Anda di halaman 1dari 9

3.1.

Hasil Pengamatan Percobaan 3: Pengaruh Suhu


 Diameter Pasir : 0,3 μm
 Level Laju Alir udara : 5
 Level Suhu : 4
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan untuk Level Suhu 4
Waktu Wi T Upstream T downstream V pada titik tertentu (m/s)
(menit) (gr) T wet T dry T wet T dry 1 2 3 4 5 avg
0 799 23 30 26 30 0.2 0.4 0.3 0.2 0.2 0.26
3 798 23.5 30 26 30 0.2 0.4 0.4 0.1 0.2 0.26
6 796 24 30.5 26 30 0.2 0.4 0.4 0.1 0.2 0.26
9 796 26.5 30.5 26.5 31 0.2 0.3 0.4 0.2 0.3 0.28
12 796 26.5 31 26.5 30.5 0.2 0.4 0.4 0.1 0.2 0.26
15 796 27 31 26.5 31 0.2 0.4 0.4 0.2 0.3 0.3

 Diameter Pasir : 0,3 μm


 Level Laju Alir udara : 5
 Level Suhu : 6
Tabel 3.2. Hasil Pengamatan untuk Level Suhu 6
waktu Wi T Upstream T downstream V pada titik tertentu (m/s)
(menit) (gr) T T dry T T dry 1 2 3 4 5 avg
wet wet
0 915 27.5 41 29 41 0.3 0.6 0.7 0 0 0.32
3 915 30 42 31 45 0.3 0.6 0.7 0 0 0.32
6 915 32 45 34 48 0.3 0.7 0.8 0 0 0.36
9 914 35 46 36.5 48 0.3 0.7 0.8 0 0 0.36
12 914 38 47 39.5 49 0.3 0.7 0.8 0 0 0.36
15 913 40 46 41 49 0.4 0.7 0.8 0 0 0.38

4.1. Pengolahan Data Percobaan 3: Pengaruh Suhu


4.1.1. Pengukuran Kandungan Air
Kandungan air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Wi  Wst
Xi 
Ws
(4.1)
dengan
Xi = kandungan air dalam pasir (kg air/kg padatan kering)

1
Wst = berat pasir kering dengan tray (kg)
Wi = berat pasir dalam tray selama pengamatan (kg)
Ws = berat padatan kering (kg)

Tabel 4.1. Perhitungan Kandungan Air Level Suhu 4

Level Suhu 4
Massa Pasir Massa Pasir Kering Massa pasir
t Xi
Basah (gr) dengan tray (gr) kering (gr)
0 799 784 651 0.02304
3 798 784 651 0.02150
6 796 784 651 0.01843
9 796 784 651 0.01843
12 796 784 651 0.01843
15 796 784 651 0.01843

Tabel 4.2. Perhitungan Kandungan Air untuk Level Suhu 6

Level Suhu 6
Massa Pasir
Massa Pasir Massa pasir
t Kering dengan tray Xi
Basah (gr) kering (gr)
(gr)
0 915 912 779 0.00385
3 915 912 779 0.00385
6 915 912 779 0.00385
9 914 912 779 0.00256
12 914 912 779 0.00256
15 913 912 779 0.00128

2
0.025

0.02

0.015
Xi

0.01

0.005

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t (m)

Temperature 4 Temperature 6

Gambar x. Kurva Kandungan Air terhadap Waktu (Percobaan 3)

4.1.2. Perhitungan Laju Pengeringan


Laju pengeringan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

W 1 Wi  Wi 1 1
Ri  
t As t i  t i 1 As
(4.2)
dengan Ri = laju pengeringan (kg air/menit.cm2)
As = luas permukaan penguapan (cm2)
t = waktu pengamatan (menit)

Tabel x. Perhitungan Laju Pengeringan Level Suhu 4

Level Suhu 4
Massa Pasir As Ri
T (min) Δt ΔW
Basah (gr) (cm2) (kg H2O/menit.cm2)
0 3 799 0 472 0.00.E+00
3 3 798 1 472 7.06.E-04
6 3 796 2 472 1.41.E-03
9 3 796 0 472 0.00.E+00

3
12 3 796 0 472 0.00.E+00
15 3 796 0 472 0.00.E+00

Tabel 4.3. Perhitungan Laju Pengeringan Level Suhu 6

Level Suhu 6
Massa Pasir
T (min) Δt ΔW As (cm2) Ri (kg H2O/menit.cm2)
Basah (gr)
0 3 915 0 472 0.00.E+00
3 3 915 0 472 0.00.E+00
6 3 915 0 472 0.00.E+00
9 3 914 1 472 7.06.E-04
12 3 914 0 472 0.00.E+00
15 3 913 1 472 7.06.E-04

1.2.E-03

1.0.E-03
Ri(kg H2O/menit.cm2)

8.0.E-04

6.0.E-04

4.0.E-04

2.0.E-04

0.0.E+00
0.0.E+00 5.0.E-03 1.0.E-02 1.5.E-02 2.0.E-02 2.5.E-02
-2.0.E-04
Xi

Temperature 4 Temperature 6

Gambar x. Kurva Laju Pengeringan Terhadap Kandungan Air (Percobaan 3)

4.1.3. Perhitungan Laju Penguapan


Laju penguapan (mi) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
mi  Vi .. A(H )
(4.3)
dengan
mi = laju penguapan (gr/s)
Vi = kecepatan udara pengering (cm/s)

4
ρ = densitas udara (gr/cm3)
A = luas permukaan penguapan (cm2)
H = selisih kelembaban antara downstream dan upstream.

