Anda di halaman 1dari 36

WRAP UP

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA


KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN
PERNAPASAN

KELOMPOK B – 9

Ketua : Nawar Najla Mastura 1102010204

Sekretaris :Nanda Permata Fajarani 1102010203

Anggota : Muhammad Ridwan 1102009189

Nova Anggar Kusuma N 1102009207

Nadya Hasnanda K 1102010201

Nadya Ramadhani 1102010202

Rizki Faujiah Munandar 1102010253

Rizky Aisyah 1102010255

Ronny Saputra 1102010257

Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
2013-2014

1
Skenario 2
Kunjungan Rumah Pasien dengan Gangguan Pernapasan

Seorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan keluhan
sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap minggu sehingga sangat
menggangu kegiatan sekolah pasien. Oleh karena itu dokter ingin mengunjungi rumah pasien
untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.

Pasien tinggal di sebuah rumah di kawasan padat penduduk dengan ukuran 4 x 7 m bersama
keluarganya. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, pasien dan dua orang kakak yang berumur 12
dan 14 tahun. Selain itu bersama keluarga ini tinggal kakek dan neneknya ( orang tua dari
ayah ). Kondisi dalam rumah kurang rapih, kurang bersih, kurang pencahayaan dan ventilasi.

Kakek dan ibu pasien mempunyai riwayat asma bronkial. Kakek dan ayah pasien adalah
perokok berat.

Ayah pasien adalah seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang
merupakan sumber pencari nafkahdalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD
yang bekerja sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetanngganya, sedangkan kakek dan
neneknya tidak bekerja. Kedua orang tua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien
kurang mendapat perhatian yang baik, karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering
terlambat ke dokter.

2
Pertanyaan :

1. Berapakah jumlah anggota keluarga yang ideal dalam satu rumah ?


2. Bagaimanakah ciri rumah yang sehat ?
3. Apakah hubungan asma bronkial dan perokok berat pada keluarga dan penyakit
pasien ?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan sesak nafas berulang ?
5. Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini, dan
bagaimana kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga terebut ?
6. Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan
bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota
keluarga?

3
Jawaban :

1. Satu ayah, satu ibu dan dua orang anak.


2. Bersih, rapih, pencahayaan cukup, ventilasi baik,tidak banyak perabotan, ukuran
rumah sesuai dengan jumlah penghuni rumah ( 1 orang/ 8 m kubik ).
3. Asap rokok dapat mencetuskan sesak nafas, dan asma bronkial merupakan penyakit
yang diturunkan.
4. Terpapar alergen terus menerus sepoerti debu, asap rokok, udara dingim, rumah yang
sempit dengan ventilasi yang buruk, tingginya kelembaban, kurangnya kesadaran
untuk berobat, tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
5. Jumlah anggota keluarga yang tinggi dalam satu rumah dibandingkan dengan luas
rumah tidak sesuai, sehingga menyebabkan pasien sesak.
6. Kewajiban pasien sebagai individu ; menjaga kesehatan, berobat, menjauhi alergen,
ikhtiar dan tawakal. Kewajiban pasien sebagai anggota keluarga ; membantu orang
tua menjaga kebersihan rumah, menjaga kakek dan nenek.

4
Hipotesis

Seorang pasien anak laki – laki berumur 8 tahun dengan keluhan sesak nafas berulang
dikunjungi rumahnya oleh seorang dokter. Anak diduga menderita asma bronkial karena
kakek dan ibu pasien memiliki riwayat asma bronkial, selain karena asma bronkial
merupakan penyakit turunan yang diturunkan secara genetik. Kondisi rumah pasien yang
kurang terawat dengan ventilasi yang buruk membuat rumah pasien tidak layak untuk dihuni,
selain itu jumlah keluarga yang ada di dalam rumah pasien tidak sesuai dengan luas
rumahnya, kebiasaan merokok pada ayah dan kakek pasien menjadi pencetus bagi pasien
menjadi sesak nafas berulang, tidak hanya itu kesibukan orang tua pasien membuat pasien
kurang mendapat perhatian dan pendapatan keluarga yang rendah menjadi penghalang bagi
pasien untuk berobat.

5
Sasaran Belajar

L.I 1. Memahami dan Menjelaskan Keluarga.

L.O 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Keluarga.

L.O 1.2 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga.

L.O 1.3 Memahami dan Menjelaskan Peran Keluarga.

L.O 1.4 Memahami dan Menjelaskan Struktur Keluarga.

L.O 1.5 Memahami dan Menjelaskan Hak & Kewajiban Keluarga.

L.O 1.6 Memahami dan Menjelaskan Bentuk Keluarga.

L.O 1.7 Memahami dan Menjelaskan Siklus Kehidupan Keluarga.

L.O 1.8 Memahami dan Menjelaskan Dinamika Keluarga.

L.I 2. Memahami dan Menjelaskan Rumah Sehat.

L.O 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rumah Sehat.

L.O 2.1 Memahami dan Menjelaskan Ciri Rumah Sehat.

L.I 3. Memahami dan Menjelaskan Faktor – Faktor yang mempengaruhi kesehatan dalam
keluarga.

L.I 4. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami.

L.O 4.1 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga Islami.

L.O 4.2 Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat
Anggota Keluarga yang Sakit.

6
L.I 1. Memahami dan Menjelaskan Keluarga.

L.O 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Keluarga.

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga (Friedman,1998).
Keluargaadalahunitterkecildarimasyarakatyangterdiridarisuami
istridananaknya,atauayahdananaknya,atauibudananaknya(Suprajitno,2004).

Spasinya dirapihkan lagi..

Coba cari definisi keluarga ,menurut yang lain..

L.O 1.2 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga.

Menurut Friedman fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu :

1) Fungsi Efektif

Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga.
Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota kelurga
mengembangkan gambaran diri yang fositif, peran dijalankan dengan baik dan penuh rasa
sayang.

