajah, tidak terspesifikasi
Poliomielitis akut
Poliomielitis paralitik akut, terkait dengan vaksin
Poliomielitis paralitik akut, virus ganas, dari luar
Poliomielitis paralitik akut, virus ganas, setempat
Poliomielitis paralitik akut, lainnya dan tidak terspesifikasi
Poliomielitis nonparalitik akut
Poliomielitis akut, tidak terspesifikasi
Polineuropati inflamasi
Polineuropati inflamasi lainnya
Polineuropati inflamasi, tidak terspesifikasi
Polineuropati lainnya
Polineuropati induksi obat
Polineuropati alkoholik
Polineuropati yang diakibatkan oleh agan-agen toksik lainnya
Polineuropati spesifik lainnya
Polineuropati, tidak terspesifikasi
Polineuropati pada penyakit-penyakit yang terklasifikasi ditempat lain
Radikulopati
Demam reumatik tanpa menyebutkan keterlibatan jantung
Demam reumatik dengan keterlibatan jantung
Lupus eritematosus
Lupus eritematosus diskoid
Lupus eritematosus kutaneus subakut
KODE ICD X
Lupus eritematosus lainnya
Atrofi otot spinal dan sindrom-sindrom terkait
Atrofi otot spinal infantil, tipe I [Werdnig-Hoffman]
Atrofi otot spinal yang diturunkan lainnya
Penyakit motor neuron
Atrofi otot spinal dan sindrom-sindrom terkait lainnya
Atrofi otot spinal, tidak terspesifikasi
Tuberkulosis pada tulang dan sendi
Paraplegia dan tetraplegia
Tetraplegia flaksid
Tetraplegia spastik
Tetraplegia, tidak terspesifikasi
Infeksi virus atypical pada sistem saraf pusat
Infeksi virus atypical lainnya pada sistem saraf pusat
Infeksi virus atypical pada sistem saraf pusat, tidak terspesifikasi
Infeksi-infeksi virus lain pada sistem saraf pusat, tidak terklasifikasi ditempat lain
Infeksi tidak terspesifikasi yang disebabkan oleh virus pada sistem saraf
AN DALAM SISTEM SURVEILANS

KET

Disertai dengan kelumpuhan akut

Disertai dengan kelumpuhan akut

Disertai dengan kelumpuhan akut

Disertai dengan kelumpuhan akut

Disertai dengan kelumpuhan akut


Disertai dengan kelumpuhan akut
KET

Disertai dengan kelumpuhan akut

Disertai dengan kelumpuhan akut

Disertai dengan kelumpuhan akut


Disertai dengan kelumpuhan
KET akut

Disertai dengan kelumpuhan akut


KET
KET

Disertai dengan kelumpuhan akut


DAFTAR PENYAKIT YANG HARUS DILAPORKAN KE DIN
DALAM WAKTU 24 JAM

NO PENYAKIT KODE ICD X


1 AFP
2 CAMPAK B05
B05.0
B05.1
B05.2
B05.3
B05.4
B05.8
B05.9
3 DIPHTERI A36
A36.0
A36.1
A36.2
A36.3
A36.8
A36.9
4 TETANUS NEONATORUM A33
5 SUSPEK FLU BURUNG
6 MERS
7 PENYAKIT KARANTINA LAINNYA
DAFTAR PENYAKIT YANG HARUS DILAPORKAN KE DINAS KESEHATAN
DALAM WAKTU 24 JAM

KODE ICD X KETERANGAN

Campak
Campak dengan komplikasi ensefalitis
Campak dengan komplikasi meningitis
Campak dengan komplikasi pneumonia
Campak dengan komplikasi otitis media
Campak dengan komplikasi usus
Campak dengan komplikasi lain
Campak tanpa komplikasi
Difteria
Difteria faring
Difteria nasofaring
Difteria laring
Difteria kulit
Difteria lainnya
Difteria, tidak terspesifikasi
Tetanus neonatorum
KODE ICD X PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

