GASTROENTERITIS AKUT
Dengan kata lain Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada daerah usus
yang menyebabkan bertambahnya keenceran dan frekuensi buang air besar (BAB)
lebih dari 3 kali perhari yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan atau kehilangan cairan tubuh yang
berlebihan. Secara klinis Gastro Enteritis dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
3) Diare Kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan
penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau
gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30
hari. Menurut (Suharyono, 2008), diare kronik adalah diare yang bersifat
menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.
3. Etiologi
4. EPIDEMIOLOGI
a. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral
antara lain melalui makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau
kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat
menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko
terjadinya diare perilaku tersebut antara lain :
1) Tidak memberikan ASI (Air Susi Ibu) secara penuh 4-6 bulan pada
pertama kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk
menmderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi AsI penuh dan
beberapa jam pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan
berkembang biak.
tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat
penyimpanan.
5) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang
mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja
ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan
metabolik. Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam
elektrolit.
a. Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus
timbul diare.
b. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
6. Manifestasi Klinik
a. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
pemberiannya.
a) Cairan per oral Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang
dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan
ml=20 tetes).
e) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
rendah
2) Pengobatan dietetik Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
3) Obat-obatan
b. Keperawatan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses
8. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan. 9.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua
perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama,
umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.
b. Riwayat Keperawatan
1) Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh anak meningkat, anoreksia
kemudian timbul diare.
2) Keluhan utama : Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan
menurun. Turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3) Riwayat Perkembangan Ditanyakan kemampuan perkembangan
meliputi :
a) Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial): berhubungan
dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
b) Gerakan motorik halus: berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan
memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya menggambar,
memegang suatu benda, dan lain-lain.
c) Gerakan motorik kasar: berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh. Bahasa: kemampuan memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
c. Riwayat sosial
1) Untuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu
dikaji siapakah yang mengasuh anak?
2) Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman
sebayanya?
d. Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan Ditanyakan keadaan sebelum dan
selama sakit bagaimana? Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi :
1) Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat
a) Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan
tentang kesehatan, pencegahan dan kepatuhan pada setiap
perawatan dan tindakan medis?
b) Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan
kesehatan yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga
yang sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama.
2) Pola nutrisi
a) Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi anak. Ditanyakan
bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi
oleh anak?
b) Makanan apa saja yang disukai dan yang tidak? Bagaimana selera
makan anak? Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari?
3) Pola Eliminasi
a) BAK : ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis
ditanyakan bagaimana warna, bau, dan apakah terdapat darah?
Serta ditanyakan apakah disertai nyeri saat anak kencing.
b) BAB : ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak?
Bagaimana konsistensinya lunak, keras, cair atau berlendir?
4) Pola aktivitas dan latihan –
Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman
sebayanya ? Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam?
Aktivitas apa yang disukai?
5) Pola tidur/istirahat
a) Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa?
Bangun tidur jam berapa? Kebiasaan sebelum tidur,
bagaimana dengan tidur siang?
2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan
a. Keadaan umum: Anak tampak lemah.
b. Sistem pernafasan
Pernafasan lebih cepat dan dalam (kusmaul) karena asidosis
metabolik. Keadaan ini terjadi pada pasien yang mengalami diare
berat dan mengalami gangguan biokimiawi akibat menurunnya ion
HCO3- dan H+.
c. Sistem kardiovaskuler
Nadi cepat > 160 x/mnt dan lemah, TD menurun < 90 mmHg,
muka pucat, akral dingin dan kadang sianosis (waspada syok).
d. Sistem neurologi Penurunan kesadaran bila sudah terjadi dehidrasi
berat, kejang karena terjadi penumpukan natrium dalam serum.
e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, warna urine kuning keruh, konsistensi
pekat (jika terjadi syok hipovolemik).
f. Sistem pencernaan
Mual muntah, diare >3x sehari encer mungkin bercampur lendir
/darah, bising usus meningkat, distensi abdomen, nyeri perut, perut
teraba keras (kram abdomen).
g. Sistem integument
Turgor kulit menurun, selaput mukosa dan bibir kering, kulit
didaerah perianal merah, lecet.
h. Sistem musculoskeletal Kelemahan pada ekstremitas.
3. Diagnostik Test
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis: memeriksa bakteri atau kuman penyebab diare tanpa
pewarnaan.
2) Mikroskopis: memeriksa kuman penyebab diare dengan pewarnaan
dan dengan menggunakan mikroskop mikro. Contoh: diare yang
disebabkan oleh virus atau bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop biasa.
b. Berat jenis plasma untuk menentukkan deficit cairan akibat diare.
c. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama kadar natrium, kalium,
kalsium dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai
kejang).
d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah
(Analisa Gas Darah) mendeteksi adanya asidosis metabolik.
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal. f. Pemeriksaan Darah g. pH darah dan cadangan dikali dan
elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum
untuk menentukan keseimbangan asama basa. h. Doudenal
Intubation Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.
4. DIAGNOSIS KEPERAWATAN