PENGEMBANGAN KURIKULUM
Oleh:
Kelompok 6
Dosen pembimbing:
Zulfatmi, S.Ag., M.Ag
BANDA ACEH
2018
Kata Pengantar
Penulis
i
Daftar Isi
BAB II Pembahasan
Daftar Pustak
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa landasan berarti tumpuan, dasar ataupun alas, karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak maupun dasar pijakan. Atau
dapat pula diartikan sebagai asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak.
1
Wojowasito. S. 1972. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Malang: Shinta Dharma. HLm 161
1
pelaksanaan dan penyempurnaan atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pengembangan tersebut.2
Filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos
yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu,
kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang
mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau
kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing
filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan
cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.3
2
H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), Hlm 8
3
Y, Suyitno, Landasan Filosofis Pendidikan, [Berkas PDF]. Diambil dari www.scribd.com
Hlm 5 – 6
4
Y, Suyitno, Landasan Filosofis Pendidikan, [Berkas PDF]. Diambil dari www.scribd.com
Hlm 6
2
kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan suatu kurikulum
lembaga pendidikan.5
a. Landasan Idealisme
Plato adalah tokoh pertama yang mencetuskan ide idealisme. Tokoh-
tokoh yang mendukung aliran idealisme yaitu Georg W. F. Hegel yang berasal
dari Jerman pada abad 19, Ralph Waldo Emerson (1803-1882), Henry David
T. (1817-1862) dan Friedrich Froebel. Penganut Idealisme selanjutnya disebut
sebagai Idealis.
5
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), h. 57
6
Y, Suyitno, Landasan Filosofis Pendidikan, [Berkas PDF]. Diambil dari www.scribd.com
Hlm 7
3
tujuan hidup, dan yang hidup dalam aturan moral yang jelas. Menurut
epistemologis, pengatuhan itu diperoleh dengan cara mengingat kembali
melalui intuisi, sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah melalui
nilai moral imperatif yang bersumber dari realitas yang absolut.
b. Landasan Realisme
Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi
diluar kesadaran ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk dikenal
dengan mempergunakan kemampuan intelektual yang dimiliki
manusia.Menurut realisme hakikat kebenaran itu barada pada kenyataan alam
ini, bukan pada ide atau jiwa.
Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah materi yang
hadir dengan sendirinya, yang tertata dalam hubungan-hubungan di luar
campur tangan manusia. Dan mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu
diperoleh dari pengalaman dan penggunaan akalnya, sedangkan tingkah laku
manusianya diatur oleh hukum alam dan pada taraf yang rendah diatur oleh
kebijaksanaan yang teruji.
c. Landasan Pragmatisme
gmatisme adalah aliran filsafat modern yang lahir di Amerika akhir
abad 19 hingga awal abad 20. Filsafat ini cendrung lebih banyak mengabaikan
hal-hal yang bersifat metafisik tradisional dan lebih banyak terarah pada hal-
hal yang pragmatis kehidupan. Pragmatisme lahir ditengah-tengah situasi
sosial amerika yang dilanda berbagai problem terkait dengan kuat dan
masifnya urbanisasi dan industrialisasi.
4
pragmatisme ini terletak pada metodenya yang sangat empiris dimana sangat
menekankan pada metode dan sikap lebih dari suatu doktrin filsafat yang
sistematis dan menggunakan metode ilmu pengetahuan modern sebagai dasar
dari suatu filsafat.
d. Landasan Pancasila
Bangsa Indonesia memiliki filsafat umum atau filsafat Negara ialah
Pancasila sebagai falsafah Negara, Pancasila patut menjadi jiwa bangsa
Indonesia, menjadi semangat dalam berkarya pada segala bidang.
7
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
8
Y, Suyitno, Landasan Filosofis Pendidikan, [Berkas PDF]. Diambil dari www.scribd.com
Hlm 7 – 8
6
D. Fungsi Landasan Pendidikan
Suatu gedung dapat berdiri tegak dan kuat apabila dinding-dindingnya,
atapnya, dsb. didirikan dengan bertumpu pada suatu landasan (fundasi) yang kokoh.
Apabila landasannya tidak kokoh, apalagi jika gedung itu didirikan dengan tidak
bertumpu pada fundasi atau landasan yang semestinya, maka gedung tersebut tidak
akan kuat untuk dapat berdiri tegak.
Mungkin gedung itu miring dan retak-retak, sehingga akhirnya runtuh dan
berantakan. Demikian pula pendidikan, Pendidikan yang diselenggarakan dengan
suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif
tidak akan terjadi kesalahan – kesalahan yang dapat merugikan, sehingga praktek
pendidikan menjadi efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu,
masyarakat dan pembangunan.
Landasan pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi
para guru dalam melaksanakan praktek pendidikan.9
Secara eksplisit dikatakan bahwa Kurikulum 2013 tidak mengikuti satu aliran
filsafat pendidikan, baik aliran filsafat perenialisme, esensialisme, progresivisme,
maupun rekonstruksionisme, namun mengikuti aliran-aliran filsafat tersebut secara
eklektik.10 Dengan kata lain, landasan filosofis yang digunakan oleh Kurikulum 2013
diambil dari berbagai aliran filsafat pendidikan. Namun kalau didalami lebih lanjut,
menurut hemat penulis kurikulum 2013 bercorak filsafat idealisme, bercorak filsafat
pendidikan perenialisme dan esensialisme.
9
Y, Suyitno, Landasan Filosofis Pendidikan, [Berkas PDF]. Diambil dari www.scribd.com
Hlm 10 - 12
10
Kemendikbud, 2013
7
berubah. Spiritualitas keagamaan, perilaku moral, dan sikap mental yang ideal itu
sama dari jaman dulu sampai sekarang, tinggal mengukuti ajaran yang otoritatif .
8
- Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
- Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
- Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan
yang berbeda
- Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
- Memiliki minat luas dalam kehidupan
- Memiliki kesiapan untuk bekerja
- Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
- Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
c. Persepsi Masyarakat
- Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
- Beban siswa terlalu berat
- Kurang bermuatan karakter
11
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,
(Jakarta, 14 Januari 2014) Hlm 3-5
9
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Kemendikbud, 2013
10