3.1.Data Perencanaan
Dalam penentuan pembebanan pelat digunakan contoh pelat tipe A1 untuk lantai 1
dan 2 dan tipe A1 untuk lantai atap dengan data-data sebagai berikut :
Mutu beton (fc‘) = 30 Mpa β1 = 0,85
SNI 03-2847-2002 pasal 12.2(7(3))
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
Selimut beton atap (Patap) = 20 mm
Selimut beton lantai (Plantai) = 20 mm
SNI 03-2847-2002 pasal 9.7(1(c))
Diameter tulangan (Ф) = 8 mm dan 10 mm
Tebal pelat yang direncanakan :
Tebat pelat lantai 1 dan 2 = 12 cm
Tebal pelat atap = 10 cm
40 x 60
A1 A1
40 x 60
40 x 60
30 x 50 30 x 50
1. Beban Mati (DL) :
Pelat : 0,10 m x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2
Plafond = 11 kg/m2
Penggantung =7 kg/m2
Ducting plumbing = 40 kg/m2
Spesi (1 cm) : 1 x 21 kg/m2 = 21 kg/m2
Aspal (1 cm) : 1 x 14 kg/m2 = 14 kg/m2
DL total = 333 kg/m2
2. Beban Hidup (LL) = 100 kg/m2
Kombinasi pembebanan ( qu ):
Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.1(1)
:
qu = 1,2 DL+ 1,6 LL
= 1,2 x 333+ 1,6 x 100
= 559,6 Kg/m2
Dalam contoh perhitungan pelat ini diambil type A1 pada lantai atap, sedangkan
perhitungan pelat-pelat lainnya disajikan dalam bentuk tabel pada lampiran. Momen-
momen pelat dihitung dengan tabel 13.3.2 PBI 1971 (pelat type II). Pelat dengan dimensi
400 cm x 400 cm.
𝟑𝟎 𝟑𝟎
𝑳𝒚𝒏 = 𝟒𝟎𝟎 − ( + ) = 𝟑𝟕𝟎 𝒄𝒎 = 𝟑, 𝟕 𝒎
𝟐 𝟐
𝟒𝟎 𝟒𝟎
𝑳𝒙𝒏 = 𝟒𝟎𝟎 − ( + ) = 𝟑𝟔𝟎 𝒄𝒎 = 𝟑, 𝟔 𝒎
𝟐 𝟐
𝑳𝒚𝒏 𝟑, 𝟕
𝜷= = = 𝟏, 𝟎𝟑 < 2 → 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐭 𝐝𝐮𝐚 𝐚𝐫𝐚𝐡
𝑳𝒙𝒏 𝟑, 𝟔
Dari tabel didapat momen pada pelat sebagai berikut :
Mlx = 0.001 . qu . Lx2 . X = 0.001 x 559,6 x (3,6)2 x 37,8 = 274,14 kgm
Mtx = -0.001 . qu . Lx2 . X = 0.001 x 559,6 x (3,6)2 x 37,8 = - 274,14 kgm
Mly = 0.001 . qu . Lx2 . X = 0.001 x 559,6 x (3,6)2 x 36,3 = 263,26 kgm
Mty = -0.001 . qu . Lx2 . X = 0.001 x 559,6x (3,6)2 x 36,3 = - 263,26 kgm
Dimana : Mlx = Momen lapangan arah x
Mly = Momen lapangan arah y
Mtx = Momen tumpuan arah x
Mty = Momen tumpuan arah y
X = Nilai konstanta dari perbandingan Ly/Lx
Momen terbesar adalah Mtx = 274,14 kgm.
Kebutuhan penulangan lapangan dan tumpuan di arah memanjang dan melintang :
Mu = 274,14 kgm = 2.741.400 Nmm
b = 1000 mm
tb = 100 mm
Untuk beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau beton tidak langsung
berhubungan dengan tanah dengan tulangan 10 mm, maka tebal selimut beton 20 mm.
Tinggi manfaat :
∅ 8
𝑑𝑥 = 𝑡𝑝 − 𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 − = 100 − 20 − = 76 𝑚𝑚
2 2
∅ 8
𝑑𝑦 = 𝑡𝑝 − 𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 − ∅ − = 100 − 20 − 8 − = 68 𝑚𝑚
2 2
𝑓𝑦 400
𝑚= ′
= = 15,69
0,85𝑓𝑐 0,85𝑥30
0,85. 𝑓𝑐′ . 𝛽1 600 0,85.30.0,85 600
𝜌𝑏 = ( )= ( ) = 0,0325
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦 400 600 + 400
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75. 𝜌𝑏 = 0,75𝑥0,0325 = 0,0244
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 9.12.2.1 untuk pelat yang menggunakan tulangan
polos atau ulir mutu fy = 400 MPa maka rasio tulangan minimum : 𝜌𝑚𝑖𝑛 =0,0018.