2) Fungsi Sosialisasi

Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi sosial ,dan
individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan
tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota kelurga dan belajar disiplin, norma
budaya dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan
didalam masyarakat.

3) Fungsi Reproduksi

Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4) Fungis Ekonomi

Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan ,pakaian, perumahan, dan lain-
lain.

5) Fungsi Perawatan Keluarga

Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlidungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan.


Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan
memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

7
Menurut Undang-Undang 1992 membagi Fungsi Keluarga sebagai berikut :

1) Fungsi keagamaan

Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga,
menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari bagi seluruh
anggota keluarga,memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman
ajaran agama, melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang
tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat, membina rasa, sikap ,dan praktik
kehidupan beragama.

2) Fungsi Budaya

Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya masyarakat dan
bangsa yang ingin dipertahankan, membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan
budaya asing yang tidak sesuai, membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,membina tugas
keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan kompromi/adaptasi dan praktik
(positif) serta globalisasi dunia, membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang
dengan budaya masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.

3) Fungsi Cinta Kasih

Menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada diantara anggota
keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal dan terus
menerus,membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga maupun antara
keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif, membina praktik
kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam keluarga secara serasi, selaras dan
seimbang, membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

4) Fungsi Perlindungan

Memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari rasa tidak aman
yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga, membina keamanan keluarga baik fisik
maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun
dalam, membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

5) Fungsi Reproduksi

Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota
keluarga maupun keluarga sekitarnya, memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah
pembetukan keluarga dalam hal usia , kedewasaan fisik dan mental, mengamalkan kaidah-
kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan jangka waktu melahirkan, jarak antara
kelahiran dua anak , dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga, mengembang

8
kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.

6) Fungsi Sosialisasi

Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan


dan sosialisasi anak yang pertama dan utama, menyadari ,merencanakan , dan menciptakan
kehidupan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari
berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun
sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu
dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental,
yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja
bermamfaat positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk perkembangan dan kematangan
hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

7) Fungsi Ekonomi

Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam kehidupan keluarga dalam rangka
menopang perkembangan hidup keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi
keserasian, keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga,
mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiaanya terhadap anggota
rumah tangga bejalan serasi , selaras ,dan seimbang , membina kegiatan dan hasil ekonomi
keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

8) Fungsi Pelestarian Lingkungan

Membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan internal keluarga, membina


kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi, selaras, dan seimbang
antara lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.

L.O 1.3 Memahami dan Menjelaskan Peran Keluarga.

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan


dengan posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah
sebagai berikut:

o Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.
o Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota
masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
o Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.

9
Friedman (2002) membagi lima peran kesehatan dalam keluarga yaitu :

o Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota.


o Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
o Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
o Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
o Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada.

L.O 1.4 Memahami dan Menjelaskan Struktur Keluarga.

1) Dominasi jalur hubungan darah


a. Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.Suku-suku di Indonesia
rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
b. Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku
yang yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a. Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak
suami.
b. Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak
istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a. Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b. Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

10
Ciri-ciri struktur keluarga

1) Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga memiliki


peran dan pungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.Organisasi yang
baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling
ketergantungan dalam mencapai tujuan.

2) Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota
keluarga.

4) Perbedaan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai
pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.

L.O 1.5 Memahami dan Menjelaskan Hak & Kewajiban Keluarga.

Hak dan Kewajiban anatara orang tua dan anak serta hak kewajiban antara orang tua menurut
undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan
Pasal 45
1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya.
2) Kewajiban orang tua yang di maksud ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak ini
kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban mana berlaku terus meskipun
perkawinan antara kedua orang tua putus.
Pasal 46
1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik.
2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya,orang tua
dan keluarga dalam garis lurus ke atas,bila mereka itu memerlukan bantuannya.
Pasal 47
1) Anak yang belum mencapai umur 18(delapan belas) tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama mereka
tidak di cabut dari kekuasaannya.
2) Orang tua mewakili anak tersebut mengenai perbuatan hukum di dalam dan di luar
pengadilan.
Pasal 48
1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-
barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18(delapan belas) tahun
atau belum melangsungkan perkawinan kecuali apabila kepentingan anak itu
menghendakinya.

11
Pasal 49
1) Salah seorang atau kedua orang tua dapat di cabut kekuasaannya terhadap seorang
anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain
keluarga anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung yang telah dewasa
atau pejabat yang berwenang dengan keputusan Pengadilan dalam hal-hal :
a. Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya.
b. Ia berkelakuan buruk sekali.
2) Meskipun orang tua di cabut kekusaannya, mereka masih berkewajiban untuk
memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut.
L.O 1.6 Memahami dan Menjelaskan Bentuk Keluarga.

1. TRADISIONAL :

a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.

c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.

d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.

e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua
(kakak-nenek), keponakan, dll).

f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).

g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).

h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.

i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).

j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

12
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari orang
dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian
atau ditinggal mati.

2. NON-TRADISIONAL :

a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan
anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri.

c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup bersama berganti-
ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).

f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.

g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah


tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.

i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.

k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

Genogram

Definisi : genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan

13
informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.
Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan
keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.

Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak,
keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga
terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga,
hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan.
Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan
(abuse) di dalam keluarga.

Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang
saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.

Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :

1) Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik dan
mental di dalam keluarga.

2) Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi.

14
Simbol dalam genogram

Sumber?

15
Simbol Dalam Genogram

L.O 1.7 Memahami dan Menjelaskan Siklus Kehidupan Keluarga.

Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga
sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan
yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.

Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan
variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan
status pekerjaan kepala keluarga.

16
TAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS HIDUP KELUARGA

Dalam ilmu kependudukan biasanya dikenal dengan 6 tahap siklus hidup keluarga, yaitu :

1) Tahap Tanpa Anak

Dimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak pertama.

2) Tahap Melahirkan (Tahap Berkembang)

Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.

3) Tahap Menengah

Dimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak sulung meninggalkan rumah atau menikah

4) Tahap Meninggalkan Rumah

Dimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai anak bungsu meninggalkan rumah
(perkawinan biasanya dianggap meninggalkan rumah).

5) Tahap Purna Orang Tua

Dimulai dari saat anak bungsu meninggalkan rumah, hingga salah satu pasangan meninggal
dunia.

6) Tahap Menjanda/Menduda

Dimulai dari saat meninggalnya suami atau istri, hingga pasangannya meninggal dunia.

Siklus hidup keluarga dalam ilmu kependudukan dipandang penting, karena lima alasan
pokok sebagai berikut :

1) Menunjukan interaksi antara anggota keluarga. Peristiwa-peristiwa seperti kelahiran,


kematian, dan perubahan umur atau status anak, tidak hanya mempengaruhi individu-individu
yang bersangkutan, tetapi juga anggota keluarga yang lain.

2) Memperjelas pengaruh yang kontinu dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap-
tahap awal siklus terhadap kehidupan keluarga sampai akhir siklus tersebut.

3) Menghilangkan konsepsi yang salah tentang keluarga, misalnya pandangan bahwa


keluarga hanya melewati satu atau dua tahap tertentu saja.

4) Merupakan suatu ringkasan yang penting tentang pengaruh gabungan faktor-faktor


fertilitas, mortalitas, nupsialitas dengan faktor-faktor ekonomi dan kebudayaan.

5) Dapat menjelaskan bermacam-macam variasi kegiatan sosial demografi dan sosial


ekonomi.

17
Menurut Neighbour (1985) tahapan, tugas dan masalah yang menjadi isu penting dalam
setiap tahapan siklus kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :

1) Tahap Perkawinan

2) Tahap Melahirkan Anak

3) Tahap Membesarkan Anak-Anak Memasuki Sekolah Dasar

4) Tahap Membesarkan Anak-Anak Usia Remaja

5) Tahap Keluarga Mulai Melepaskan Anak-Anak

6) Tahap Tahun-tahun Pertengahan

7) Tahap Usia Tua

MODEL SIKLUS HIDUP KELUARGA

Tahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:

1) Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional

Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga
lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan
keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional
adalah:

- Tahap I: Bachelor

Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.

- Tahap II: Honeymooners

Pasangan muda yang baru menikah.

- Tahap III: Parenthood

Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.

- Tahap IV: Postparenthood

Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup
bersama.

- Tahap V: Dissolution

Salah satu pasangan sudah meninggal.

2) Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditional

a. Family Household

18
1. Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh
pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.

2. Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun – menikah terlalu lama dikarenakan karir
dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.

3. Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).

4. Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.

5. Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak diluar
pernikahan.

6. Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.

7. Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk menghindari
biaya yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau cucu yang
cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.

b. Non-Family Household

1. Pasangan tidak menikah

2. Perceraian tanpa anak

3. Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak
menikah

4. Janda atau duda

L.O 1.8 Memahami dan Menjelaskan Dinamika Keluarga.

Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut dapat
diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupunkelompok sosial
yang sama.

Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya dan
juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga
diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien. Ada empat
aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga

 Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiriyang
biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
 Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapatdan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
 Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimanamereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistemnilai keluarga.
 Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan
institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat

19
L.I 2. Memahami dan Menjelaskan Rumah Sehat.

L.O 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rumah Sehat.

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah
yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

L.O 2.1 Memahami dan Menjelaskan Ciri Rumah Sehat.

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :


829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain sebagai berikut :

 Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3.


 Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam.
 Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg.

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

b. Dinding

 Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan
sirkulasi udara.
 Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan.

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus¬ dilengkapi dengan
penangkal petir.

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga,
ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

20
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian
ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C.

b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%.

c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam.

d) Pertukaran udara.

e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam

f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3.

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan
tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran
terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur
dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan


dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara

21
mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak
dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah
yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung
dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :

1. Mencegah terjadinya penyakit.

2. Mencegah terjadinya kecelakaan.

3. Aman dan nyaman bagi penghuninya.

4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial.

L.I 3. Memahami dan Menjelaskan Faktor – Faktor yang mempengaruhi kesehatan dalam
keluarga.

Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu (host), faktor
agen penyakit, dan faktor lingkungan.

Factor host

Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit. Resiko internal:

• Genetic

• Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua cenderung lebih perhatian
terhadap anggota keluarga yang lain

• Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah meneriam informasi


sehingga makin banyak penetahuan yang dimiliki

• Pekerjaan

• Sex

• Fisiologi tubuh

• Keadaan imunologia

• Tingkah laku

Resiko eksternal

• Lingkungan

• Kebudayaan

• Kepercayaan

• Ras

22
• Social ekonomi

Factor agen

Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit

Factor yang mempengaruhi :

Factor nutrisi

• Kimiawi

• Fisik

• Biologis

• Unhealthy behaviour

Factor lingkungan

Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,
biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara keseluruhan memang
mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh
tersebut dapat dilihat paling tidak pada lima hal :

1. Penyakit keturunan

Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor genetic (fungsi
reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic tersebut, yang antara
lain muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahmi
bahwa orang tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.

2. Perkembangan bayi dan anak

Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai kemampuan
mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman membuktikan jika bayi dan anak
tersebut maka perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan
fisik maupun perilakunya.

3. Penyebaran penyakit

Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka tidaklah sulit
diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit tersebut.

4. Pola penyakit dan kematian

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo membujang atau
bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung memperlihatkan angka penyakit dan
kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang berkeluarga.

23
5. Proses penyembuhan penyakit

Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis jauh lebih baik
pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada keluarga dengan fungsi keluarga
yang sakit.

L.I 4. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami.

Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan


keluarganya sesuai dengan syari’at Islam yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.
Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah kepada
Allah serta semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam sebagaimana
telah dicontohkan Rasulullah SAW. Menurut HammudahAbdul Al-Ati dalam bukunya “The
Family Structure in Islam” definisi keluarga dilihat secara operasional adalah: “Suatu struktur
yang bersifat khusus yang satu sama lain mempunyai ikatan khusus, baik lewat hubungan
darah atau pernikahan. Perikatan itu membawa pengaruh pada adanya rasa “saling berharap”
(mutual expectation) yang sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan dengan kekuatan hukum
serta secara individual saling mempunyai ikatan batin”.

Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas suami istri dan
anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Namun demikian
menurut Abdul Al ‘Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka tempat tinggal.
Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal yang sama. Adanya
rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari unsur tempat
tinggal.

Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan masyarakat
adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan hikmahNya
telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan
tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia
mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)

 Hak dan Kewajiban Anak

Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua

Pada dasarnya, kewajiban seorang anak merupakan hak bagi orang tua begitu pula sebaliknya
hak anak adalah merupakan kewajiban dari orang tua sendiri. Diantara kewajiban anak untuk
berbakti pada orang tuanya dibagi menjadi dua yaitu ketika mereka masih hidup dan sesudah
mereka wafat.

A. Saat Orang Tua Masih Hidup

1) Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah.

24
Ta’at, patuh dan hormat pada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak
Adam(manusia). Sedangkan mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan,
kecuali jika mereka menyuruh untuk berbuat syirik atau bermaksiat kepada Allah. Allah
berfirman, artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….”

Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya
ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan”. Adapun contoh bentuk ketaatan pada orang
tua diantaranya:

a) Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan.

b) Memberikan sesuatu yang diinginkan orang tua baik yang diminta atupun tidak.

c) Segera mendatangi panggilan orang tua.

d) Melaksanakan semua perintah orang tua asalkan buka perintah maksiat.

e) Tidak membentak, menghardik, memukul bahkan membunuh orang tua meskipun orang
tua salah.

Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagia bentuk. Di antara
bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang dapat
menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau dengan ucapan ‘ah’, tidak mengeraskan
suara melebihi suara mereka, mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi.

2) Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagai bentuk. Diantara
wujud lain dari pada bakti pada orang tua diantaranya:

a) Tidak berkata “ah” dan tidak mengeraskan suara melebihi suara orang tua

b) Tidak mendahului jalan orang tua

c) Mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi

d) Tidak berkata kasar

3) Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.

Amat penting kedudukan izin kepada orang tua dalam masalahjihad. Seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku
boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai kedua
orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara
berbakti) kepada keduanya’.

4) Memberikan nafkah kepada orang tua

Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang membahas tentang hal ini adalah Al Baqarah ayat 15
dan Ar-Rum ayat 38. Rasulullah SAW. pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia
25
berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi SAW. bersabda, “Kamu dan hartamu
adalah milik ayahmu.”

Oleh sebab itu, hendaknya seorang anak tidak bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang
menyebabkan keberadaan dirinyaatas izin Allah, memeliharanya ketika kecil, serta telah
berbuat baik kepadanya.

5) Memenuhi sumpah/nadzar kedua orang tua

Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat
perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena
hal itu termasuk hak mereka.

6) Mendahulukan berbakti kepada ibu dari pada ayah.

‫حدثناقتيبةبنسعيد‬: ‫عنأبيهريرةرضياللهعنهقال‬،‫عنأبيزرعة‬،‫عنعمارةبنالقعقاعبنشبرمة‬،‫حدثناجرير‬:
‫جاءرجإللىرسوالللهصلىاللهعليهوسلمفقال‬: ‫منأحقالناسبحسنصحابتي؟قال‬،‫يارسوالهلل‬: (‫)أمك‬. ‫قال‬: ‫ثممن؟قال‬: (‫)ثمأمك‬. ‫قال‬:
‫ثممن؟قال‬: (‫)ثمأمك‬. ‫قال‬: ‫ثممن؟قال‬: (‫)ثمأبوك‬.‫وقاالبنشبرمةويحيىبنأيوب‬: ‫حدثناأبوزرعة‬: ‫مثله‬.

Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang
paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu
bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali
bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi? Tanyanya.
“Ayahmu,” jawab beliau.”

Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu dari pada ayah. Sebab, menaati ayah lebih
didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan
syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.

7) Mendahulukan berbakti pada orang tua dari pada berbuat baik pada istri

Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di
dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik
mereka, di antara amal mereka, ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang
tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan. Begitupula dengan kisah Alqomah

8) Mendo’akan kedua orang tua.

Merupakan perihal yang sangat urgen sebab do’a juga merupakan wujud ungkapan
terimakasih anak terhadap orang tua. Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kewajiban
mendoakan keduanya salah satunya adalah firman Allah SWT :

‫يرا‬
ً ‫ص ِغ‬
َ ‫ار َّب َيا ِني‬ ْ ‫َالرحْ َم ِة َوقُ ْل َر ِب‬
َ ‫ِّار َح ْم ُه َما َك َم‬ َّ ‫ضلَ ُه َما َجنَا َحالذُّ ِ ِّل ِمن‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخ ِف‬

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil".

9) Memelihara orang tua

26
Ayat yang membahas tentang hal ini adalah surat Al-Isra’ ayat 23 dan Al-Ahqaf ayat 15

B. Ketika Orang Tua Telah Meninggal

Ada beberapa kewajiban yang dilakukan anak terhadap orang tuanya ketika mereka sudah
tiada diantaranya:

1) Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan untuknya, karena ini merupaka bukti
kebaktian anak terhadap orang tuanya sebelum dikebumikan.

