Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat

bangsa dan negara.” Kepala sekolah merupakan salah satu komponen

pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Karena kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan yang

secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.

Sebagaimana dikemukakan dalam PP No 28 tahun 1990 pasal 12 ayat 1

menyatakan bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan

lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat

mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran

sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan

bertahap. Kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang memadai agar mampu meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Mulyasana (2011:120) Pendidikan bermutu lahir dari sistem

perencanaan yang baik dengan materi dan sistem tata kelola yang baik dan
2

disampaikan oleh guru yang baik dengan komponen pendidikan yang bermutu

khususnya guru. Menurut Ali (2009:119) Kualitas sumber daya manusia

berkaitan erat dengan kualitas guru. Guru yang profesional akan berpengaruh

besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Senada dengan yang

disampaikan oleh Mulyasana (2011:44) Guru memegang peranan penting dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran, baik kualitas proses maupun kualitas

lulusan. Layanan belajar yang diberikan guru menjadi peran yang sangat penting

dalam mengembangkan potensi peserta didik. Ketidak mampuan guru dalam

memberikan layanan belajar yang baik akan berdampak buruk bagi peserta didik.

kualitas pengelolaan sekolah akan tergantung kepada seorang kepala sekolah

yang berperan sebagai manajer. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mengelola sekolahnya.

Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya tidak akan

terlepas dari kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dalam

melaksanakan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah. Untuk itu seorang

kepala sekolah dituntut untuk mampu memiliki kesiapan dalam mengelola

sekolah. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kemampuan manajerial kepala

sekolah yang berkenaan dengan Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2007

Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kemampuan manajerial kepala

sekolah meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan. Ada 16 kompetensi manajerial yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah yaitu sebagai berikut: a). Mampu menyusun perencanaan

sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan, b). Mengembangkan

organisasi sekolah atau madrasah sesuai dengan kebutuhan, c). Memimpin

sekolah/madrasa dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah


3

secara optimal, d). Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah

menuju organisasi pembelajaran yang efektif, e). Menciptakan budaya dan iklim

sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, f).

Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara

optimal, g). Mengelola hubungan dengan masyarakat dalam rangka pencairan

dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah, h).

Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan

penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik, i). Mengelola sarana

dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayuagunaan secara

optimal, j). Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional,

k). Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip

pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien, l). Mengelola

ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan

sekolah/madrasah, m). Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam

mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di

sekolah/madrasah, n). Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam

mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan,

o).Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran

dan manajemen sekolah/madrasah, p). Melakukan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur

yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

Dengan kemampuan manajerial yang baik diharapkan setiap kepala

sekolah mampu menjadi pendorong dan penegak disiplin bagi para guru agar

mereka mampu menunjukan produktivitas kinerjanya dengan baik. Menurut


4

Srinalia (2015:195) Kualitas kinerja guru sangat menentukan dalam kualitas hasil

pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan

langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah.

Susanto (2013:145) menyatakan bahwa dalam kultur masyarakat

indonesia sampai saat ini, perkerjaan guru masih cukup tertutup, bahkan

pemimpin guru, seperti pengawas sekolah dan kepala sekolah sekalipun tidak

mudah untuk mendapatkan data dan mengamati realitas keseharian guru di

hadapan peserta didik. lebih lanjut dikatakan Susanto (2013:145) program

supervisi oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah tidak mungkin ditolak guru,

akan tetapi, tidak jarang guru berusaha menempatkan kinerja terbaiknya hanya

pada saat dikunjungi. Selajutnya. Ia akan kembali berkerja seperti sedia kala,

bahkan kadang guru mengajar tanpa persiapan yang matang serta tanpa

semangat dan antusiasme yang tinggi. hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja

guru itu sendiri. Disini terlihat bahwa kinerja guru merupakan suatu hal yang

perlu mendapat perhatian serius oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah.

Untuk itulah diperlukan sebuah pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh

pengawas sekolah dan kepala sekolah yang tujuannya adalah untuk membantu

guru-guru melihat dengan jelas tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang

memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu

pendidikan di sekolah. Kegiatan utama pengawas sekolah dalam melaksanakan

supervisi akademik adalah untuk membina personal sekolah khususnya guru

agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam PP No. 74 Tahun 2008

tentang Guru dinyatakan bahwa “Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri

sipil (PNS) yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan


5

melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas

kepengawasan”

Dalam PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 55 Tentang Standar Nasional

Pendidikan menyatakan bahwa Pengawas sekolah memiliki peran yang

signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di

sekolah. Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi: pemantauan,

supervisi evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengawas yang harus dilakukan

secara teratur dan berkesinambungan. Peran tersebut berkaitan dengan tugas

pokok pengawas sekolah yaitu melakukan supervisi baik kepada kepala sekolah

maupun kepada guru. Tujuan dari supervisi pengawas sekolah adalah untuk

membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses

pembelajaran. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan secara

berkesinambungan hendaknya oleh kepala sekolah dijadikan sebagai cara untuk

memantau peningkatan kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap maju mundurnya mutu pendidikan

di sekolah yang menjadi tempat tugasnya. Menurut Ahmad (2016:6) ”Betapa pun

sempurnanya fasilitas pengajaran, tetapi jika kepala sekolah sebagai pelaksana

tidak mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin pendidikan

maka keberhasilan pendidikan di sekolah akan sulit terwujud.”

Pemaparan di atas diperkuat dengan adanya penelitian yang telah

dilakukan oleh Pawennary (2013) menyatakan bahwa “Kompetensi manajerial

kepala sekolah sekecamatan banguntapan, Kabupaten Bantul dalam kategori

tinggi yaitu dengan presentase 76,58%. Dilihat per aspek (1) aspek perencanaan

dengan jumlah presentase 77,31% (2) aspek kepemimpinan dengan jumlah

presentase 78,70% (3) aspek pengorganisasian dengan jumlah presentase


6

76,25% (4) aspek penggerakan dengan jumlah presentase 76,15 dan (5) aspek

pengawasan dengan jumlah presentase 75,40%”. Hasil penelitian lain dari

Purbasari (2015) Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa variabel

supervisi akademik berpengaruh terhadap variabel kinerja guru dalam proses

pembelajaran sebesar 23,2% dengan kriteria hubungan sedangan. Artinya

variabel kinerja guru mampu dijelaskan oleh variabel supervisi akademik sebesar

23,2% melalui hubungan linier 𝑌̂ = 75,977 = 0,4X. Oleh karena itu agar kinerja

guru meningkat, maka supervisi akademik harus dilaksanakan secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian diantaranya pada pelaksanaan supervisi akademik,

kepala sekolah harus lebih memperhatikan aspek pelaksanaan supervisi,

sedangkan dalam hal lain kinerja mengajar guru, guru harus lebih meningkatkan

kinerjanya terutama dalam aspek evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut hasil

penilaian siswa.

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap salah

satu variabel penelitian yang sama, namun menyatakan hasil yang berbeda-

beda. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi peneliti untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh pelakasanan kompetensi manajerial kepala sekolah dan

supervisi akademik oleh pengawas sekolah terhadap kualitas kinerja guru

khususnya di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat.

Berdasarkan hasil obsevasi yang pernah dilakukan penulis pada bulan

Juli 2017 di 10 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat. Penulis

menemukan ada beberapa permasalahan yang terjadi di beberapa sekolah

tersebut seperti, adanya kepala sekolah yang kurang mampu berinteraksi

dengan masyarakat di sekitar, kemampuan kepala sekolah dalam menggerakan

sumber daya manusia masih terbatas, kurangnya pengontrolan kepala sekolah


7

terhadap guru yang berkaitan dengan kedisiplinan. Karena masih terdapat

beberapa guru yang kadang datang terlambat kesekolah, ini merupakan salah

satu contoh yang tidak baik bagi para siswa.

Adapun permasalahan lainnya yang menyebabkan pelaksanaan tugas

manajerial kepala sekolah belum terlaksana secara optimal, permasalahan yang

terjadi dilihat dari peraspek diantaranya dalam hal perencanaan. kesulitan yang

dihadapi oleh kepala sekolah di dalam membuat perencanaan adalah kepala

sekolah kesulitan dalam menghimpun pendapat-pendapat dari guru maupun

karyawan untuk membuat keputusan dalam suatu perencanaan karena minimnya

budaya inisiatif dari guru maupun karyawan untuk memberikan pendapatnya.

Pengarahan, kesulitan yang dihadapi oleh kepala sekolah adalah perbedaan

cara pandang, kebiasaan-kebiasaan, kemauan dan keterampilan guru dalam

usaha menyatukan visi dan misi menuju tercapaianya tujuan sekolah.

Pengawasan, kesulitan yang dihadapi oleh kepala sekolah adalah banyaknya

beban tugas administratif yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Hal ini

menyebabkan kurang fokusnya pengawasan, monitoring dan evaluasi yang di

lakukan oleh kepala sekolah terhadap pelaksanaan program sekolah.

Selain itu masih ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses

pembelajaran khususnya pada kualitas kinerja guru, seperti adanya guru yang

belum membuat persiapan pembelajaran sebelum mengajar, sebagaimana

diketahui bahwa persiapan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

kelancaran proses pembelajaran, selain itu juga masih terdapat beberapa guru

yang belum mampu dalam menggunakan teknologi sebagai penunjang dalam

proses pembelajaran.
8

Permasalahan lainnya adalah masih terdapat guru yang belum

menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga proses

pembelajaran terasa membosankan bagi siswa. Dalam hal evaluasi, hanya

beberapa guru yang melakukan evaluasi rutin setiap menyelesaikan sub bab

materi pelajaran, sedangkan masih banyak guru yang melakukan evaluasi yang

hanya sesuai dengan jadwal sekolah yaitu evaluasi pada saat mid semester dan

akhir semester sehingga tidak ada inisiatif guru untuk melakukan evaluasi dalam

proses pembelajaran, yang sejatinya evaluasi dalam proses pembelajaran

sangat penting untuk mengenal kemampuan dari siswa tersebut (berdasarkan

hasil observasi yang dilakukan di beberapa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan

Belida Darat).

Beberapa permasalahan inilah yang harus di kontrol oleh kepala sekolah

sebagai seorang pemimpin sekaligus manajer di sekolah dengan menerapkan

fungsi manajerialnya. Apabila kepala sekolah tidak mampu mengelola sumber

daya manusia tersebut maka hal tersebut dapat menghambat dalam menerapkan

fungsi manajerial kepala sekolah dan dapat menghambat proses pendidikan

yang bermutu. Hal tersebut juga perlu mendapat dukungan dari seorang

supervisi akademi pengawas sekolah untuk sama-sama miningkatkan kualitas

kinerja guru sehingga dapat meningkatkan mutu dalam pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi di atas, ada beberapa alasan yang

mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini diantaranya: Pertama

kemajuan di bidang pendidikan membutuhkan manajer pendidikan yang mampu

mengelola satuan pendidikan dan mampu untuk meningkatkan kinerja guru

dalam mencapai tujuan pendidikan, Kedua persepsi masyarakat yang selama ini

memposisikan guru sebagai kunci utama keberhasilan atau kegagalan


9

pendidikan, padahal seorang guru hanyalah salah satu komponen dalam satuan

pendidikan di sekolah. Di samping guru, kepala sekolah adalah pihak yang

memegang peran tidak kalah penting dalam proses pembelajaran, dan yang

ketiga, kajian empiris dengan tema ini menarik untuk dilakukan sesuai dengan

perkembangan ilmu dan teori tentang manajemen khususnya manajemen dalam

pendidikan.

Dari hasil temuan peneliti terkini di 10 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan

Belida Darat, menurut peneliti “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala

Sekolah dan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Terhadap Kinerja Guru

di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat” penting untuk dikaji. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi kepada seluruh kepala sekolah agar

senantiasa menerapkan kompotensi manajerialnya dan memberi pengawasan

kepada guru guna mencapai efektifitas kinerja guru.

B. Identifikasi Masalah

a. Pengawas sekolah dan kepala sekolah tidak mudah mendapatkan data

dan aktivitas guru sehari-hari (berdasarkan hasil penelitian Susanto,2013)

b. Guru hanya aktif pada saat disupervisi (berdasarkan hasil penelitian

Susanto,2013)

c. Kompetensi manajerial kepala sekolah masih rendah. Hal ini dilihat dari

adanya kepala sekolah yang kurang mampu berinteraksi dengan

masyarakat di sekitar (berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di

beberapa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat).

d. Kemampuan kepala sekolah dalam menggerakan sumber daya manusia

masih terbatas (berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di beberapa

Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat).


10

e. Kurangnya pengontrolan kepala sekolah terhadap guru yang berkaitan

dengan kedisiplinan (berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di

beberapa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat).

f. Kurangnya partisifasi guru di dalam memberikan masukan kepada kepala

sekolah di dalam membuat perencanaan sekolah (berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan di beberapa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan

Belida Darat).

g. Banyaknya beban administratif kepala sekolah yang menyebabkan

kurang fokusnya kepala sekolah dalam pengawasan pelaksanaan

program sekolah (berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di

beberapa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat).

h. Guru belum membuat persiapan sebelum mengajar (berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan di beberapa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan

Belida Darat).

i. Disekolah hanya beberapa guru yang melakukan evaluasi rutin

(berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di beberapa Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Belida Darat).

C. Pembatasan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, penelitian

yang dilakukan ini tidak mengungkap semua faktor yang mempunyai hubungan

dengan kinerja guru, karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Peneliti

memberikan batasan, di mana akan dilakukan penelitian mengenai Variabel

bebas yang diteliti hanya variabel eksternal saja yaitu: Kompetensi Manajerial

Kepala Sekolah (X1) dan Supervisi akademik yang dilakukan oleh Pengawas
11

Sekolah (X2). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Guru (Y) yang

mengajar di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Belida Darat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Adakah pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja

guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat?

b. Adakah pengaruh supervisi akademik pengawas sekolah terhadap kinerja

guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Belida Darat?

c. Adakah pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan supervisi

akademik oleh pengawas sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Belida Darat.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi kepada peneliti lain yang

ingin mengembangkan pada penelitian sejenis berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan

bahan perbandingan dalam mengambil keputusan, adapun manfaat

praktis tersebut yaitu :

a. Bagi pemerintah Kabupaten Muara Enim khususnya Kepala Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Muara Enim, sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan tentang upaya


12

peningkatan kinerja guru.

b. Bagi pengawas sekolah sebagai masukan dalam melakukan

pembinaan dalam upaya meningkatkan kinerja guru khususnya dalam

hal supervisi akademik.

c. Bagi kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam upaya

membina dan meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal

manajerial.

d. Bagi guru sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kinerjanya,

terutama dalam hal akademik dan pengelolaan proses belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai