Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kefarmasian dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 pasal 108


disebutkan bahwa Praktek kefarmasian meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini tenaga kesehatan yang
dimaksud menurut PP 51 adalah Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan. Apoteker yang telah disumpah dapat
menjalankan praktiknya di fasilitas kefarmasian, salah satunya adalah fasilitas
pelayanan kefarmasian yang terdiri dari apotek, instalasi farmasi rumah sakit,
puskesmas, klinik, took obat, atau praktek bersama.
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Praktek kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker
telah disebutkan diatas sesuai dengan UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009. Namun
disisi lain yang tidak dapat dipungkiri Apotek juga mempunyai fungsi bisnis yang
bertujuan memperoleh keuntungan dari investasi dan biaya operasionalnya yang
cukup besar. Dewasa ini yang diikuti dengan peraturan terkait pekerjaan
kefarmasian, dikatakan telah terjadi pergeseran yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat (drug oriented) kini berkembang menjadi pelayanan
komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Sehingga diharapkan

Created : Sulistiana 1
Apoteker mampu menyeimbangkan antara sisi kefarmasian dengan sisi ekonomi
demi keselamatan pasien.
Apotek berkewajiban melakukan pelayanan kefarmasian sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik. Selain itu Apoteker di
apotek juga harus mampu memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan
Obat Non Resep (Swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat
bebas atau bebas terbatas yang sesuai. Sehingga Apoteker yang professional
adalah Apoteker yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya
sesuai dengan kode etik profesi dan peraturan serta diharapkan Apoteker juga
mampu memperbaharui informasi-informasi kesehatan terkini untuk meningkatkan
pelayanannya kepada masyarakat yang sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2009
bahwa setiap orang berhak atas kesehatan.
Apotek Care Farma mempunyai moto Peduli dan tanggap atas kebutuhan
pasien. Peduli yang dimaksud disini adalah memberikan pelayanan yang
memuaskan pasien baik dari segi pengobatan dan informasi terkait pengobatannya
serta dari segi harga obatnya. Sedangkan Tanggap yang dimaksud disini adalah,
kami sebagai Apoteker selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada pasien sehingga pasien merasa nyaman dan puas atas
pelayanan yang kami berikan.

B. Tujuan

Tujuan pendirian apotek ini adalah sebagai berikut:


1. Sebagai tempat praktik profesi Apoteker yang telah mempunyai izin praktik
2. Sebagai tempat pelayanan kefarmasian/ perbekalan kefarmasian bagi
masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan pemahamannya tentang
penggunaan obat yang rasional dan praktik pengobatan sendiri.

Created : Sulistiana 2
3. Sebagai tempat untuk lebih memperkenalkan profesi Apoteker kepada
masyarakat luas dengan menerapkan “No Pharmasis No Service” dan
percaya pada kami, kami adalah Apoteker.
C. Visi dan Misi

1. Visi
Berdasarkan Moto dari Apotek Care Farma sendiri maka apotek memiliki visi
memberikan pelayanan kefarmasian secara optimal, berkualitas, dan
menguntungkan bagi pasien dan juga karyawan yang didasari oleh
profesionalisme Apoteker sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan
kepuasan pasien.
2. Misi
Berdasarkan visi dari apotek, maka Apotek Care Farma memiliki visi sebagai
berikut:
- Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, ramah, informative
dengan menerapkan konsep “Pharmaceutical Care” secara professional..
- Menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik bagi pasien maupun
karyawan.
- Memberikan pelayanan informasi terbaik yang dibutuhkan pasien/
masyarakat dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pasien/
masyarakat.
- Menciptakan rasa kepercayaan pasien/ masyarakat kepada profesi
Apoteker.
- Melakukan evaluasi kinerja apotek secara rutin dan menyeluruh serta
berani melakukan perubahan.

Created : Sulistiana 3
BAB II

ANALISIS

A. Analisis Teknis

1. Peta Lokasi

Keterangan:
- Kotak kuning : Lokasi Apotek Care Farma
- Nomor 1 : SMA Negeri 1 Raha
- Nomor 2 : SMP Negeri 2 Raha
- Nomor 3 : Masjid An-Nur Laiworu

Lokasi Apotek Care Farma berada di Jl. Madesabara Kelurahan Raha III,
Kecamatan Katobu , Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Kecamatan
Katobu memiliki luas daerah 12,88 km2, dengan jumlah penduduk 30.134 jiwa,
dan jumlah rumah tangga sebanyak 6.269. Lokasi pendirian apotek ini menurut
kami sangat strategis karena berada di daerah sekolah yang menjadi “tanda
pengenal” di jalan tersebut. Lokasi tersebut pula merupakan daerah padat
penduduk dan juga berdekatan dengan salah satu fasilitas kesehatan yang ada di
daerah tersebut yaitu Puskesmas Katobu, serta belum adanya apotek di kelurahan
tersebut sehingga Apotek ini nantinya dapat memudahkan untuk memenuhi

Created : Sulistiana 4
kebutuhan masyarakat setempat (khusunya) dan masyarakat muna (pada
umumnya) terkait obat.

2. Logo Apotek

Ap
ote
k
car
e
far
ma

3. Desain Interior

Keterangan:

A = Ruang Apoteker/ ruang konseling


B = Ruang racik obat
C = Ruang etalase obat bebas
D = Tempat penerimaan resep
E = Gudang
F = Toilet karyawan dan pengunjung apotek
G = Toilet Apoteker
H = Ruang tunggu
I = Kasir
J = Tempat parkir

4. Jenis Produk
Perencanaaan pengadaan obat di Apotek “Care Farma” berdasarkan metode
epidemiologi yaitu dengan mengacu pada 10 besar pola penyakit yang ada di

Created : Sulistiana 5
Kabupaten Muna pada tahun 2010 dengan rincian sebagai berikut: (1) Hipertensi,
(2) Batuk flu, (3) Myalgia, (4) Diabetes militus, (5) Alergi, (6) Sakit gigi, (7)
Diare, (8) Tukak lambung, (9) Arthritis Reumatik, (10) Asma.

Diketahui jumlah penduduk kecamatan katobu adalah 30.134 jiwa. Sehingga


dapat diperkirakan rincian angka kesakitan sebagai berikut:
Angka kesakitan = 11 % x Jumlah penduduk
= 11 % x 30.134
= 3.314

Jumlah penduduk sakit = 1/10 x Angka kesakitan


= 1/10 x 3.314
= 331
Untuk pola penyakit, jenis obat, dan kebutuhannya dapat dilihat pada tabel
berikut:
No Nama Penyakit Nama Obat Dosis Durasi Jumlah Jumlah
(Hari) Obat/ Kebutuhan
Terapi (A) Obat (A X
331)
1 Hipertensi Hct 500mg 1x1 tab 7 7 tab 2317
Captopril 2x1 tab 7 14 tab 4634
2 Batuk Flu Paracetamol 500mg 3x1 tab 3 9 tab 2979
GG 100mg 3x1 tab 3 9 tab 2979
OBH 100ml 1 fls 3 3 fls 993
Vitamin C 50mg 3x1 tab 3 9 tab 2979

3 Myalgia Antalgin 500mg 3x1 tab 3 9 tab 2979


Vitamin B1 100mg 1x1 tab 3 3 tab 993
Vitamin B6 1x1 tab 3 3 tab 993
Vitamin B12 1x1 tab 3 3 tab 993

4 Diabetes Militus Glibenclamid 5mg 1x1 tab 7 7 tab 2317


Metformin 500mg 1x1 tab 7 7 tab 2317

5 Alergi CTM 4mg 3x1 tab 3 9 tab 2979


Loratadine 1x1 tab 3 3 tab 993
Bedak Salisil 1 fls 1 1 fls 331
Prednison 3x1 tab 3 9 tab 2979

Created : Sulistiana 6
6 Sakit gigi Amoxicilin 500mg 3x1 tab 3 9 tab 2979
Asam Mefenamat 500mg 3x1 tab 3 9 tab 2979
Na diklofenak 3x1 tab 3 9 tab 2979

7 Diare Ekstrak Beladone 10mg 3x1 tab 3 9 tab 2979


Oralit 5x1 sac 3 15 sac 4965
Dimenhidrinat 2x1 tab 3 6 tab 1986
Metronidazole 500mg 3x1 tab 5 15 tab 4965
Cotrimoxsazol 480 mg 2x1 tab 5 10 tab 3310
8 Tukak Lambung Antasida 500mg 4x1 tab 3 12 tab 3972
Ranitidine 500mg 2x1 tab 3 6 tab 1986
9 Arthritis Piroxicam 10 mg 2x1 tab 3 6 1986
Rematis Ibuprofen 400mg 3x1 tab 3 9 2979

10 Asma Salbutamol 4 mg 3x1 tab 3 9 2979


Aminofilin 200 mg 2x1 tab 3 6 1986
Dexamethason 0,5 mg 3x1 tab 3 9 2979

Rekapitulasi kebutuhan obat berdasarkan analisis VEN dapat dilihat pada


tabel dibawah:
Jumlah Buffer Harga
Kelompok Biaya
Nama obat kebutuhan obat stok JKO+BS satuan
obat total (Rp)
(JKO) (BS) (Rp)
VITAL Salbutamol 2979 595.8 3574.8 85 303858
Aminofilin 1986 397.2 2383.2 60 142992
Captopril 4634 926.8 5560.8 70 389256
Hct 2317 463.4 2780.4 20 55608
Glibenclamid 2317 463.4 2780.4 70 194628
Metformin 2317 463.4 2780.4 130 361452

ESSENSIAL Asam mefenamat 2979 595.8 3574.8 130 464724


Na diklofenak 2979 595.8 3574.8 150 536220
Amoxicillin 2979 595.8 3574.8 350 1251180
Paracetamol 2979 595.8 3574.8 50 178740
Antalgin 2979 595.8 3574.8 85 303858
Dexametason 2979 595.8 3574.8 70 250236
Ctm 2979 595.8 3574.8 10 35748
Prednisone 2979 595.8 3574.8 40 142992
Piroxicam 1986 397.2 2383.2 85 202572
GG 2979 595.8 3574.8 30 107244
Antasida 3972 794.4 4766.4 50 238320
Ranitide 1986 397.2 2383.2 150 357480
Oralit 4965 993 5958 350 2085300
Metronidazole 4965 993 5958 200 1191600
Cotrimoksazole 3310 662 3972 150 595800
Ekstrak beladona 2979 595.8 3574.8 50 178740
Dimenhidrinat 1986 397.2 2383.2 80 190656

Created : Sulistiana 7
OBH 993 198.6 1191.6 2000 2383200
Loratadine 993 198.6 1191.6 200 238320
Ibuprofen 2979 595.8 3574.8 160 571968

NON Vit C 2979 595.8 3574.8 50 178740


ESSENSIAL Bedak salisil 331 66.2 397.2 1500 595800
Vit B1 993 198.6 1191.6 300 357480
Vit B6 993 198.6 1191.6 20 23832
Vit 12 993 198.6 1191.6 20 23832

Total 14.132376

Jenis produk yang akan dipasarkan oleh Apotek Care Farma selain obat dan
sediaan farmasi juga menyediakan minuman dingin dan juga kosmetik, namun
tidak menyediakan obat narkotika dan psikotropika.

B. Analisis Pasar
1. Jenis Pasar
Jenis pasar untuk apotek adalah monopolistis.

2. Potensi Pasar
Letak/ lokasi apotek strategis dan mudah dijangkau karena dekat dengan
pemukiman penduduk dan sarana pendidikan. Jumlah penduduk cukup padat,
ditambah dengan adanya sarana pendidikan di wilayah tersebut. Tingkat
pendidikan dan ekonomi masyarakat relative menengah dan menengah keatas
yang potensial sebagai konsumen yang loyal. Masyarakat golongan ini
mempunyai daya beli yang cukup tinggi, oleh karena itu Apoteker harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan efektif sehingga dapat
menarik minat dan menciptakan keinginan serta kepuasan konsumen.
Disamping itu kami akan melakukan promosi tentang Apotek Care Farma
dengan memasang spanduk/papan informasi di jalan akses menuju Jl.
Madesabara. Pemasangan spanduk/papan informasi akan dilakukan sekitar satu
minggu sebelum Apotek Care Farma resmi dibuka, sehingga masyarakat yang
melalui jalur itu mengetahui akan adanya apotek di daerah tersebut. Penentuan
harga obat yang kompetitif diharapkan akan membuat masyarakat lebih
memilih untuk membeli obat di Apotek Care Farma, yang nantinya diharapkan

Created : Sulistiana 8
dapat membentuk pemikiran masyarakat bahwa obat di apotek kami lebih
murah/ terjangkau dibanding tempat lain.
3. Konsumen Target
Target konsumen untuk apotek ini adalah seluruh masyarakat kota Raha
Kabupaten Muna serta para pendatang di kota tersebut pada umumnya, dan
khususnya masyarakat kelurahan Raha III Kecamatan Katobu.

C. Analisis Manajemen
1. Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan usaha dari apotek adalah Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan
dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan kegiatan usaha khusus/ tertentu
yang diatur secara khusus prosedur pendirian, anggaran dasarnya, struktur
modalnya dan atau pelaksanaan kegiatan usahanya oleh Undang-Undang atau
aturan pemerintah.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Apotek Care Farma dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

APOTEKER PENGELOLA APOTEK

APOTEKER PENDAMPING

ASISTEN APOTEKER ADMINISTRASI

3. Job Description
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Created : Sulistiana 9
1) Memimpin, menentukan kebijaksanaan, dan melaksanakan pengawasan
serta pengendalian apotek sesuai UU yang berlaku.
2) Menyusun program kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
3) Memberikan pelayanan serta informasi obat dan perbekalan farmasi
kepada pasien, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya.
4) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perkembangan
apotek.
5) Menguasai dan melaksanakan peraturan perundang-undangan farmasi
yang berlaku.
6) Membuat laporan realisasi data dan anggaran setiap bulan.
7) Membuat laporan penutupan buku.
8) Melakukan rekapitulasi buku penjualan tunai dihitung berdasarkan
jumlah resep dan rekapitulasi buku pembelian.
9) Membuat kebutuhan barang pada buku permintaan barang.
10) Membuat surat pesanan sesuai dengan data kebutuhan barang yang
tercatat pada buku permintaan barang dan pareto penjualan.
11) Membuat retur atau pengembalian barang bila terjadi kesalahan dalam
pengiriman barang.

b. Apoteker Pendamping (APING)


1) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA bila APA berhalangan
hadir selama jam kerja apotek.
2) Melaksanakan segala tindakan terutama dalam hal penting yang
mendasar dan strategis yang harus mendapat persetujuan dari APA.
3) Mengelola seluruh kegiatan di apotek sesuai dengan wewenang dan
petunjuk atau instruksi dari APA.
c. Asisten Apoteker (AA)
1) Mengatur penyimpanan obat dan penyusunan apotek.
2) Memberi harga pada setiap resep dokter yang masuk dan memeriksa
kelengkapan resep.
3) Melayani dan meracik obat seseai dengan resep dokter.
4) Menghitung dosis obat untuk racikan sesuai permintaan resep.
5) Menimbang, menyiapkan mengemas, dan memberi etiket obat yang
akan diserahkan pada pasien.
6) Memeriksa kebenaran obat sebelum diserahkan pada pasien.

Created : Sulistiana 10
7) Menyerahkan obat sekaligus memberi informasi lainnya mengenai obat
tersebut kepada pasien.
8) Membuat salinan resep bila diperlukan oleh pasien, bila obat hanya
ditebus sebagian atau resep diulang serta membuat kuitansi bila
diperlukan.
9) Berpartisipasi dalam pelaksanaan dan pemeliharaan kebersihan di
apotek.

d. Administrasi
1) Membantu apoteker dalam melaksanakan kegiatan dibidang
administrasi dan Inventory Control sesuai instruksi Apoteker.
2) Membantu Apoteker terhadap penataan dan kerapian pengarsipan
resep, nota, serta gudang sesuai instruksi.
3) Bertanggungjawab terhadap kebersihan dan keamanan dokumen dari
resiko kehilangan atau kerusakan.
4) Bertanggungjawab untuk mengumpulkan, mencatat, melaporkan, dan
mengarsipkan laporan dengan benar dan tepat waktu.
5) Bertanggungjawab sebagai kasir apotek
6) Bekerjasama dengan AA dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
kebersihan di apotek.
4. Jumlah karyawan
Jumlah karyawan Apotek Care Farma pada awal pendirian berjumlah 3 orang.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) didampingi oleh seorang Apoteker
Pendamping (APING), yang membawahi seorang Asisten Apoteker dan
administrasi. Perekrutan karyawan akan dilakukan 1 atau 2 tahun setelahnya.
Jam kerja APA dan APING akan dibagi berdasarkan shift kerja:
- Shift pagi = Pukul 07.00-14.30
- Shift sore = Pukul 14.30-22.00
Namun jam kerja tersebut bersifat fleksibel dan dapat dikondisikan sesuai
dengan waktu keduanya.

5. Program Kerja
Program kerja dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Program Kerja

Kegiatan Bulan

Created : Sulistiana 11
Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb
Pelayanan
Recruitmen SDM
Pembelanjaan Obat
Renovasi
Evaluasi
Keterangan: Pelayanan dilakukan mulai dari awal berdiri apotek, Recruitmen SDM
dilakukan setelah setahun atau dua tahun pendirian apotek, Pembelanjaan obat
diasumsikan tiga bulan sekali namun dapat disesuaikan dengan stok obat nantinya.
Renovasi dilakukan dua atau tiga tahun setelah pendirian apotek dan Evaluasi
dilakukan secara rutin tiap bulan untuk menilai hasil kerja dan menjadi pertimbangan
melakukan perubahan.

6. SOP
a. SOP Pelayanan OTC
1) Pasien datang ke apotek,
2) Apoteker/ AA menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat
apa yang dibutuhkan,
3) Apoteker/ AA terlebih dahulu menanyakan keluhan atau penyakit yang diderita
pasien, kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
4) Apoteker/ AA menghitung harga dan meminta persetujuan pasien terhadap
nominal harga,
5) Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai dengan
permintaan meliputi: nama obat dan jumlah obat,
6) Berikan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu
penggunaan obat, cara penggunaan, dan efek samping obat yang mungkin timbul
setelah penggunaan obat, dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek
samping yang ditimbulkan,
7) Meminta pasien untuk menebus obatnya dikasir,
8) Ucapkan semoga lekas sembuh kepada pasien.

b. SOP Pelayanan OWA


1) Pasien datang ke apotek,
2) Apoteker/ AA menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat
apa yang dibutuhkan,
3) Apoteker/ AA terlebih dahulu menanyakan keluhan atau penyakit yang diderita
pasien, kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,

Created : Sulistiana 12
4) Tanyakan kepada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk
pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6) Apoteker/ AA menghitung harga dan meminta persetujuan pasien terhadap
nominal harga,
7) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat.
8) Berikan informasi tentang obat meliputi: dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu
penggunaan obat, cara penggunaan, dan efek samping obat yang mungkin timbul
setelah penggunaan obat, dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek
samping yang ditimbulkan,
9) Meminta pasien untuk menebus obatnya dikasir,
9) Ucapkan semoga lekas sembuh kepada pasien,
10) Buat catatan pengobatan pasien yang nantinya sebagai patien data record.

c. SOP Pelayanan Resep


1) Pasien datang membawa resep,
2) Apoteker menerima resep dari pasien dan menyapanya dengan ramah,
3) Apoteker melakukan skrining resep meliputi adminstrasi, farmasetik, dan
klinik,
4) Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga,
5) Pasien diberi nomor antrian,
6) Tulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan print
out,
7) Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print out,
8) Siapkan obat sesuai dengan resep,
9) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik,
10) Buat etiket dan cocokkan dengan resep,
11) Teliti kembali resp sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep
dan kuitansi (jika diminta oleh pasien),
12) Perlihatkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunaan, dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan
obat, dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang
ditimbulkan,
13) Meminta pasien menebus obatnya di kasir,
14) Ucapkan semoga lekas sembuh,

Created : Sulistiana 13
15) Buat catatan pengobatan pasien

d. SOP Meracik
1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik,
2) Buatlah instruksi meracik meliputi: no. resep, nama pasien, jumlah dan
cara mencampur
3) Siapkan etiket dan wadah obat, sertakan bersama obat dan instruksinya
untuk diracik,
4) Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan dan masker,
5) Siapkan bat sesuai resep dan cocokkan dengan yang tertera pada struknya,
6) Jika ada bahan yang harus ditimbang maka persiapkan lebih dahulu,
7) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukan dengan hati-hati,
8) Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya,
9) Masukan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian
serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan,
10) Bersihkan peralatan dan meja racik setelah selesai,
11) Cucilah tangan sampai bersih.

e. SOP Menimbang
1) Bersihkan timbangan sampai bersih menggunakan alkohol,
2) Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang,
3) Ambil bahan-bahan sesuai dengan permintaan resep,
4) Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada piring
timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off),
5) Bahan obat yang diminta diletakkan secukupnya pada piring timbangan
sebelah kanan,
6) Buka dan on kan timbangan kemudian lihat apakah timbangan sudah
seimbang atau belum,
7) Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang
seimbang yang ditunjukkan oleh letak jarum pada posisi nol,
8) Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama
yang tertera pada botol/ wadah persediaan bahan,
9) Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan resep,
kemudian dikembalikan ketempatnya,
10) Rapikan kembali tempat menimbang, dan buanglah sampah pada
tempatnya

f. SOP Konseling Resep

Created : Sulistiana 14
1) Apoteker memanggil pasien sesuai dengan nomor antrian,
2) Apoteker menyesuaikan obat dengan data pasien, serta meminta waktu
pasien 15 menit untuk konseling penggunaan obat,
3) Jika pasien setuju antarkan pasien diruang konseling, jika pasien tidak
setuji ikuti SOP Pelayanan Resep,
4) Perkenalkan diri Anda sebagai Apoteker,
5) Menanyakan identitas pasien mencakup: Nama, alamat, BB, dan nomor
telepon
6) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada
pasien tentang keluhan yang dialaminya dan yang dikatakan oleh dokter
sebelumnya,
7) Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut,
8) Memberikan informasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat (dosis,
frekuensi, durasi, cara penggunaan),
9) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan
untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan
penggunaan obat,
10) Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan
cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek
samping yang terjadi,
11) Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan
mengganggu,
12) Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau
yang perlu dilakukan untuk menunjan keberhasilan terapi,
13) Memberi kesempatan pada pasien untuk menanyakan terkait
pengobatnnya,
14) Ucapkan semoga lekas sembuh kepada pasien,
15) Buat catatan pengobatan pasien sebagai Medication record.

g. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang


1) Apoteker menyapa dengan ramah petugas PBF yang datang
2) Saat barang datang dari PBF, cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan
barangnya (kecocokan tentang nama barang, bentuk, jumlah sediaan,
no.batch, dan tanggal ED),

Created : Sulistiana 15
3) Cek kondisi barang (rusak, pecah, dan tersegel atau tidak),
4) Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi
dengan no SIK/SIA/NIP serta disertakan dengan stempel apotek,
5) Faktur diambil 1 lembar untuk arsip apotek,
6) Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di computer,
7) Cocokkan harga yang sudah ada di computer dengan harga yang tertera
pada faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak,
8) Tandatangani faktur yang telah diedit di computer,
9) Beri harga barang-barang/ obat bebas dan letakkan sesuai dengan
spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai
dengan efek farmakologinya atau berdasarkan abjad,
10) Arsipkan faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing.
h. SOP Pembayaran Obat
1) Tanyakan nama pasien atau cocokan nama pasien dengan yang tertera pada
etiket,
2) Serahkan obat kepada pasien dengan penegasan kembali harga, nama obat, dan
jumlah obat,
3) Ucapkan terimakasih telah mempercayai apotek kami dan semoga lekas sembuh.

D. Analisis Keuangan
1. Jumlah Modal
Modal awal yang dibutuhkan untuk pendirian Apotek Care Farma disajikan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Rincian Modal

Harga Satuan Jumlah Harga


Modal Tetap Aset Jumlah
(Rp) (Rp)
Bangunan 25000000
Perlengkapan apotek
Etalase kayu 5 350000 1750000
Meja racik 1 250000 250000
Meja apoteker/konsultasi 1 200000 200000
Kursi tunggu 4 150000 600000
Kursi konseling 3 100000 300000
Lemari obat 3 200000 600000
Kulkas 1 1200000 1200000
Listrik + pasang 100000 100000
Telepon + pasang 1 300000 300000
Alat pemadam kebakaran 1 250000 250000
Tempat sampah dan alat 20000 20000

Created : Sulistiana 16
kebersihan
Jam dinding 1 20000 20000
Timbangan milligram 1 1000000 1000000
Timbangan gram 1 1000000 1000000
Cawan porselen 1 14000 14000
Spatula 2 10000 20000
Gelas Kimia 250 ml 1 20000 20000
Mortir + stamper 2 40000 80000
Batang pengaduk 2 8000 16000
Corong gelas 1 20000 20000
Papan nama apotek 1 250000 250000
Promosi 250000
33260000
Administrasi
Alat tulis 50000 50000
Buku defekta, pesanan,
100000
penerimaan, faktur
Kartu stok, catatan resep, kopi
100000
resep, etiket
Daftar harga obat 10000
260000
Perizinan 1000000
Total 34520000
Kas 5000000
Biaya Operasional
Obat bebas 9000000
Obat bebas terbatas 8000000
Obat wajib apotek 8000000
Kosmetik 500000
Alat kesehatan 500000
Lain-lain (suplemen, vitamin, dan
150000
minuman dingin
Total Modal 65670000

2. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) Tahun ke-1


a. Biaya Rutin per Bulan Tahun ke-1
Tabel 3. Biaya Rutin per Bulan Tahun ke-1

Created : Sulistiana 17
Tenaga Kerja Jumlah Gaji
Apoteker Pengelola Apotek 1000000
Apoteker Pendamping 1000000
Asisten Apoteker 700000
Administrasi 500000
3200000
Biaya lain-lain
Administrasi 250000
Listrik, telepon 200000
Pemeliharaan 500000
950000
Total 4150000

b. Biaya Rutin tahun ke-1


Tabel 4. Biaya Rutin tahun ke-1

Biaya bulanan × 12 bulan 49800000


THR 1600000
Total 51400000

c. Proyeksi Pendapatan tahun ke-1


Pada tahun ke-1 diproyeksikan resep yang masuk 25 lembar/bulan dengan
perkiraan harga rata-rata Rp 50.000,-/ lembar
- Penjualan resep tahun ke-1 (untung 30%)
25 lembar × 12 bulan × Rp 50.000,- = Rp 15.000.000,-
- Penjualan Obat Bebas (Profit 20%)
30 hari × 12 bulan × Rp 150.000,- = Rp 54.000.000,-

- Penjualan Obat Bebas Terbatas (untung 20%)


30 hari × 12 bulan × Rp 200.000,- = Rp 72.000.000,-
- Penjualan OWA (untung 25%)
30 hari × 12 bulan × Rp 300.000,- = Rp 108.000.000,-
- Penjualan Alkes (untung 20%)
30 hari × 12 bulan × Rp 50.000,- = Rp 18.000.000,-
- Penjualan Kosmetik (Profit 10%)
30 hari × 12 bulan × Rp 200.000,- = Rp 72.000.000,-
- Penjualan lain-lain (Profit 20%)
30 hari × 12 bulan × Rp 200.000,- = Rp 72.000.000,-
Total Pemasukan = Rp. 411.000.000,-

d. Pengeluaran Rutin Tahun ke-1


Biaya Pengadaan Obat dalam 1 Tahun

Created : Sulistiana 18
- Pengeluaran Obat Resep
100
× Rp 15.000.000,- = Rp 11.538.461,-
130
- Pengeluaran Obat Bebas
100
× Rp 54.000.000,- = Rp 45.000.000,-
120
- Pengeluaran Obat Bebas Terbatas
100
× Rp 72.000.000,- = Rp 60.000.000,-
120
- Pengeluaran OWA
100
× Rp 108.000.000,- = Rp 86.400.000,-
125
- Pengeluaran Alkes
100
× Rp 18.000.000,- = Rp 15.000.000,-
120
- Pengeluaran Kosmetik
100
× Rp 72.000.000,- = Rp 65.454.545,-
110
- Pengeluaran lain-lain
100
× Rp 72.000.000,- = Rp 60.000.000,-
120

Total Pengeluaran = Rp 343.393.006,-

e. Pajak
Pajak dihitung menggunakan pajak penghasilan final, yaitu 1% dari omset
yang masuk:
Pajak = 1% × Omset 1 tahun
= 1% × Rp 411.000.000,-
= Rp 4.110.000,-

Created : Sulistiana 19
f. Pendapatan Bersih
Laba Bersih = Pendapatan – Biaya rutin – Biaya pengadaan – Pajak
= 411.000.000 – 51.400.000 – 343.393.006 – 4.110.000
= 12.096.994

g. Perhitungan PP (Payback Periode)


Jum. Investasi
PP = × 1 tahun
Jum. Laba bersih/tahun

65.670.000
= × 1 tahun
12.096 .994

= 5,42 tahun

h. Perhitungan ROI (Return On Investment)


Lababersih
ROI = × 100%
Total investasi

12.096 .994
= × 100%
65.670.000
= 18, 42 %

i. Perhitungan BEP (Break Even Point)


1
BEP = Biaya variabel × Biaya tetap
1−
Pendapatan

1
= 343.393 .006 × (51.400.000 + 4.110.000)
1−
411.000 .000

Created : Sulistiana 20
1
= × 55.510.000
1−0,83
1
= × 55.510.000
0,17
= Rp 326.529.411 / tahun
= Rp 27.210.784 / bulan
= Rp 907.026 / hari

j. Persentase BEP
Biaya teap
% BEP = × 100%
Pendapatan−biaya variabel
55.510 .000
= × 100%
411.000 .000−343.393 .006
55.510.000
= × 100%
67.606 .994
= 82, 10 %

k. Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP × jumlah lembar resep/tahun
= 82,10% × (25 × 1 × 12)
= 246,3 lembar per tahun
= 20,52 lembar resep per bulan ~ 21 lembar resep/bulan

3. Sumber Dana
Sumber dana Apotek “Care Farma” berasal dari gabungan dana dari Apoteker
Pengelola Apotek dan juga Apoteker Pendamping, sehingga pada posisi
struktural disepakati pembagian posisi tersebut bersama dengan perjanjian
tertulis bahwa jumlah gaji yang diterima adalah sama sesuai dengan masing-
masing modal.

Created : Sulistiana 21
Created : Sulistiana 22
BAB III

KESIMPULAN

Apotek Care Farma didirikan sebagai tempat praktek profesi apoteker yang telah
memperoleh surat izin praktik apoteker (SIPA). Berdasarkan lokasi tempat pendirian
apotek menurut kami apotek ini cukup strategis, mudah dijangkau dan belum adanya
persaingan. Serta berdasarkan analisis studi kelayakan ini pendirian Apotek “Care
Farma” adalah layak untuk diteruskan dan dikembangkan, baik ditinjau dari
pengabdian profesi maupun dari sisi ekonominya. Sehingga semoga dengan
berdirinya apotek “Care Farma” dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat
dalam mendapatkan informasi obat dan pelayanan kefarmasian oleh farmasis.

Created : Sulistiana 23

Anda mungkin juga menyukai