2) Memohonkan ampun untuk keduanya. Karena do’a yang yang masih bisa menjadi amal
jariyah adalah do’a anak sholeh terhadap orang tuanya. Namun anak yang dimaksud anak di
sini tidak hanya anak kandung saja tapi anak tiri, ataupun anak angkatpun bisa. Karena dalam
doa kita juga dianjurkan untuk mendoakan semua orang muslim.

3) Melanjutkan amalan baik yang belum sempat dilakukan mereka semasa hidup karena
demikian itu akan menjadi amalan jariyah bagi orang tua meskipun telah memenuhi
panggilanya.

4) Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang belum terlaksana.

5) Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang
anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya
meninggal”.

6) Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah

Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya
yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya
setelah ia meninggal.”

Hak-hak yang harus diperoleh anak

1) Hak Mendapatkan Rasa Kasih Sayang

Banyak hal yang bisa menjadi ungkapan kasih sayang, hal yang demikian tak ditinggalkan
oleh syariat, hingga didapati banyak contoh dari Rasulullah SAW, bagaimana beliau
mengungkapkan kasih sayang kepada anak-anak.

Satu contoh yang beliau berikan adalah mencium anak-anak. Bahkan beliau mencela orang
yang tidak pernah mencium anak-anaknya. Kisah-kisah tentang ini bukan hanya satu dua. Di
antaranya dituturkan oleh shahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:

ُ ‫فَقَ َاالأل َ ْق َر‬،‫سا‬


‫ع‬ ً ‫يجا ِل‬ ُ ‫سلَّ َم ْال َح َسنَ ْب َنعَ ِليِ َِّو ِع ْندَهُاأل َ ْق َر‬
َ ‫ع ْبنُ َحابِسِالتَّ ِمي ِْم‬ َ ‫صلىَّالل ُهعَلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫س‬
َ ‫واللل ِه‬ ُ ‫قَبَّلَ َر‬ : ‫َالولَ ِد َماقَب َّْلت ُ ِم ْن ُه ْمأ َ َحدًا‬
َ ‫إِنَّ ِل ْيعَ ْش َرة ً ِمن‬ .
‫سلَّ َمث ُ َّمقَا َل‬
َ ‫صلىَّالل ُهعَلَ ْي ِه َو‬
َ ‫واللل ِه‬ ُ ‫س‬ ُ ‫ظ َرإِلَ ْي ِه َر‬
َ َ‫فَن‬: ‫ َم ْنالَيَ ْر َح ْمالَي ُْر َح ْم‬.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan bin 'Ali, sementara Al-
Aqra' bin Habis At-Tamimi sedang duduk di sisi beliau. Maka Al-Aqra' berkata, "Aku
27
memiliki 10 anak, namun tidak ada satu pun dari mereka yang kucium." Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandangnya, lalu bersabda, "Siapa yang tidak
menyayangi, maka dia tidak akan disayangi."

Kalaulah dibuka perjalanan para pendahulu yang shalih dari kalangan shahabat radhiallahu
'anhum, hal ini pun ditemukan di kalangan mereka. Bahkan dilakukan oleh shahabat yang
paling mulia, Abu Bakr Ash-Shiddiqradhiallahu 'anhu. Ketika Abu Bakr radhiallahu 'anhu
tiba di Madinah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hijrah, dia mendapati
putrinya, 'Aisyah radhiallahu 'anha sakit panas. Al-Barra' bin 'Azibradhiallahu 'anhu yang
menyertai Abu Bakr saat menemui putrinya mengatakan:

َ َ‫ط ِجعَةٌقَدْأ‬
‫فَ َرأ َ ْيتُأَبَاهَايُ َقبِِّلُ َخدَّ َه َاوقَاَل‬،‫صابَتْ َها ُح َّمى‬ َ ِ‫فَإِذَا َعائ‬،‫ فَدَخ َْلت ُ َمعَأَبِ ْيبَ ْك ٍر َعلَىأ َ ْه ِل ِه‬: ‫َك ْيفَأ َ ْن ِتيَابُنَيَّة؟‬
ْ ‫شةُا ْبنَت ُ ُه ُم‬
َ ‫ض‬

"Kemudian aku masuk bersama Abu Bakr menemui keluarganya. Ternyata 'Aisyah putrinya
sedang berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku melihat ayah 'Aisyah mencium pipinya
dan berkata, 'Bagaimana keadaanmu, wahai putriku?'."

Inilah kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang ayah yang paling mulia
di antara seluruh manusia. Tak segan-segan beliau mendekap dan mencium putra-putri dan
cucu-cucunya. Begitu pun yang beliau ajarkan kepada seluruh manusia.

2) Hak untuk memperoleh kehidupan

Problematika perekonomian seakan menjadi momok yang menakutkan bagi calon orang tua
bahkan orang tua sekalipun. Banyak sekali orang tua yang mnelantarkan anak yang telah
dilahirkan sendiri dari rahimnya. Bahkan tak sedikit pula yang membiarkan anaknya
merasakan kehidupan dunia ini.

Allah berfirman:

“Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi
kepadamu dan kepada mereka.”

3) Hak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)

Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah yang
artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan.

Sebuah riwayat disampaikan oleh 'Umar bin Al-Khaththab radhiallahu 'anhu:

ُ‫ض َعتْه‬ َ ‫طنِ َه َاوأَ ْر‬ ْ ‫صقَتْ ُه ِب َب‬َ ‫س ِب ِيِّأ َ َخذَتْ ُهفَأ َ ْل‬ َ ‫فَإِذَاا ْم َرأَة ٌ ِمنَال‬،‫ي‬
َ ْ‫س ِب ِِّيتِّحْ لُبُثَدَ ْي َهات َ ْسقَىإِذَ َاو َجدَت‬
َ ‫ص ِبيًّافِيال‬ ٌّ ‫سلَّ َم َس ِب‬
َ ‫صلىَّالل َه َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫قَ ِد َم َعلَىالنَّ ِب ِِّي‬ .
‫سلَّ َم‬
َ ‫صلىَّالل ُه َعلَ ْي ِه َو‬َ ُّ‫فَقَ َااللنَّ ِبي‬: ‫ار؟قُ ْلنَا‬
ِ َّ‫ار َحةٌ َولَدَهَافِيالن‬ِ ‫ط‬ َ ‫أَت ََر ْونَ َه ِذ ِه‬ : ُ‫و ِه َيت َ ْقد ُِر َعلَىأ َ ْنالَت َْط َر ُحه‬،
َ َ‫ال‬ . ‫فَقَا َل‬ :
‫لَلَّ ُهأ َ ْر َح ُم ِب ِع َبا ِده ِِم ْن َه ِذ ِه ِب َولَ ِدهَا‬.

"Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ternyata di antara
para tawanan ada seorang wanita yang buah dadanya penuh dengan air susu. Setiap dia dapati
anak kecil di antara tawanan, diambilnya, didekap di perutnya dan disusuinya. Maka Nabi

28
shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, "Apakah kalian menganggap wanita ini akan
melemparkan anaknya ke dalam api?" Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan
kuasa untuk melemparkan anaknya ke dalam api." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita ini terhadap anaknya."

4) Hak untuk mendapat nama yang baik dari orang tua

Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah upaya pendidikan terhadap
anak anak. Ada yang mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’. Ungkapan ini tidak selamanya
benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah do’a. Dengan
memberi nama yang baik, diharapkan anak mampu berperilaku baik sesuai dengan namanya.
Adapun setelah kita berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan baik
pula, namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita kembalikan
kepada Allah SWT. Nama yang baik dengan akhlak yang baik, itulah yang diharapkan oleh
setiap orang tua.

5) Hak mendapat aqiqohan dari orang tua.

Aqiqah hukumnya sunnah muakkadh (sangat dianjurkan) bagi yang mampu melakukannya,
berdasarkan sabda Nabi SAW

"‫كلُّغالمٍ رهينةٌبعقيقته‬: ‫ويسمى‬،‫ويحلق‬،‫"تذبحعنهيومسابعه‬.

“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih paa hari ketujuh (sejak kelahiran
anaknya), lalu dinamai dan dicukur rambutnya.

6) Hak mendapat pendidikan

Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Bahkan ibu
merupakan madrasah awal bagi putra putrinya. Dia senantiasa mendidik anak-anaknya
dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia.
Mendidik anak bukanlah sekedar kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan
tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti
mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu
mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan
menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini
dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Bak dan tidaknya seorang anak
juga ada pengaruhnya terhadap peran orang tua. Karena pada dasarnya anak itu terlahir dalam
keadaan fitrah, jadi yang menjadikan anak tersebut islam ataupun kafir adalah orang tuanya.

 Hak dan Kewajiban Orang Tua

Kewajiban Orang tua kepada Anak

1) Berdoa sebelum bercampur dengan istri, sehingga jika Allah takdirkan dari pencampuran
tadi, si istri hamil, maka anaknya menjadi anak yang soleh.
29
2) Mengikuti rosulullah dalam menyambut kelahiran anak.

3) Tinggal di lingkungan yang islami

4) Memberi nama yang baik

5) Ibu hendaknya Menyusui anaknya

6) Mengasuh dan membimbing anak (bukan diasuh oleh pembantu).

7) Mengkhitan si anak

8) Mengajari alquran, sholat,puasa, adab dan etika

9) Mengajari anak naik kuda, berenang dan memanah.

10) Memberi nafkah dari rezeki yang halal sampai si anak mandiri atau menikah.

11) Memilihkan teman yang baik.

12) Berbuat adil kepada semua anak anaknya.

13) Menjadi contoh yang baik bagi anaknya.

14) Mencarikan pendamping hidup yang sholeh bagi anaknya.

Hak-hak Orang Tua

Yang dimaksud dengan hak-hak orang tua di sini adalah kewajiban-kewajiban yang harus
ditunaikan seorang anak terhadap orang tuanya. Ada banyak hak orang tua atas anak, yang
paling penting di antaranya adalah :

1) Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Hal itu ditunjukkan melalui perkataan,
perbuatan, harta, dan badan.

2) Menaati perintah keduanya kecuali dalam hal-hal yang sifatnya maksiat.

3) Berbicara kepada mereka berdua dengan penuh kelembutan dan sopan santun.

4) Tawadhu’ (rendah diri) dan tidka boleh bersikap sombong di hadapan keduanya.

5) Banyak berdo’a dan memohon ampun untuk mereka berdua, terlebih di saat keduanya
telah meninggal dunia.

6) Memelihara nama baik, kehormatan, dan harta mereka berdua.

7) Melakukan perbuatan yang membuat mereka senang tanpa harus ada perintah terlebih
dahulu.

8) Menghormati teman-teman mereka berdua semasa mereka masih hidup, dan begitu juga
setelah matinya.

30
9) Segera memenuhi panggilan mereka berdua

 Hak dan Kewajiban Antar Keluarga

Hak Kerabat dan Sanak Keluarga

1) Dikunjungi/silaturahim

Dalil hadits: “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya maka
hendaklah dia takut kepada Allah dan bersilaturahim kepada kerabat.” (HR. Ahmad dan Al
Hakim).

2) Selamat dari tangan dan lisannya. Maksudnya adalah tidak digunjingkan dan dianiaya.

3) Bersedekah/memberi hadiah.

“Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memutuskan kekerabatan.” (HR.
Ahmad, Thabrani dan Baihaqi)

L.O 4.1 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga Islami.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat perlu diberdayakan fungsinya agar dapat
mensejahterakan umat manusia.