NO PENYAKIT KODE ICD X


1 Kolera A00

2 Diare A09

K59.1
P78.3
3 Diare Berdarah A03.0

AO6
4 Tifus perut klinis A01

5 Tifus perut widal/ kultur (+) A01.0

A01.1
A01.2
A01.3
A01.4
6 TBC paru BTA (+) A15

7 Tersangka TBC paru A16

TB Paru BTA Negatif (Rontgen Positif) A16.7


TUBERKULOSIS EXTRA PARU A 18

8 Kusta PB A30.1

9 Kusta MB A30.5

10 Campak B05

11 Difteri A36

12 Batuk rejan A37

13 Tetanus A33
A34
A35
14 Hepatitis Klinis B15
B17
B18
B19
15 Hepatitis HBs Ag (+) B16

B16.0
B16.1

B16.2

B16.9

B18.0
B18.1
16 HIV B20

B20.0

B20.1

B20.2

B20.3

B20.4
B20.5
B20.6

B20.7

B20.9

B21

B21.0

B21.1

B21.2

B21.3

B21.7

B21.8

B21.9
B22

B22.0
B22.1

B22.2

B22.7

B23

B23.0

B23.1

B23.2

B23. 8

B24

Z21
17 Malaria klinis B54

18 Malaria vivax B51

19 Malaria falsifarum B50

20 Malaria mix B53

21 Demam berdarah dengue A91


22 Demam Dengue A90

23 Filariasis B74

24 Influensa J10

25 Ensefalitis G05

26 Meningitis G00

G00.0
G00.1
G00.2
G00.3
G00.8
G00.9
G01

G02

G03

G03.0
G03.1
G03.2
G03.8

G03.9
27 Angina pektoris I20
28 Infark miokard akut I21
29 Infark miokard subsekuen I22
30 Hipertensi esensial (primer) I10
31 Jantung hipertensi I11
32 Ginjal hipertensi I12
33 Jantung dan ginjal hipertensi I13
34 Hipertensi sekunder I15
35 Diabetes mellitus (DM) bergantung insulin E10
36 Diabetes mellitus (DM) tidak bergantung insulin E11
37 Diabetes mellitus (DM) berhubungan malnutrisi E12
38 Diabetes mellitus (DM) YTD lainya E13
39 Diabetes mellitus (DM) YTT E14
40 Neoplasma ganas serviks uteri C53
41 Neoplasma ganas payudara C50
42 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik C22
43 Paru obstruktif menahun J44.9
44 Kecelakaan lalu lintas V89.9
45 Psikosis F29
DE ICD X PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

KODE ICD X DEFINISI OPERASIONAL


Penderita diare klinis dengan pemeriksaan laboratorium pada
tinja dan atau muntahan menunjukkan adanya kolera (vibrio
cholerae)

Diare dan gastroenteritis yang diduga disebabkan Buang air besar lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari
oleh infeksi biasanya
Diare fungsional
Diare neonatal noninfektif
Shigellosis yang disebabkan oleh Shigella Diare klinis yang disertai darah sebagai bercak coklat atau
dysentriae merah. Apabila dilakukan pemeriksaan tinja ditemukan sel
darah merah

Disenteri amuba akut


Demam tinggi terus menerus 7 (tujuh) hari atau lebih,
permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah (thypoid tongue)
dapat disertai sembelit (obstipasi), diare, kesadaran menurun

Demam tifoid Demam tinggi terus menerus yang pada pemeriksaan


laboratorium darah, air seni, tinja atau sumsum tulang
menunjukkan kuman Salmonella typhi atau pada serum darah
terdapat kenaikan zat antinya

Demam paratifoid A
Demam paratifoid B
Demam paratifoid C
Demam paratifoid, tidak terspesifikasi
Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan paru, tidak
termasuk selaput paru (pleura) dan 2 dari 3 spesimen dahak
sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) BTA positif, atau 1 spesimen dahak
SPS BTA positif dengan foto rontgent dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif, termasuk penderita berobat atau
belum berobat dengan DOTS

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih


disertai antara lain dahak bercampur darah/ batuk darah, sesak
nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun,
berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise,
berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang
lebih dari sebulan)

Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan paru, 3


spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) BTA negatif,
spesimen dahak SPS BTAnegatif dengan foto rontgent dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif, termasuk penderita
berobat atau belum berobat dengan DOTS
Tuberkulosis pada organ-organ lain selain paru dimana
tuberkulosis yang menyerang pada organ selain paru bisa pada
tulang , sendi, genital kemih, linfadenopati, usus, kulit jaringan
subkutan, mata, telinga, kelenjar adrenal dan organ organ
spesifik lainya

Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa/


anestesi yang jumlah bercak 1-5 buah, atau ditemukan hanya
satu kerusakan syaraf tepi dan bila dilakukan pemeriksaan skin
smear BTA negatif

Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa/


anestesi yang jumlah bercak lebih dari 5 buah, atau ditemukan
hanya satu kerusakan syaraf tepi dan bila dilakukan
pemeriksaan skin smear BTA negatif

Panas tinggi (38 derajat celcius atau lebih) dengan bercak


kemerahan (rash) di kulit selama 3 hari atau lebih sesudah 3
hari panas atau lebih, disertai salah satu gejala batuk, pilek dan
mata merah (conjunctivitis)

Panas lebih kurang 38 derajat celcius disertai adanya pseudo


membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorokan
(laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah
berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak
seperti leher sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi
(stridor) dan pada pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung
terdapat kuman difteri

Batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas panjang


terdengar suara "hup" (whoop) yang khas, biasanya disertai
muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat
batuk yang berat dapat terjadi perdarahan selaput lendir mata
(conjunctiva) atau pembengkakan disekitar mata (edema
periorbital). Lamanya batuk bisa mencapai 1 - 3 bulan dan
penyakit ini sering disebut penyakit batuk 100 hari.
Pemeriksaan laboratorium pada apusan lendir tenggorokan
dapat ditemukan kuman pertusis (Bordatella pertussis)

Tetanus neonatorum Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Terdiri dari
Tetanus yang terkait dengan kebidanan tetanus neonatorum dan tetanus. Tetanus neonatorum adalah
bayi lahir hidup normal dapat menangis dan menetek selama 2
Tetanus lainnya hari kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang
Hepatitis A akut Demam, badan lemas, mual, selaput mata berwarna kuning
Hepatitis virus akut lainnya atau air kencing berwarna seperti air the
Hepatitis virus kronik
Hepatitis virus tidak terspesifikasi
Hepatitis B akut Hepatitis akut dan atau kronis, pada pemeriksaan laboratorium
darah/tinja menunjukkan adanya antigen virus tersebut

Hepatitis B akut dengan agen-delta (koinfeksi)


dengan koma hepatik
Hepatitis B akut dengan agen-delta (koinfeksi)
tanpa koma hepatik
Hepatitis B akut tanpa agen-delta dengan koma
hepatik
Hepatitis B akut tanpa agen-delta dan tanpa koma
hepatik
Hepatitis virus B kronik dengan agen-delta
Hepatitis virus B kronik tanpa agen-delta
Infeksi penyakit akibat virus yang melemahkan
kekebalan tubuh manusia (HIV) yang
menyebabkan penyakit infeksi dan parasit

Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi


mikobakteria
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi
bakteri lain
Penyakit HIV yang mengakibatkan penyakit
sitomegalovirus
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi
virus lain
Penyakit HIV yang mengakibatkan
candidiasis
Penyakit HIV yang mengakibatkan mikosis
Penyakit HIV yang mengakibatkan
pneumonia Pneumosistis carinii
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi
multiple
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi dan
penyakit parasit tidak terspesifikasi
Penyakit akibat virus yang melemahkan
kekebalan tubuh manusia [HIV] yang
menyebabkan keganasan

Penyakit HIV yang mengakibatkan sarkoma


Kaposi
Penyakit HIV yang mengakibatkan limfoma
Burkitt
Penyakit HIV yang mengakibatkan bentuk
lain limfoma non-Hodgkin's
Penyakit HIV yang mengakibatkan
neoplasma ganas lain pada limfoid,
hematopoetic, dan jaringan yang
berhubungan
Penyakit HIV yang mengakibatkan
neoplasma ganas multiple
Penyakit HIV yang mengakibatkan
neoplasma ganas lain
Penyakit HIV yang mengakibatkan
neoplasma ganas tidak terspesifikasi
Penyakit akibat virus yang melemahkan
kekebalan tubuh manusia [HIV] yang
menyebankan penyakit spesifik lainnya

Penyakit HIV yang mengakibatkan


ensefalopati
Penyakit HIV yang mengakibatkan
pneumonitis limfoid interstitial
Penyakit HIV yang mengakibatkan sindrom
wasting
Penyakit HIV yang mengakibatkan penyakit
multiple terklasifikasi ditempat lain
Penyakit akibat virus yang melemahkan kekebalan
tubuh manusia [HIV] yang menyebabkan kondisi
lainnya

Sindrom infeksi HIV akut Kumpulan sindrom infeksi HIV akut, dimana sudah mulai
muncul infeksi penyakit penyerta lainya
Penyakit HIV yang mengakibatkan limfadenopati
general persistent
Penyakit HIV yang mengakibatkan kelainan
hematologis dan imunologis
Penyakit HIV yang mengakibatkan kondisi- Penyakit HIV yang mengakibatkan kondisi-kondisi spesifik
kondisi spesifik lainnya lainnya dengan munculnya infeksi penyerta lainya diantaranya
TB, dan penyakit spesifik lainya

Penyakit akibat virus yang melemahkan


kekebalan tubuh manusia [HIV] tidak
terspesifikasi

HIV/AIDS tanpa komplikasi


Demam, menggigil dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare pada anak-anak, nyeri otot atau pegal-pegal pada orang
dewasa, anemi, limpa dan hati membesar, kejang dan kesadaran
menurun

Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat


parasit plasmodium vivax
Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat
parasit plasmodium falcifarum
Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat
dua jenis parasit plasmodium atau lebih
Demam tinggi mendadak 2-7 hari, tanpa penyebab yang jelas
terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie,
mimisan, perdarahan pada gusi, muntah/berak darah). Ada
perbesaran hati dan dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi
cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab, kesadaran
menurun). Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20 %) dan
trombositopeni (trombosit < 100.000/mm3)
Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas,
muka kemerahan, keluhan nyeri kepala, nyeri belakang bola
mata, nyeri sendi, ruam pada kulit dapat disertai dengan tanda-
tanda perdarahan (bintik-bintik) merah/ptekie, mimisan. Pada
pemeriksaan laboratorium terdapat leukopenia dan penurunan
trombosit

Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis) berupa


benjolan dan terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak tanpa
adanya luka, dapat disertai demam berulang selama 3-4 hari.
Pada keadaan lanjut terjadi pembesaaran tungkai, lengan,
payudara, kantong buah zakar. Pada pemeriksaan laboratorium
dapat ditemukan mikrofilaria Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi atau Brugia timori

Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh influenza virus


yang menyerang saluran pernafasan manusia dengan tanda-
tanda demam, sakit kepala, letih, batuk kering, tenggorokan
kering, hidung tersumbat, dan badan lesu

Panas tinggi, kejang klonik, kesadaran menurun dan reflek


patologis positif. Pemeriksaan laboratorium pada darah atau
cairan cerebrospinal dapat ditemukan kuman atau zat antibodi