Syarat : 𝜌𝑚𝑖𝑛 ≤ 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ≤ 𝜌𝑚𝑎𝑥
A. Penulangan Tumpuan :
Momen tumpuan arah x dan arah y yang dipakai untuk perhitungan adalah momen
terbesar :
Mtx = 274,14 kgm = 2.741.400 Nmm
𝑀𝑢𝑡𝑥 2.741.400
𝑀𝑛𝑡𝑥 = = = 3.426.750 𝑁𝑚𝑚
∅ 0,80
𝑀𝑢 3.426.750
𝑅𝑛 = = = 0,609
∅. 𝑏. 𝑑𝑥 1000𝑥752
2
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛 1 2𝑥15,69𝑥0,609
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )= (1 − √1 − ) = 1,54𝑥10−3
𝑚 𝑓𝑦 15,69 400
Kesimpulan :
Untuk plat atap:
- Arah x menggunakan tulangan Ф8-150 (As pasang = 335,1 mm2).
- Arah y menggunakan tulangan Ф8-150 (As pasang = 335,1 mm2).
252
Dan tidak boleh lebih dari : 300 x
𝑓𝑠
fy = 400 MPa
Cc = 40 mm
∅𝑡𝑢𝑙 = 8 𝑚𝑚
fs = 0,6 x 400 = 240 MPa
dc = 40 + 8/2 = 44 mm
𝐴 = 2 𝑥 𝑑𝑐 𝑥 𝑆 = 2 𝑥 44 𝑥 250 = 22000 𝑚𝑚2
3
𝑍 = 240 √2𝑥442 𝑥250
𝑍 = 24730,44 𝑁 ⁄𝑚𝑚 ≤ 30000 𝑁⁄𝑚𝑚 …………….Ok !
Untuk pelat lantai dipakai nilai β = 1,2
Lebar retak = 11 𝑥 10−6 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑠 3√𝑑𝑐 𝑥 𝐴
3
= 11 𝑥 10−6 𝑥 1,2 𝑥 240 √44 𝑥 22000
= 0,3234 mm < 0,40 mm …………….Ok !
Spasi maksimum di permukaan tarik :
95000
𝑆= − 2,5 𝑥 40 = 295,83 𝑚𝑚
240
Atau :
252
𝑆 = 300 𝑥 = 315 𝑚𝑚
240
2. Pelat Atap type A2
4000 4000
30 x 50 30 x 50
2750
A2 A2
40 x 60
40 x 60
40 x 60
20 x 35 20 x 35
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛 1 2𝑥15,69𝑥0,609
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )= (1 − √1 − ) = 1,54𝑥10−3
𝑚 𝑓𝑦 15,69 400
Kesimpulan :
Untuk plat atap:
- Arah x menggunakan tulangan Ф8-150 (As pasang = 335,1 mm2).
- Arah y menggunakan tulangan Ф8-150 (As pasang = 335,1 mm2).
252
Dan tidak boleh lebih dari : 300 x
𝑓𝑠
fy = 400 MPa
Cc = 40 mm
∅𝑡𝑢𝑙 = 8 𝑚𝑚
fs = 0,6 x 400 = 240 MPa
dc = 40 + 8/2 = 44 mm
𝐴 = 2 𝑥 𝑑𝑐 𝑥 𝑆 = 2 𝑥 44 𝑥 250 = 22000 𝑚𝑚2
3
𝑍 = 240 √2𝑥442 𝑥250
𝑍 = 24730,44 𝑁 ⁄𝑚𝑚 ≤ 30000 𝑁⁄𝑚𝑚 …………….Ok !
Untuk pelat lantai dipakai nilai β = 1,2
Lebar retak = 11 𝑥 10−6 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑠 3√𝑑𝑐 𝑥 𝐴
3
= 11 𝑥 10−6 𝑥 1,2 𝑥 240 √44 𝑥 22000
= 0,3234 mm < 0,40 mm …………….Ok !
Spasi maksimum di permukaan tarik :
95000
𝑆= − 2,5 𝑥 40 = 295,83 𝑚𝑚
240
Atau :
252
𝑆 = 300 𝑥 = 315 𝑚𝑚
240
3.3.Perencanaan Pelat Lantai 1 dan lantai 2
3. Pelat Lantai Type A1
4000 4000
30 x 50 30 x 50
4000
40 x 60
A1 A1
40 x 60
40 x 60
30 x 50 30 x 50
Penulangan Tumpuan :
Momen tumpuan arah x dan arah y yang dipakai untuk perhitungan adalah momen
terbesar :
Mtx = 4.381.600 Nmm
𝑀𝑢𝑡𝑥 4.381.600
𝑀𝑛𝑡𝑥 = = = 5.477.000 𝑁𝑚𝑚
∅ 0,80
𝑀𝑢 5.477.000
𝑅𝑛 = = = 0,607
∅. 𝑏. 𝑑𝑥 1000𝑥952
2
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛 1 2𝑥15,69𝑥0,607
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )= (1 − √1 − ) = 1,54𝑥10−3
𝑚 𝑓𝑦 15,69 400
I. Penulangan Lapangan :
Lapangan arah x
Karena yang diambil paling terbesar jadi untuk penulangan arah x mengikuti momen
yang terbesar yaitu Mlx = Mtx = 4.381.600 Nmm. Jadi tulangan yang dipakai Ф8-250 (As
pasang = 200,1 mm2).
Lapangan arah y
Karena yang diambil paling terbesar jadi untuk penulangan arah y mengikuti momen
yang terbesar yaitu Mlx = Mtx = 4.381.600 Nmm. Jadi tulangan yang dipakai Ф8-250 (As
pasang = 200,1 mm2).
K. Kontrol Lendutan
Dalam peraturan SNI 03-2847-2002 Ps. 11.5.1.3.1. tabel 9 disebutkan batas lendutan
maksimum untuk pelat harus lebih kecil dari :
𝐿𝑛 370
𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛 = = = 2,06 𝑐𝑚
180 180
𝑞𝑢 = 894,4 𝑘𝑔⁄𝑚2 𝑥 1 𝑚 = 894,4 𝑘𝑔⁄𝑚 = 8,944 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚
𝐸𝑐 = 4700√𝑓𝑐′ = 4700√30 = 25742,96 𝑁⁄𝑚𝑚2 = 257429,6 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
1 1
𝐼= 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3 = 𝑥 100 𝑥123 = 14400 𝑐𝑚4
12 12
0
5 𝑞𝑢 𝑥 𝐿4 5 8,944 𝑥 3704
𝛿 =( 𝑥 )=( 𝑥 )
384 𝐸𝐼 384 257429,6 𝑥 14400
𝛿 0 = 0,589 𝑐𝑚 < 𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛 = 2,06 𝑐𝑚 … … . . 𝑶𝑲‼
- Kontrol Retak Pelat Atap
Bila tegangan leleh rencana fy untuk tulangan tarik melebihi 300 MPa, maka
penampang dengan momen positif dan negatif maksimum harus dirasncang
sedemikian hingga nilai z yang diberikan oleh :
𝑍 = 𝑓𝑠3 √2𝑑𝑐2 𝑥𝑠 (SNI 03-2847-2002 Psl 12.6( 4)24)
Tidak melebihi 30 MN/m untuk penampang didalam ruangan dan 25 MN/muntuk
penampang yang dipengaruhi cuaca luar. Kontrol retak dilakukan pada plat atap,
dimana :
fs = Tegangan dalam tulangan yang dihitung pada beban kerja,dapat diambil 60% x
fy
dc = Tebal selimut beton diukur dari serat tarik terluar ke pusat batang tulangan : Cc
+ ½ x Ф tul
S = Jarak antara batang tulangan
Sebagai alternatif terhadap perhitungan nilai z,dapat dilakukan perhitungan lebar retak
yang diberikan oleh :
11 𝑥 10−6 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑠 3√𝑑𝑐 𝑥 𝐴 (SNI 03-2847-2002 Psl 12.6( 4)25)
Nilai lebar retak yang diperoleh tidak boleh melebihi 0,4 mm untuk penampang
didalam ruangan dan 0,3 mm untuk penampang yang dipengaruhi cuaca luar. Selain
itu spasi tulangan yang berada paling dekat dengan permukaan tarik tidak boleh lebih
dari :
95000
S= - 2,5 x Cc (SNI 03-2847-2002 Psl 12.6( 4)26)
𝑓𝑠
252
Dan tidak boleh lebih dari : 300 x
𝑓𝑠
fy = 400 MPa
Cc = 40 mm
∅𝑡𝑢𝑙 = 8 𝑚𝑚
fs = 0,6 x 400 = 240 MPa
dc = 40 + 8/2 = 44 mm
𝐴 = 2 𝑥 𝑑𝑐 𝑥 𝑆 = 2 𝑥 44 𝑥 250 = 22000 𝑚𝑚2
3
𝑍 = 240 √2𝑥442 𝑥250
𝑍 = 24730,44 𝑁 ⁄𝑚𝑚 ≤ 30000 𝑁⁄𝑚𝑚 …………….Ok !
Untuk pelat lantai dipakai nilai β = 1,2
Lebar retak = 11 𝑥 10−6 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑠 3√𝑑𝑐 𝑥 𝐴
3
= 11 𝑥 10−6 𝑥 1,2 𝑥 240 √44 𝑥 22000
= 0,3234 mm < 0,40 mm …………….Ok !
Spasi maksimum di permukaan tarik :
95000
𝑆= − 2,5 𝑥 40 = 295,83 𝑚𝑚
240
Atau :
252
𝑆 = 300 𝑥 = 315 𝑚𝑚
240