Dalam Islam fungsi keluarga meliputi :

a. Penerus misi umat Islam

Dalam sejarah, dapat kita lihat bagaimana islam sanggup berdiri tegap dalam menghadapi
berbagai ancaman dan bahaya. Demikianlah berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan
yang bermutu merupakan faktor penting yang telah memelihara keberadaan umat islam yang
sedikit. Pada waktu itu menjadi pendukung islam dalam mempertahankan kehidupannya (
Berkeluarga )

b. Perlindungan terhadap akhlak

Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara pemuda dari
kerusakan dan melindungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah Rasulullah bersabda :
“Wahai pemuda, siapa diantara kalian yang berkemampuan maka menikahlah, karena nikah
lebih melindungi mata dan farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah shoum,
karena shoum itu baginya daalah penenang”. ( HR. AL-Khosah dari Abdullahbin Mas’ud )

c. Wahana pembentukan generasi Islam

Keluarga lah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi anak.

Penyair kondang Hafidz Ibrohim mengatakan :” Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila
engkau mendidiknya berarti engkau telah menyiapkanbangsa yang baik perangainya.” Ibu
sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yaitu

31
menyediakansarana bagi berlangsungnya pendidkan tersebut. Keluarga lah yang menerapkan
sunnah Rasul dari bangun tidur sampai sampai akan tidur lagi. Maka tercipta lah generasi
islam yang handal dan berkualitas

d. Memelihara status sosial dan ekonomi

Dalam pembentukan keluarga, islam mewujudkan ikatan dan persatuan. Dengan adanya
ikatann keturunan maka diharapkan akan mempererat tali persaudaraan anggota masyarakat
dan bangsa.

Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam ( Non Arab ),antara kulit
putih dan kulit hitam, anatara orang timur dengan orang barat. Berdasarkan fakta ini Islam
sudah mendahului semua “system Demokrasi” dalam mewujudkan persatuan ummat

Fungsi ekonomi dalam keluarga akan Nampak. Rasul bersabda : “ Nikahilah wanita, karena
ia akan mendatangkan Maal.” (HR. Abu Dawud, dari Urwah RA). Perkawinan adalah sarana
untuk mendapakan sarana keberkahan dibandingkan dengan bujangan, berkeluarga lebih
hemat ekonomis dan lebih giat dalam mencari nafkah.

e. Menjaga kesehatan

Pernikahan memelihara para pemuda yang sering melakukan kebiasaan onani yang menguras
tenaga dan dapat mencegah penyakit kelamin.

f. Memantapkan spiritual (Ruhiyyah)

Pernikahan sebagai pelengkap dari keimanan dan pelapang jalan menuju sabilillah, hati
menjadi tenang bersih dari berbagi kecenderungan dan jiwa terlindung dari berbagai was was

g. Menegakan keluarga yang Sakinah

Keluarga Sakinah adalah keluarga yang terbentuk dari pasangan yang baik kemudian
menerapakan nilai nilai Islam dalam melakukan hak dan kewajiban rumah tanggasertam
mendidik anak dalam suasana mawadah warohmah. Dan difirmankan Allah SWT dalam
surat Ar-Ruum ayat 21 artinya :

“ Dan diantara tanda-tanda ia ciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar
kamu merasa tenang kepadanya dan dijadikannyadiantaramu rasa cinta dan kasih sayan.
Sesungguhnyadalam hal ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
memikirkan “. (QS. Ar-Ruum : 21).

L.O 4.2 Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat
Anggota Keluarga yang Sakit.

Kewajiban-Kewajiban Orang yg Sakit:

1) Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha Allah
Subhanahu wa Ta’ala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik sangka kepada Rabbnya. Itu
yang lebih baik baginya.

32
2) Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan harap, yaitu
takut akan siksa Allah ‘Azza wa Jalla atas dosa-dosanya dan berharap akan rahmat Allah
‘Azza wa Jalla kepadanya. Sikap ini didasarkan pada hadits dari Anas bin Malik
Radhiyallahu’anhu yang mengatakan:
ْ ِ‫سلَّ َمدَ َخلَعَلَىشَا ٍِّب َوه َُوف‬
‫يال َم ْوتِ َفقَالَ َكيْف‬ َ ‫صلَّىاللَّ ُهعَلَ ْي ِه َو‬َ َّ‫والللَّ ِهأ َ ِنِّيأ َ ْر ُجواللَّ َه َوإِ ِنِّيأَخ ََأَنَّالنَّبِي‬
َ ‫س‬ َ َ‫صلَّىاللَّ ُهع ََت َِجد ُ َكقَالَ َواللَّ ِهي‬
ُ ‫ار‬ َ ‫والللَّ ِه‬
ُ ‫س‬ُ ‫افُذُنُوبِيفَقَالَ َر‬
ََ ‫َاف‬
ُ ‫ووآ َم َن ُه ِم َّمايَخ‬ َ ‫طاهُاللَّ ُه َمايَ ْر ُج‬ ْ َ‫يمثْ ِل َهذ‬
َ ‫اال َم ْو ِطنِإ ِ َّالأ َ ْع‬ ِ ِ‫سلَّ َم َاليَجْ ت َِمعَا ِن ِفيقَ ْلبِعَ ْب ٍدف‬َ ‫لَ ْي ِه َو‬

3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin mati.
Hal ini karena ada hadits Ummul Fadhl Radhiyallahu’anha, bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala ‘Abbas Radhiyallahu’anhu
(paman Rasulullah) menderita sakit, hingga ‘Abbas berangan-angan ingin mati.

4) Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan kepada
yang berhak apabila hal itu mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia berwasiat
(kepada keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam berkata:

‫صا ِل ٌحأ ُ ِخذَ ِم ْن ُهوأعطيصاحبه‬ َ ٌ‫َار َوالد ِْر َه ٌمإِ ْنكَانَلَ ُهعَ َمل‬ ِ ‫ظلَ َمةٌالَ ِخي ِه ِم ْن ِع ْر‬
ٌ ‫ض ِهأ َ ْومالهفليؤدِّهاليهقَب ََْل َ ْنيَأتييومالقيامةاليقبلفيهدِين‬ ْ ‫َم ْنكَانَتْعنده َم‬
‫احبِ ِهفَ ُح ِم َلتعَلَ ْي ِه‬
ِ ‫ص‬ َ ‫َوإِ ْنلَ ْميَ ُك ْنلَ ُهعملصالحأ ُ ِخذَ ِم ْن‬
َ ِ‫سيِِّئَات‬

“Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri[1] atau hartanya,
hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak diterima dinar tidak pula
dirham. Jika ia punya amalan shalih maka diambil darinya lalu diberikan kepada orang yang
punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka diambil dosa-dosa orang yang
bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.”

5) Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda
RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:

ُ‫ص َّيت ُ ُه َم ْكتُوبَةٌ ِع ْندَه‬


ِ ‫الو َو‬ ِ ‫ش ْي ٌءي ُِريدُأَ ْني‬
َ ِ ‫ُوصيَ ِفي ِهإ‬ َ ‫َما َحقُّا ْم ِر ٍئ ُم ْسلِمٍ َيبِيتُلَ ْيلَت َ ْينِولَ ُه‬

“Tidak benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia punya sesuatu
yang ingin diwasiatkannya kecuali semestinya wasiat itu telah ditulis di sisinya.”

Ibnu Umar Radhiyallahu’anhuma berkata: “Tidaklah berlalu satu malam sejak aku
mendengar RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam mengatakan itu kecuali sudah kutulis
wasiatku.” Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim juga Ashabus Sunan maupun
yang lain.

6) Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak menerima
warisan darinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

‫صيَّةُ ِل ْل َوا ِلدَي ِْن‬ ْ ‫ض َرأ َ َحدَ ُك ُما ْل َم ْوتُإ ِ ْنت ََر َك َخي ًْر‬
ِ ‫اال َو‬ َ ‫ُكتِ َبعَلَ ْي ُك ْمإِذَا َح‬
ْ َ‫َو ْاأل َ ْق َر ِبي َن ِب ْال َم ْع ُروفِ َحقًّا َعل‬
َ‫ىال ُمتَّقِين‬

33
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) kematian,
jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya
secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 180)

7) Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.

8) Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang muslim. Jika
tidak ada maka bisa dengan dua orang (yang jujur) non muslim dengan diminta agar
keduanya bersumpah untuk bisa dipercaya apabila ragu akan persaksiannya

9) Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak kerabat yang
berhak menerima warisan dari orang yang meninggalkan warisan itu, maka ini tidak boleh
dilakukan. Karena hal ini sudah dimansukh dengan ayat tentang warisan. Dan telah dijelaskan
pula oleh RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam dengan penjelasan yang paling sempurna,
ketika beliau berkhutbah pada haji Wada’. Kata beliau:

ٍ ‫صيَّةَ ِل َو ِار‬
‫ث‬ َ ‫طى ُكلَّذِي َح ٍقِّ َحقَّ ُه َو‬
ِ ‫الو‬ َ ‫إِنَّاللَّ َهأ َ ْع‬

“Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak,

dan tidak ada wasiat bagi ahli waris.”

10) Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang lain,
seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau berwasiat agar
melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian yang lain. Hal ini disebabkan adanya firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ِ ‫َصيب ٌِم َّمات ََرك َْال َوا ِلدَانِ َو ْاأل َ ْق َربُون َِم َّماقَلَّ ِم ْن ُهأ َ ْو َكث ُ َرن‬
‫َصيبًا َم ْف ُروضًا‬ ِ ‫اءن‬
ِ ‫س‬َ ِّ‫َصيب ٌِم َّمات ََرك َْال َوا ِلدَانِ َو ْاأل َ ْق َربُون ََو ِلل ِن‬
ِ ‫لر َجا ِلن‬
ِّ ِ ‫ِل‬

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi
wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit
atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisaa’: 7)

11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda
RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:

ِّ‫مناحدثفيامرناهذاماليسمنهفهورد‬

“Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang tidak ada
asal darinya, maka ia tertolak.”

12) Ketika banyak terjadi kebid’ahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini. Begitu
pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk kewajiban seorang
muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan (urusan kematiannya) dan agar dikuburkan
berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam), sebagai pengamalan
terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (At-Tahrim: 6)

34
Kewajiban Keluarga Terhadap Orang Sakit

Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya

Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan dan sandaran.
Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa materiil
sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil dan spiritual
sekaligus.

Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk si sakit
ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang menjenguknya)
menaruhperhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh keinginan kepadanya, dan
mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor spiritual ini akan memberikan
kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan penyakit lahiriah. Oleh sebab itu,
menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan
bagian dari pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka pengobatan tidak
seluruhnya bersifat materiil (kebendaan). Karena itu, hadits-hadits Nabawi menganjurkan
"menjenguk orang sakit"

Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan berikanlah
makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (h.r. bukhari)

Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam: 1. Apabila engkau berjumpa
dengannya berilah salam kepadanya. 2. Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya
itu. 3. Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia. 4. Apabila ia bersin, lalu
memuji allah, maka doakanlah ia olehmu. 5. Apabila ia sakit, tengoklah ia, dan apabila ia
meninggal dunia, maka iringkanlah dia. (h.r. muslim)

Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang
sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan
membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya
hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan
tertentu.

Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental
keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan
dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.

Daftar Pustaka

35
 Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta :
EGC.
 Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont,
CA: Thomson Brooks/Cole.
 Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at : http://darussunnah.or.id/artikel-
islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2012, December 20)
 Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islam-
indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html (Last
Update 2012, December 20)
 McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family - Oriented
Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)
 RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Available at : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf (Last Update
2012, December 23)
 Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential ofFamily
Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24)
 Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta:EGC.
 Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
 Undang-Undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :
http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun-1974-
tentang-perkawinan.html (Last Update: 2012, December 19)

36

Anda mungkin juga menyukai