Meningitis bakterial, tidak terklasifikasi ditempat Panas, kaku kuduk, kejang klonik, kesadaran menurun, reflek
lain patologis positif. Pemeriksaan laboratorium pada cairan
serebrospinal (tulang belakang) dapat ditemukan kuman
Meningitis hemofilus penyebab meningitis
Meningitis pneumokokkus
Meningitis streptokokkus
Meningitis stafilokokkus
Meningitis bakterial lainnya
Meningitis bakterial, tidak terspesifikasi
Meningitis pada penyakit-penyakit bakterial yang
terklasifikasi ditempat lain
Meningitis pada penyakit-penyakit infeksi dan
parasit lain yang terklasifikasi
Meningitis yang diakibatkan oleh penyebab-
penyebab lain dan tidak terspesifikasi
Meningitis nonpiogenik
Meningitis kronik
Meningitis berulang jinak [Mollaret]
Meningitis yang diakibatkan oleh penyebab-
penyebab spesifik lainnya
Meningitis, tidak terspesifikasi
NO PENYAKIT KODE ICD X
A KELOMPOK UMUM
1 Demam berdarah dengue A91

2 Demam Dengue A90

3 Filariasis B74

4 Chikungunya A92.0
5 Malaria klinis B54

6 Malaria vivax B51

7 Malaria falsifarum B50

8 Malaria mix B53

9 Leptospirosis A27
10 Campak B05

B05.0
B05.1
B05.2
B05.3
B05.4
B05.8
B05.9
11 TBC paru BTA (+) A15
12 Tersangka TBC paru A16

13 TB Paru BTA Negatif (Rontgen Positif) A16.7

14 TUBERKULOSIS EXTRA PARU A 18

15 Kusta PB A30.1

16 Kusta MB A30.5

B DARAH, PEMBENTUKAN DARAH DAN SISTEM IMUN


17 HIV B20

B20.0

B20.1

B20.2

B20.3

B20.4

B20.5

B20.6

B20.7

B20.9

B21

B21.0
B21.1

B21.2

B21.3

B21.7

B21.8

B21.9

B22

B22.0

B22.1

B22.2

B22.7

B23

B23.0

B23.1

B23.2

B23. 8

B24

Z21
C PENCERNAAN
18 Tifus perut klinis A01
19 Tifus perut widal/ kultur (+) A01.0

A01.1
A01.2
A01.3
A01.4
20 Kolera A00

21 Diare A09

K59.1
P78.3
22 Diare Berdarah A03.0

AO6
23 Hepatitis Klinis B15
B17
B18
B19
24 Hepatitis HBs Ag (+) B16

B16.0

B16.1

B16.2

B16.9

B18.0

B18.1

D NEUROLOGI
25 Tetanus A33
A34
A35
26 Ensefalitis G05

27 Meningitis G00

G00.0
G00.1
G00.2
G00.3
G00.8
G00.9
G01

G02

G03

G03.0
G03.1
G03.2
G03.8

G03.9
28 AFP G81.0
G82.0
G82.3
E PERNAFASAN
29 DIPHTERI A36
A36.0
A36.1
A36.2
A36.3
A36.8
A36.9
30 Batuk rejan A37

31 Influensa J10

J11
J00
32 Pneumonia J18
j18.0
J69.0
33 Bronkitis Akut (usia < 15 tahun) J20.0
34 Bronkitis Akut (usia > 15 tahun) J40
35 Paru obstruktif menahun J44.9
F JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
36 Angina pektoris I20
37 Infark miokard akut I21
38 Infark miokard subsekuen I22
39 Hipertensi esensial (primer) I10
40 Jantung hipertensi I11
41 Ginjal hipertensi I12
42 Jantung dan ginjal hipertensi I13
43 Hipertensi sekunder I15
G PENYAKIT METABOLIK, ENDOKRIN DAN NUTRISI
44 Diabetes mellitus (DM) bergantung insulin E10
45 Diabetes mellitus (DM) tidak bergantung insulin E11
46 Diabetes mellitus (DM) berhubungan malnutrisi E12
47 Diabetes mellitus (DM) YTD lainya E13
48 Diabetes mellitus (DM) YTT E14
49 Obesitas E66.9
H KEGANASAN
50 Neoplasma ganas serviks uteri C53
51 Neoplasma ganas payudara C50
52 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik C22
I PENYAKIT KELAMIN
53 Fluor Albus N98.9
54 Siphilis A53.9
55 Gonorhea A54.9
J PENYAKIT MATA
56 Hordeolum H00.0
57 Katarak Kongenital Q12.0
58 Katarak pada pasien dewasa H26.9
59 Pterygium H11.0
K PSIKIATRI
60 Psikosis F29
L LAIN-LAIN
61 Kecelakaan lalu lintas V89.9
KODE ICD X

Leptospirosis

Campak dengan komplikasi ensefalitis


Campak dengan komplikasi meningitis
Campak dengan komplikasi pneumonia
Campak dengan komplikasi otitis media
Campak dengan komplikasi usus
Campak dengan komplikasi lain
Campak tanpa komplikasi
Infeksi penyakit akibat virus yang
melemahkan kekebalan tubuh manusia
(HIV) yang menyebabkan penyakit infeksi
dan parasit

Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi


mikobakteria
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi
bakteri lain
Penyakit HIV yang mengakibatkan penyakit
sitomegalovirus
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi
virus lain
Penyakit HIV yang mengakibatkan
candidiasis
Penyakit HIV yang mengakibatkan mikosis

Penyakit HIV yang mengakibatkan


pneumonia Pneumosistis carinii
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi
multiple
Penyakit HIV yang mengakibatkan infeksi
dan penyakit parasit tidak terspesifikasi

Penyakit akibat virus yang melemahkan


kekebalan tubuh manusia [HIV] yang
menyebabkan keganasan
Penyakit HIV yang mengakibatkan sarkoma
Kaposi
Penyakit HIV yang mengakibatkan limfoma
Burkit
Penyakit HIV yang mengakibatkan bentuk
lain limfoma non-Hodgkin's
Penyakit HIV yang mengakibatkan
neoplasma ganas lain pada limfoid,
hematopoetic, dan jaringan yang
berhubungan

Penyakit HIV yang mengakibatkan


neoplasma ganas multiple
Penyakit HIV yang mengakibatkan
neoplasma ganas lain
Penyakit HIV yang mengakibatkan
neoplasma ganas tidak terspesifikasi
Penyakit akibat virus yang melemahkan
kekebalan tubuh manusia [HIV] yang
menyebankan penyakit spesifik lainnya
Penyakit HIV yang mengakibatkan
ensefalopati
Penyakit HIV yang mengakibatkan
pneumonitis limfoid interstitial
Penyakit HIV yang mengakibatkan sindrom
wasting
Penyakit HIV yang mengakibatkan penyakit
multiple terklasifikasi ditempat lain

Penyakit akibat virus yang melemahkan


kekebalan tubuh manusia [HIV] yang
menyebabkan kondisi lainnya
Sindrom infeksi HIV akut

Penyakit HIV yang mengakibatkan


limfadenopati general persistent
Penyakit HIV yang mengakibatkan kelainan
hematologis dan imunologis
Penyakit HIV yang mengakibatkan kondisi-
kondisi spesifik lainnya
Penyakit akibat virus yang melemahkan
kekebalan tubuh manusia [HIV] tidak
terspesifikasi
HIV/AIDS tanpa komplikasi
Demam tifoid

Demam paratifoid A
Demam paratifoid B
Demam paratifoid C
Demam paratifoid, tidak terspesifikasi

Diare dan gastroenteritis yang diduga


disebabkan oleh infeksi
Diare fungsional
Diare neonatal noninfektif
Shigellosis yang disebabkan oleh Shigella
dysentriae
Disenteri amuba akut
Hepatitis A akut
Hepatitis virus akut lainnya/ Hepatitis E
Hepatitis virus kronik/Hepatitis D
Hepatitis virus tidak terspesifikasi
Hepatitis B akut

Hepatitis B akut dengan agen-delta


(koinfeksi) dengan koma hepatik
Hepatitis B akut dengan agen-delta
(koinfeksi) tanpa koma hepatik
Hepatitis B akut tanpa agen-delta dengan
koma hepatik
Hepatitis B akut tanpa agen-delta dan tanpa
koma hepatik
Hepatitis virus B kronik dengan agen-delta

Hepatitis virus B kronik tanpa agen-delta

Tetanus neonatorum
Tetanus yang terkait dengan kebidanan
Tetanus lainnya

Meningitis bakterial, tidak terklasifikasi


ditempat lain
Meningitis hemofilus
Meningitis pneumokokkus
Meningitis streptokokkus
Meningitis stafilokokkus
Meningitis bakterial lainnya
Meningitis bakterial, tidak terspesifikasi
Meningitis pada penyakit-penyakit bakterial
yang terklasifikasi ditempat lain

Meningitis pada penyakit-penyakit infeksi


dan parasit lain yang terklasifikasi

Meningitis yang diakibatkan oleh penyebab-


penyebab lain dan tidak terspesifikasi

Meningitis nonpiogenik
Meningitis kronik
Meningitis berulang jinak [Mollaret]
Meningitis yang diakibatkan oleh penyebab-
penyebab spesifik lainnya
Meningitis, tidak terspesifikasi
Hemiplegia flaksid
Paraplegia flaksid
Tetraplegia flaksid

Difteria
Difteria faring
Difteria nasofaring
Difteria laring
Difteria kulit
Difteria lainnya
Difteria, tidak terspesifikasi

Influenza yang disebabkan oleh virus


influenza yang teridentifikasi

Influenza, virus tak teridentifikasi


Nasofaringitis akut [common cold]
Pneumonia, organisme tak terspesifikasi
Bronkopneumonia, tidak terspesifikasi
Pneumonia aspirasi
DEFINISI OPERASIONAL

Demam tinggi mendadak 2-7 hari, tanpa penyebab yang jelas terdapat tanda-tanda perdarahan
(bintik-bintik merah/ptekie, mimisan, perdarahan pada gusi, muntah/berak darah). Ada
perbesaran hati dan dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan
dingin, kulit lembab, kesadaran menurun). Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20 %) dan trombositopeni (trombosit <
100.000/mm3)

Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, muka kemerahan, keluhan nyeri
kepala, nyeri belakang bola mata, nyeri sendi, ruam pada kulit dapat disertai dengan tanda-
tanda perdarahan (bintik-bintik) merah/ptekie, mimisan. Pada pemeriksaan laboratorium
terdapat leukopenia dan penurunan trombosit

Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis) berupa benjolan dan terasa nyeri pada
lipatan paha atau ketiak tanpa adanya luka, dapat disertai demam berulang selama 3-4 hari.
Pada keadaan lanjut terjadi pembesaaran tungkai, lengan, payudara, kantong buah zakar. Pada
pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan mikrofilaria Wuchereria bancrofti, Brugia malayi
atau Brugia timori

Penyakit virus chikungunya


Demam, menggigil dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare pada anak-anak, nyeri otot
atau pegal-pegal pada orang dewasa, anemi, limpa dan hati membesar, kejang dan kesadaran
menurun
Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat parasit plasmodium vivax

Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat parasit plasmodium falcifarum

Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah tebal terdapat dua jenis parasit plasmodium
atau lebih

Panas tinggi (38 derajat celcius atau lebih) dengan bercak kemerahan (rash) di kulit selama 3
hari atau lebih sesudah 3 hari panas atau lebih, disertai salah satu gejala batuk, pilek dan mata
merah (conjunctivitis)

Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk selaput paru (pleura)
dan 2 dari 3 spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) BTA positif, atau 1 spesimen dahak
SPS BTA positif dengan foto rontgent dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif, termasuk
penderita berobat atau belum berobat dengan DOTS
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih disertai antara lain dahak
bercampur darah/ batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan
menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise, berkeringat malam walaupun
tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan)

Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan paru, 3 spesimen dahak sewaktu-pagi-
sewaktu (SPS) BTA negatif, spesimen dahak SPS BTAnegatif dengan foto rontgent dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif, termasuk penderita berobat atau belum berobat
dengan DOTS

Tuberkulosis pada organ-organ lain selain paru dimana tuberkulosis yang menyerang pada organ
selain paru bisa pada tulang , sendi, genital kemih, linfadenopati, usus, kulit jaringan subkutan,
mata, telinga, kelenjar adrenal dan organ organ spesifik lainya
Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa/ anestesi yang jumlah bercak 1-5
buah, atau ditemukan hanya satu kerusakan syaraf tepi dan bila dilakukan pemeriksaan skin
smear BTA negatif
Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa/ anestesi yang jumlah bercak lebih
dari 5 buah, atau ditemukan hanya satu kerusakan syaraf tepi dan bila dilakukan pemeriksaan
skin smear BTA negatif
Kumpulan sindrom infeksi HIV akut, dimana sudah mulai muncul infeksi penyakit penyerta
lainya

Penyakit HIV yang mengakibatkan kondisi-kondisi spesifik lainnya dengan munculnya infeksi
penyerta lainya diantaranya TB, dan penyakit spesifik lainya

Demam tinggi terus menerus 7 (tujuh) hari atau lebih, permukaan lidah kotor dan pinggirnya
merah (thypoid tongue) dapat disertai sembelit (obstipasi), diare, kesadaran menurun
Demam tinggi terus menerus yang pada pemeriksaan laboratorium darah, air seni, tinja atau
sumsum tulang menunjukkan kuman Salmonella typhi atau pada serum darah terdapat
kenaikan zat antinya

Penderita diare klinis dengan pemeriksaan laboratorium pada tinja dan atau muntahan
menunjukkan adanya kolera (vibrio cholerae)
Buang air besar lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari biasanya

Diare klinis yang disertai darah sebagai bercak coklat atau merah. Apabila dilakukan
pemeriksaan tinja ditemukan sel darah merah

Demam, badan lemas, mual, selaput mata berwarna kuning atau air kencing berwarna seperti
air the

Hepatitis akut dan atau kronis, pada pemeriksaan laboratorium darah/tinja menunjukkan
adanya antigen virus tersebut

Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Terdiri dari tetanus neonatorum dan tetanus.
Tetanus neonatorum adalah bayi lahir hidup normal dapat menangis dan menetek selama 2 hari
kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang pada umur 3 - 28 hari. Tetanus
dengan gejala riwayat luka, demam, kejang rangsang, risus sardonicus (muka setan), kadang-
Panas tinggi, kejang klonik, kesadaran menurun dan reflek patologis positif. Pemeriksaan
laboratorium pada darah atau cairan cerebrospinal dapat ditemukan kuman atau zat antibodi

Panas, kaku kuduk, kejang klonik, kesadaran menurun, reflek patologis positif. Pemeriksaan
laboratorium pada cairan serebrospinal (tulang belakang) dapat ditemukan kuman penyebab
meningitis
meningitis

Batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas panjang terdengar suara "hup" (whoop)
yang khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat batuk
yang berat dapat terjadi perdarahan selaput lendir mata (conjunctiva) atau pembengkakan
disekitar mata (edema periorbital). Lamanya batuk bisa mencapai 1 - 3 bulan dan penyakit ini
sering disebut penyakit batuk 100 hari. Pemeriksaan laboratorium pada apusan lendir
tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis (Bordatella pertussis)

Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh influenza virus yang menyerang saluran
pernafasan manusia dengan tanda-tanda demam, sakit kepala, letih, batuk kering, tenggorokan
kering, hidung tersumbat, dan badan lesu

Anda mungkin juga menyukai