Disusun Oleh:
1. Irsantya Lamara P. (17)
2. Luthfiyyah Muntaza R (23)
3. Mahir Muhammad (25)
4. Muhammad Naufal A. (27)
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha kuasa karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah yang berjudul “Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Internasional” dapat
kami selesaikan dengan semaksimal mungkin.
Segala usaha yang telah kami lakukan dalam pengerjaan makalah ini untuk memenuhi
tugas yang diberikan, apabila ada kekurangan dalam pengerjaan makalah ini kami meminta
maaf.
Tim Penyusun
Daftar Isi
Bab 1
Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………. 1
Perumusalan Masalah………………………………………………………………………………………………… 1
Bab 2
Pembahasan……………………………………………………………………………………………………… 2-6
Bab 3
Penutup……………………………………………………………………………………………………………… 6-7
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………….. 6
Saran……………………………………………………………………………………………………………………………. 7
Daftar pustaka……………………………………………………………………………………………………………… 7
Bab 1
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Memahami latar belakang Pancasila dan UUD 1945 merupakan suatu
kewajiban bagi setiap warga negara sebelum melaksanakan nilai-nilainya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kewajiban tersebut merupakan
sesuatu yang harus dijalankan dalam kedudukan Kita sebagai warga negara. Karena
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, maka setiap warga negara wajib loyal
kepada dasar negaranya.
Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis.
Akibat dari penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat
dikatakan tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut
sangat kecil ukurannya. Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti bangsa
Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh liberalisme.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan ancaman berdimensi ideologi?
b. Bagaimana keadaan ideologi Indonesia masa lalu dan saat ini?
c. Apa saja ancaman berdimensi ideologi yang berasal dari dalam negeri?
d. Apa saja ancaman berdimensi ideologi yang berasal dari luar negeri?
e. Apa saja hal yang harus dihindari untuk menjaga ideologi Indonesia?
f. Bagaimana kita mengatasi ancaman berdimensi ideologi?
Pembahasan
2. Pembentukan MPRS
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No.
2 Tahun 1959. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena
Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga
tertinggi negara harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang
terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk di MPR.
D. Reformasi(1998-sekarang)
Makna Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dari akar kata
reform, sedangkan secara harfiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan
yang memformat ulang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang,
untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang di cita-citakan rakyat. Reformasi juga di artikan pembaharuan dari
paradigma, pola lama ke paradigma, pola baru untuk memenuju ke kondisi yang
lebih baik sesuai dengan harapan.
Untuk melakukan reformasi, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu:
a. Adanya suatu penyimpangan.
b. Berdasar pada suatu kerangka struktural tertentu.
c. Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara
demokrasi.
d. Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kondisi serta keadaan yang
lebih baik
e. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang
Berketuhanan Yang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuan reformasi dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai
baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan
konstitusi yang menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat
bangsa;
3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi,
sosial budaya, maupun pertahanan keamanan;
4. Menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalam
masyarakat bangsa yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN,
kekuasaan sewenang-wenang atau otoriter, penyimpangan, dan penyelewengan
yang lain.
Peranan Pancasila sebagai paradigma reformasi
Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja bangsa
dan negara dimasa lampau, mengoreksi segala kekurangannya,sambil merintis
pembaharuan untuk menjawab tantangan masa depan. Pelaksanaan kehidupan
berbangsa dan bernegara masa lalu memerlukan identifikasi, mana yang masih
perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki.
Pancasila yang pada dasarnya sebagai sumber nilai, dasar moral etik bagi
negara dan aparat pelaksana negara digunakan sebagai alat legitimasi politik,
semua tindakan dan kebijakan mengatasnamakan Pancasila, kenyataannya
tindakan dan kebijakan tersebut sangat bertentangan dengan Pancasila.
Klimaks dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional,
sehingga muncullah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa,
cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya
Reformasi di segala bidang terutama bidang hukum, politik, ekonomi, dan
pembangunan.
Awal dari gerakan Reformasi bangsa Indonesia, yakni dengan mundurnya
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Prof.
Dr. B.J Habibie.
a. Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila
Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia telah salah mengartikan makna dari
sebuah kata Reformasi, yang saat ini menimbulkan gerakan yang
mengatasnamakan Reformasi, padahal gerakan tersebut tidak sesuai dengan
pengertian dari Reformasi. Contohnya, saat masyarakat hanya bisa menuntut dan
melakukan aksi-aksi anarkis yang pada akhirnya terjadilah pengerusakan fasilitas
umum, sehingga menimbulkan korban yang tak bersalah. Oleh karena itu dalam
melakukan gerakan reformasi, masyarakat harus tahu dan paham akan pengertian
dari reformasi itu sendiri, agar proses menjalankan reformasi sesuai dengan tujuan
reformasi tersebut.
Secara harfiah reformasi memiliki makna yaitu suatu gerakan untuk
memformat ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang
untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang dicita-citakan rakyat (Riswanda dalam Kaelan, 1998).
b. Pancasila sebagai Dasar Cita-cita Reformasi
Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia, sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, namun ternyata Pancasila tidak diletakkan pada kedudukan dan
fungsinya. Pada masa orde lama pelaksanaan negara mengalami penyimpangan
dan bahkan bertentangan dengan Pancasila. Presiden seumur hidup yang bersifat
diktator. Pada masa orde baru, Pancasila hanya sebagai alat politik oleh penguasa.
Setiap warga yang tidak mendukung kebijakan penguasa dianggap bertentangan
dengan Pancasila.
Oleh karena itu, gerakan reformasi harus dimasukkan dalam kerangka
Pancasila, sebagai landasan cita-cita dan ideologi negara Indonesia, agar tidak
terjadi anarkisme yang menyebabkan hancurnya bangsa dan negara Indonesia.
a. Kesimpulan
Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi adalah ancaman yang
dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu
negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila.
Contoh ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi:
a. Suatu golongan memasukkan para kader-kader yang telah dibekali suatu
ideologi tertentu untuk bergabung di dalam suatu partai Politik dan dalam suatu
lembaga yudikatif.
b. Masuknya budaya barat dan ideologi-ideologi asing lainnya melalui berbagai
media,
Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi dapat berakibat antara lain:
a. Melemahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa yaitu Pancasila,
b. Timbulnya gerakan separatis karena perbedaan ideologi, serta
c. Rusaknya etika dan moral bangsa.
Oleh karena itu mari kita sebagai generasi muda untuk mengatasi ancaman integrasi
nasional dalam bidang ideologi dapat melakukan:
a. Memahami lebih dalam arti penting Pancasila sebagai ideologi negara,
b. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat dari hal-hal yang kecil
hingga yang besar,
c. Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi usaha pemecah belahan
dari luar,
d. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas, dan
e. Menyebarkan dan memasyarakatkan wawasan kebangsaan dan implementasi
butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan
kepada ideologi bangsa.
b. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
c. Daftar Pustaka