Tabel 4.4. Perhitungan Laju Penguapan Level Suhu 4

Level Suhu 4
v rata- v rata- T upstream T downstream
ρ A
t rata rata H ups H downs ∆H mi
(g/cm3) (cm2) Twet Tdry Twet Tdry
(m/s) (cm/s)
0 0.26 26 0.00117 472 23 30 0.01479 26 30 0.01964 0.00485 0.06972
3 0.26 26 0.00117 472 23.5 30 0.01555 26 30 0.01964 0.00409 0.05872
6 0.26 26 0.00117 472 24 30.5 0.01613 26 30 0.01964 0.00351 0.05049
9 0.28 28 0.00117 472 26.5 30.5 0.02030 26.5 31 0.02009 -0.00021 -0.00329
12 0.26 26 0.00117 472 26.5 31 0.02009 26.5 30.5 0.02030 0.00021 0.00305
15 0.3 30 0.00117 472 27 31 0.02098 26.5 31 0.02009 -0.00089 -0.01277

Tabel 4.5. Perhitungan Laju Pengeringan Level Suhu 6

Level Suhu 6
v rata- v rata- T upstream T downstream
A
t rata rata ρ (g/cm3) H ups H downs ∆H mi
(cm2)
(m/s) (cm/s) Twet Tdry Twet Tdry

0 0.32 32 0.00117 472 27.5 41 0.01764 29 41 0.02048 0.00284 0.0638


3 0.32 32 0.00117 472 30 42 0.02204 31 45 0.02284 0.0008 0.01797
6 0.36 36 0.00117 472 32 45 0.02501 34 48 0.02838 0.00337 0.08517
9 0.36 36 0.00117 472 35 46 0.03174 36.5 48 0.03486 0.00312 0.07885
12 0.36 36 0.00117 472 38 47 0.03953 39.5 49 0.04322 0.00369 0.09325
15 0.38 38 0.00117 472 40 46 0.04616 41 40 0.04843 0.00227 0.06055

5
1.0.E-01

8.0.E-02

6.0.E-02
mi (g/s)

4.0.E-02

2.0.E-02

0.0.E+00
0.0.E+00 5.0.E-03 1.0.E-02 1.5.E-02 2.0.E-02 2.5.E-02
-2.0.E-02

-4.0.E-02

TemperatureXi4 Temperature 6

Gambar 4.1. Kurva Laju Penguapan Terhadap Kandungan Air (Percobaan 3)

6
ANALISIS

Kandungan Air Terhadap Waktu


2.5.E-02

2.0.E-02

1.5.E-02
Xi

1.0.E-02

5.0.E-03

0.0.E+00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t (m)

Temperature 4 Temperature 6

Pada grafik yang dihasilkan, dapat dlihat bahwa kandungan air pada pasir basah akan
terus berkurang terhadap waktu. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan massa air ke fasa gas.
Kondisi proses dengan suhu 6 akan lebih cepat berkurang daripada kondisi pada suhu 4 karena
suhu yang semakin panas akan meningkatkan laju pengeringan.

Laju Pengeringan Terhadap Kandungan Air

7
1.6.E-03
1.4.E-03

Ri(kg H2O/menit.cm2)
1.2.E-03
1.0.E-03
8.0.E-04
6.0.E-04
4.0.E-04
2.0.E-04
0.0.E+00
0.0.E+00
-2.0.E-04 5.0.E-03 1.0.E-02 1.5.E-02 2.0.E-02 2.5.E-02
Xi
Dari grafik
Temperature 4 Temperature 6
yang telah
diperoleh, terluhat bahwa laju pengeringan mengalami fluktuasi. Pada level suhu 4, laju
pengeringan sempat mengalami peningkaan yang dikarenakan konsentrasi kandungan air yang
menurun, tetapi laju kembali mengalami penurunan dikarenakan kondisi kandungan air yang
kembali konstan. Sedangkan pada level suhu 6, mengalami penurunan dan peningkatan yang
disebebkan oleh banyaknya air yang terdapat pada partikel untuk peningkatan lalu mengalami
penurunan karena kondisi air yang terkandung tidak homogen pada setiap tempat dimana hal ini
dapat mengurang kemampuan pengeringan. Berdasarkan teori, seharusnya laju pengeringan akan
menurun seiring dengan menurunnya kandungan air.

Laju Penguapan Terhadap Kandungan Air


1.0.E-01

8.0.E-02

6.0.E-02
mi (g/s)

4.0.E-02

2.0.E-02

0.0.E+00
0.0.E+00 5.0.E-03 1.0.E-02 1.5.E-02 2.0.E-02 2.5.E-02
-2.0.E-02

-4.0.E-02

TemperatureXi4 Temperature 6

8
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa Laju penguapan pada level suhu 6 lebih tinggi daripada
level suhu 4. Hal ini terjadi karena penguapan air akan lebih meningkat dengan suhu yang tinggi.
Peningkatan laju penguapan yang terjadi pada beberapa proses pengeringan juga dapat
dikarenakan jumlah air yang dapat diupkan pada bagian tertentu oleh aliran udara berjumlah lebih
banyak sehingga molekul air yang terbawa oleh aliran lebih banyak dan laju penguapan pun naik
seiring dengan berkurangnya kandungan air. Tetapi pada kondisi akhir, laju penguapan akan turun
hal ini dikarenakan sudah banyak air yang menguap sehingga jumlah air yang dapat diupkan
selebihnya menjadi berkurang dan laju penguapan pun menurun seiring dengan waktu pada proses
pengeringan dengan alat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai